Anda di halaman 1dari 6

1.

PENCAHAYAAN
A. Tinjauan pustaka
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat
mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm (Kalumuck, 2000). Pada
bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang
gelombang kasat mata maupun yang tidak (Smith, 2006), (Kumar, 2008). Selain
itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut
merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut
"dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi
cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting
pada fisika modern (Wikipedia, 2014).
Ilmu yang mempelajari tentang kuantitas cahaya disebut fotometri.
Kuantitas cahaya yang dimaksud adalah kuat cahaya (I), arus cahaya (F), kuat
penerangan (E) dan terang cahaya (e) (Gabriel, 1996). Kuantitas cahaya yang
terkait dengan kesehatan lingkungan adalah kuat penerangan, yaitu arus cahaya
per satu satuan luas yang dinyatakan dalam satuan lux (lx) (Sistem Satuan
Internasional). Satu lux diartikan sebagai kuat penerangan sebesar 1 lumens yang
diterima sebuah bidang seluas 1m2. Alat yang digunakan untuk mengukur kuat
penerangan disebut lux meter atau light meter (Cherrie, et al., 2011). Light meter
mengukur arus listrik yang dihasilkan oleh cahaya yang jatuh pada permukaan
photoelectric light cell atau photo cell.
Jenis-jenis Lux Meter
1. Lux Meter Analog
Merupakan jenis Lux Meter yang pertama kali ditemukan dan pada Lux Meter ini
hasil dari pengukuran ditampilkan secara analog berupa jarum pengukuran, dimana
jarum pengukuran akan bergerak sesuai dengan pengukuran. Dibutuhkan ketelitian
pada saat membaca nilai pengukuran agar terhindar dari kesalahan pembacaan dan
tingkat kesensitifan dari pengukuran perlu diperhatikan.
2. Lux Meter Digital
Pada Lux Meter Digital hasil dari pengukuran ditampilkan pada layar LCD
berupa digit angka sehingga dapat meminimalisir kesalahan pada saat
pembacaan nilai. Alat ukur kecerahan telah terintegrasi oleh chip sehingga
dapat dipastikan luxmeter lebih teliti dan sensitif. Pada Lux Meter Digital
pengkalibrasian pengukuran dan penggunaan lebih mudah dibandingkan
dengan Lux Meter Analog. Terdapat 3 range pengaturan untuk
menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang akan diukur. Hasil pengukuran
pada range 200 dikalikan 1, pengukuran pada range 20000 dikalikan 10, dan
pengukuran pada range 100.000 dikalikan 100.
B. Prosedur kerja
1. Persiapan pengukuran
- Persiapan pengukuran,diantaranya : memastikan baterai alat lux
meter memiliki daya yang cukup untuk pengukuran dan alat
luxmeter berfungsi dengan baik, memastikan luxmeter sudah
terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi serta
menyiapkan alat bantu ukur dimensi ruangan (meteran), formulir
pengukuran dan denah tempat kerja yang akan diukur.
- Gunakan pakaian kerja yang tidak dapat memantulkan cahaya
2. Prosedur Umum
- Hidupkan lux meter dengan menggeser tombol ”off/on” kearah
On.
- Atur range pengukuran sesuai intensitas cahaya
- Arahkan sensor cahaya di daerah yang akan diukur iluminasinya.
- Untuk penerangan umum, arahkan sensor menghadap sumber
cahaya, posisi badan berdiri sehingga sel foto berada pada
ketinggian 1 hingga 1.2 meter dari lantai dan berjarak sejangkauan
lengan dari badan. Posisi badan tidak menghalangi arah cahaya.
- Baca hasil pengukuran pada layar panel.
3. Pengukuran dan perhitungan pencahayaan umum
- Pencahayaan umum (general lighting) adalah intensitas cahaya
rata-rata yang terukur di seluruh bidang yang luas, misalnya ruang
kantor
- Penentuan titik ; Jika luas ruangan kurang dari 50 m2 : jumlah titik
pengukuran dihitung dengan mempertimbangkan bahwa 1 titik
pengukuran mewakili area maksimal 3 m2. Jika luas ruangan
antara 50-100 m2 : Jumlah titik pengukuran minimal 25 titik. Jika
luas ruangan lebih dari 100 m2 : Jumlah titik pengukuran minimal
36 titik. Titik pengukuran merupakan titik temu antara dua garis
diagonal panjang dan lebar ruangan.
- Ukur cahaya di setiap titik, kemudian hitung rata-ratanya
- Ketinggian pengukuran pencahayaan umum adalah sensor alat
berjarak 0.8 m dari lantai.
- Hasil pengukuran dikalikan dengan factor pengali sesuai range
yang digunakan pada saat pengukuran.
4. Pengukuran dan perhitungan pencahayaan lokal
- Pencahayaan setempat (local lighting) adalah pencahayaan di
suatu titik dimana suatu objek dilihat, misalnya meja, kursi, panel-
panel dll.
- Pengukuran cahaya dilakukan di titik dimana objek dilihat.
- Jika bidang kerja cukup luas dapat diambil 2 atau 3 titik atau
sesuai kebutuhan kemudian hitung rata-ratanya
- Hasil pengukuran dikalikan dengan factor pengali sesuai range
yang digunakan pada saat pengukuran.
5. Pengukuran dan perhitungan daya pantul
- Daya pantul (reflectance) adalah kemampuan suatu benda
memantulkan cahaya yang mengenai permukaannya
- Letakkan fotocell sejajar bidang yang diukur dan catat nilai cahaya
yang datang (A lux)
- Arahkan fotocell menghadap dan rapat pada bidang tersebut
sehingga hasil ukur = 0 lux.
- Tarik perlahan-lahan fotocell sehingga angka pada display
meningkat, kemudian hentikan pada saat angka maksimal. Catat
sebagai cahaya pantul (B lux)
- Reflectant = (A-B)/A x 100%.
C. Alat dan Bahan
1. Lux meter
2. Alat tulis
3. Alat hitung
4. Meteran
D. Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
2. KEBISINGAN
A. Tinjauan pustaka
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran (SNI 7231:2009). Kebisingan adalah bunyi
yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
(Keputusan Meteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996).
Sound Level Meter (SLM) adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Alat ini
digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-130 dB(A) dan dari
frekuensi 20Hz - 20.000Hz. Prinsip kerja Sound Level Meter mengukur tingkat
tekanan bunyi yang mempunyai kelengkapan Leq A dengan rentang waktu tertentu
pada pembobotan waktu S. Tekanan bunyi menyentuh membran mikropon pada
alat, sinyal bunyi diubah menjadi sinyal listrik dilewatkan pada filter pembobotan
(weighting network), sinyal dikuatkan oleh amplifier diteruskan pada layar hingga
dapat terbaca tingkat intensitas bunyi yang terukur.
B. Prosedur kerja
1. Tentukan titik sampling yang baik, jarak dari dinding pemantul 2 – 3 meter
2. Letakan/pegang sound level meter pada ketinggian 1 meter – 1,2 meter
3. Arahkan mikrofon ke sumber suara
4. Hidupkan SLM dengan menggeser tombol swicht On/Off
5. Setel respon F (fast) (respon cepat = 0,125 detik ) dan filter A pada intensitas
yang kontinue atau S (slow) (respon lambat = 1 detik) pada intensitas
impulsive.
6. Geser range suara, sesuai dengan intensitas bunyi lingkungan
7. Catat angka yang muncul pada display setiap 5 detik pada form formulir
Kebisingan (Formulir Bising 1), gunakan stopwatch untuk melihat waktu 5
detik.
8. Lakukan pengukuran kebisingan selama 10 menit
9. Kelompokan hasil pengukuran dengan Formulir Kebisingan (Formulir Bising
2)
10. Hitung tingkat kebisingan menggunakan rumus
Catatan :
Jadi dengan SLM biasa diukur tingkat tekanan bunyi sesaat dB(A) selama 10
(sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 detik.
Leq (10 menit) yang mewakili interval waktu tertentu, sehingga didapat 120
data. Pengukuran sebaiknya dilakukan minimal oleh 2 orang yang dibagi
tugas melihat waktu dan melihat alat SLM.
C. Alat dan Bahan
1. Sound Level Meter (SLM)
2. Stop watch
3. Formulir Bis 1 dan Bis 2
4. Alat tulis
D. Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
3. SUHU DAN KELEMBABAN
A. Tinjauan pustaka
Suhu adalah derajat panas dinginnya sebuah benda. Benda yang memiliki suhu
tinggi, maka benda tersebut semakin panas. Suhu juga menunjukkan energy yang
dimiliki oleh suatu benda. Atom-atom yang berada dalam suatu benda masing-
masing bergerak dengan cara berpindah maupun bergetar (bergerak di tempat).
Semakin tinggi energy atom-atom yang dimiliki suatu benda, maka semakin tinggi
pula suhu benda tersebut (Zulfikar, 2018). Beberapa satuan suhu adalah Kelvin,
Reamur, Fahrenheit, dan Celcius. Di Amerika dan Eropa biasanya menggunakan
derajat Fahrenheit (0F), sedngkan di Indonesia biasa menggunakan derajat Celcius
(0C) (Prasodjo, et al., 2006).
Konversi nilai suhu tersebut sebagai beikut (Bang Day, 2018):
TABELLLLLL
Alat untuk mengukur suhu adalah thermometer. Jenis thermometer yang biasa
digunakan adalah thermometer air raksa/alkohol, thermometer tahanan (termistor
thermometer), thermometer elemen (thermocouple), pyrometer optic, dan
thermometer gas bervolume tetap. Prinsip kerjanya adalah kejadian pemuaian yang
dicatat sebagai indeks temperatur (Gabriel, 1996).
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Kelembaban dapat dikategorikan
sebagai kelembaban absolute dan kelembaban spesifik atau kelembaban relatif.
Kelembaban absolute adalah massa uap air pada volume tertentu campuran udara
atau gas, dan umumnya dinyatakan dalam gram per meter kubik (g/m3).
Kelembaban relatif adalah tekanan parsial dari uap air dalam udara dibagi dengan
tekanan uap air pada suhu yang sama dinyatakan sebgai persentase (Zulfikar, 2018).
Terminologi lain yang berhubungan dengan kelembaban :
1. Kelembanan spesifik (H’) (specific humidity/moisture content) adalah jumlah
massa uap air (dalam pound (lb) atau kg) per unit massa udara kering (dalam
lb atau kg). dapat pula dalam mole uap air per mole udara kering.
2. Kelembaban relative (relative humidity) adalah rasio tekanan parsial uap air
yang ada di udara dengan tekanan jenuh uap air pada temperature bola
kering.
3. Humid heat (Cs) adalah adalah kapasitas panas campuran udara dengan uap
air yang berdasarkan pada basis 1 lb atau kg udara kering.
4. Humid volume adalah volume 1 lb atau kg udara kering plus uap air pada
udara.
5. Temperatur bola kering (dry bulb temperature) (Tdb) adalah temperature
udara yang terukur dengan thermometer yang menggunakan sensor kering
(sensor tidak dimodifikasi).
6. Temperature bola basah (wet bulb temperature) (Twb) adalah temperature
udara yang terukur dengan thermometer yang menggunakan sensor basah
(sensor diselimuti lapisan air).
7. Temperatur dew point (dew point temperature (Tdp) adalah kondisi ketika
udara lembab tidak jenuh didinginkan pada tekanan konstan dan rasio
kelembaban konstan, kemudian pada temperature tertentu udara lembab
akan jenuh sehingga mulai terjadi proses kondensasi (titik kondensasi).
8. Entalpi (Enthalpy) spesifik per massa udara kering untuk campuran udara
jenuh uap air atau jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1
lb.

Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban adalah hygrometer dan sling
psychrometer. Pengukuran menggunakan sling psychrometer harus dibantu
dengan grafik psikrometri suhu bola basah dan suhu bola kering. Kurva
psikometrik dibatasi oleh dua sumbu tegak lurus dan melengkung. Sumbu
ordinat horizontal adalah skala temperature bola kering. Sumbu ordinat vertical
adalah skala humidity ratio / moisture content. Garis melengkung adalah garis
udara jenuh (%RH).

B. Prosedur Kerja
1. Pengukuran Suhu Udara
a. Pegang atau gantung thermometer, hindarkan sensor bagian bawah
menyentuh benda selain udara
b. Biarkan kurang lebih 5 menit atau diperkirakan sensor thermometer
telah beradaptasi dengan udara sehingga muai alcohol atau muai Hg
atau gerak jarum penunjuk atau warna indikator menjadi stabil
c. Baca derajat temperatur sesuai skala yang ada, jika perlu
konversikan kedalam satuan derajat Celsius, Fahrenheit, Reamur
dan Kelvin.
2. Pengukuran Kelembaban Menggunakan Hygrometer
a. Letakkan hygrometer di ruangan yang akan diukur kelembabannya
b. Biarkan beberapa saat hingga jarum penunjuk kelembaban stabil
c. Baca kelembaban relatif yang ditunjukkan jarum penunjuk
3. Pengukuran Kelembaban Menggunakan sling psikrometer
a. Membasahi sensor termometer basah dengan air.
b. Memutar psikrometer hingga benang menjadi basah uap selama ±15
menit
c. Membaca dan mencatat suhu pada termometer basah dan kering.
d. Menambahkan suhu basah san kering kemudian dibagi 2 sebagai
suhu ruang.
e. Mencocokkan dengan grafik psikrometri.
f. Cara membaca grafik :
1) Menghitung/mengkonversikan suhu dari termometer
(Celcius) menjadi suhu Fahrenheit pada grafik
2) Suhu kering ditunjukkan pada ordinat garis mendatar dan
suhu basah pada garis diagonal
3) Perpotongan antara suhu basah dan kering merupakan
kelembaban
4) Mengikuti garis melengkung sehingga diketahui nilai
kelembaban.
C. Alat dan Bahan
1. Thermometer
2. Hydrometer/thermohygrometer
3. Sling psychrometer
4. Grafik psychrometri
5. Alat tulis
D. Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
4. RADIASI
A. Tinjauan pustaka
B. Prosedur kerja
C. Alat dan Bahan
D. Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
5. Blm
A. Tinjauan pustaka
B. Prosedur kerja
C. Alat dan Bahan
D. Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
6. Blm
A. Tinjauan pustaka
B. Prosedur kerja
C. Alat dan Bahan
D. Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
7. Blm
A. Tinjauan pustaka
B. Prosedur kerja
C. Alat dan Bahan
D. Hasil
E. Pembahasan
F. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai