LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
DI LABORATURIUM IKM LANTAI 3
UNNES
Oleh :
Ardhinka Fitri Ningtiyas 6411409007
Primasiwi Sekar Anggitanti 6411409036
Iffa Failasufa 6411409079
Yuristha Widha Vashra 6411409080
Mustafidah 6411409089
Arinta Puspita Restu 6411409099
Dani Suprapto 6411409116
Victa Sonia 6411409118
Poundra Irawan 6411409132
Kelompok 1
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
DI LABORATURIUM IKM LANTAI 3
UNNES
I. PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Rabu, 9 Mei 2012
Waktu : Pukul 14.30– 16.00 WIB
Tempat : laboratuim IKM UNNES lantai 3
II. TUJUAN
a. Untuk mengetahui alat pengukuran pencahayaan.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur pencahayaan.
c. Untuk mengetahui intensitas pencahayaan di suatu tempat, dalam hal ini di laboraturium IKM
lantai 3, UNNES.
d. Untuk dapat menganalisa data hasil pengukuran.
V. PRINSIP KERJA
Pengukuran intensitas pencahayaan ini memakai alat Luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi
listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakan jarum skala. Untuk alat digital, energi
listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
2. Pengukuran Lokal
Kondisi Lampu Padam
Hasil
No. Lokasi Pengukuran
pengukuran (Lux)
1. Meja Dosen 1. 056
2. 055
3. 054
4. 062
5. 058
6. 057
1. 064
2. Meja samping jendela 1 2. 042
3. 051
1. 088
3. Meja samping jendela 2 2. 096
3. 096
4. Meja kursi perkuliahan 1 083
5. Meja kursi perkuliahan 2 069
1. 069
2. 066
3. 068
6. Meja samping dinding
4. 043
5. 041
6. 039
IX. PEMBAHASAN
Pengukuran pencahayaan yang dilakukan di laboraturium IKM lantai 3, UNNES
dilaksanakan saat cuaca cerah. Ruang laboratorium yang di ukur memiliki luas ruangan sebesar
12 x 6 m2. Pengukuran dilakukan pada keadaan lampu menyala dan lampu padam. Baik pada
keadaan lampu menyala ataupun lampu padam dilakukan 3 jenis pengukuran, yaitu pengukuran
umum, pengukuran lokal, dan pengukuran reflaktan.
Pengukuran umum yang dilakukan pada saat kondisi lampu padam di dapat hasil
pengukuran yaitu 40-95 Lux. Sedangkan hasil pengukuran pada saat lampu menyala adalah
70-150 Lux. Kedua hasil pengukuran umum tersebut belum memenuhi batas minimum
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
Pengukuran lokal dilakukan pada 6 titik, yaitu pada 1 meja dosen, 2 meja samping
jendela, 2 meja kursi perkuliahan, serta 1 meja samping dinding. Pada kondisi lampu padam
di dapat hasil pengukuran yaitu 039-098 Lux. Sedangkan hasil pengukuran pada saat lampu
menyala adalah 080-150 Lux. Kedua hasil pengukuran lokal tersebut belum memenuhi batas
minimum pencahayaan di laboratorium yaitu 200 Lux.
Pengukuran reflektan dilakukan pada beberapa titik, yaitu 8 titik pada dinding, 9 titik
pada lantai, 6 titik pada meja dosen, 6 titik pada dua meja samping jendela, 2 titik pada dua
meja kursi perkuliahan, serta 6 titik pada meja samping dinding.
Pengukuran pada 8 titik dinding saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 61,5 - 90,5 %.
Sedang pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 69,9 – 87,7 %.
Pengukuran pada 9 titik lantai saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 51,3 – 63 %.
Sedang pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 56 - 69 %.
Pengukuran pada 20 titik meja saat kondisi lampu padam di dapat hasil yaitu 15,8 – 68 %.
Sedang pada saat kondisi lampu menyala di dapat hasil 51 – 62 %.
Hasil pengukuran reflektan pada dinding, lantai dan meja tersebut telah melebihi
nilai reflektan yang dianjurkan menurut Suma’mur P.K. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan
karena penggunaan tekstur permukaan yang halus, permukaan yang mengkilat, penggunaan
warna putih pada meja dan lantai. Menurut Birren (1982) menyatakan bahwa warna terang
memantulkan lebih banyak cahaya daripada warna gelap.
Dari hasil pengukuran yang didapatkan, pengukuran umum dan personal, belum
memenuhi batas minimum pencahayaan di laboratorium, hal tersebut di karenakan adanya
salah satu titik ruangan yang tidak terpasang lampunya. Faktor lain yang dapat menyebabkan
pencahayaan pada laboraturium tersebut kurang terang adalah adanya kemungkinan debu atau
kotoran bola lampu atau bola lampu sudah terlalu lama digunakan. Selain itu terdapat
kemungkinan ruangan tidak terlalu terang pada siang hari karena di luar ruangan terdapat
pohon yang cukup besar sehingga menghalangi cahaya matahari yang masuk ke dalam
ruangan.
Pencahayaan di laboraturium sangat dibutuhkan karena pada ruangan ini pekerja
ataupun pengguna laboraturium membutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Pekerjaan
di laboraturium perlu melihat benda – benda yang ukuran sangat kecil.
X. PENUTUP
a. Simpulan
Pengukuran pecahayaan umum baik lampu padam dan lampu menyala belum memenuhi batas
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
Pengukuran pencahayaan lokal baik lampu padam dan lampu menyala belum memenuhi batas
pencahayaan di laboraturium yaitu 200 Lux.
Pengukuran reflektan pada dinding melebihi 60%.
Pengukuran reflektan pada lantai melebihi 40%.
Pengukuran reflektan pada perkakas melebihi 45%.
b. Saran
Bagi pengukur konsentrasi, ketelitian dan kesungguhan dalam mengukur perlu
ditingkatkan agar hasil lebih akurat.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap alat penerangan yang ada seperti
membersihkan debu atau kotoran pada bola lampu atau bola lampu yang sudah lama sehingga
mengurangi intensitas penerangan segera diperbaiki atau diganti.
DAFTAR PUSTAKA
Herry K., & Eram T.P. 2005. PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN &
KESELAMATAN KERJA. Semarang: UNNES Press
Keputusan Kepala Bapedal No. 113 Tahun 2000 Tentang : Pedoman Umum Dan Pedoman
Teknis Laboraturium Lingkungan.
Hidayat, Taufik, dkk. 2011. Laporan Hasil Kunjungan Perusahaan PT. Primarindo Asia
Infrastruktur pengaruh Aspek Intensitas Penerangan Terhadap Kesehatan Tenaga Kerja. Balai
kesehatan dan keselamatan kerja.
Diposting 15th May 2012 oleh dani
LUX METER
TUGAS
MATA KULIAH PENGUKURAN LISTRIK
yang dibina oleh Bapak Ahmad Safi’I S.Pd
Oleh Kelompok 9 :
1. Ilham Alif Nur Zehan (140534602719)
2. Miftakul Nur Arifin (140534604053)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, kita biasanya melakukan pengamatan yang disertai
dengan pengukuran. Untuk melakukan pengukuran dibutuhkan beberapa alat ukur.
Pengamatan dalam melakukan pengukuran tidak lengkap apabila tidak disertai data kuantitatif
yang didapat dari hasil pengukuran. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai
pengukuran yang berhubungan dengan pencahayaan, serta melakukan pengukuran tingkat
iluminasi dengan menggunakan alat yang dinamakan luxmeter.
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya di suatu
tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia
juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini
maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya. Sehingga cahaya
yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital ataupun
non digital. Lux meter menggunakan sensor cahaya sebagai pendeteksi cahaya. Sensor
diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan
oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang
dihasilkan lebih besar. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua
panjang gelombang. Untuk mengetahui lebih jauh tentang lux meter ini maka di buatlah
makalah ini.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari lux meter.
2. Untuk mengetahui bagian dan fungsi dari lux meter.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja lux meter.
4. Untuk mengetahui cara pengkalibrasian dan prosedur penggunaan lux meter.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Lux Meter
Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Untuk
mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar
intensitas cahaya tersebut dibutuhkan pada suatu tempat. Maka, untuk mengetahui seberapa
besar intensitas cahaya tersebut itu dibutuhkan suatu alat ukur cahaya dapat digunakan untuk
mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux.
Alat ukur cahaya ( lux meter ) adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena
pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya
intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap
cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil nilai
yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas
cahaya akan semakin berkuran. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya
menggunakan format digital yang terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar
panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. . Cahaya
akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin
banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Keterangan:
Layar panel : berfungsi menampilkan hasil pengukuran
Zero Adjust VR : sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
Tombol On/Off : berfungsi sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
Tombol Range : tombol kisaran ukuran
Sensor cahaya : berfungsi sebagai sensor penangkap dan pendeteksi cahaya yang masuk
ke sensor.
Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh diruangan yang dengan
kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal maka
dapat dilakukan pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol ”Zero Adjust”.
Langkah-langkah pengkalibrasian yaitu:
1. Tekan tombol ” Zero Adjust”
2. Tutup sensor cahaya (usahakan jangan sampai terkena sinar)
3. Putar skrup sambil memperhatikan display, apabila sudah menampilkan angka nol maka
alat sudah terkalibrasi.
2.5. Pembacaan hasil pengukuran lux meter digital :
Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran
pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan
pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan
pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran
hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti
pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin
mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar
hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.
Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada layar
panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar
panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil
dikalikan 100 lux.
Dalam membaca hasil pengukuran yang ditampilkan pada layar panel, kita harus
memperhatikan range yang dipakai. Pada Lux meter digital ini, terdapat 3 tombol
kisaran range yang dapat dipakai, tergantung intensitas cahaya yang akan diukur dan ketelitian
hasil yang diinginkan, yaitu range A, B, dan C dengan tingkat pembacaan masing-masing 0-
1990, 2000-19990, 20000-50000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan
pengukuran) yang digunakan pada pengukuran.
Apabila kita memilih range A, artinya hanya dapat dilakukan pengukuran dengan kisaran
cahaya kurang dari 2000 lux Apabila kita memilih range B, artinya hanya dapat diakukan
pengukuran dengan kisaran cahaya kurang dari 20000 lux. Apabila kita memilih range C,
artinya hanya dapat diakukan pengukuran dengan kisaran cahaya kurang dari 50000 lux.
Namun apabila kita ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik menggunakan
pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Range atau spesifikasi
Luxmeter ini berbeda-beda, tegantung jenis dan kecanggihan Luxmeter tersebut.
Dalam pengukuran menggunakan range A ( 0-1999) maka pada hasil yang tampil pada
layar panel harus di kalikan 1 lux, bila menggunakan range B (2000-19990) maka pada hasil
yang tampil pada layar panel harus di kalikan 10 lux, dan bila menggunakan range C 20.000-
50.000 maka pada hasil yang tampil pada layar panel harus di kalikan 100 lux.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan mengenai alat ukur lux meter adalah :
1. Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat iluminitas).
2. Alat ini bagian- bagiannya terdiri dari sebuah sensor dengan sel foto (photo diode), dan layar panel.
3. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
Sensor harus diletakan pada tempat yang tepat (saat melakukan pengukuran) untuk menghasilkan pembacaan yang
akurat.
Berkenaan dengan sensitifitas sensor yang tinggi, sensor harus ditempatkan pada tempat yang aman.
Bila pada layar panel tertera ”LO BAT”, sebaiknya baterai harus diganti.
4. Alat ini biasa digunakan pada bidang arsitektur, industri, fotografi, biologi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://unknown-elektromania.blogspot.com/2012/12/luxmeter.html
http://semutitemproduction.blogspot.com/2012/03/luxmeter.html
http://swastikayana.wordpress.com/alat-ukur-luxmeter.html
7 Poin Penting Tentang Penerangan di Tempat Kerja
Sesuai Standar
Apakah penerangan di tempat kerja Anda sudah memenuhi standar? Persyaratan apa yang
harus dipenuhi agar penerangan di tempat kerja dapat dikatakan memadai?
Sumber: ccohs.ca
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja melihat
pekerjaan dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu. Penerangan yang cukup
dan diatur secara baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman
dan nyaman.
Seperti sudah dibahas pada paragraf sebelumnya, berbagai studi menunjukkan bahwa
pencahayaan yang baik di tempat kerja dapat berdampak baik pada peningkatan
produktivitas, efisiensi kerja, dan pengurangan kesalahan kerja. Inilah yang membuat
penerangan yang baik di tempat kerja sangat penting diperhatikan manajemen.
Perlu Anda pahami, dalam perbaikan penerangan di tempat kerja bukan berarti Anda harus
memasang banyak lampu di setiap ruangan kerja karena hal itu belum tentu efektif.
Kebanyakan industri atau pabrik mengombinasikan penerangan alami dan buatan untuk
menciptakan penerangan yang lebih baik. Sayangnya, masih banyak juga manajemen
yang kurang memperhatikan bahwa setiap jenis pekerjaan atau area kegiatan
memerlukan tingkat penerangan yang berbeda pula.
Ukuran ruangan − ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan
cahaya daripada ruang yang sempit.
Kontras − perbedaan antara kecerahan benda yang kita lihat dengan kecerahan
permukaan di sekitarnya. Semakin besar kontras, semakin mudah kita melihat
atau mengenali benda tersebut. Di ruang dengan tingkat penerangan rendah,
kontras semakin berkurang pula.
Luminensi (luminance) − intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan, dan
diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi. Luminensi yang terlalu besar
akan menimbulkan kesilauan pada mata.
Ketajaman penglihatan − kemampuan mata untuk membedakan bagian detail
dari objek permukaan yang halus. Ketajaman penglihatan akan bertambah
bersamaan dengan meningkatnya perbedaan luminensi antara objek dan
lingkungan sekitar. Ketajaman penglihatan akan lebih baik jika objek yang
diamati berwarna gelap dan latar belakangnya berwarna terang.
Sumber: nydailynews.com
Efek intensitas penerangan yang kurang maupun berlebih terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerja, antara lain :
Kelelahan mata − ditandai iritasi pada mata, penglihatan ganda, daya akomodasi
menurun, sakit kepala, ketajaman melihat menurun, kepekaan kontras dan
kecepatan persepsi menurun.
Kelelahan syaraf − ditandai gerakan yang lamban, gangguan pada fungsi motorik
dan psikologis.
Kesilauan (glare) − cahaya yang tidak diinginkan yang berada dalam jangkauan
penglihatan, yang menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan, kelelahan mata
atau gangguan penglihatan. Terdapat tiga jenis kesilauan yang mengakibatkan
gangguan penglihatan, yakni disability glare, discomfort glare, dan reflected
glare.
Sumber: ccohs.ca
Tingkat
Jenis Kegiatan Pencahayaan Keterangan
Minimal (Lux)
Ruang penyimpanan &
ruang
Pekerjaan kasar dan peralatan/instalasi
100
tidak terus menerus yang memerlukan
pekerjaan yang
kontinu.
Pekerjaan kasar dan Pekerjaan dengan
terus menerus 200 mesin dan perakitan
kasar.
Ruang administrasi,
Pekerjaan rutin ruang kontrol,
300
pekerjaan mesin &
perakitan/ penyusun.
Pembuatan gambar
atau bekerja dengan
Pekerjaan agak halus mesin kantor, pekerja
500
pemeriksaan atau
pekerjaan dengan
mesin.
Pemilihan warna,
Pekerjaan halus pemrosesan tekstil,
1000
pekerjaan mesin halus
& perakitan halus
*Pengukuran cahaya dilakukan dengan menggunakan Lux meter
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Perburuhan No. 70 tahun 1964, kebutuhan
penerangan di tempat kerja ditentukan berdasarkan area atau jenis kegiatannya. Lihat
tabel di bawah ini.
Tingkat
Area Kegiatan Penerangan
Minimal
(Lux)
Penerangan darurat 5 lux
Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan
20 lux
perusahaan
Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti:
Sumber: powercor.co.uk
Penerangan darurat sangat penting ketika ada kegagalan pada pencahayaan normal.
Diperlukan penerangan yang cukup cerah, menerangi dalam waktu yang cukup lama
dengan posisi tertentu, sehingga penghuni gedung dapat dievakuasi dengan aman dalam
keadaan darurat. Kebutuhan penerangan darurat ini tergantung pada penilaian risiko yang
Anda lakukan.
Setiap penerangan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5 lux dan diletakkan
pada tempat-tempat yang tidak mungkin menimbulkan bahaya. Sistem penerangan
darurat sebaiknya tersedia pada tempat-tempat berikut:
Selalu ingat, pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai
dengan pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi membungkuk atau
memicingkan mata, yang bisa mengakibatkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.
http://mansyla.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/MODUL-III.pdf
https://www.slideshare.net/miemamk/sni-1670622004-tentang-pengukuran-intensitas-penerangan-
di-tempat-kerja?from_action=save
https://toolsfortransformation.net/wp-
content/uploads/2017/05/PermenKes-48-2016-Standar-K3-Perkantoran-Lampiran_E.pdf
http://www.kesjaor.kemkes.go.id/documents/(3)%20Standar%20dan%20Persyaratan%20Keseha
tan%20Lingkungan%20Kerja%20Industri.pdf
Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat
Kerja
Artikel
Pengukuran intensitas cahaya penerangan ini dilakukan dengan menggunakan alat Luxmeter yang
dinyatakan dalam satuan LUX, Lux adalah satuan intensitas penerangan per meter persegi yang
dijatuhi arus cahaya 1 lumen. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian
energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Pada luxmeter digital,
energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor
Penentuan Titik Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
Penerangan setempat : Obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan.
Bila objek yang diukur merupakan meja kerja, maka pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang
ada.
Penerangan umum : Titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak
tertentu setinggi 1 satu meter dari lantai.
Jarak tersebut dibedakan lagi berdasarkan luas ruangan sebagai berikut
:
1. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : titik potong garis horisontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
2. Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong garis horisontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3(tiga) meter.
3. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi : titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak setiap 6(enam) meter.
Persyaratan Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan dilakukan.
Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk
intensitas penerangan setempat atau umum.
Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan
setempat seperti pada Lampiran C, dan untuk intensitas penerangan umum seperti pada
Lampiran D.
Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.