PENDAHULUAN
1
kritis merupakan jalur pipa yang memiliki kemungkinan besar mengalami
tegangan
melebihi batas kekuatan izin material. Oleh karena itu, sistem perpipaan harus
mampu menahan semua beban-beban yang bekerja.
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari
sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem perpipaan bercabang yang
sangat kompleks. Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal
sampai dengan lokasi tujuan.
Beberapa komponen dasar yang khas dari sistem perpipaan meliputi pipa itu
sendiri, berbagai sambungan yang digunakan untuk menyambung masing-masing
pipa guna membentuk sistem yang di inginkan, peralatan pengatur laju aliran dan
pompa-pompa yang menambah energi untuk mengalirkan fluida tersebut.
Komponen tersebut masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Dalam perancangan sistem perpipaan banyak hal yang perlu diperhatikan,
seperti material yang digunakan, standar code yang sesuai untuk diaplikasikan,
perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa, serta cara sistem perpipaan di
koneksikan.
Berdasarkan uraian diatas, kami dari kelompok lima perlu melakukan
percobaan tata pipa untuk memudahkan penentuan dan pengaplikasian tata pipa
dalam kehidupan sehari-hari nantinya.
2
1) Untuk menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh
gesekan dan pengaruh lokal.
2) Untuk menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynold (Re)
pada aliran melalui pipa pengamatan.
3) Untuk menentukan hubungan antara (H1 ukur) dan (H1 hitung).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aliran air dalam suatu pipa dapat berupa aliran saluran-terbuka (open
channel flow) maupun aliran pipa (pipe-flow). Kedua jenis aliran itu banyak
memilikii kesamaan tetapi juga banyak memiliki perbedaan. Jika dibandingkan,
aliran saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface), sedangkan
aliran pipa tidak memiliki itu karena aliran harus mengisi seluruh saluran.
a. Aliran Turbulen
b. Aliran Laminier
4
Aliran Laminier adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-
lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sam lain.
Aliran relatif mempunyai kecepatan rendah dan fluidanya bergerak sejajar dan
mepunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida. Aliran laminar mempunyai
Bilangan Reynolds yang lebih kecil.
1
P+ ρgh+ + ρ v 2 = KONSTAN (2.1)
2
keterangan:
v : kecepatan fluida
g : percepatan gravitasi bumi
h : ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p : tekanan fluida
ρ : densitas fluida
b. Aliran Termanpatkan
5
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh
fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk
aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
V
+ ∅+ ω=KONSTAN (2.2)
2
Keterangan:
∅ : energi potensial gravitasi per satuan massa;
jika gravitasi konstan maka ∅=gh ,
ω : entalpi fluida per satuan massa
Aliran air dikatakan steady (mantap) apabila kelajuan air pada setiap titik
tertentu setiap saat adalah konstan. Hal ini berarti pada titik tersebut kelajuannya
akan selalu konstan. Hal ini barati pada aliran steady (mantap) kelajuan pada satu
titik tertentu adalah tetap setiap saat, meskipun kelajuan aliran secara keseluruhan
itu berubah/berbeda. Aliran steady ini akan banyak dijumpai pada aliran air yang
memiliki kedalaman yang cukup, atau pada aliran yang yang memiliki kecepatan
yang kecil.
Aliran air dikatakan tidak mantap (unsteady) apabila kecepatan pada setiap
tempat tertentu dan setiap saat tidak konstan. Hal ini berarti bahwa pada aliran ini
kecepatan v sebagai fungsi dari waktu.Dalam aliran ini elemen penyusun air akan
6
selalu berusaha menggabungkan diri satu sama lain dengan elemen air di
sekelilingnya meskipun aliran secara keseluruhan berlangsung dengan lancar.
ρ. μ . L ϑ . L
ℜ= = (2.3)
μ v
Keterangan:
Re :Bilangan Reynolds
μ : Viskositas Absolut
Viskositas adalah suatu cara untuk menerangkan berapa daya tahan dari
aliran yang diberikan kepada suatu cairan. Kebanyakan dari viscometer
dipergunakan untuk mengukur kecepatan suatu cairan yang mengalir melalui pipa
gelas (gelas kapiler). Definisi yang lain dari viskositas adalah ukuran yang
menyatakan kekentalan dari suatu cairan atau fluida.
7
Kekentalan adalah sifat cairan yang masih berhubungan erat dengan
hambatan agar mengalir. Viskositas cairan itu akan menyebabkan gesekan antar
bagian atau lapisan cairan yang bergerak bersama yang benda lainya. Hambatan
atau gesekan yang terjadi adalah hasil dari gaya kohesi dalam zat cair (Yazid,
2005).
Q=V.A (2.4)
1
Dimana = A: πD2
4
Keterangan :
Q : debit aliran( m3/det)
V : kecepatan aliran (m/det)
t : waktu (det)
A : luas penampang (m2)
D : diameter (m)
8
2.5 Kehilangan Energi Pada Pipa
- akibat perubahan penampang pipa, belokan dan perubahan arah aliran pada pipa
(kehilangan energi sekunder)
9
Gambar 2.1 kehilangan Tenaga
Sumber :( https://sanggapramana.wordpress.com)
L V2
hl = f (2.5)
d 2g
keterangan :
hl :koefisien tinggi tekanan akibat gesekan
f : koefisien gesekan (m)
L : panjang pipa (m)
d : diameter pipa (m)
v : kecepatan fluida (m/s)
g: percepatan gravitasi (m/s2)
Untuk menentukan koefisien gesekan (f), Balsius memberikan persamaan
koefisein gesek untuk pipa halus pada batasan angka bilangan Reynolds tertentu.
dimana:
10
f : koefisien gesek (tidak berdimensi)
v2
h=k (2.8)
2g
dimana:
h : tinggi tenaga yang hilang
k : Koefisien Weisbach
v2
: tinggi kecepatan
2g
11
Pada pembesaran penampang nilai K bisa diperoleh menggunakan rumus
sebagai berikut:
K=¿ (2.9)
Pipa ini banyak digunakan pada kebutuhan pembuangan air kotor dan
saluran air bersih. Dibandingkan dengan pipa 90 tekanan pada pipa 30 lebih kecil
dari pada pipa 90, sedangkan untuk kecepatan aliran pipa 30 relatif lebih cepat
dari pipa 90. Untuk pengujian head loss juga pipa 30 relatif lebih kecil dari pada
pipa 90.
keterangan :
hl : kehilangan energy akibat tikungan (m)
k :koefisien kehilangan tinggi tekan
g :percepatan gravitasi (m/s2)
v : kecepatan aliran (m/s)
d. Pipa 45°
12
Kehilangan energi sekunder dapat diabaikan karena adanya perubahan
belokan pipa. Besarnya kehilangan energi sekunder dapat dirumuskan sebagai
berikut :
V2
he = k (2.12)
2g
keterangan :
he : kehilangan energy sekunder (m)
k : koefisien kehilangan energy
v : kecepatan aliran (m/s)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
e. Pipa 90°
Pipa jenis ini termasuk pipa yang sering kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Pipa jenis ini mempunyai head loss tentunya. Secara umum rumus
kerugian head loss adalah :
f . v2
hf = (2.13)
2g
[ D
f = 0.131+1.847 2 R ( ) ]( 90θ ) (2.14)
θ θ (2.15)
f =0.946 sin 2 + 2.046 sin 4
2 2
Keterangan :
13
f : Koefisien gesekan
D : Diameter (m)
R : Jari – jari (m)
g : Gravitasi (m/s2)
m1=m2
ρV1=ρV2
A1L1=A2L2
A1v1Δt=A2v2Δt
A1v1=A2v2
Keterangan :
14
2.7 Persamaan Bernoulli
Tekanan+Ekinetik+Epotensial=konstan
sehingga,
15
1 1
p1+ ρv12+ρgh1=p2+ ρv 222+ρgh2 (2.16)
2 2
dengan:
h : ketinggian (m)
16
2.8.1 Instalasi Pipa Dalam PDAM
Instalasi pipa gas oksigen merupakan salah satu aplikasi tata pipa yang
berada di rumah sakit. Pipa-pipa di Rumah Sakit in harus diatur dengan baik agar
17
satu tabung oksigen yang menjadi sumber oksigen dapat dialirkan dan digunakan
oleh beberapa pasien yang membutuhkan.
18
Gambar 2.5 Instalasi Tempat Penyimpanan Air (Tandon)
Sumber : (http://www.ranahsolusi.web.id/)
Sumber : (https://omc.proxsisgroup.com)
Instalasi pipa minyak berfungsi untuk menghantarkan minyak dari suatu
negara ke negara lain menggunakan jalur bawah laut.
19
Gambar 2.7 Instalasi Pipa Pemadam Kebakara
Sumber : (https://patigeni.com)
Ruang pompa hydrant atau rumah pompa hydrant atau ruang hydrant
merupakan suatu bangunan atau ruangan yang berfungsi untuk memindahkan air
dari reservoir (penampungan air) ke jaringan hydrant.
Instalasi pipa gas berfungsi untuk mengisi gas LPG yang kemudian di
salurkan ke rumah warga atau pedagang pedagang gas.
20
Gambar 2.8 Instalasi Pipa Gas
Sumber : (https://rejeki-teknik.com )
21