Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya sehingga
dapapat menyelesaikan salah satu tugas laporan yang berjudul ALIRAN AMBANG
LEBAR DAN SLUICE GATE dengan sebaik baiknya dan dalam keadaan sehat
walafiat. Solawat beserta salam mari kita curah limpahkan kepada nabi besar kita
Nabi Muhammada SAW, kepada keluarga nya para sahabatnya, para tabiin tabiat
nya dan sampai kepada kita hingga akhir hari nanti.
Laporan praktikum ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari
semua pihak. Untuk itu praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Demikianlah Laporan Hidarulika ini dibuat untuk memenuhi Persyaratan
kelulusan praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika. Penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penyusun
harapkan. Mudah-mudahhan laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan pembaca pada umumnya

Garut, 04 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

I.I Latar Belakang................................................................................................ 3

I.II Tujuan Praktikum .......................................................................................... 4

I.III Manfaat Praktikum ...................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5

II.I Aliran Melalui Ambang Lebar (Broad Crester Weir) .................................. 5

II.II Sluice Gate ................................................................................................... 7

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM ........................................ 9

III.I Aliran Melalui Ambang Lebar (Broad Crester Weir) ................................. 9

III.II Sluice Gate................................................................................................ 17

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 20

IV.I KESIMPULAN ......................................................................................... 20

IV.I.I Aliran Ambang Lebar Saluran Terbuka .................................................. 20

IV.I.II Sluice Gate ............................................................................................. 21

IV.I.III Saran ..................................................................................................... 22

LAMPIRAN ...................................................................................................... 23

I. Lampiran Hasil Praktikum ............................................................................. 23

II. Dokementasi Hasil Praktikum ...................................................................... 24

ii
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman perlu dilakukan
pengukuran debit air guna untuk mengetahui berapa banyak air yang
dibutuhkan oleh tanaman. Debit air merupakan ukuran banyaknya volume
air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam
sutau tempat tiap satu satuan waktu.Dalam suatu jaringan irigasi, kita perlu
mengetahui seberapa besar debit air yang mengalir di sungai tersebut dan
seberapa cepat aliran airnya itu. Dengan adanya debit kita bisa mengetahui
dan mendistribusi kan air secara efesien dan tidak ada air yang tidak
terpakai.
Untuk membuat saluran air dan saluran irigasi dapat digunakan
ambang lebar, dengan mencari nilai debit air (Q), nilai Koefisien debit (Cd),
nilai Koefisien Aliran (V) dan nilai Koefisien Kecepatan Aliran (Cv) .
Sedangkan aplikasinya dilapangan ambang lebar banyak digunakan pada
saluran irigasi yang fungsinya menentukan debit dari air yang mengalir pada
saluran tersebut.
Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat
dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu
satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut
tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini
berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing
– masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh
gravitasi bumi.
Pintu sorong adalah sekat yang dapat diatur bukaannya. Pintu sorong
atau biasa praktikan sebut pintu air merupakan suatu alat untuk mengontrol
aliran pada saluran terbuka. Pintu menahan air di bagian hulu dan
mengizinkan aliran ke arah hilir melalui bawah pintu dengan kecepatan
tinggi (JMK Dake,1983).

3
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

I.II Tujuan Praktikum


Berikut ini adalah tujuan praktikum Mekanika fluida dan Hidraulika
diantaranya :
 Mahasiswa mampu mengaplikasikannya di lapangan
 Mahasiswa mampu mempelajari sifat aliran yang melalui pintu
sorong
 Menentukan mampu menghitung dan menentukan koefisien
kecepatan dan koefisien kontraksi
 Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari sluice gate
I.III Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk lebih memperluas
pengetahuana mahasiswa dalam memahami masalah hidrolika, khususnya
permasalahan pada aliran melalui ambang lebar pada saluran terbuka dan
Sluice Gate.

4
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

BAB II
LANDASAN TEORI
II.I ALIRAN MELALUI AMBANG LEBAR (BROAD CRESTER WEIR)
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan
untuk menaikkan tinggi muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam
merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-sifat atau karakteristik
aliran air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam
perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air maupun pengaturan
sungai.

Peluap disebut ambang lebar apabila B>0.4 hu, dengan B adalah


lebar peluap, dan hu adalah tinggi peluap.

h1 yc
P h0
h2 yt

Keterangan :
Q = Debit aliran (m³/det)
v2
P = Tinggi tekanan total hulu ambang = Ho +
2.g
h2 = Tinggi ambang (m)
ho = Kedalaman hulu ambang (m)
Yc = Tinggi muka air diatas hulu ambang (m)
Yt = Tinggi muka air setelah hulu ambang (m)
h1 = Tinggi muka air diatas hilir ambang = Yo – P (m)
Ambang lebar merupakan salah satu konstruksi pengukur debit.
Debit aliran yang terjadi pada ambang lebar dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Q=Axv
Dimana, A = luas penampang basah (m²)
v = Kecepatan aliran (m/det)
Q = Cd x b

5
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

𝑄
Dimana, Cd = Koefisien debit aliran = 3
𝑏 𝑥 ℎ𝑜2
b = Lebar ambang (m)
h = Tinggi total hulu ambang (m)
Debit aliran juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
3
Q = Cd x Cv x b x hu2
Dimana, Q = Debit aliran (m³/det)
Cd = Koefisien debit aliran
𝑄
Cv = Koefisien kecepatan = 3
𝑏 𝑥 hu2 𝑥 𝐶𝑑
hu = Tinggi muka air diatas hulu ambang (m)
b = Lebar ambang (m)
Dengan adanya ambang, akan terjadi efek pembendungan di sebelah
hulu ambang. Efek ini dapat dilihat dari naiknya permukaan air bila
dibandingkan dengan sebelum dipasang ambang. Dengan demikian, pada
penerapan di lapangan harus diantisipasi kemungkinan banjir di hulu
ambang.
Secara teori naiknya permukaan air ini merupakan gejala alam dari
aliran dimana untuk memperoleh aliran air yang stabil, maka air akan
mengalir dengan kondisi aliran subkritik, karena aliran jenis ini tidak akan
menimbulkan gerusan (erosi) pada permukaan saluran.
Pada saat melewati ambang biasanya aliran akan berperilaku sebagai
aliran kritik, selanjutnya aliran akan mencari posisi stabil. Pada kondisi
tertentu misalkan dengan adanya terjunan atau kemiringan saluran yang
cukup besar , setelah melewati ambang aliran dapat pula berlaku sebagai
aliran super kritik.
Pada penerapan di lapangan apabila kondisi super kritik ini terjadi
maka akan sangat membahayakan, dimana dasar tebing saluran akan
tergerus. Strategi penanganan tersebut diantaranya dengan membuat

6
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

peredam energy aliran, misalnya dengan memasang lantai beton atau batu-
batu cukup besar di hilir ambang.
Tingkat kekritikan aliran tersebut dapat ditentukan dengan mencari
bilangan Froud dengan persamaan:
Keterangan:
F = angka Froud (froud number)
D = kedalaman aliran (m)
Dimana jika:
F<1 disebut aliran subkritik.
F=1 disebut aliran kritik.
F>1 disebut aliran super kritik.
II.II SLUICE GATE
Pengaliran di bawah sluice gate mempunyai dua kondisi, yaitu
pengaliran bebas ( free flow ) dan pengaliran tenggelam (submerge flow ).
Kondisi pengaliran bebas dicapai bila aliran di depan pintu adalah subkritis
dan di belakang pintu adalah superkritis. Untuk kondisi pengaliran
tenggelam akan dicapai bila kedalaman air di belakang pintu lebih tinggi
dari bukaan pintu. Secara fisik pintu sorong dapat digambarkan sebagai
berikut :

Gambar II.II Profil Aliran pada Pintu Sorong dan Air Loncat

7
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

1
(2𝑔) ⁄2
𝑄1 = 𝐵 × 𝑦1 × 𝑦2
𝑦1 + 𝑦2
1
𝑄2 = 𝐵 × 𝐶𝑑 × (2𝑔 × 𝑦1)2

𝐶𝑐
𝐶𝑑 =
𝑦 1
(1 + 𝐶𝑐 × 𝑦2 )2
1
𝑦3
𝐶𝑐 =
𝑦2

Q1 = Debit air di hulu


Q1 = Debit air di hilir
Cd = Koefisien debit
Cc = Kontraksion rasio
B = Lebar pintu air
Y1 = Kedalaman permukaan di hulu
Y2 = Tinggi buka pintuair
Y3 = Kedalaman permukaan di hilir

8
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM
III.I ALIRAN MELALUI AMBANG LEBAR (BROAD CRESTER WEIR)
 Tujuan praktikum Aliran Ambang Lebar Pada Saluran Terbuka
 Mahasiswa mampu mencari debit air (Q) yang terjadi akibat
penahanan dari ambang
 Mahasiswa mampu mencari koefisien debit (cd)
 Mahasiswa mampu mencari koefisien aliran ( v )
 Mahasiswa mampu mencari koefisien kecepatan aliran (cv)
 Alat dan bahan
 Model aliran saluran terbuka
 Alat tulis
 Stopwatch
 Mistar Ukur
 Bola tenis Meja
 Air
 Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Lakukan 3 kali percobaan yaitu saat keran terbuka penuh, keran
terbuka setengahnya, dan keran terbuka seperempat.

Full 1/2 1/4

3) Percobaan pertama pada saat keran terbuka penuh, cari


penampang basah ( A).

9
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

Contoh :

air

4 t=3s
8 cm
2
𝐴 = (8 + 8 + 8) × 4𝑚 = 0,96 𝑚
𝑠 4
𝑣= = = 1,33 𝑚/𝑠
𝑡 3
4) Masukkan bola tenis meja/ pingpong lalu hitung kecepatan
aliran diawal- akhir menggunakan stopwatch.
5) Mencari debit (Q) pada aliran terbuka dengan posisi aliran
penuh

h1 yc
P h0
h2 yt

6) Masukkan ambang pada saluran lalu alirkan air dengan membuka


secara penuh, lalu amati perubahan- perubahan yang terjadi
setelah dialiri aliran pada ambang
7) Lalu setelah itu mencari koefisien debit (Cd)
8) Dan mencari koefisien kecepatan aliran (Cv)
 Pengolahan Data
I. Keran terbuka penuh
 Luas penampang Basah (A)
Diketahui : P= 450 cm (4,5 m)

A = ( 0,047+ 0,047+ 0,08 ) x 4,5


= 0,783
 Kecepatan Aliran ( V )
Diketahui : t = 5,19 s

10
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

s = 4,5 m
𝑠 4,5
V = 𝑡 = 5,19 = 0,867 m/s

 Debit (Q)
Q=AxV
= 0,783 x 0,867 = 0,679
 Dimasukkan Ambang -> Berbentuk Balok

h1 yc
p h0
h2 yt
Diketahui : b = 8 cm (0,08 m)
h0 = 16,5 cm (0,165 m)
h1 = 16,5-8 = 8,5 cm (0,085 m)
h2 = 8 cm (0,08 m)
ht/ Yt = 3 cm (0,03 m)
Yc = 6 cm (0,06 m)
a) Koefisien Debit (Cd)
𝑄
Cd = 𝑏 𝑥 ℎ𝑜3/2
0,679 0,679
= = 0,0054 = 125, 74
0,08 𝑥 0,1653/2

b) Koefisien Kecepatan aliran (Cv)


𝑄
Cv = 𝐶𝑑 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ13/2
0,679
= 125,74 𝑥 0,08 𝑥 0,0853/2 = 2,716
ℎ𝑜+𝑉 2
c) P = 2𝑥 𝑔

0,165+0,8672
= = 0,047
2 𝑥 9,81

II. Keran Terbuka Setengah

11
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

 Luas penampang Basah (A)


Diketahui : P= 450 cm (4,5 m)

A = ( 0,03+ 0,03+ 0,08 ) x 4,5


= 0,63
 Kecepatan Aliran ( V )
Diketahui : t = 5,66 s
s = 4,5 m
𝑠 4,5
V = 𝑡 = 5,66 = 0,795 m/s

 Debit (Q)
Q=AxV
= 0,63 x 0,795 = 0,50
 Dimasukkan Ambang -> Berbentuk Balok

h1 yc
h h0
h2 yt
Diketahui : b = 8 cm (0,08 m)
h0 = 13,6 cm (0,136 m)
h1 = 15-8 = 7 cm (0,07 m)
h2 = 8 cm (0,08 m)
ht/ Yt = 2,5 cm (0,025 m)
Yc = 5 cm (0,05 m)
a) Koefisien Debit (Cd)
𝑄
Cd = 𝑏 𝑥 ℎ𝑜3/2
0,50 0,50
= = 0,00401 = 124,62
0,08 𝑥 0,1363/2

b) Koefisien kecepatan Aliran (Cv)


𝑄
Cv = 𝐶𝑑 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ13/2

12
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

0,50
= 124.62𝑥 0,08 𝑥 0,073/2 = 2,7
ℎ𝑜+𝑉 2
c) P = 2𝑥 𝑔

0,136+0,7952
= = 0,039
2 𝑥 9,81

III. Keran Terbuka Seperempat


 Luas penampang Basah (A)
Diketahui : P= 450 cm (4,5 m)

A = ( 0,025+ 0,025+ 0,08 ) x 4,5


= 0,585
 Kecepatan Aliran ( V )
Diketahui : t = 6,4 s
s = 4,5 m
𝑠 4,5
V = 𝑡 = 6,4 = 0,703 m/s

 Debit (Q)
Q=AxV
= 0,585 x 0,703 = 0,411
 Dimasukkan Ambang -> Berbentuk Balok

h1 yc
p h0
h2 yt
Diketahui :
b = 8 cm (0,08 m)h0 = 12,2 cm (0,122 m)
h1 = 12,2-8 = 4,2 cm (0,042 m)
h2 = 8 cm (0,08 m)
ht/ Yt = 2 cm (0,02 m)
Yc = 3,3 cm (0,03 m)
a) Koefisien Debit (Cd)

13
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

𝑄
Cd = 𝑏 𝑥 ℎ𝑜3/2
0,411 0,411
= = 0,00341 = 120,53
0,08 𝑥 0,1223/2

b) Koefisien Kecepatan Aliran (Cv)


𝑄
Cv = 𝐶𝑑 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ13/2
0,411
= 120,53 𝑥 0,08 𝑥 0,0423/2 = 4,952
ℎ𝑜+𝑉 2
c) P =
2𝑥 𝑔

0,122+0,7032
= = 0,0314
2 𝑥 9,81

IV. Rata- rata


1) h0 = 16,5 + 15 +12,2 : 3
= 14,57
2) yc = 6 + 5 + 3,3 : 3
= 4,77
3) ht = 2 + 2,5 + 3 : 3
= 2,5
Jika F < 1 maka disebut aliran sub kritis
F > 1 maka disebut aliran super kritis
 Keran terbuka penuh
𝑉 0,867
F= = = 0,68
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥0,165
𝑉 0,867
F= = = 1,13
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,06
𝑉 0,867
F= = = 1,59
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,03

0,68+1,13+1,59
F rata-rata = = 1,13
3

F > 1 => 1,13 > 1, maka disebut aliran super kritis


 Keran terbuka setengah
𝑉 0,795
F= = = 0,66
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,15
𝑉 0,795
F= = = 1,14
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,05

14
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

𝑉 0,795
F= = = 0,61
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,025

0,66+1,14+0,61
F rata-rata = = 0,80
3

F < 1 => 0,80 < 1, maka disebut aliran sub kritis


 Keran terbuka seperempat
𝑉 0,703
F= = = 0,64
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,122
𝑉 0,703
F= = = 1,24
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,033
𝑉 0,703
F= = = 1,59
√𝑔 𝑥 𝐷 √9,81 𝑥 0,02

0,64+1,24+1,59
F rata-rata = = 1,16
3

F > 1 => 1,16 > 1, maka disebut aliran super kritis


TABEL HASIL PENGUJIAN

full 1/2 1/4 full 1/2 1/4


P (cm) 450 450 450 𝐴(𝑚2 ) 0,783 0,63 0,585
t (s) 5,19 5,66 6,4 V(m/s) 0,867 0,795 0,703
S (m) 4,5 4,5 4,5 𝑄(𝑚2 𝑠) 0,679 0,50 0,411
h (cm) 8 8 8 Cd 125,74 124.62 120,53
Data b (cm) 8 8 8 Hasil Cv 2,716 2,69 4,952
Pengukuran 0 (𝑐𝑚) 16,5 15 12,2 pengujian P(Pa) 0,047 0,039 0,0314
1 (𝑐𝑚) 8,5 7 4,2 F 1,13 0,80 1,16
jenis super super
2 (𝑐𝑚) 8 8 8 sub kritis
aliran kritis kritis
𝑡⁄
𝑦𝑡 ( ) 3 2,5 2

15
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

Hubungan Cv dan Cd
6
4.952
5

4
2.71 2.7
Cd

0
120 121 122 123 124 125 126 127
Cv

Hubungan Cv dan Q
6
5
5

4
2.71 2.7
Cv

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Q

Hubungan Cd dan Q
140 125 125.74
120.53
120
100
80
Q

60
40
20
0 0 0
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Cd

16
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

III.II SLUICE GATE


 Tujuan Praktikum Sluice Gate ( Pintu Air/Sorong)
 Mempelajari sifat aliran yang melalui pintu sorong
 Menentukan koefisien kecepatan dan koefisien kontraksi
 Menentukan gaya-gaya yang bekerja pada pintu sorong Fg dan
Fb
 Mengamati profil aliran air loncat
 Menghitung besarnya kehilangan energi akibat air loncat
 Menghitung kedalaman kritis dan energi minimum.
 Alat dan bahan
1. Model aliran saluran terbuka
2. Alat tulis
3. Model Pintu Air
4. Mistar Ukur
5. Point Gauge ( Alat Untuk mengukur kedalaman )
6. Air
 Langkah Kerja
 Percobaan 1
1) Buka Pintu Air 2 cm keatas
2) Alirkan Aliran
3) Amati dan gambar Aliran yang terjadi pada pintu air
4) Ukur Ketinggian Y1 dan Y2
5) Hitung Debitnya
 Percobaan 2
1) Buka Pintu air 3 cm keatas
2) Amati dan Hitung Y1 dan Y2
3) Cari Debit ( Q1 dan Q2 )
 Percobaan 3
1) Buka Pintu air 4 cm keatas
2) Amati dan Hitung Y1 dan Y2
3) Cari Debit (Q1 dan Q2)

17
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

1. Percobaan I. Model Pintu air dibuka setinggi 2 cm (Y2)


Diketahui : b = 8 cm (0,08 m)
y1 = 15,5 cm (0,155 m)
y2 = 2 cm (0,02 m)
y3 = 1,8 cm (0,018 m)
𝑦3 0,018
 Cc = 𝑦2 = = 0,9
0,02
𝐶𝑐 0,9
 Cd = 1 = 1 = 0,632
𝑦2 0,02 2
(1+𝐶𝑐+ )2 (1+ 0,9+ )
𝑦1 0,155
1
2𝑥𝑔 2
 Q1 = b x y1 x y3 (𝑦1+𝑦3) = 0,08 x 0,155 x 0,018
1
2 𝑥 9,81 2
(0,155 + 0,018)
= 0,0024
1
 Q2 = b x Cd ( 2 𝑥 𝑔 𝑥 𝑦1 )2 = 0,08 x 0,632
1
( 2 𝑥 9,81 𝑥 0,155 ) 2

= 0,088
2. Percobaan II. Model Pintu Air dibuka Setinggi 3 cm (Y2)
Diketahui : b = 8 cm (0,08 m)
Y1 = 10 cm (0,10 m)
Y2 = 3 cm (0,03 m)
Y3 = 2,3 cm (0,023 m)
𝑦3 0,023
 Cc = 𝑦2 = = 0,77
0,03
𝐶𝑐
 Cd = 1
𝑦2 2
(1+𝐶𝑐+ )
𝑦1
0,77
= 1 = 0,54
0,03 2
(1+ 0,77+ )
0,10
1 1
2𝑥𝑔 2 𝑥 9,81

2 2
Q1 = b x y1 x y3 (𝑦1+𝑦3) = 0,08 x 0,10 x 0,023 (0,10 + 0,023)
= 0,00232
1 1
 Q2 = b x Cd ( 2 𝑥 𝑔 𝑥 𝑦1 ) = 0,08 x 0,54 ( 2 𝑥 9,81 𝑥 0,10 )2
2

= 0,061
3. Percobaan III. Model Pintu Air dibuka Setinggi 4 cm (Y2)
Diketahui : b = 8 cm (0,08 m)
Y1 = 5 cm (0,05 m)
Y2 = 4 cm (0,04 m)
Y3 = 3 cm (0,03 m)
𝑦3 0,03
 Cc = 𝑦2 = 0,04
= 0,75

18
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

𝐶𝑐
 Cd = 1
𝑦2 2
(1+𝐶𝑐+ )
𝑦1
0,75
= 1 = 0,53
0,04 2
(1+ 0,75+ )
0,15
1 1
2𝑥𝑔 2 𝑥 9,81

2 2
Q1 = b x y1 x y3 (𝑦1+𝑦3) = 0,08 x 0,05 x 0,03 (0,05 + 0,03)
= 0,0019
1 1
 Q2 = b x Cd ( 2 𝑥 𝑔 𝑥 𝑦1 ) = 0,08 x 0,53 ( 2 𝑥 9,81 𝑥 0,05 )2
2

= 0,042

TABEL HASIL PENGUJIAN


percobaan percobaan percobaan percobaan percobaan percobaan
(1) (2) (3) (1) (2) (3)
b
8 8 8 Cc 0,9 0,77 0,75
(cm)
y1 Hasil
Data 15,5 10 5 Cd 0,632 0,54 0,53
(cm) Pengujia
pengukuuran
n
y2
2 3 4 𝑄1 (𝑚3 𝑠) 0,0024 0,00232 0,0019
(cm)
y3
1,8 2,3 3 𝑄2 (𝑚3 𝑠) 0,088 0,061 0,042
(cm)

Q1 dan Q2
0.003

0.00232 0.0024
0.0025
0.0019
0.002
Q1

0.0015

0.001

0.0005

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Q2

19
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

BAB IV
PENUTUP
IV.I KESIMPULAN
IV.I.I Aliran Ambang Lebar Saluran Terbuka
Untuk kesimpulan hasil dari praktikum Mekanika Fluida dan
Hidraulika pada percobaan Aliran Melalui Ambang Lebar Pada Saluran
Terbuka dapat dilihat pada table berikut :

full 1/2 1/4 full 1/2 1/4


P (cm) 450 450 450 𝐴(𝑚2 ) 0,783 0,63 0,585
t (s) 5,19 5,66 6,4 V(m/s) 0,867 0,795 0,703
2
𝑄(𝑚 𝑠) 0,679
S (m) 4,5 4,5 4,5 0,50 0,411
h (cm) 8 8 8 Cd 125,74 124.62 120,53
Data b (cm) 8 8 8 Hasil Cv 2,716 2,69 4,952
Pengukuran 0 (𝑐𝑚) 16,5 15 12,2 pengujian P(Pa) 0,047 0,039 0,0314
1 (𝑐𝑚) 8,5 7 4,2 F 1,13 0,80 1,16
jenis super super
2 (𝑐𝑚) 8 8 8 sub kritis
aliran kritis kritis
𝑡⁄
𝑦𝑡 ( ) 3 2,5 2

Jadi dari hasi pengujian dapat dilihat perbandingan Cd dan Cd dari


beberapa hasil uji coba yang dilakukan. Dari data yang di dapat pada uji
coba 1 sampai 3 dapat dilihat pada uci coba 1 dengan keadaan kran
dibuka secara full menghasilkan nilai lebih besar dibandingkan pada
percobaan 2 dan 3, tetapi dapat di lihat juga nilai cd pada percobaan 2
dalam kran dibuka ½ lebih kecil nilai nya dari pada di percobaan 3 yang
kran dalam keadaan dibuka ¼ nya.
Jadi dapat ditari kesimpulan besar nya volume air yang masuk akan
menghasilkan debit air (Q), Koefesien kecepatan aliran, dan aliran yang
lebih besar.
1) Pada percobaan pertama yaitu dengan Keran yang Terbuka penuh
memiliki
F > 1 => 1,13 > 1, maka disebut aliran super kritis

20
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

2) Pada percobaan pertama yaitu dengan Keran yang Terbuka penuh


memiliki
F < 1 => 0,80 < 1, maka disebut aliran sub kritis
3) Pada percobaan pertama yaitu dengan Keran yang Terbuka penuh
memiliki
F > 1 => 1,16 > 1, maka disebut aliran super kritis
IV.I.II Sluice Gate
percobaan percobaan percobaan percobaan percobaan percobaan
(1) (2) (3) (1) (2) (3)
b
8 8 8 Cc 0,9 0,77 0,75
(cm)
y1 Hasil
Data 15,5 10 5 Cd 0,632 0,54 0,53
Pengujia
pengukuuran (cm)
n
y2
2 3 4 𝑄1 (𝑚3 𝑠) 0,0024 0,00232 0,0019
(cm)
y3
1,8 2,3 3 𝑄2 (𝑚3 𝑠) 0,088 0,061 0,042
(cm)

Setelah dilaksanakan nya Praktikum ini maka dihasilkan data-data


hasi pengujian yang mana dapat di amati dari beberapa hasil uji coba mulai
dari kran keadaan dibuka full, dibuka ½ dan dibuka ¼. Dapat simpulkan
dengan data tersebuta dengan kondisi kran dibuka full maka dapat
menghasilkan koefesien debit lebih besar , jadi lebih volume air masuk
maka akan lebih besar koefesien debit.
Praktikan juga dapat mengetahui profil aliran air loncat. Profil aliran
air loncat ditunjukan dengan harga bilangan Froude, serta ditentukan
berdasarkan balok berpenampang (end sill). Pembentukan air loncat sangat
dipengaruhi oleh kedalaman air di hilir pintu sorong (Y1). Semakin rendah
nilai Y1 akan menghasilkan air loncat yang semakin tinggi.

21
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

IV.I.III Saran
Dalam proses pengukuran pengambilan data dilakukan dengan
cermat harus dilakukan dan ditugaskan oleh satu orang, sehingga hasil yang
diperoleh harus tepat.
Untuk secara indivudial praktikan harus lebih aktif dalam pelaksanaan
pengukuran dan jangan mengandalkan satu orang, jadi harus ada kerja sama
supaya hasil yang didapatkan bermanfaat.

22
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

LAMPIRAN
I. Lampiran Hasil Praktikum
ALIRAN MELALUI AMBANG LEBAR

full 1/2 1/4 full 1/2 1/4


P (cm) 𝐴(𝑚2 )
t (s) V(m/s)
S (m) 𝑄(𝑚2 𝑠)
h (cm) Cd
Data b (cm) Hasil Cv
Pengukuran 0 (𝑐𝑚) pengujian P(Pa)
1 (𝑐𝑚) F
jenis super super
2 (𝑐𝑚) sub kritis
aliran kritis kritis
𝑡⁄
𝑦𝑡 ( )

SLUICE GATE

b
Cc
(cm)
y1 Hasil
Data Cd
(cm) Pengujia
pengukuuran
n
y2
𝑄1 (𝑚3 𝑠)
(cm)
y3
𝑄2 (𝑚3 𝑠)
(cm)

23
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

II. Dokementasi Hasil Praktikum

24
Saluran Terbuka dan Laporan Praktikum
Sluice Gate Mekanika Fluida dan Hidraulika

25

Anda mungkin juga menyukai