Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN PENCAHAYAAN

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
DI LABORATURIUM IKM LANTAI 3
UNNES

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Kerja


Dosen pengampu: Drs. Sugiharto, M.Kes

Oleh :
Ardhinka Fitri Ningtiyas 6411409007
Primasiwi Sekar Anggitanti 6411409036
Iffa Failasufa 6411409079
Yuristha Widha Vashra 6411409080
Mustafidah 6411409089
Arinta Puspita Restu 6411409099
Dani Suprapto 6411409116
Victa Sonia 6411409118
Poundra Irawan 6411409132

Kelompok 1

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

PENGUKURAN PENCAHAYAAN
DI LABORATURIUM IKM LANTAI 3
UNNES

I. PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Rabu, 9 Mei 2012
Waktu : Pukul 14.30– 16.00 WIB
Tempat : laboratuim IKM UNNES lantai 3

II. TUJUAN
a. Untuk mengetahui alat pengukuran pencahayaan.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur pencahayaan.
c. Untuk mengetahui intensitas pencahayaan di suatu tempat, dalam hal ini di laboraturium IKM
lantai 3, UNNES.
d. Untuk dapat menganalisa data hasil pengukuran.

III. LATAR BELAKANG


Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda
dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia.
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang
optimal apabila lingkungan kerjanya mendukug. Salah satunya adalah penerangan yang baik.
Di beberapa tempat kerja telah membuktikan bahwa penerangan memberikan dampak positif
seperti peningkatan produksi yang maksimal, tersedianya barang dan jasa, serta perluasan
lingkungan kerja.
Laboratorium adalah salah satu tempat kerja yang digunakan untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan seperti riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah yang dilakukan secara terkendali. Laboratorium ini tentu membutuhkan
penerangan yang baik, agar kegiatan yang dilakukan didalamnya dapat berjalan lancar.
Penerangan yang baik yaitu penerangan yang memungkinkan kita dapat melihat obyek
yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, berikut hal-hal yang
menentukan penerangan yang baik, antara lain:
 Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan
 Pencegahan kesilauan
 Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan
 Arah sinar
 Warna
Penerangan yang buruk yaitu penerangan dimana kita kurang dapat melihat objek yang
dikerjakan secara tidak jelas dan memungkinkan dibantu oleh alat Bantu penglihatan. Pengaruh
yang mengakibatkan penerangan yang buruk, antara lain:
 Kelelahan mata
 Kelelahan mental
 Kerusakan alat penglihatan
 Keluhan pegal disekitar mata
 Bertambahnya kecelakaan
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara pada penurunan
performansi kerja, termasuk kehilangan produktivitas, kualitas kerja rendah, banyak terjadi
kesalahan dan kecelakaan kerja meningkat.
Tingkat pencahayaan dapat diukur dengan menggunakan alat Lux Meter. Lux
meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya cahaya yang
terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Luxmeter atau digital light meter.
2. Lembar data.
3. Alat tulis.
4. Kalkulator.

V. PRINSIP KERJA
Pengukuran intensitas pencahayaan ini memakai alat Luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi
listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakan jarum skala. Untuk alat digital, energi
listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.

VI. CARA KERJA


 Menentukan titik pengukuran
 Melakukan pengukuran lokal, yaitu diatas meja yang ada.
 Melakukan pengukuran umum, yaitu dengan memotong garis horisontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Membedakan jarak tersebut
berdasarkan luas ruangan, antara lain:
1. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: memotong titik garis horisontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 1 (satu) meter.
2. Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: memotong titik garis
horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
3. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: memotong titik horisontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak 6 meter.
 Mempersiapkan alat
 Memasang baterai pada tempatnya.
 Menekan tombol power.
 Mengecek garis tanda pada termometer untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik atau tidak.
 Mengukur penerangan umum
 Membagi ruangan menjadi beberapa titik pengukuran dengan jarak antar titik sekitar 1 meter.
 Melakukan pengukuran dengan tinggi Luxmeter kurang lebih 85 cm di atas lantai dan posisi
photo cell menghadap sumber cahaya.
 Memebaca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
 Mencatat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.
 Mengukur penerangan lokal
 Mengukur pencahayaan pada obyek kerja.
 Membagi obyek kerja menjadi beberapa titik ukur.
 Melakukan pengukuran dengan meletakkan Luxmeter pada obyek kerja.
 Memebaca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
 Mencatat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.
 Mengukur reflektan
 Mengukur intensitas pencahayaan yang jatuh pada bidang ukur dengan meletakkan photo cell
menghadap sumber cahaya.
 Membalik photo cell, kemudian menarik photo cell sampai angka pada display menunjukkan
anka tertinggi. ( Photo Cell menghadap bidang ukur).
 Menghitung reflektan dengan rumus :
Reflektan = B x 100%
A

VII. HASIL PENGUKURAN


1. Pengukuran Umum
 Kondisi Lampu Padam
No. Hasil Pengukuran/ 3 meter2 (ruangan dengan luas 12 x 6 m)
1. 080 075 046 042
2. 095 071 076 067
* Satuan hasil pengukuran adalah Lux
 Kondisi Lampu Menyala
No. Hasil Pengukuran/ 3 meter2 (ruangan dengan luas 12 x 6 m)
1. 072 119 148 130
2. 094 131 150 145
* Satuan hasil pengukuran adalah Lux

2. Pengukuran Lokal
 Kondisi Lampu Padam
Hasil
No. Lokasi Pengukuran
pengukuran (Lux)
1. Meja Dosen 1. 056
2. 055
3. 054
4. 062
5. 058
6. 057
1. 064
2. Meja samping jendela 1 2. 042
3. 051
1. 088
3. Meja samping jendela 2 2. 096
3. 096
4. Meja kursi perkuliahan 1 083
5. Meja kursi perkuliahan 2 069
1. 069
2. 066
3. 068
6. Meja samping dinding
4. 043
5. 041
6. 039

 Kondisi Lampu Menyala


Hasil
No. Lokasi Pengukuran
pengukuran (Lux)
1. 137
2. 137
3. 148
1. Meja Dosen
4. 145
5. 146
6. 141
1. 134
2. Meja samping jendela 1 2. 127
3. 133
1. 121
3. Meja samping jendela 2 2. 121
3. 115
4. Meja kursi perkuliahan 1 123
5. Meja kursi perkuliahan 2 150
1. 080
2. 084
3. 093
6. Meja samping dinding
4. 123
5. 119
6. 112

3. Pengukuran Reflektan (Dinding dan Lantai)


 Kondisi Lampu Padam
Lokasi
No. A (Lux) B (Lux) Reflektan (%)
Pengukuran
1. Dinding A 063 057 90,5
2. Dinding B 077 052 67,5
3. Dinding C 049 026 53,1
4. Dinding D 043 030 69,8
5. Dinding E 032 024 75
6. Dinding F 039 024 61,5
7. Dinding G 041 034 83
8. Dinding H 041 035 85,4
9. Lantai A 017 010 58,8
10. Lantai B 014 007 50
11. Lantai C 027 018 63
12. Lantai D 034 019 56
13. Lantai E 039 020 51,3
14. Lantai F 046 024 52
15. Lantai G 034 021 62
16. Lantai H 029 016 55,2
17. Lantai I 019 010 53
1. 056 1. 028 1. 50
2. 055 2. 032 2. 58
3. 054 3. 031 3. 57
18. Meja Dosen
4. 062 4. 032 4. 52
5. 058 5. 036 5. 62
6. 057 6. 036 6. 63
1. 064 1. 033 1. 52
Meja samping
19. 2. 042 2. 023 2. 55
jendela 1
3. 051 3. 026 3. 51
1. 088 1. 048 1. 54
Meja samping
20. 2. 096 2. 054 2. 56
jendela 2
3. 096 3. 051 3. 53
Meja kursi
21. 083 043 52
perkuliahan 1
Meja kursi
22. 069 035 51
perkuliahan 2
1. 069 1. 041 1. 59
2. 066 2. 046 2. 68
Meja samping 3. 068 3. 042 3. 62
23.
dinding 4. 043 4. 024 4. 56
5. 041 5. 026 5. 15,8
6. 039 6. 025 6. 64

 Kondisi Lampu Menyala


Lokasi
No. A (Lux) B (Lux) Reflektan (%)
Pengukuran
1. Dinding A 069 048 69,6
2. Dinding B 094 078 83
3. Dinding C 098 074 75,5
4. Dinding D 073 062 85
5. Dinding E 104 078 75
6. Dinding F 073 064 87,7
7. Dinding G 047 034 72,3
8. Dinding H 062 044 71
9. Lantai A 084 051 61
10. Lantai B 099 059 60
11. Lantai C 101 059 58
12. Lantai D 077 043 56
13. Lantai E 041 024 58
14. Lantai F 037 022 59
15. Lantai G 039 027 69
16. Lantai H 076 046 60
17. Lantai I 095 054 57
1. 137 1. 074 1. 54
2. 137 2. 080 2. 58
3. 148 3. 081 3. 55
18. Meja Dosen
4. 145 4. 067 4. 46
5. 146 5. 076 5. 52
6. 141 6. 074 6. 52
1. 134 1. 064 1. 48
Meja samping
19. 2. 127 2. 061 2. 48
jendela 1
3. 133 3. 054 3. 41
1. 121 1. 062 1. 51
Meja samping
20. 2. 121 2. 065 2. 54
jendela 2
3. 115 3. 053 3. 46
Meja kursi
21. 123 066 54
perkuliahan 1
Meja kursi
22. 150 082 55
perkuliahan 2
1. 080 1. 046 1. 57
2. 084 2. 052 2. 62
Meja samping 3. 093 3. 054 3. 58
23.
dinding 4. 123 4. 055 4. 45
5. 119 5. 062 5. 52
6. 112 6. 057 6. 51

VIII. HARGA NORMAL/ NAB


Menurut Keputusan Kepala Bapedal No. 113 Tahun 2000 Tentang : Pedoman Umum
Dan Pedoman Teknis Laboraturium Lingkungan, standar minimal penerangan pada
laboraturium adalah 200 LUX (lumen/m2) atau 5 watt/m2.
Nilai reflektan yang dianjurkan menurut Suma’mur P.K adalah :
JENIS PERMUKAAN REFLEKTAN (%)
Langit-langit 80-90
Dinding 40-60
Perkakas 25-45
Mesin dan perlengkapannya 30-50
Lantai 20-40

IX. PEMBAHASAN
Pengukuran pencahayaan yang dilakukan di laboraturium IKM lantai 3, UNNES
dilaksanakan saat cuaca cerah. Ruang laboratorium yang di ukur memiliki luas ruangan sebesar
12 x 6 m2. Pengukuran dilakukan pada keadaan lampu menyala dan lampu padam. Baik pada
keadaan lampu menyala ataupun lampu padam dilakukan 3 jenis pengukuran, yaitu pengukuran
umum, pengukuran lokal, dan pengukuran reflaktan.
Pengukuran umum yang dilakukan pada saat kondisi lampu padam di dapat hasil
pengukuran yaitu 40-95 Lux. Sedangkan hasil pengukuran pada saat lampu menyala adalah
70-150 Lux. Kedua hasil pengukuran umum tersebut belum memenuhi batas minimum
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
Pengukuran lokal dilakukan pada 6 titik, yaitu pada 1 meja dosen, 2 meja samping
jendela, 2 meja kursi perkuliahan, serta 1 meja samping dinding. Pada kondisi lampu padam
di dapat hasil pengukuran yaitu 039-098 Lux. Sedangkan hasil pengukuran pada saat lampu
menyala adalah 080-150 Lux. Kedua hasil pengukuran lokal tersebut belum memenuhi batas
minimum pencahayaan di laboratorium yaitu 200 Lux.
Pengukuran reflektan dilakukan pada beberapa titik, yaitu 8 titik pada dinding, 9 titik
pada lantai, 6 titik pada meja dosen, 6 titik pada dua meja samping jendela, 2 titik pada dua
meja kursi perkuliahan, serta 6 titik pada meja samping dinding.
Pengukuran pada 8 titik dinding saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 61,5 - 90,5 %.
Sedang pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 69,9 – 87,7 %.
Pengukuran pada 9 titik lantai saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 51,3 – 63 %.
Sedang pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 56 - 69 %.
Pengukuran pada 20 titik meja saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 15,8 – 68 %.
Sedang pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 51 – 62 %.
Hasil pengukuran reflektan pada dinding, lantai dan meja tersebut telah melebihi
nilai reflektan yang dianjurkan menurut Suma’mur P.K. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan
karena penggunaan tekstur permukaan yang halus, permukaan yang mengkilat, penggunaan
warna putih pada meja dan lantai. Menurut Birren (1982) menyatakan bahwa warna terang
memantulkan lebih banyak cahaya daripada warna gelap.
Dari hasil pengukuran yang didapatkan, pengukuran umum dan personal, belum
memenuhi batas minimum pencahayaan di laboratorium, hal tersebut di karenakan adanya
salah satu titik ruangan yang tidak terpasang lampunya. Faktor lain yang dapat menyebabkan
pencahayaan pada laboraturium tersebut kurang terang adalah adanya kemungkinan debu atau
kotoran bola lampu atau bola lampu sudah terlalu lama digunakan. Selain itu terdapat
kemungkinan ruangan tidak terlalu terang pada siang hari karena di luar ruangan terdapat
pohon yang cukup besar sehingga menghalangi cahaya matahari yang masuk ke dalam
ruangan.
Pencahayaan di laboraturium sangat dibutuhkan karena pada ruangan ini pekerja
ataupun pengguna laboraturium membutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Pekerjaan
di laboraturium perlu melihat benda – benda yang ukuran sangat kecil.
X. PENUTUP
a. Simpulan
 Pengukuran pecahayaan umum baik lampu padam dan lampu menyala belum memenuhi batas
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
 Pengukuran pencahayaan lokal baik lampu padam dan lampu menyala belum memenuhi batas
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
 Pengukuran reflektan pada dinding melebihi 60%.
 Pengukuran reflektan pada lantai melebihi 40%.
 Pengukuran reflektan pada perkakas melebihi 45%.

b. Saran
 Bagi pengukur konsentrasi, ketelitian dan kesungguhan dalam mengukur perlu
ditingkatkan agar hasil lebih akurat.
 Sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap alat penerangan yang ada seperti
membersihkan debu atau kotoran pada bola lampu atau bola lampu yang sudah lama sehingga
mengurangi intensitas penerangan segera diperbaiki atau diganti.

DAFTAR PUSTAKA

 Herry K., & Eram T.P. 2005. PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN &
KESELAMATAN KERJA. Semarang: UNNES Press
 Keputusan Kepala Bapedal No. 113 Tahun 2000 Tentang : Pedoman Umum Dan Pedoman
Teknis Laboraturium Lingkungan.
Hidayat, Taufik, dkk. 2011. Laporan Hasil Kunjungan Perusahaan PT. Primarindo Asia
Infrastruktur pengaruh Aspek Intensitas Penerangan Terhadap Kesehatan Tenaga Kerja. Balai
kesehatan dan keselamatan kerja.
Diposting 15th May 2012 oleh dani
LUX METER
TUGAS
MATA KULIAH PENGUKURAN LISTRIK
yang dibina oleh Bapak Ahmad Safi’I S.Pd

Oleh Kelompok 9 :
1. Ilham Alif Nur Zehan (140534602719)
2. Miftakul Nur Arifin (140534604053)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
September 2014

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai
dengan pengukuran. Untuk melakukan pengukuran dibutuhkan beberapa alat ukur.
Pengamatan dalam melakukan pengukuran tidak lengkap apabila tidak disertai data kuantitatif
yang didapat dari hasil pengukuran. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai
pengukuran yang berhubungan dengan pencahayaan, serta melakukan pengukuran tingkat
iluminasi dengan menggunakan alat yang dinamakan luxmeter.
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu
tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia
juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini
maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahaya
yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital ataupun
non digital. Lux meter menggunakan sensor cahaya sebagai pendeteksi cahaya. Sensor
diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan
oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang
dihasilkan lebih besar. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua
panjang gelombang. Untuk mengetahui lebih jauh tentang lux meter ini maka di buatlah
makalah ini.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari lux meter.
2. Untuk mengetahui bagian dan fungsi dari lux meter.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja lux meter.
4. Untuk mengetahui cara pengkalibrasian dan prosedur penggunaan lux meter.

BAB II
ISI
2.1. Pengertian Lux Meter
Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk
mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar
intensitas cahaya tersebut dibutuhkan pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui seberapa
besar intensitas cahaya tersebut itu dibutuhkan suatu alat ukur cahaya dapat digunakan untuk
mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux.
Alat ukur cahaya ( lux meter ) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena
pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya
intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap
cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil nilai
yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas
cahaya akan semakin berkuran. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya
menggunakan format digital yang terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar
panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. . Cahaya
akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin
banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.

2.2. Bagian dan Fungsi Luxmeter


Adapun bagian- bagian dari alat lux meter berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :

Keterangan:
 Layar panel : berfungsi menampilkan hasil pengukuran
 Zero Adjust VR : sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
 Tombol On/Off : berfungsi sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
 Tombol Range : tombol kisaran ukuran
 Sensor cahaya : berfungsi sebagai sensor penangkap dan pendeteksi cahaya yang masuk
ke sensor.

2.3. Prinsip Kerja Lux Meter


Lux meter terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor
tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya akan menyinari
sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya
yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Prinsip kerja dari lux meter adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya
satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Cahaya akan menyinari sel foto yang kemudian
akan ditangkap oleh sensor sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik.
Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar. Di dalam
perangkat lux meter ini terdapat suatu penguat yang berfungsi memperkuat arus yang masuk
sehingga arus dapat terbaca. Tanpa penguat arus ini arus yang dihasilkan oleh cahaya tidak
mungkin terbaca karena arus yang dihasilkan sangat kecil. Untuk lux meter digital hasilnya
akan ditampilkan pada layar panel sedangkan untuk lux meter analog arus akan menggerakkan
jarum penunjuk skala.
Sensor cahaya yang digunakan pada lux meter adalah Photo dioda. Photo diode digunakan
sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk
sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai
intensitas diatas 10mW/cm2. Photo dioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi
forward bias, kita dapat memanfaatkan photo dioda ini pada kondisi reverse bias dimana
resistansi dari photo dioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk. Berbagai
jenis cahaya yang masuk pada lux meter baik itu cahaya alami atapun buatan akan
mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan
suhu warna yang berbeda, dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu
pembacaan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang
gelombang yang ditangkap olehsensor photo diode
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD yang format pembacaannya
pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka
8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai karakteristik yaitu menggunakan molekul
asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik
eksternal.

2.4. Prosedur Penggunaan


Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter sangat sederhana. Tidak serumit alat
ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar diperhatikan adalah alat sensornya,karena
sensornyalah yang kan mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor
harus ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar
hasil yang ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai
berikut :
1. Geser tombol ”off/on” kearah On.
2. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol
Range.
3. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan
diukur kuat penerangannya.
4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang bersifat amat sensitif.
Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada temapat yang aman sehingga sensor ini dapat terus
berfungsi dengan baik karena sensor ini merupakan komponen paling vital pada alat ini.
Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah baterainya. Jikalau pada layar panel
menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai yang digunakan harus diganti dengan yang baru. Untuk mengganti
baterai dapat dilakukan dengan membuka bagian belakang alat ini (lux meer) kemudian mencopot baterai yang
habis ini, lalu menggantinya dengan yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini adalah baterai
dengan tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada spesifikasi alatnya.

Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh diruangan yang dengan
kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal maka
dapat dilakukan pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol ”Zero Adjust”.
Langkah-langkah pengkalibrasian yaitu:
1. Tekan tombol ” Zero Adjust”
2. Tutup sensor cahaya (usahakan jangan sampai terkena sinar)
3. Putar skrup sambil memperhatikan display, apabila sudah menampilkan angka nol maka
alat sudah terkalibrasi.
2.5. Pembacaan hasil pengukuran lux meter digital :
Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran
pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan
pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan
pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran
hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti
pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin
mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar
hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.
Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada layar
panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar
panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil
dikalikan 100 lux.
Dalam membaca hasil pengukuran yang ditampilkan pada layar panel, kita harus
memperhatikan range yang dipakai. Pada Lux meter digital ini, terdapat 3 tombol
kisaran range yang dapat dipakai, tergantung intensitas cahaya yang akan diukur dan ketelitian
hasil yang diinginkan, yaitu range A, B, dan C dengan tingkat pembacaan masing-masing 0-
1990, 2000-19990, 20000-50000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan
pengukuran) yang digunakan pada pengukuran.
Apabila kita memilih range A, artinya hanya dapat dilakukan pengukuran dengan kisaran
cahaya kurang dari 2000 lux Apabila kita memilih range B, artinya hanya dapat diakukan
pengukuran dengan kisaran cahaya kurang dari 20000 lux. Apabila kita memilih range C,
artinya hanya dapat diakukan pengukuran dengan kisaran cahaya kurang dari 50000 lux.
Namun apabila kita ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik menggunakan
pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Range atau spesifikasi
Luxmeter ini berbeda-beda, tegantung jenis dan kecanggihan Luxmeter tersebut.
Dalam pengukuran menggunakan range A ( 0-1999) maka pada hasil yang tampil pada
layar panel harus di kalikan 1 lux, bila menggunakan range B (2000-19990) maka pada hasil
yang tampil pada layar panel harus di kalikan 10 lux, dan bila menggunakan range C 20.000-
50.000 maka pada hasil yang tampil pada layar panel harus di kalikan 100 lux.

2.6. Cara membaca hasil pengukuran lux meter analog :


Dalam membaca hasil pengukuran pada lux meter analog yaitu melihat skala yang ditunjuk
oleh penunjuk skala. Pada lux meter ini terdapat dua skala pada dasarnya kedua skala tersebut
sama, tergantung pada pengamat akan menggunakan skala yang mana. Skala yang ”atas”
terdapat 60 skala sedangkan pada skala yang di ”bawah” terdapat 50 skala. Pada tombol putar
terdapat beberapa kisaran yaitu 100, 300, 1000, 3000, dan 10.000.
Nilai setiap skala tergantung dari besarnya kisaran yang digunakan oleh pengamat. Nilai
setiap skala adalah nilai kisaran yang ditunjuk tombol putar dibagi dengan jumlah skala.
Apabila tombol digeser ke arah 100 artinya pada skala ”atas” (60 skala) setiap skalanya
mewakili 1,67 lux sedangkan pada skala ”bawah” (50 skala) setiap skala mewakili 2 lux.

2.7. Kegunaan Lux meter


Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada bidang
arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang
biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada alat available light, reflected lightmeter,
dan incident lightmeter. Selain itu didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat
keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan
alat ini pun dapat digunakan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan mengenai alat ukur lux meter adalah :
1. Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat iluminitas).
2. Alat ini bagian- bagiannya terdiri dari sebuah sensor dengan sel foto (photo diode), dan layar panel.
3. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
 Sensor harus diletakan pada tempat yang tepat (saat melakukan pengukuran) untuk menghasilkan pembacaan yang
akurat.
 Berkenaan dengan sensitifitas sensor yang tinggi, sensor harus ditempatkan pada tempat yang aman.
 Bila pada layar panel tertera ”LO BAT”, sebaiknya baterai harus diganti.
4. Alat ini biasa digunakan pada bidang arsitektur, industri, fotografi, biologi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://unknown-elektromania.blogspot.com/2012/12/luxmeter.html
http://semutitemproduction.blogspot.com/2012/03/luxmeter.html
http://swastikayana.wordpress.com/alat-ukur-luxmeter.html
7 Poin Penting Tentang Penerangan di Tempat Kerja
Sesuai Standar
Apakah penerangan di tempat kerja Anda sudah memenuhi standar? Persyaratan apa yang
harus dipenuhi agar penerangan di tempat kerja dapat dikatakan memadai?

Sumber: ccohs.ca
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja melihat
pekerjaan dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu. Penerangan yang cukup
dan diatur secara baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan nyaman.

#1 Mengapa penerangan yang baik di tempat kerja sangat penting?


Dilansir ilo.org, mayoritas pekerja mengaku penerangan yang buruk di tempat kerja
mengakibatkan mata lelah, kelelahan kerja (fatigue), sakit kepala, stres, dan kecelakaan
kerja. Di sisi lain, penerangan berlebih juga berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan
pekerja seperti silau, sakit kepala dan stres.
Penerangan yang buruk dapat berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan pekerja
Sumber: easilume.co.uk

Seperti sudah dibahas pada paragraf sebelumnya, berbagai studi menunjukkan bahwa
pencahayaan yang baik di tempat kerja dapat berdampak baik pada peningkatan
produktivitas, efisiensi kerja, dan pengurangan kesalahan kerja. Inilah yang membuat
penerangan yang baik di tempat kerja sangat penting diperhatikan manajemen.
Perlu Anda pahami, dalam perbaikan penerangan di tempat kerja bukan berarti Anda harus
memasang banyak lampu di setiap ruangan kerja karena hal itu belum tentu efektif.
Kebanyakan industri atau pabrik mengombinasikan penerangan alami dan buatan untuk
menciptakan penerangan yang lebih baik. Sayangnya, masih banyak juga manajemen
yang kurang memperhatikan bahwa setiap jenis pekerjaan atau area kegiatan
memerlukan tingkat penerangan yang berbeda pula.

#2 Siapa yang bertanggung jawab atas penerangan di tempat kerja?


Menurut Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS), manajemen
puncak dan tim manajemen memiliki kewajiban untuk memastikan penerangan di tempat
kerja sudah memadai dan tidak menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan bagi
pekerja dan orang lain yang berada di tempat kerja.
Pihak manajemen juga bertanggung jawab untuk mengontrol, mengawasi, dan melakukan
penilaian risiko dalam menyediakan penerangan yang baik di tempat kerja. Peninjauan
ulang dan melakukan perbaikan sangat penting untuk memastikan penerangan di tempat
kerja tetap memadai dan tidak menimbulkan kerugian bagi pekerja dan perusahaan.
Tidak hanya jajaran manajemen, pekerja juga bertanggung jawab untuk melakukan
pekerjaannya dengan aman, dalam arti tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan
diri sendiri atau orang lain selama di tempat kerja.

#3 Faktor apa saja yang memengaruhi penerangan di tempat kerja?


Faktor-faktor yang dapat memengaruhi penerangan di tempat kerja antara lain:

 Ukuran ruangan − ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan
cahaya daripada ruang yang sempit.
 Kontras − perbedaan antara kecerahan benda yang kita lihat dengan kecerahan
permukaan di sekitarnya. Semakin besar kontras, semakin mudah kita melihat
atau mengenali benda tersebut. Di ruang dengan tingkat penerangan rendah,
kontras semakin berkurang pula.
 Luminensi (luminance) − intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan, dan
diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi. Luminensi yang terlalu besar
akan menimbulkan kesilauan pada mata.
 Ketajaman penglihatan − kemampuan mata untuk membedakan bagian detail
dari objek permukaan yang halus. Ketajaman penglihatan akan bertambah
bersamaan dengan meningkatnya perbedaan luminensi antara objek dan
lingkungan sekitar. Ketajaman penglihatan akan lebih baik jika objek yang
diamati berwarna gelap dan latar belakangnya berwarna terang.

#4 Apa dampak penerangan yang kurang atau berlebih bagi pekerja?

Sumber: nydailynews.com
Efek intensitas penerangan yang kurang maupun berlebih terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerja, antara lain :

 Kelelahan mata − ditandai iritasi pada mata, penglihatan ganda, daya akomodasi
menurun, sakit kepala, ketajaman melihat menurun, kepekaan kontras dan
kecepatan persepsi menurun.
 Kelelahan syaraf − ditandai gerakan yang lamban, gangguan pada fungsi motorik
dan psikologis.
 Kesilauan (glare) − cahaya yang tidak diinginkan yang berada dalam jangkauan
penglihatan, yang menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan, kelelahan mata
atau gangguan penglihatan. Terdapat tiga jenis kesilauan yang mengakibatkan
gangguan penglihatan, yakni disability glare, discomfort glare, dan reflected
glare.

Sumber: ccohs.ca

 Masalah kesehatan lainnya seperti kelelahan kerja (fatigue), stres, kelelahan


mental (sakit kepala, menurunnya daya konsentrasi dan kecepatan berpikir).
 Meningkatkan risiko kecelakaan kerja.

#5 Apakah penerangan di tempat kerja memiliki Nilai Batas Ambang (NAB)?


Tingkat penerangan seperti apa yang dianjurkan untuk setiap area kerja atau
jenis kegiatan?
Ya, sama seperti kebisingan, getaran, dan bahaya faktor fisik lainnya, penerangan atau
pencahayaan juga memiliki Nilai Batas Ambang (NAB). Kep-Menkes RI No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 menentukan intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100
lux.

Tingkat
Jenis Kegiatan Pencahayaan Keterangan
Minimal (Lux)
Ruang penyimpanan &
ruang
Pekerjaan kasar dan peralatan/instalasi
100
tidak terus menerus yang memerlukan
pekerjaan yang
kontinu.
Pekerjaan kasar dan Pekerjaan dengan
terus menerus 200 mesin dan perakitan
kasar.

Ruang administrasi,
Pekerjaan rutin ruang kontrol,
300
pekerjaan mesin &
perakitan/ penyusun.
Pembuatan gambar
atau bekerja dengan
Pekerjaan agak halus mesin kantor, pekerja
500
pemeriksaan atau
pekerjaan dengan
mesin.
Pemilihan warna,
Pekerjaan halus pemrosesan tekstil,
1000
pekerjaan mesin halus
& perakitan halus
*Pengukuran cahaya dilakukan dengan menggunakan Lux meter
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Perburuhan No. 70 tahun 1964, kebutuhan
penerangan di tempat kerja ditentukan berdasarkan area atau jenis kegiatannya. Lihat
tabel di bawah ini.

Tingkat
Area Kegiatan Penerangan
Minimal
(Lux)
Penerangan darurat 5 lux
Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan
20 lux
perusahaan
Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti:

 Mengerjakan bahan-bahan kasar


 Mengerjakan arang atau abu
 Mengerjakan barang-barang yang besar
 Mengerjakan bahan tanah atau batu 50 lux
 Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu
dipakai
 Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang
besar dan kasar

Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara 100 lux


sepintas, seperti:
 Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang
setengah selesai
 Pemasangan yang kasar
 Penggilingan padi
 Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas
 Mengerjakan bahan-bahan pertanian
 Kamar mesin dan uap
 Alat pengangkut orang dan barang
 Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan
kapal
 Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
 Kakus, tempat mandi dan tempat kencing

Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak


teliti, seperti:

 Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak kasar)


 Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar
 Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-
barang 200 lux
 Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
 Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan
dalam kaleng
 Pembungkusan daging
 Mengerjakan kayu
 Melapis perabot

Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang


kecil, seperti:

 Pekerjaan mesin yang teliti


 Pemeriksaan yang teliti
 Percobaan-percobaan yang teliti dan halus 300 lux
 Pembuatan tepung
 Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun
atau wol berwarna muda
 Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan
membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat

Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan


kontras sedang dan dalam waktu yang lama, seperti:

 Pemasangan yang halus 500-1000 lux


 Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus
 Pemeriksaan yang halus
 Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca
 Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran)
 Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua
 Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik
atau pekerjaan kantor yang lama dan teliti

Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat


halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang
lama, seperti:

 Pemasangan ekstra halus (arloji, dll.)


 Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat)
 Percobaan alat-alat yang ekstra halus Minimal 1000
 Tukang mas dan intan lux
 Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan
 Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam
percetakan
 Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna
tua

#6 Apakah setiap perusahaan harus menyediakan penerangan darurat?


Setiap bangunan/ gedung bertingkat atau industri, terutama yang terdapat aktivitas pada
malam hari harus menyediakan penerangan darurat. Penerangan darurat bukan hanya
digunakan saat kebakaran tetapi untuk menerangi jalan keluar ketika terjadi kondisi
darurat lainnya dan kegagalan daya/ listrik atau pencahayaan.

Sumber: powercor.co.uk
Penerangan darurat sangat penting ketika ada kegagalan pada pencahayaan normal.
Diperlukan penerangan yang cukup cerah, menerangi dalam waktu yang cukup lama
dengan posisi tertentu, sehingga penghuni gedung dapat dievakuasi dengan aman dalam
keadaan darurat. Kebutuhan penerangan darurat ini tergantung pada penilaian risiko yang
Anda lakukan.
Setiap penerangan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5 lux dan diletakkan
pada tempat-tempat yang tidak mungkin menimbulkan bahaya. Sistem penerangan
darurat sebaiknya tersedia pada tempat-tempat berikut:

 Setiap pintu keluar gedung


 Tanda-tanda keluar darurat
 Semua rute keluar darurat
 Lift
 Alat pemadam kebakaran
 Titik/kotak telepon darurat
 Setiap peralatan keselamatan atau mesin yang perlu ditutup dalam keadaan
darurat
 Setiap jalur keluar gedung.

#7 Tindakan apa yang harus dilakukan agar penerangan memenuhi persyaratan


kesehatan dan keselamatan?

Pemilihan tipe lampu akan memengaruhi pencahayaan di area kerja.


Sumber: monstercommercial.com
Berikut tindakan yang sebaiknya Anda lakukan untuk menciptakan sistem penerangan
yang baik di tempat kerja:

 Pencahayaan alami maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan


kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya
 Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan
 Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk tidak
menggunakan lampu neon
 Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola
lampu harus sering dibersihkan
 Menghindari penggunaan cat yang mengkilat (glossy paint) pada mesin atau
meja dan tempat kerja
 Menggunakan cahaya difusi (cahaya merata) untuk menyediakan atmosfer
pekerjaan terbaik
 Memilih tipe dan daya lampu yang tepat untuk ruang atau area kerja. Perihal tipe
lampu, pilih tipe fluorescent untuk perkantoran dan tipe high pressure
sodium atau metal halide untuk industri/ pabrik. Gunakan lebih banyak lampu
dengan daya kecil, daripada menggunakan lebih sedikit lampu dengan daya
besar.
 Lakukan modifikasi sistem pencahayaan yang sudah ada (bila diperlukan) seperti
mengubah ketinggian lampu berdasarkan objek kerja, mengubah posisi lampu,
menambah atau mengurangi jumlah lampu, mengganti jenis lampu, dll.
 Lakukan modifikasi pekerjaan (bila diperlukan) seperti mengubah posisi kerja
untuk menghindari bayangan, kesilauan, dan pantulan, membawa pekerjaan
lebih dekat dengan mata sehingga objek terlihat jelas, dll.

Selalu ingat, pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai
dengan pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi membungkuk atau
memicingkan mata, yang bisa mengakibatkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.

Semoga Bermanfaat, Salam Safety!


Sumber: www.SafetySign.co.id

http://mansyla.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/MODUL-III.pdf
https://www.slideshare.net/miemamk/sni-1670622004-tentang-pengukuran-intensitas-penerangan-
di-tempat-kerja?from_action=save
https://toolsfortransformation.net/wp-
content/uploads/2017/05/PermenKes-48-2016-Standar-K3-Perkantoran-Lampiran_E.pdf
http://www.kesjaor.kemkes.go.id/documents/(3)%20Standar%20dan%20Persyaratan%20Keseha
tan%20Lingkungan%20Kerja%20Industri.pdf
Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat
Kerja
Artikel

Intensitas penerangan atau intensitas cahaya di tempat


kerja bertujuan untuk menberikan penerangan kepada benda-benda yang merupakan obyek kerja,
peralatan atau mesin pada proses produksi dan juga lingkungan kerja. Dalam proses tersebut
diperlukan intensitas cahaya penerangan yang optimal. Selain untuk menerangi obyek kerja,
penerangan juga diharapkan cukup memadai untuk menerangi keadaan sekelilingnya ( lingkungan
kerja). Standar pengukuran intensitas cahaya ini meliputi prosedur, penentuan titik dan peralatan
pengukuran intensitas cahaya penerangan yang digunakan.
Intensitas cahaya penerangan menjadi salah satu aspek yang sangat penting di tempat kerja, karena
akan muncul berbagai masalah jika kualitas intensitas cahaya penerangan di tempat kerja tidak
memenuhi standar yang ditetapkan. Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang
Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan
ketentuan penting intensitas penerangan menurut sifat pekerjaan. Kualitas penerangan yang tidak
memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, juga untuk
lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek psikologis, yang dapat dirasakan sebagai
kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang kewaspadaan sampai kepada pengaruh yang terberat seperti
kecelakaan kerja.
Standar yang telah disusun oleh Subpanitia Teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Panitia
Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini dimaksudkan untuk menyeragamkan cara
mengukur intensitas cahaya penerangan (lux) di tempat kerja yang selama ini pengukuran intensitas
penerangan telah dilakukan oleh banyak pihak dan telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 5
Nopember 2003, yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pemerintah, pengusaha, asosiasi profesi dan
perguruan tinggi.

Pengukuran intensitas cahaya penerangan ini dilakukan dengan menggunakan alat Luxmeter yang
dinyatakan dalam satuan LUX, Lux adalah satuan intensitas penerangan per meter persegi yang
dijatuhi arus cahaya 1 lumen. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian
energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Pada luxmeter digital,
energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Penentuan Titik Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
 Penerangan setempat : Obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan.
Bila objek yang diukur merupakan meja kerja, maka pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang
ada.
 Penerangan umum : Titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak
tertentu setinggi 1 satu meter dari lantai.
Jarak tersebut dibedakan lagi berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
:
1. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : titik potong garis horisontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.

2. Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong garis horisontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3(tiga) meter.

3. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi : titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak setiap 6(enam) meter.
Persyaratan Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan.

 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.


Cara Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.

 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk
intensitas penerangan setempat atau umum.
 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat seperti pada Lampiran C, dan untuk intensitas penerangan umum seperti pada
Lampiran D.
 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.

Anda mungkin juga menyukai