Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LINGKUNGAN

Pengukuran Pencahayaan dengan Alat Lux Meter

A. Nama : Adelina Nur Afifah

B. Hari, tanggal : Rabu, 26 Februari 2020

C. Waktu : Pukul 13.00 WIB

D. Lokasi : Ruang Kelas D-IV Tingkat 1B

E. Tujuan : Untuk Mengetahui Kesesuaian Pencahayaan Pada Suatu Ruangan

F. Dasar Teori :
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat dengan mata. Suatu
sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak
(visible light). Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang elektromagnetik.
Kecepatan rambat (v) gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama dengan 3 x 10^8 meter
per detik. Jika frekuensi (f) dan panjang gelombang l, maka berlaku :
λ = 𝑣 /𝑓
Keterangan :
λ adalah panjang gelombang, dengan satuan meter (m)
v adalah kecepatan cahaya, dengan satuan meter per detik (m/s)
f adalah frekuensi, dengan satuan hertz (Hz)

Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 340 nanometer (nm) hingga 700
nanometer (nm), dimana jika diuraikan cahaya ini akan terdiri atas beberapa daerah warna seperti
yang terlihat pada Gambar 1 berikut ini (Wanto,2008)
Intensitas Cahaya adalah flux cahaya per satuan sudut ruang yang dipancarkan ke
suatu arah tertentu.Besarnya intensitas cahaya diukur dalam satuan candela (cd).
Lumen disimbolkan dengan lm adalah unit satuan SI untuk mengukur keluaran
cahaya oleh suatu sumber cahaya. Satu lumen setara dengan besarnya cahaya yang
dipancarkan sumbeer cahaya secara seragam sebesar 1 candela pada 1 streadian solid
angle atau sudut ruang. Sehingga dituliskan 1 lm = 1 cd sr.
Penetapan nilai ambang batas iklim lingkungan kerja dengan mempertimbangkan
alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu siklus kerja (8 jam per hari) serta rata-rata
laju metabolik pekerja serta nilai koreksi pakaian kerja. Nilai Ambang Batas (NAB) iklim
lingkungan kerja merupakan batas pajanan iklim lingkungan kerja atau pajanan panas
(heat stress) yang tidak boleh dilampaui selama 8 jam kerja per hari. (PERMENKES NO.
70 TAHUN 2016) Nilai Pencahayaan yang disyaratkan oleh KEP-MENKES RI NO.1405
TAHUN 2002 yaitu minimal 100 lux.
Alat ukur pencahayaan adalah Lux Meter. Lux Meter memiliki satuan lux, yang
didefinisikan sebagai satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Lux Meter
memiliki range intensitas cahaya antara 1 – 100.000 Lux. Lux Meter disusun oleh tiga
komponen utama yaitu rangka, LED dan photodiode. Prinsip kerja Lux Meter adalah
dengan mengubah energi cahaya menjadi arus listrik yang kemudian ditampilkan pada
LED.

G. Alat dan Bahan : 1. Lux Meter


2. Meteran ruangan
3. Buku dan alat tulis

H. Cara Kerja :
Alat yang digunakan yaitu Luxmeter
Cara Pengoperasian:
1) Nyalakan alat luxmeter dengan membuka tutup sensor
2) Lakukan kalibrasi internal sesuai dengan spesifikasi alat
3) Tentukan titik pengukuran cahaya
Titik pengukuran tergantung tujuan dilakukan pengukuran
a) c.1. Kalau untuk penerangan setempat titik pengukuranya obyek kerja, bisa berupa
meja kerja maupun peralatan.Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan
di atas meja yang ada.
b) c.2. Kalau untuk pengukuran penerangan umum, penentuan titik pengukuranya
berupa titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiapjarak
tertentu setinggi satu meter dari lantai.
4) Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk
intensitas penerangan setempat atau umum.
5) Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
6) Lakukan Pengukuran selama tiga kali kemudian dihitung hasilnya

I. Hasil Pengukuran
1. Luas ruangan : 62 m2
2. Hasil pengukuran :
X1 = X1.1 = 1896
X1.2 = 1894
X1.3 = 1893
Rata-rata pengukuran X1 = 1894,3

X2 = X2.1 = 5470
X2.2 = 5480
X2.3 = 5482
Rata-rata pengukuran X2 = 5477,3

X3 = X3.1 = 1114
X3.2 = 1117
X3.3 = 1116
Rata-rata pengukuran X3 = 1115,6

X4 = X4.1 = 5720
X4.2 = 5725
X4.3 = 5724
Rata-rata pengukuran X4 = 5723
J. Pembahasan

Pengukuran pencahayaan pada praktikum fisika lingkungan di ruang belajar D-IV


Tingkat 1B, dimana pengukuran dilakukan menggunakan Lux Meter.
Pengukuran pencahayaan
Pengukuran pencahayaan secara general dilakukan di 4 titik dalam ruang perpustakaan,
diperoleh rata rata pengukuran:
x ₁+ x ₂+ x ₃+ x ₄
x=
4
1894,3+5477,3+1115,6+5723
x= Lux
4
x=¿3552,55 Lux
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengukuran ruang D-IV Tingkat 1B
diperoleh hasil sebesar 3552,55 Lux. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, standar pencahayaan di tempat kerja
(perkantoran) minimal adalah 100 lux, sehingga ruang kelas adalah salah satu tempat
kerja yang sebagian besar kegiatan disana termasuk kegiatan yang sangat
mengandalkan pencahayaan.

K. Kesimpulan
Praktikum pengukuran pencahayaan pada ruangan dilaksanakan di ruang belajar D-IV
Tingkat 1B Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Bandung yang
dilakukan dengan menggunakan Lux Meter.
Pengukuran pencahayaan general ruangan diperoleh rata-rata hasil sebesar 3552,55
Lux yang diperoleh dari 4 titik pengukuran. Interpretasi hasil pengukuran pencahayaan
mengacu berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405 Tahun
2002 untuk pencahayaan general memenuhi syarat tingkat pencahayaan minimal untuk
tempat kerja sebesar 100 lux, sehingga ruang belajar D-IV Tingkat 1B memenuhi standar
dari Kemenkes No. 1405 Tahun 2002.
L. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, M., HAFIDDUDIN, H., & ROHMAH, Y. S. (2015). Perancangan dan Realisasi
Alat Pengukur Intensitas Cahaya. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik
Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, 3(2), 120.

http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/Pengukuran-Listrik-Jobsheet-4-Pengukuran-
Intensitas-Cahaya.pdf

KEP-MENKES RI NO.1405 TAHUN 2002

PERMENKES NO. 70 TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai