Anda di halaman 1dari 14

Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

MODUL II

ALIRAN DI ATAS PELIMPAH AMBANG LEBAR

DAN AMBANG TAJAM

2.1 Pendahuluan

Ambang atau pelimpah merupakan suatu bangunan air yang biasa


digunakan pada saluran terbuka untuk mencari nilai dari debit aliran air.
Umumnya terdapat dua macam ambang yaitu ambang lebar dan ambang
tajam. Kedua jenis ambang dalam percobaan ini berfungsi sebagai model
untuk diaplikasikan dalam perancangan bangunan pelimpah pada waduk dan
sebagainya dan bentuk ambang adalah bentuk yang sederhana untuk
meninggikan muka air.

2.1.1 Ambang lebar

Ambang lebar adalah suatu struktur bangunan air dengan garis-garis


aliran bergerak secara paralel antara satu dengan yang lain paling sedikit pada
suatu jarak yang pendek. Ambang lebar banyak digunakan pada saluran irigasi
yang berfungsi untuk menentukan debit dari air yang mengalir pada saluran
tersebut.

2.1.2 Ambang tajam

Ambang tajam merupakan salah satu alat pengukur aliran yang terdiri
dari beberapa macam dan dibedakan oleh bentuk penampangnya. Bentuk
pelimpah akan berpengaruh pada tinggi air di atas pelimpah. Sama seperti
pengertian dari ambang lebar, ambang tajam juga berfungsi untuk mengatur
banyaknya debit air yang mengalir dan juga untuk menentukan aliran.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 1


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk menyelidiki karakter aliran diatas pelimpah ambang lebar


2. Untuk menyelidiki karakter aliran diatas pelimpah ambang tajam

2.3 Alat dan Bahan

1. Ambang lebar dan ambang tajam.

Gambar 2.3.1 Ambang lebar

Gambar 2.3.2 Ambang tajam

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 2


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2. Meteran taraf

Gambar 2.3.3 Meteran taraf

3. Saluran terbuka multiguna.

Gambar 2.3.4 Saluran terbuka multiguna

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 3


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

4. Gelas ukur

Gambar 2.3.5 Gelas ukur

5. Stopwatch.

Gambar 2.3.7 Stopwatch

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 4


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.4 Dasar Teori

2.4.1 Ambang Lebar

Pelimpah ambang lebar adalah suatu struktur bangunan air dengan


garis-garis aliran bergerak secara parallel antara satu dengan yang lain. Jadi,
distribusi tekanan hidrostatis dianggap terjadi pada suatu tampang kendali.
Untuk mendapatkan kondisi ini, panjang mercu pelimpah searah aliran L
dibatasi oleh tinggi energy total. Pelimpah ini dipakai sebagai alat ukur debit
standar dan besarnya debit Q dapat ditentukan dengan persamaan:
Q=1,705.Cd.B.H1,5
Dimana:
Cd = koefisien debit
B = lebar pelimpah (m)
H= tinggi air diatas mercu ambang (m)

2.4.2 Ambang Tajam

Pelimpah ambang tajam adalah suatu struktur bangunan air dengan


panjang mercu searah aliran sama dengan atau lebih kecil dari dua milimeter.
Umumnya bangunan ini dipakai untuk mengukur debit.
,
2 15
Q = Cd. . √2𝑔. 𝐵. H
3

Dimana:
Cd = koefisien debit
Q = debit aliran (m3/s)
B = lebar pelimpah (m)
H= tinggi air diatas mercu ambang (m)

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 5


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.5 Prosedur Percobaan

2.5.1 Percobaan aliran di atas pelimpah ambang lebar

1. Tempatkan pelimpah pada kait pengunci yang ada di dasar saluran


dan pastikan terkunci dengan baik di atas dasar saluran.

Gambar 2.5.1.1 Menempatkan Pelimpah

2. Hidupkan pompa dan buka katup pengatur sehingga air melimpah di


atas ambang.

Gambar 2.5.1.2 Menghidupkan Pompa

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 6


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

3. Setelah kondisi aliran stabil, ukur H dengan


menggunakan meteran taraf.

Gambar 2.5.1.3 Mengukur Nilai H

4. Catat waktu pengisian air ke dalam gelas ukur menggunakan


stopwatch untuk menentukan nilai debit (Q).

Gambar 2.5.1.4 Mengisi Air ke dalam


Gelas Ukur

5. Untuk setiap langkah pada prosedur 3, catat pula


nilai du dan dc.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 7


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.5.2 Percobaan aliran di atas pelimpah ambang tajam

1. Tempatkan pelimpah pada kait pengunci yang ada di dasar


saluran dan pastikan terkunci dengan baik di atas dasar saluran.

Gambar 2.5.2.1 Menempatkan Pelimpah

2. Hidupkan pompa dan buka katup pengatur sehingga air


melimpah di atas ambang.

Gambar 2.5.2.2 Menghidupkan Pompa

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 8


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

3. Setelah kondisi aliran stabil, ukur besarnya nilai H untuk setiap


pertambahan tinggi muka air kira-kira 10 mm, tinggi H diukur dengan
meteran taraf.

Gambar 2.5.2.3 Mengukur Tinggi H

4. Hitung waktu menggunakan stopwatch yang digunakan untuk


menentukan nilai debit (Q) setiap pertambahan tinggi muka air sebesar
10 mm, sebanyak tiga kali.

Gambar 2.5.2.4 Menghitung waktu menggunakan stopwatch

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 9


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.6 Data Hasil Percobaan

1. Ambang Lebar

No t Q Cd
1 1,16 8,6206x10-4 0,692
2 1,33 7,5187x10-4 0,648
3 2,30 4,7169x10-4 0,429
4 4,3978x10-4 0,418

2. Ambang Tajam

No H t Q Log Q Cd H1,5 Log H Q2/3


1 0,028 1,59 6,215x10-4 -3,203 0,204 4,685x10-3 -1,552 1,2066x10-7
2 0,025 1,77 5,649x10-4 -3,248 0,218 3,952x10-3 -1,602 1,0637x10-7
3 0,019 2,51 5,984x10-4 -3,399 0,232 2,618x10-3 -1,721 5,2907x10-8
4 0,038 2,66 3,759x10-4 -3,424 7,407x10-3 -1,420 4,7x10-8

2.7 Grafik

2.7.1 Ambang Lebar

Menghubungkan Cd dan Q
0.692
0.648
Cd

0.429 0.418
8,6206X10-4 7,5187X10-4 4,7169X10-4 4,3978X10-4
Q

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 10


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.7.2 Ambang Tajam

Menghitung H dan Q
0.038

0.028
0.025

0.019
6,215X10-4 5,649X10-4 5,984X10-4 3,759X10-4
Q

Menghubungkan Log H dan Log Q


-3.05
-1.552 -1.602 -1.721 -1.42
-3.1
-3.15
-3.203
-3.2 -3.248
-3.25
-3.3
-3.35 -3.399
-3.4 -3.424

-3.45

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 11


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.8 Analisis

2.8.1 Ambang Lebar

Dari grafik dapat diketahui,bahwa perbandingan perbandingan Q


t erhadap Cd atau rata-rata koefisien debit adalah tidak tetap. Hal ini terjadi
karena diperhitungan Cd tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air yang di
bagi dengan panjang ambang. Melainkan hanya tinggi muka air saja. Maka
dari itu terjadilah penurunanan dan penaikan grafik yang tidak begitu
konsisten. Hubungan antara H yang merupakan tinggi muka air terhadap
debit Q adalah berbanding lurus. Berdasarkan grafik, semakin besar nilai H
akan semakin besar juga nilai Q. Hal ini dibuktikan dengan semakin besar
debit di hulu maka volume air yang mengalirakan semakin deras dan
mengakibatkan semakin tingginya nilai tinggi air dihilir.

2.8.2 Ambang Tajam

Melalui grafik, dapat kita lihat bahwasannya apabila ketinggian


muka air yang telah diamati sebelumnya bernilai besar maka akan
berbanding terbalik degan nilai dari Cd nya atau koefisien debitnya, dalam
artian Cd akan bernilai kecil. Dan apabila nilai dari ketinggian muka air
rendah maka nilai dari koefisien debitnya atau Cd nya akan lebih tinggi.
Maka dari itu H berbanding terbalik dengan Cd.Melalui grafik, dapat kita
lihat bahwasannya apabila ketinggian muka air yang telah diamati
sebelumnya bernilai besar maka begitu pula degan nilai dari Q nya atau
debit. Dan apabila nilai dari ketinggian muka air rendah maka nilai dari
debitnya atau Q nya akan rendah pula. Maka dari itu H berbanding lurus
dengan Q.

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 12


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.9 Kesimpulan

2.9.1 Pelimpah Ambang Lebar

1. Pada peraktikum kali ini didapatkan bahwa nilai debit yang diperoleh lebih
besar dari 1,705. Hal ini disebabkan pula dengan kurangnya ketelitian setiap
melakukan percobaan.
2. Hasil penelitian ini menggambarkan hubungan antar parameter aliran yang
menggambarkan hubungan pengaruh antar parameter debit, kedalaman aliran,
kecepatan aliran, dan koefisien debit, serta hubungan pengaruh antara
kedalaman aliran di sebelah hilir dan hulu ambang dengan variasi bentuk
mercu ambang. Dapat disimpulkan aliran tidak selalu parallel diatas pelimpah
ambang lebar
3. Dari hasil praktikum yang dilakukan pelimpah didapatkan data nilai koefisien
debit (Cd) pada berbagai kondisi perlakuan. Pada setiap kondisi perlakuan
terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi nilai koefisien debit (Cd)
tersebut. Variabel – variabel yang mempengaruhi antara lain adalah panjang
pelimbah itu sendiri, variasi besarnya debit (Q) dan tinggi tekan total (H) di
hulu pelimpah.

2.9.2 Pelimpah Ambang Tajam:

1. Nilai Cd berubah (tidak konstan), ini sangat dipengaruhi oleh debit maupun
ketinggian dan pengaliran tersebut.
2. Dari data yang diperoleh dapat diperkirakan nilai estimasi Cd adalah sekitar 0,219

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 13


Institut Teknologi Sumatera Kelompok 14

2.10 Saran

1. Saat melakukan pengukuran dengan meteran taraf dan mistar, harus lebih teliti
dalam melihat angka atau pungaris angka agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengukuran.
2. Pada saat meletakan ujung jarum meteran taraf diatas permukaan air, harus lebih
teliti supaya ujung jarum berada tepat di atas permukaan air.
3. Dalam pengisian gelas ukur, gelas ukur jangan miring dan saat menghitung
lamanya waktu pengisian dengan stop watch harus dipastikan semuanya
dilakukan berbarengan agar nilai yang diinginkan lebih akurat.

2.11 DaftarPustaka

Triatmodjo,Bambang.1996.HidraulikaI.Yogyakarta:BetaOffset
Triatmodjo,Bambang.1996.HidraulikaII.Yogyakarta:BetaOffset
Maryono,Agus.2003.HidrolikaTerapan.Jakarta:PradnyaParamita

Laporan Mekanika Fluida dan Hidrolika 14

Anda mungkin juga menyukai