HIDROLIKA
OLEH :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas laporan Praktikum Hidrolika yang berjudul “ AMBANG
LEBAR DAN AMBANG TAJAM” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas serta menambah
wawasan tentang cara pengukuran dan perhitungan tentang ambang lebar dan ambang tajam bagi
para pembaca juga bagi penulis.
Dan terima kasih untuk dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Hidrolika, teman-teman serta
keluarga yang sudah mendukung kami dalam menyelesaikan tugas laporan ini.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunanan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
BAB 1V PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu hidrolika sudah menjadi sebuah ilmu yang berperan penting dalam kehidupan manusia,
bagai mana tidak, karena sebagaina besar atau sekitar 7,3 % dari belahan bumi terdiri dari air.
Mekanika fluida telah berkembang sebagai salah satu cabang ilmu yang merupakan aplikasi dari
hukum klasik statistika, dinamika dan termodinamika, untuk situasi dimana cairan (zat cair)
dapat dianggap sebagai satu media yang selalu berkesinambungan. Memahami ilmu hidrolika
dengan baik bagi mahasiswa teknik sipil sudah merupakan suatu kewajiban
dimanauntukmerencanakansuatukonstruksipastikita memerlukandatatentang hidro suatu daerah,
demi mencapai angka keamanan yang telah disyaratkan.
Ambang adalah salah satu jenis bangunan air yang dapat digunakan untuk menaikkan tinggi
muka air serta menentukan debit aliran air. Dalam merancang bangunan air, perlu diketahui sifat-
sifat atau karakteristik aliran air yang melewatinya. Pengetahuan ini diperlukan dalam
perencanaan bangunan air untuk pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
Dalam percobaan ini akan ditinjau aliran pada ambang yang merupakan aliran berubah tiba-tiba.
Selain itu, dengan memperhatikan aliran pada ambang dapat dipelajari karakteristik dan sifat
aliran secara garis besar. Ambang yang akan digunakan adalah ambang lebar dan ambang tajam.
➤ Ambang tersebut menjadi model untuk diaplikasikan dalam perancangan bangunan pelimpah
pada waduk dansebagainya.
Bentuk ambang ini adalah bentuk yang sederhana untuk meninggikan muka air. Sebagai contoh
aplikasi, air yang melewati ambang lebar akan memiliki energi potensial yang lebih besar
sehingga dapat dialirkan ke tempat yang lebih jauh dan dapat mengairi daerah yang lebih luas.
Rumusan masalah yang ditentukan dalam saluran terbuka ambang lebar yaitu:
Rumusan masalah yang ditentukan dalam saluran terbuka ambang Tajam yaitu:
Tujuan dibuatnya laporan ini untuk saluran terbuka Ambang Lebar yaitu:
a. Mengetahui apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk pratikum?
b. Mengetahui bagaimana prosedur percobaan?
c. Mengetahui bagaimana cara menentukan koefisien debit (C’d)
d. Mengetahui bagaimana mengetahui profil permukaan air perluapan diatas ambang lebar?
e. Mengetahui bagaimana menentukan C’d vs Hw/L dan Cw vs Hw/p?
f. Mengetahui bagaimana menentukan batas modular bendung/ ambang (y3-p)Hw?
Tujuan dibuatnya laporan ini untuk saluran terbuka Ambang Tajam yaitu:
a. Mengetahui apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum?
b. Mengetahui bagaimana prosedur percobaan?
c. Dapat menentukaan koefisien debit (Cw) ?
Praktikum Hidrolika ini dilaksanakan pada sabtu 6 November – 4 Desember pada pukul
12.00 WITA - Selesai di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Nusa Nipa Maumere
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan yang berfungsi untuk mengukur debit yang dipakai
di saluran dimana kehilangan tinggi cnergi merupakan hal pokok yang menjadi bahan
pertimbangan Bangunan ini biasanya ditempatkan di awal saluran primer, pada titik cabang
saluran besar dan tepat di hilir pintu sorong pada titik masuk petak tersier. (sumber : KP Irigasi
04)
Pada saat debit besar (banjir) dan muka air hilir menenggelamkan ambang, maka ambang
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai alat ukur debit. Batas tinggi aliran diatas mercu yang tidak
lagi memiliki kondisi energi minimum ditentukan oleh perbandingan tinggi muka air hilir dan
hulu, diukur dari bidang datum yang melalui mercu tersebut. Perbandingan ini dikenal sebagai
batas modular bendung. Bila suatu ambang bermercu lebar bekerja sebagai suatu pengendali,
maka debit yang lewat tersebut dapat diperkirakan berdasar keadaan pengaliran kritis dengan
garis aliran sejajar sebagai berikut :
Dalam praktek asumsi garis aliran sejajar dan distribusi tekanan hidrostatik tidak berlaku,
kedalaman air diatas ambang tidak sama dengan kedalaman kritis walaupun terjadi kondisi
energi minimum. Selain itu terjadi pula kehilangan energi akibat turbulensi dan viskositas
fluidanya. Dengan memasukkan faktor-faktor tersebut kedalam kocfisien Cw, maka persamaan
(1.2) menjadi