Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA
MODUL 4
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERBUKA

Nama Praktikum : Aditya Hegi Saputra


NIM : P17333115433
Kelompok/Shift : 4 ( 13.00 – 14.30 )
Tanggal Pengumpulan : 12 Juli 2018
Asisten yang Bertugas : 1. Lailatus Syifa ( 1531409 )
2. Nurul Rohim ( 1531404 )

PROGRAM STUDI DIV-KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANDUNG
2018
I. TUJUAN
1. Memperoleh tinggi muka air di atas Notch (H)
2. Memperoleh nilai Qactual dan Qteoritis
3. Memperoleh nilai Cd (Coefficient Discharge)

II. PRINSIP DASAR


Notch pada dasarnya merupakan konstruksi dalam saluran terbuka.
Notch biasanya digunakan dalam pengukuran kecepatan aliran saluran
terbuka. Notch akan memberikan efek konstraksi pada aliran fluida
sehingga ketinggian air diatas notch dapat digunakan untuk menentukan
kecepatan fluida dan dapat diukur untuk mewakili besaran debit fluida yang
melaluinya. Alat ukur pada saluran terbuka ini dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu u-notch dan v-notch.

III. DASAR TEORI

SALURAN TERBUKA DAN SIFAT-SIFATNYA

JENIS SALURAN TERBUKA


Saluran Terbuka : Saluran yang mengalirkan air dengan permukaan bebas.
Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan asal-usul:
 Saluran alam (natural channel)
contoh : sungai-sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga
sungaibesar di muara.
 Saluran buatan (artificial channel)
contoh : saluran drainase tepi jalan, saluan irigasi untuk mengairi
persawahan, saluran pembuangan, saluran untuk membawa air ke
pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum, saluran
banjir.

Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan konsistensi bentuk penampang dan


kemiringan dasar :
 Saluran prismatik (prismatic channel)
Yaitu saluran yang bentuk penampang melintang dan kemiringan
dasarnya tetap.
Contoh : saluran drainase, saluran irigasi
 Saluran non prismatik (non prismatic channel)
Yaitu saluran yang bentuk penampang melintang dan kemiringan
dasarnya berubah-ubah.
Contoh : sungai
Klasifikasi saluran terbuka berdasarkan geometri penampang melintang :
 Saluran berpenampang segi empat.
 Saluran berpenampang trapesium
 Saluran berpenampang segi tiga.
 Saluran berpenampang lingkaran.
 Saluran berpenampang parabola.
 Saluran berpenampang segi empat dengan ujung dibulatkan ( diberi
filet berjari-jari tertentu).
 Saluran berpenampang segi tiga dengan ujung dibulatkan ( diberi filet
berjari-jari tertentu)..

Di lapangan, Saluran buatan (artificial channel) bisa berupa :


 Canal : semacam parit dengan kemiringan dasar yang landai,
berpenampang segi empat, segi tiga, trapezium maupun lingkaran.
Terbuat dari galian tanah, pasangan batu, beton atau kayu maupun
logam.
 Talang (flume) : semacam selokan kecil terbuat dari logam, beton atau
kayu yang melintas di atas permukaan tanah dengan suatu penyangga.
 Got Miring (chute) : semacam selokan dengan kemiringan dasar yang
relatif curam.
 Bangunan Terjun (drop structure) : semacam selokan dengan
kemiringan yang tajam. Perubahan muka air terjadi pada jarak yang
sangat dekat.
 Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup yang melintasi jalan atau
menerobos gundukan tanah dengan jarak yang relatif pendek.
 Terowongan ( tunnel) : saluran tertutup yang melintasi gundukan tanah
atau bukit dengan jarak yang relatif panjang.

Sekat Thompson (V-Notch)Alat yang diperlukan:


a. Sekat V-notch, dibuat dari pelat logam (baja, aluminium, dan lain-
lain)atau dari kayu lapis
b. Penggaris, tongkat ukur atau pita ukur.
Cara Pengukuran:
1) Tempatkan sekat pada aliran yang akan diukur, pada posisi yangbaik
sehingga sekat betul-betul mendatar atau ”h” pada kedua sisinya adalah
sama
2) Ukur hdengan penggaris, tongkat ukur dan pita ukur.

Persamaan Pintu Ukur V-notchPersamaan V- Notch sesuai Standar:


Persamaan V-notch telah distandarkan oleh ISO (1980), ASTM (1993),and
USBR (1997) semuanya memberikan hasil menggunakan Kindsvater-Shen
equation. Contoh penggunaan persamaan tersebutadalah seperti dibawah ini.
Dimana Q dalam unit cfs dan tinggi dalamunit ft. Diberikan dibawah ini kurva
untuk C dan k vs sudut. Pada standar yang ada tidak diberikan persamaan untuk
menyusunan kurva tersebut,sehingga satu satunya jalan adalah menggunakan
kurva tersebut.

Cara pengukuran
1. aliran di hulu dan di hilir sekat harus tenang.
2. aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau
samping sekat.
3. Aliran harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat
Sekat Thompson (V Notch)
 h harus diukur pada minimal 2h dibagian hulu pintu ukur.
 Tebal ambang ukur antara 0,8 sd 2 mm.
 Permukaan air dibagian hilir harus min 6 cm dibawah ”ambangukur
bagian bawah”.
 h harus > 6 cm untuk menghindari kesalahan ukur.
 Persamaan dikembangkan untuk h antara 38 cm dan h/P<2,4.
 Persamaan dikembangkan untuk V-notch yang sempurna,dalam arti
h/B harus ≤0.2.
 Lebar saluran rata-rata (B) harus >91 cm.
 Bagian bawah V-notch harus min. 45 cm diatas bagian dasar saluran
bagian hulu

Apabila alat ukur tidak memenuhi ketentuan diatas, maka alat ukur disebut alat
ukur “V-notch yang tidak sempurna”. Dimana:
 h/B yang dibutuhkan ≤ 0,4.
 Dasar ambang ukur bagian bawah cukup 10 cm diatas dasar saluran
sebelah hulu.
 Lebar saluran cukup dengan 10 cm, dan h bisa sampai 61 cm (V-
Notch sempurna mempunyai h 38 cm)
 Grafik C yang digunakan berbeda, graphic memberikan
hubunganantara C sebagai fungsi dari h/P dan P/B dan hanya
berlaku untukV-Notch dengan sudut 900
 Pada Standar USBR, 1997 dapat dilihat bahwa Nilai C bergerakdari
0,576 sd 0,6; sedangkan pada V-Notch sempurna dengansudut 900,
nilai C adalah 0,578.

IV. DATA AWAL


Berikut hasil pengukuran massa beban, suhu awal, suhu akhir, suhu
rata-rata, densitas dan volume saluran saat praktikum sebagai berikut :
Tabel 4.1 Pengukuran Massa, Suhu, Densitas dan Volume.
Massa 2.5 kg
beban
Suhu awal 23 0C
Suhu akhir 23 0C
Suhu rata- 23 0C
rata
densitas 979.9035 kg/m3
Volume 0.007654 m3

Berikut hasil pengukuran B,pdan Lebar notch aliran fluida pada


saat praktikum sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pengukuran B, p dan Lebar U- notch.

U-Notch
B 0.24 m
b 0.03 m
P 0.08 m
Tabel 4.3 Pengukuran B, Derajat dan Lebar V- notch.
V-Notch
B 0.24 m
θ 30 derajat
P 0.08 m

Berikut hasil pengukuran Waktu , Tinggo Air U dan V notch aliran fluida
pada saat praktikum sebagai berikut :

Tabel 4.4 Pengukuran Waktu , Tinggi Permukaan Air U dan V- notch.


V. PENGOLAHAN DATA
A. Menentukan Densitas Air

Waktu (s) Tinggi Muka Air (m)


Variasi U-Notch V-Notch
t1 t2 t3 tavrg
H1 H2 H3 Havrg H1 H2 H3 Havrg
1 17.2 16.7 17.6 17.16666667 0.12 0.12 0.12 0.12 0.144 0.144 0.144 0.144
2 25.8 24.4 25.5 25.23333333 0.114 0.114 0.114 0.114 0.137 0.137 0.137 0.137
3 71 70 68 69.66666667 0.1 0.1 0.1 0.1 0.12 0.12 0.12 0.12
Untuk menghitung densitas air dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut:
y = -0.0036x2 - 0.0675x + 1000.6 ........... (1) Dengan mensubtitusi nilai x
dengan nilai suhu rata – rata, maka:
y = -0,0036(23)2 – 0,0695(23) + 1000,6
= 997,0971 kg/m3
Sehingga didapat nilai densitas air adalah 997.0971 kg/m3
B. Menentukan waktu rata-rata
Waktu rata-rata diperoleh dari hasil penjumlahan ketiga pengukuran lalu
di bagi tiga.
t rata rata =(t1+t2+t3)/2

t rata rata = 17.16666667 s


Sehingga waktu rata – rata variasi 1 pada saluran adalah 17.16666667 s.
Begitu pun dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus danf ormula
yang sama. Sehingga didapati waktu rata-rata (s) untuk setiap titik di
setiapvariasi.
C. Menentukan nilai Tinggi muka air rata rata
Tinggi muka air rata rata diperoleh dari hasil penjumlahan ketiga
pengukuran lalu dibagi tiga.
H rata rata =(H1+H2+H3)/2

H rata rata = 0,12 m


Sehingga Tinggi muka air rata – rata variasi 1 pada saluran adalah 0.12
m.
Begitu pun dengan variasi lainnya, digunakanlah rumus danf ormula
yang sama. Sehingga didapati Tinggi muka air rata-rata (s) untuk
setiap titik di setiap variasi U dan V-Notch.
D. Menentukan volume air
Volume air diperoleh dari rumus
Massa air = ρ X volume air
Volume air = massa air/ ρ
Volume air = 7,5 / 979.9035

Volume air = 0,00765381 m3


E. Menentukan nilai Q aktual
Untuk menentukan Q aktual dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Volume air = Qaktual / t rata-rata

Dengan menggunakan data titik 1 pada variasi 1 pada tabel 4.4, dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Q aktual = Volume air / t rata-rata


Q aktual = 0,007654 / 17.16667

Q aktual = 0.000445853 m3/s


Jadi nilai Q actual aliran air adalah 0,000445853 m3/s. Begitu pun dengan variasi
lainnya U dan V-Nocth, digunakanlah rumus dan formula yang sama.
Sehingga didapati Q actual (m3/s) untuk setiap variasi di setiap titik.
F. Menentukan nilai Q teoritis
Untuk menentukan Q aktual dapat menggunakan persamaan sebagai berikut
:

8 𝜃
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = √2𝑔 ℎ5/2
15 5
Dengan menggunakan data titik 1 pada variasi 1 pada tabel 4.4, dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut :

8 𝜃
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = √2𝑔 ℎ5/2
15 5
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.00070871 m3/s
Jadi nilai Q teoritis aliran air adalah 0,00070871 m3/s. Begitu pun
dengan variasi lainnya U dan V-Nocth, digunakanlah rumus dan formula
yang sama. Sehingga didapati Q teoritis (m3/s) untuk setiap variasi di
setiap titik.
G. Menentukan nilai Koefisien discharge (Cd)
Untuk menentukan Koefisiwn discharge ( Cd ) dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Cd = Qaktual / Qteoritis
Dengan menggunakan data titik 1 pada variasi 1 pada tabel 6.1, dapat
dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Cd = Qaktual / Qteoritis

Cd = 0.000445853 / 0.00070871

Cd = 0.629104072

Jadi nilai Cd aliran air adalah 0,629104072 . Begitu pun dengan variasi
lainnya U dan V-Nocth, digunakanlah rumus dan formula yang sama.
Sehingga didapati Koefisisen discharge untuk setiap variasi di setiap titik.
VI. DATA AKHIR

Setelah dilakukan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka didapatkan


hasil perhitungannya sebagai berikut :
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Variasi 1,2 dan 3 Data Akhir Untuk Waktu rata-rata,
Tinggi rata-rata U/V-Notch, Q actual dan teori U/V-Notch ,Dan Koefisien
Discharge .

h avg (m) Qakt (m3/s) Qteo (m3/s) Cd


Variasi t avrg (s) U- V-
U-Notch V-Notch U-Notch V-Notch U-Notch V-Notch
Notch Notch
1 17.16667 0.04 0.064 0.000445853 0.000446 0.00070871 0.000656 0.629104072 0.679736
2 25.23333 0.034 0.057 0.000303322 0.000303 0.00055539 0.000491 0.54614185 0.617752
3 69.66667 0.02 0.04 0.000109863 0.00011 0.00025057 0.000203 0.438458438 0.542377

VII. ANALISIS A

 Analisis Cara Kerja


Ukur suhu air awal percobaan. Untuk menentukan massa jenis
air.Jalankan hydraulic bench dan pasang beban, catat massa beban yang
digunakan dan waktu yang dibutuhkan untuk pengaliran. Caranya pada saat
air mengalir ke weight tank yang kosong, tutup tank dengan memutar cam
lever. Lalu pasang beban pada lengan beban. Perhatikan apabila lengan
beban mulai terangkat, nyalakan stopwach. Pada saat lengan bebanterangkat
kembali, matikan stopwach. Ukur ketinggian air (h) pada pembacaan
piezometer disisi saluran. Lakukan tiga kali pengukuran ketinggian air
untuk setiap variasi debit, dimana dalam percobaan ini dilakukan tiga kali
variasi debit. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
 Analisis Cara Kerja

a Grafik Q actual U-Notch terhadap Qteo U teo U-Notch

0.0005
0.00045
y = 0.5861x
0.0004 R² = 0.9509
Qakt U-Notch (m3/s)

0.00035
0.0003
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007 0.0008
Qteo U-Notch (m3/s)

Gambar 7.1 Grafik Q actual U-Notch terhadap Qteo U teo U-Notch

Dapat dilihat gambar 7.1 Grafik Q actual U-Notch terhadap Qteo U teo U-
Notch, plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat.
Berdasarkan gambar 7.1 nilai koefisien determinasi R² = 0.9509. Koefisien
determinasi menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan
ideal karena mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah
menunjukan bahwa ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat
dijelaskan oleh nilai peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai
R2 =0.09509, maka pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal
karena mendekati dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.3083666 (dengan
menngunakan converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar
variabel saling berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari
nilai R = 0.3083666 , dengan nilai yangsama dengan satu berarti hubungan antar
variabel juga saling keterkaitan.

b Grafik Q akt V-Notch terhadap Q teo V-Notch

0.0005
0.00045 y = 0.6508x
R² = 0.9806
0.0004
Qakt V-Notch (m3/s)

0.00035
0.0003
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.0006 0.0007
Qteo V-Notch (m3/s)

Gambar 7.2 Grafik Q akt V-Notch terhadap Q teo V-Notch.

Dapat dilihat gambar 7.2 Grafik Q akt V-Notch terhadap Q teo V-Notch.,
plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan
gambar 7.2 nilai koefisien determinasi R² = 0.9806. Koefisien determinasi
menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan ideal karena
mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan bahwa
ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai
peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =0.9808, maka
pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal karena mendekati
dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.990353 (dengan menggunakan
converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar variabel saling
berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari nilai R =
0.990353 , dengan nilai yangs ama dengan satu berarti hubungan antar variabel
juga saling keterkaitan.
c Grafik h avrg U-Notch terhadap Q akt U-Notch

0.045
0.04 y = 1.9257x0.5005
R² = 0.9981
0.035
h avrg U-Notch (m)

0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
Qakt U-Notch (m3/s)

Gambar 7.3 h avrg U-Notch terhadap Q akt U-Notch

Dapat dilihat gambar 7.3 Grafik h avrg U-Notch terhadap Q akt U-Notch.,
plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan
gambar 7.3 nilai koefisien determinasi R² = 0.9981. Koefisien determinasi
menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan ideal karena
mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan bahwa
ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai
peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =0.9981, maka
pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal karena mendekati
dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.9990495 (dengan
menggunakan converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar
variabel saling berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari
nilai R = 0.9990495 , dengan nilai yangs ama dengan satu berarti hubungan antar
variabel juga saling keterkaitan.
Untuk mencari nilai galatnya, dapat membandingkan nilai pangkat dari
bilangan Froude dengan nilai pangkat persamaan garis yaitu y = 1.9257x0.5005 yang
terdapat pada grafik sebagai berikut :
1.5 − 0.5005
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
1.5
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 66.633%
Dengan hasil galat adalah 66.633%, maka faktor kesalahan saat melakukan
praktikum cukup besar. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor yaitu diantaranya
kurang telitinya praktikan atau pengukuran yang kurang akurat.

d Grafik h avrg V-Notch terhadap Q akt V-Notch


0.07
y = 0.8753x0.3382
0.06 R² = 0.9991

0.05
h avrg V-Notch (m)

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
Qakt V-Notch (m3/s)

Gambar 7.4 h avrg V-Notch terhadap Q akt V-Notch

Dapat dilihat gambar 7.4 Grafik h avrg V-Notch terhadap Q akt V-Notch.,
plot data pada grafik tersebut membentuk garis linier meningkat. Berdasarkan
gambar 7.4 nilai koefisien determinasi R² = 0.9991. Koefisien determinasi
menunjukkan plot variabel dalam grafik tersebut mewakili keadaan ideal karena
mendekati angka 1. Kedaan ideal yang dimaksud ini adalah menunjukan bahwa
ukuran proporsi keragaman total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai
peubah X melalui hubungan pada grafik ini. Dilihat dari nilai R2 =0.9991, maka
pada grafik tersebut plot variabel mewakili keadaan ideal karena mendekati
dengan angka 1.
Hubungan antar variabel dilihat dari nilai R = 0.999549 (dengan
menggunakan converter R), dengan nilai sama dengan satu berarti hubungan antar
variabel saling berkaitan.tersebut diperoleh hubungan antar variabel dilihat dari
nilai R = 0.99549 , dengan nilai yangs ama dengan satu berarti hubungan antar
variabel juga saling keterkaitan.
Untuk mencari nilai galatnya, dapat membandingkan nilai pangkat dari
bilangan Froude dengan nilai pangkat persamaan garis yaitu y = 0.8753x0.3382 yang
terdapat pada grafik sebagai berikut :
2.5 − 0.3382
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
2.5
%𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 86.472%
Dengan hasil galat adalah 86.472%, maka faktor kesalahan saat melakukan
praktikum cukup besar. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor yaitu diantaranya
kurang telitinya praktikan atau pengukuran yang kurang akurat.
 Kelebihan dan kekurangan Alat ukur Cipoletti
 Kelebihan
Kelebihan dari alat Cipolitte, yaitu
1. Sederhana dan muda dibuat
2. Biaya Pelaksanaa tidak mahal
 Kekurangan
Kekurangan dari alat Cipolitte,Yaitu
1. Terjadi sedimentasi dihulu bangunan
2. Pengukuran debit tidak bisa dilakukan jika muka air
hilir naik diatas elevasi ambang bangunan ukur.
 Perbedaan U-Notch dan V-Notch
 U-Notch
1. Luas pembukaan U lebih besar
2. Memiliki debit yang besar
3. Memiliki 2 sudut
 V-Notch
1. Luas pembukaan V lebih kecil
2. Memiliki debit yang kecil
3. Memiliki 1 sudut
 End-depth methods and flumes
a End-depth
Prinsip Dasar pengukuran :
Terjunan akan memberikan efek kecepatan terminal yang dapat
diukur untuk mewakili besaran debit yang melaluinya.
1. Rectangular
 Didesain untuk mendapatkan aliran freefall
 Aliran tidak mengalami kontraksi
 Mudah dalam kontruksi

Gambar 7.5 Plan view


2. Triangular
 Didesain untuk mendapatkan aliran freefall
 Aliran tidak mengalami kontraksi
 Mudah dalam kontruksi
 Dibandingkan rectangular, bentuk ini tidak terbentuk drop –
off zone.
Gambar 7.6 Plan view Triangular

3. Circular
 Disesain untuk mendapatkan aliran freefall
 Aliran tidak mengalami kontraksi
 Mudah dalam kontruksi
 Dibandingkan rectangular, bentuk ini tidak terbentuk drop-off
zone.

Gambar 7.7 Plan view circular

b Flume
Prinsip dasar pengukuran :
Flume memberikan efek gabungan kontraksi dan kecepatan terminal
secara sekaligus namun dengan kehilangan tekanan yang lebih kecil
yang dapat diukur untuk mewakili debit yang melaluinya.

Gambar 7.8 Plan view Flume

1. Rectangular Flume

Gambar 7.9 Plan view Rectangular Flume


Prosedur Analisis Rectangular Flumes (ISO 4359):
 Hitung Cd
 Hitung A
 Hitung Cv ( Numerik )
 Hitung Q
 Hitung V
 Hitung F

Gambar 7.10 Rumus – rumus


2. Trapezoidal Flumes

Gambar 7.11 Trapezoidal

Prosedur Analisis ( ISO 4359 )


 Hitung K
 Hitung Cd
 Hitung A dan T
 Hitung Cs ( Asumsi H = h )
 Hitung Cv
 Hitung Q
 Hitung V
 Hitung F
 Ulangin dengan
3. U shape Flume

Gambar 7.12 U shape Flume

4. Parshall Flumes
5. Submerge Parshall Flumees
Terjadi karena:
Level muka air di hilir terlalu tinggi sehingga lompatan hidrolis
tidak terlihat atau sangat kecil.
Ssolusinya :
Dilakukan koreksi terhadap perhitungan debit pada kondisi ideal
Q = Chn – Qe
 Analisis Kesalahan
Dalam praktikum dan perhitungan kali ini, adanya
kemungkinan kesalahan yang dilakukan oleh praktikan contohnya
seperti memulai dan mengakhiri stopwatch. Adanya kesalahan dalam
memulai dan mengakhiri Stopwatch seperti tidak sigapnya seseorang
yang menggunakan stopwatch-nya, sehingga dapat mengubah hasil
perhitungan Qaktual . Hal ini tentu jelas memberi dampak pada
perhitungan dan perbandingan lainnya. Selanjutnya terdapat juga
kesalahan saat peletakan beban. Peletakan beban harus dilakukan tepat
pada saat beban mulai terangkat. Hal inilah yang sering kali
menimbulkan ketidakakuratan, sebab kesigapan dan kecepatan
praktikan sangat berpengaruh dalam memperhitungkan waktu ketika
lengan hydraulic bench mulai terangkat. Kesalahan pembacaan alat
sangat mungkin terjadi dan biasanya disebabkan oleh skala alat yang
terlalu kecil untuk dilihat mata atau saat mengalibrasi alat yang tidak
tepat, sehingga menimbulkan kebingungan bagi praktikan saat
membaca alat dan menyebabkan hasil percobaan menjadi kurang akurat.
Lalu tidak tepatnya jarum pengukur kedalaman aliran fluida (air) tepat
di permukaan aliran tersebut, sehingga berpengaruh juga dalam
pembacaan dan perhitungan data. Dan juga tidak tepatnya saat
menentukan skala antar titik Panjang loncatan dan kedalaman aliran
yang terbagi – bagi menjadi 6 titik sepanjang saluran.

VIII. ANALISI B
 Pada percobaan alat ukur debit saluran terbuka, aplikasi yang
diterapkan pada bidang teknik lingkungan adalah untuk mengukur
kecepatan aliran saluran terbuka, Notch akan memberikan efek
konstraksi pada aliran fluida sehingga ketinggian air diatas notch dapat
digunakan untuk menentukan kecepatan fluida dan dapat diukur untuk
mewakili besaran debit fluida yang melaluinya. Contohnya pada
bendungan sungai, intake, dan sistem drainase.
Gambar 8.1 Intake
 Thompson adalah nama yang terkenal di PDAM, khususnya di
kalangan operator yang bertanggung jawab atas kelancaran pasokan
air, mulai dari sumber air baku (intake, broncaptering), transmisi (unit
bak pelepas tekanan, BPT), dan instalasi pengolahan air (sedimentasi,
kanal).
Sebagai alat ukur, Sekat Thompson banyak digunakan pada PDAM
untuk mengetahui perkiraan debit air yang akan dan sudah diolahnya,
terutama kurang dari 200 l/d. Selain Thompson, ada juga Cipoletti dan
Romyn (untuk debit antara 200 dan 2.000 l/d), dan untuk debit di atas
2.000 l/d digunakan Bendulan/Crump de Gruyter. Dua alat yang
disebut terakhir biasanya dikenal dengan nama pintu ukur karena selain
untuk mengukur debit juga untuk membuka-tutup aliran.
Gambar 8.2 Kanal
IX. Kesimpulan
1. Nilai Tinggi Muka Air ( H )
Berikut hasil pengolahan data nilai Akhir Nilai Tinggi Muka Air
sebagai berikut :
Tabel 9.1 Hasil Akhir Nilai Tinggi Muka Air ( H )

Variasi Tinggi Muka Air (m)


U-Notch V-Notch
H1 H2 H3 Havrg H1 H2 H3 Havrg
1 0.12 0.12 0.12 0.12 0.144 0.144 0.144 0.144
2 0.114 0.114 0.114 0.114 0.137 0.137 0.137 0.137
3 0.1 0.1 0.1 0.1 0.12 0.12 0.12 0.12

2. Nilai Q actual dan Q teoritis


Berikut hasil pengolahan data nilai Q actual dan Q teoritis sebagai
berikut :
Tabel 9.1 Hasil Q actual dan Q teoritis

Variasi Qakt (m3/s) Qteo (m3/s)


U-Notch V-Notch U-Notch V-Notch
1 0.000445853 0.000446 0.00070871 0.000656
2 0.000303322 0.000303 0.00055539 0.000491
3 0.000109863 0.00011 0.00025057 0.000203

3. Nilai Cd ( Coefficient Discharge )


Berikut hasil Cd ( Coefficient Discharge ) sebagai berikut :
Tabel 9.1 Cd ( Coefficient Discharge )

Variasi Cd
U-Notch V-Notch
1 0.629104072 0.679736
2 0.54614185 0.617752
3 0.438458438 0.542377

X. DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso, 1988, Hidrolika II, Biro penerbit UGM, Yogyakarta
Kurniawan, H. ( 2014, Agustus 08). Alat Ukur Debit Cipoletti dan
Thompson. Retrieved Juli 11.2018 ,From https://www.scribd.com
Rangga raju, 1999, Aliran melaului saluran terbuka, Erlangga, Jakarta
Robert.J.Kodoatie, 2002, Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka
dan Pipa, Andi Yogyakarta.
Ven Te Chow, 1991, Aliran melalui saluran terbuka, Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai