Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIK PENGUKURAN DEBIT

ALIRAN TERBUKA DAN TERTUTUP


A. Tinjauan Pustaka
Menurut Asdak (1995), teknik pengukuran debit aliran sungai langsung di lapangan pada
dasarnya dapat dilakukan melalui empat kategori, yaitu:
1. Pengukuran volume aliran sungai
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang dialirkan dalam
aliran sungai.
4. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit seperti weir (aliran air
lambat) atau flume (aliran air cepat).
Salah satu metode sederhana yang paling sering digunakan untuk mengukur debit aliran pada
saluran terbuka seperti sungai adalah Embody’s float methods. Pipa adalah saluran tertutup
yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan untuk mengalirkan fluida dengan
tampang aliran penuh (Triatmojo 1996 : 25). Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa
zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila
zat cair di dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka atau
karena tekanan di dalam pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak
penuh), aliran temasuk dalam pengaliran terbuka. Karena mempunyai permukaan bebas, maka
fluida yang dialirkan dalah zat cair. Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang saluran
terbuka adalah tekanan atmosfer. Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan
aliran pada pipa adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara
pada saluran terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada
rongga yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran pada
saluran terbuka (Kodoatie, 2002: 215).
B. Prosedur Kerja
Aliran terbuka :
1. Mencari sebuah saluran air terbuka dengan bentuk penampang yang relatif rata
misalnya saluran irigasi atau riol kota.
2. Mengukur lebar saluran dan kedalaman saluran yang terisi air. Jika lebar saluran dan
kedalaman air tidak sama, melakukan pengukuran di beberapa titik yang mewakili
keseluruhan, kemudian hasilnya dirata-rata.
3. Menghitung luas penampang basah
4. Menentukan jarak pengukuran, kemudian menandai saluran di bagian hulu (A) dan
hilir (B) menggunakan penanda (misalnya kayu)
5. Menyiapkan stopwatch kemudian melemparkan floating material beberapa meter
sebelum tanda A.
6. Saat floating material tepat berada di titik A tekan start pada stopwatch, kemudian
pada saat tepat berada di B tekan stop.
7. Mencatat waktu tempuh floating material dari X1 ke X2. Melakukan 3x pengulangan
di dirata-rata.
8. Mengitung kecepatan aliran dan debit aliran
Aliran Tertutup :
1. Mencari sebuah aliran fluida tertutup misalnya saluran air Kran
2. Menyiapkan stopwatch kemudian hidupkan keran secara penuh
3. Mengisikan air ke dalam gelas ukur bersamaan dengan itu tekan tombol start pada
stopwatch
4. Menekan tombol stop sebelum air mengisi batas atas skala ukur
5. Membaca hasil pengukuran waktu pengisian (t) dan volume air pada gelas ukur (V)
6. Menghitung debit aliran tertutup dengan rumus (Q) = V/t

C. Alat dan Bahan


1. Alat Penanda
2. Stopwatch
3. Meteran
4. Floating material (misalnya bola plastik kecil, styrofoam)
5. Alat tulis
6. Alat hitung
7. Gelas ukur 1000 ml

D. Hasil
Debit aliran terbuka:
Mencatat data hasil pengukuran sebagai berikut:
a. Saluran yang diukur = selokan
b. Lebar rata-rata (w) = 1,25 meter
c. Kedalaman rata-rata (d) = 0,26 meter
d. Luas penampang basah (A) = (w x d) = 1,25 m x 0,26 m = 0,325 m2
e. Jarak tempuh floating material (X) = 10 meter
f. Waktu tempuh floating material (t) = 33,12 detik
g. Kecepatan aliran (v) = X/t = 10 m/33,12 detik = 0,3019 m/detik
h. Konstanta perairan (K) = 0,8 (dasar berkerikil dan berpasir)
i. Debit aliran (Q) = (A . v . K) = 0,325 m2 x 0,3019 m/detik x 0,8
= 0,0785 m3/detik.
0,301m 1 km 3600 detik km
j. Konversi kecepatan = X X = 1,0836
s 1000 m 1 jam jam
0 , 078 m3 1000 liter 60 detik liter
k. Konversi debit = X 3 X = 0,00468
s 1m 1menit menit
Debit aliran tertutup :
Mencatat data hasil pengukuran sebagai berikut:
a. Jenis saluran yang diukur = saluran air kran
b. Waktu pengisian (t) = 6,67 detik
c. Volume tertampung (V) = 2.100 liter menjadi 2,1 m3
d. Debit aliran (Q) = (V/t) = 2,1/6,67
= 0,3148 m3 /detik
E. Pembahasan
Praktikum pengukuran debit ini dilakukan dengan dua tipe aliran yaitu aliran terbuka dan
tertutup. Dalam aliran terbuka didapatkan data lebar rata – rata 1,25 meter, kedalaman rata –
rata 0,26 meter, dan untuk panjangnya 10 meter. Dari ketiga data di atas, dapat menghasilkan
nilai volume dari aliran terbuka, sehingga nilai debit dapat dicari dengan membagi jumlah
volume dengan waktu tempuh sehingga didapatkan hasil debit pada aliran terbuka adalah
0,0785 m3 per detik. Pada aliran tertutup didapatkan volume dengan melihat banyaknya air
yang berada di gelas kimia dengan waktu menyalakan kran air selama 4 menit. Sehingga debit
dapat dicari dan dihasilkan nilai debit pada aliran tertutup sebesar 0,3148 m 3 per detik.

F. Kesimpulan
Dari praktikum ini disimpulkan bahwa drainase saluran terbuka adalah sistem saluran yang
permukaan airnya terpengaruhi dengan udara luar (atmosfir). Kegunaan dengan adanya
saluran drainase ini antara lain untuk mengurangi kelebihan air, mengendalikan erosi tanah,
mengendalikan sebagian air permukaan, mengeringkan daerah becek dan genangan air,
mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan, dll. Sedangkan pada aliran
tertutup tidak dipengaruhi oleh udara luar yang pada praktikum ini penutup berasal dari
selang sehingga didapatkan nilai debit yang lebih besar karena tekanan yang dihasilkan oleh
selang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai