MEKANIKA FLUIDA
MODUL 4
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERBUKA
Cara pengukuran
1. aliran di hulu dan di hilir sekat harus tenang.
2. aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau
samping sekat.
3. Aliran harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat
Sekat Thompson (V Notch)
h harus diukur pada minimal 2h dibagian hulu pintu ukur.
Tebal ambang ukur antara 0,8 sd 2 mm.
Permukaan air dibagian hilir harus min 6 cm dibawah ”ambangukur
bagian bawah”.
h harus > 6 cm untuk menghindari kesalahan ukur.
Persamaan dikembangkan untuk h antara 38 cm dan h/P<2,4.
Persamaan dikembangkan untuk V-notch yang sempurna,dalam arti
h/B harus ≤0.2.
Lebar saluran rata-rata (B) harus >91 cm.
Bagian bawah V-notch harus min. 45 cm diatas bagian dasar saluran
bagian hulu
Apabila alat ukur tidak memenuhi ketentuan diatas, maka alat ukur disebut alat
ukur “V-notch yang tidak sempurna”. Dimana:
h/B yang dibutuhkan ≤ 0,4.
Dasar ambang ukur bagian bawah cukup 10 cm diatas dasar saluran
sebelah hulu.
Lebar saluran cukup dengan 10 cm, dan h bisa sampai 61 cm (V-
Notch sempurna mempunyai h 38 cm)
Grafik C yang digunakan berbeda, graphic memberikan
hubunganantara C sebagai fungsi dari h/P dan P/B dan hanya
berlaku untukV-Notch dengan sudut 900
Pada Standar USBR, 1997 dapat dilihat bahwa Nilai C bergerakdari
0,576 sd 0,6; sedangkan pada V-Notch sempurna dengansudut 900,
nilai C adalah 0,578.
U-Notch
B 0.24 m
b 0.03 m
P 0.08 m
Tabel 4.3 Pengukuran B, Derajat dan Lebar V- notch.
V-Notch
B 0.24 m
θ 30 derajat
P 0.08 m
Berikut hasil pengukuran Waktu , Tinggo Air U dan V notch aliran fluida
pada saat praktikum sebagai berikut :
Dengan menggunakan data titik 1 pada variasi 1 pada tabel 4.4, dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut :
8 𝜃
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = √2𝑔 ℎ5/2
15 5
Dengan menggunakan data titik 1 pada variasi 1 pada tabel 4.4, dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut :
8 𝜃
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = √2𝑔 ℎ5/2
15 5
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.00070871 m3/s
Jadi nilai Q teoritis aliran air adalah 0,00070871 m3/s. Begitu pun
dengan variasi lainnya U dan V-Nocth, digunakanlah rumus dan formula
yang sama. Sehingga didapati Q teoritis (m3/s) untuk setiap variasi di
setiap titik.
G. Menentukan nilai Koefisien discharge (Cd)
Untuk menentukan Koefisiwn discharge ( Cd ) dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Cd = Qaktual / Qteoritis
Dengan menggunakan data titik 1 pada variasi 1 pada tabel 6.1, dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Cd = Qaktual / Qteoritis
Cd = 0.000445853 / 0.00070871
Cd = 0.629104072
Jadi nilai Cd aliran air adalah 0,629104072 . Begitu pun dengan variasi
lainnya U dan V-Nocth, digunakanlah rumus dan formula yang sama.
Sehingga didapati Koefisisen discharge untuk setiap variasi di setiap titik.
VI. DATA AKHIR
VII. ANALISIS A
0.0005
0.00045
y = 0.5861x
0.0004 R² = 0.9509
Qakt U-Notch (m3/s)
0.00035
0.0003
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008
Qteo U-Notch (m3/s)
Dapat dilihat gambar 7.1 Grafik Q actual U-Notch terhadap Qteo U teo U-
Notch, plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat.
Berdasarkan gambar 7.1 nilai koefisien determinasi R² = 0.9509. Koefisien
determinasi menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan
ideal karena mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah
menunjukan bahwa ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat
dijelaskan oleh nilai peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai
R2 =0.09509, maka pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal
karena mendekati dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.3083666 (dengan
menngunakan converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar
variabel saling berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari
nilai R = 0.3083666 , dengan nilai yangsama dengan satu berarti hubungan antar
variabel juga saling keterkaitan.
0.0005
0.00045 y = 0.6508x
R² = 0.9806
0.0004
Qakt V-Notch (m3/s)
0.00035
0.0003
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007
Qteo V-Notch (m3/s)
Dapat dilihat gambar 7.2 Grafik Q akt V-Notch terhadap Q teo V-Notch.,
plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan
gambar 7.2 nilai koefisien determinasi R² = 0.9806. Koefisien determinasi
menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan ideal karena
mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan bahwa
ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai
peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =0.9808, maka
pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal karena mendekati
dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.990353 (dengan menggunakan
converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar variabel saling
berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari nilai R =
0.990353 , dengan nilai yangs ama dengan satu berarti hubungan antar variabel
juga saling keterkaitan.
c Grafik h avrg U-Notch terhadap Q akt U-Notch
0.045
0.04 y = 1.9257x0.5005
R² = 0.9981
0.035
h avrg U-Notch (m)
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
Qakt U-Notch (m3/s)
Dapat dilihat gambar 7.3 Grafik h avrg U-Notch terhadap Q akt U-Notch.,
plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan
gambar 7.3 nilai koefisien determinasi R² = 0.9981. Koefisien determinasi
menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan ideal karena
mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan bahwa
ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai
peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =0.9981, maka
pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal karena mendekati
dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.9990495 (dengan
menggunakan converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar
variabel saling berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari
nilai R = 0.9990495 , dengan nilai yangs ama dengan satu berarti hubungan antar
variabel juga saling keterkaitan.
Untuk mencari nilai galatnya, dapat membandingkan nilai pangkat dari
bilangan Froude dengan nilai pangkat persamaan garis yaitu y = 1.9257x0.5005 yang
terdapat pada grafik sebagai berikut :
1.5 − 0.5005
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
1.5
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 66.633%
Dengan hasil galat adalah 66.633%, maka faktor kesalahan saat melakukan
praktikum cukup besar. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor yaitu diantaranya
kurang telitinya praktikan atau pengukuran yang kurang akurat.
0.05
h avrg V-Notch (m)
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
Qakt V-Notch (m3/s)
Dapat dilihat gambar 7.4 Grafik h avrg V-Notch terhadap Q akt V-Notch.,
plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan
gambar 7.4 nilai koefisien determinasi R² = 0.9991. Koefisien determinasi
menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan ideal karena
mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan bahwa
ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai
peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =0.9991, maka
pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal karena mendekati
dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.999549 (dengan
menggunakan converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar
variabel saling berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari
nilai R = 0.99549 , dengan nilai yangs ama dengan satu berarti hubungan antar
variabel juga saling keterkaitan.
Untuk mencari nilai galatnya, dapat membandingkan nilai pangkat dari
bilangan Froude dengan nilai pangkat persamaan garis yaitu y = 0.8753x0.3382 yang
terdapat pada grafik sebagai berikut :
2.5 − 0.3382
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
2.5
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 86.472%
Dengan hasil galat adalah 86.472%, maka faktor kesalahan saat melakukan
praktikum cukup besar. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor yaitu diantaranya
kurang telitinya praktikan atau pengukuran yang kurang akurat.
Kelebihan dan kekurangan Alat ukur Cipoletti
Kelebihan
Kelebihan dari alat Cipolitte, yaitu
1. Sederhana dan muda dibuat
2. Biaya Pelaksanaa tidak mahal
Kekurangan
Kekurangan dari alat Cipolitte,Yaitu
1. Terjadi sedimentasi dihulu bangunan
2. Pengukuran debit tidak bisa dilakukan jika muka air
hilir naik diatas elevasi ambang bangunan ukur.
Perbedaan U-Notch dan V-Notch
U-Notch
1. Luas pembukaan U lebih besar
2. Memiliki debit yang besar
3. Memiliki 2 sudut
V-Notch
1. Luas pembukaan V lebih kecil
2. Memiliki debit yang kecil
3. Memiliki 1 sudut
End-depth methods and flumes
a End-depth
Prinsip Dasar pengukuran :
Terjunan akan memberikan efek kecepatan terminal yang dapat
diukur untuk mewakili besaran debit yang melaluinya.
1. Rectangular
Didesain untuk mendapatkan aliran freefall
Aliran tidak mengalami kontraksi
Mudah dalam kontruksi
3. Circular
Disesain untuk mendapatkan aliran freefall
Aliran tidak mengalami kontraksi
Mudah dalam kontruksi
Dibandingkan rectangular, bentuk ini tidak terbentuk drop-off
zone.
b Flume
Prinsip dasar pengukuran :
Flume memberikan efek gabungan kontraksi dan kecepatan terminal
secara sekaligus namun dengan kehilangan tekanan yang lebih kecil
yang dapat diukur untuk mewakili debit yang melaluinya.
1. Rectangular Flume
4. Parshall Flumes
5. Submerge Parshall Flumees
Terjadi karena:
Level muka air di hilir terlalu tinggi sehingga lompatan hidrolis
tidak terlihat atau sangat kecil.
Ssolusinya :
Dilakukan koreksi terhadap perhitungan debit pada kondisi ideal
Q = Chn – Qe
Analisis Kesalahan
Dalam praktikum dan perhitungan kali ini, adanya
kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh praktikan contohnya
seperti memulai dan mengakhiri stopwatch. Adanya kesalahan dalam
memulai dan mengakhiri Stopwatch seperti tidak sigapnya seseorang
yang menggunakan stopwatch-nya, sehingga dapat mengubah hasil
perhitungan Qaktual . Hal ini tentu jelas memberi dampak pada
perhitungan dan perbandingan lainnya. Selanjutnya terdapat juga
kesalahan saat peletakan beban. Peletakan beban harus dilakukan tepat
pada saat beban mulai terangkat. Hal inilah yang sering kali
menimbulkan ketidakakuratan, sebab kesigapan dan kecepatan
praktikan sangat berpengaruh dalam memperhitungkan waktu ketika
lengan hydraulic bench mulai terangkat. Kesalahan pembacaan alat
sangat mungkin terjadi dan biasanya disebabkan oleh skala alat yang
terlalu kecil untuk dilihat mata atau saat mengalibrasi alat yang tidak
tepat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi praktikan saat
membaca alat dan menyebabkan hasil percobaan menjadi kurang akurat.
Lalu tidak tepatnya jarum pengukur kedalaman aliran fluida (air) tepat
di permukaan aliran tersebut, sehingga berpengaruh juga dalam
pembacaan dan perhitungan data. Dan juga tidak tepatnya saat
menentukan skala antar titik Panjang loncatan dan kedalaman aliran
yang terbagi – bagi menjadi 6 titik sepanjang saluran.
VIII. ANALISI B
Pada percobaan alat ukur debit saluran terbuka, aplikasi yang
diterapkan pada bidang teknik lingkungan adalah untuk mengukur
kecepatan aliran saluran terbuka, Notch akan memberikan efek
konstraksi pada aliran fluida sehingga ketinggian air diatas notch dapat
digunakan untuk menentukan kecepatan fluida dan dapat diukur untuk
mewakili besaran debit fluida yang melaluinya. Contohnya pada
bendungan sungai, intake, dan sistem drainase.
Gambar 8.1 Intake
Thompson adalah nama yang terkenal di PDAM, khususnya di
kalangan operator yang bertanggung jawab atas kelancaran pasokan
air, mulai dari sumber air baku (intake, broncaptering), transmisi (unit
bak pelepas tekanan, BPT), dan instalasi pengolahan air (sedimentasi,
kanal).
Sebagai alat ukur, Sekat Thompson banyak digunakan pada PDAM
untuk mengetahui perkiraan debit air yang akan dan sudah diolahnya,
terutama kurang dari 200 l/d. Selain Thompson, ada juga Cipoletti dan
Romyn (untuk debit antara 200 dan 2.000 l/d), dan untuk debit di atas
2.000 l/d digunakan Bendulan/Crump de Gruyter. Dua alat yang
disebut terakhir biasanya dikenal dengan nama pintu ukur karena selain
untuk mengukur debit juga untuk membuka-tutup aliran.
Gambar 8.2 Kanal
IX. Kesimpulan
1. Nilai Tinggi Muka Air ( H )
Berikut hasil pengolahan data nilai Akhir Nilai Tinggi Muka Air
sebagai berikut :
Tabel 9.1 Hasil Akhir Nilai Tinggi Muka Air ( H )
Variasi Cd
U-Notch V-Notch
1 0.629104072 0.679736
2 0.54614185 0.617752
3 0.438458438 0.542377
X. DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso, 1988, Hidrolika II, Biro penerbit UGM, Yogyakarta
Kurniawan, H. ( 2014, Agustus 08). Alat Ukur Debit Cipoletti dan
Thompson. Retrieved Juli 11.2018 ,From https://www.scribd.com
Rangga raju, 1999, Aliran melaului saluran terbuka, Erlangga, Jakarta
Robert.J.Kodoatie, 2002, Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka
dan Pipa, Andi Yogyakarta.
Ven Te Chow, 1991, Aliran melalui saluran terbuka, Erlangga, Jakarta