Anda di halaman 1dari 42

TUGAS BESAR

“ DRAINASE TERAPAN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Drainase Terapan

Dosen : Hj. Eva Ryanti, ST., MT


NIP : 196902051999032002

DISUSUN OLEH :

NAMA : RINDI ANTIKA

NIM : 3201801086

PRODI D-III TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayah-nya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah yang kami buat
ini. Makalah yang berjudul “Perhitungan Debit Banjir Rencana Gang Surya, Jalan Sei Raya
Dalam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat” ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Drainase
Terapan.

Keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan dan pembuatan laporan ini juga

mendapatkan bantuan dan dukungan dari pihak-pihak lain. Untuk itu tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih kepada Yang Terhormat :

1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukunggan,


2. Ibu Hj. EVA RYANTI, ST.,MT selaku dosen pengampu,
3. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil

Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun maupun dalam penyajian

makalah ini. Oleh sebab itu, apabila masih terdapat kesalahan maupun kekurangan didalam

makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

menyempurnakan makalah Perhitungan Debit Banjir Rencana Gg Surya, Jalan Sei Raya

Dalam,, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat”

Demikian kata pengantar dari kami. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin.

Pontianak , 8 Januari 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Drainase merupakan sarana dan prasarana untuk mengalirkan air hujan dari suatu tempat
ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah kondisi dari keadaan di Permukiman
Gang Surya, Sei Raya Dalam, Kota Pontianak. Dipilihnya lokasi ini karena hampir setiap tahun
pada musim penghujan air meluap dari saluran drainase, sehingga terjadi genangan air bahkan
sering terjadi banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat.
Secara sekilas kondisi eksisting saluran drainase yang terdapat dilokasi studi memang
kurang cukup memadai. Berdasarkan identifikasi, genangan-genangan yang terjadi disebabkan
oleh minimnya jumlah drainase yaitu hanya disatu sisi saja sehingga air tidak bisa mengalir dan
kapasitas saluran drainase yang tidak mampu menampung akumulasi air hujan. Oleh karena itu
dalam kajian ini yang akan dibahas adalah kondisi dari saluran drainase yang terdapat diruas
jalan tersebut. Diangkatnya permasalahan tersebut karena genangan yang terjadi di kawasan
jalan tersebut sangatlah dipengaruhi oleh kondisi dari kapasitas saluran drainase serta ukuran.

1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diketahui di kawasan tersebut belum memiliki
saluran drainase yang memadai sehingga sering terjadi genangan saat hujan turun, terjadi
sedimentasi serta tumbuhnya rumput – rumput liar. Untuk itu perlu direncanakan saluran
drainase yang benar.

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Besar ini adalah:

Studi yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi dari saluran drainase
yang terdapat di Permukiman gang Surya, Sei Raya Dalam, Kota Pontianak. Saluran
drainase yang ada dapat berfungsi secara maksimum dalam mengurangi genangan yang
terjadi pada ruas jalan tersebut sehingga tercipta kondisi jaringan drainase yang baik dan
berkualitas dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan para
penghuni rumah serta penggunaan jalan tersebut.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan penulisan dari Tugas Besar ini adalah :

1. Agar mahasiswa dapat merencanakan Catchment Area pada suatu kawasan


2. Agar mahasiswa dapat merencanakan suatu dimensi saluran Drainase.
3. Agar mahasiswa dapat memahami prosedur perencanaan apabila mengambil saluran
drainase sebagai objek pengamatan pada Tugas Akhir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Drainase

Drainase merupakan prasarana permukiman yang berfungsi untuk mengendalikan


limpasan air hujan yang berlebihan. Drainase sangat dibutuhkan di daerah permukiman
karena secara garis besar seluruh daerah perkotaan mempuyai nilai ekonomis. Jika tidak
disediakan fasilitas sistem drainase yang baik maka seluruh niai ekonomis didaerah
permukiman tersebut dapat hilang karena kelangsungan dan kesinambungan kegiatan
masyarakat dapat terhenti disebabkan oleh banjir. Saluran drainase sering kali dirujuk
sebagai drainase saja karena secara teknis hampir semua drainase terkait dengan
pembuatan saluran. Saluran drainase permukaan biasanya berupa parit, sementara untuk
bawah tanah disebut gorong-gorong di bawah tanah.
Dalam lingkup rekayasa sipil, drainase dibatasi sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal sesuai dengan kepentingan.
Dalam tata ruang, drainase berperan penting untuk mengatur pasokan air demi
pencegahan banjir. Drainase juga bagian dari usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Dalam proses penataan drainase perlu adanya
rancangan drainase sebagai berikut:
1. Rancangan Drainase
Dalam menganalisis saluran atau drainase ada beberapa komponen yang harus
diamati, yaitu:
a. Fisik Dasar termasuk bentuk dari kemiringan saluran dan aliran jatuhnya air. ke
dalam drainase, sifat fisik tanah dan batuan, pola aliran permukaan dan curah hujan.
b. Keadaan Penduduk termasuk jumlah penduduk di daerah tersebut, pertambahan
penduduk yang semakin meningkat, stuktur, kepadatan penduduk di suatu daerah
dan sebarannya.
c. Daerah Terbangun yaitu mengenai kepadatan bangunan yang terkait dengan
pemilihan drainase.
d. Sistem Drainase Wilayah Yang Ada
Faktor mendasar dalam aspek teknis rancangan drainase adalah ketersedian data
hidrologi. Data terdiri dari kuantitas curah hujan (R) dan intensitas curah hujan
(1) .Umumnya setiap daerah telah dilengkapi dengan stasiun hujan, dimana jenis data
dasar hidrologi tersedia untuk umum. Analisis yang digunakan dalam perencanaan
drainase adalah analisis hidrologi dan hidrolika. Dengan data hidrologi yang ada, analisis
yang dilakukan untuk menentukan pilihan periode ulang hujan dan menghitung intensitas
curah hujan rencana yang selanjutnya akan digunakan dalam perancangan saluran.
Kaitan drainase dengan siklus hidrologi dilandasi oleh banyaknya air hujan yang
mengalir sebagai air permukaan (Run-Off).

2. Analisa Hidrologi
Untuk dapat merencanakan penampang atau desain drainase, terlebih dahulu
dilakukan analisa. Adapun anlisa dan data yang diperlukan dalam perencanaan drainase
adalah:
a. Data Curah Hujan
Curah hujan yang diperlukan untuk perencanaan saluran drainase adalah curah hujan
rata-rata diseluruh daerah pengaliran (daerah tangkapan), bukan curah hujan pada
suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut dengan curah hujan wilayah / daerah dan
dinyatakan dalam milimeter.
b. Frekuensi Curah Hujan Rencana
Curah hujan direncanakan berdasarkan beberapa metode salah yaitu Metode
Gummbel. Periode Ulang Hujan
c. Periode ulang Hujan
Periode ulang hujan merupakan periode dimana suatu hujan dengan tinggi yang sama,
dapat berulang kembali kejadiannya sekali dalam periode waktu tertentu. Penetapan
periode ulang tahun untuk menentukan kapasitas / kemampuan suatu bangunan air.
d. Intesitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah besarnya curah hujan tertinggi yang dihitung dalam suatu
desain.
e. Debit Limpasan Hujan
Limpasan air hujan terus dihitung dengan metode Rasional yang banyak dipakai
khususnya dalam drainase jalan atau drainase kota.

2.2. FUNGSI DRAINASE


1) Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat
difungsikan secara optimal.

2) Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air/banjir.

3) Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

4) Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

5) Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir

2.3 MACAM-MACAM DRAINASE

a. Menurut Sejarah Terbentuknya


1). Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti
bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk
oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
2). Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan –
bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

b. Menurut Letak Bangunan


1). Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan
permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.
2). Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah
permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan
artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

c. Menurut Fungsi
1). Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air
hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan
lain – lain.
2). Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik
secara bercampur maupun bergantian.

d. Menurut Konstruksi
1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di
daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

2.2 Pola Jaringan Drainase


a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai
sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.

Gambar 2. Pola Jaringan Drainase Siku

b. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang
cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan
dapat menyesuaikan diri.

Gambar 3 Pola Jaringan Drainase Pararel

c. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang
dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
Gambar 4. Pola Jaringan Drainase Grid Iron

d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar

Gambar 5. Pola Jaringan Drainase Alamiah

e. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

2.3 Perhitungan Perencanaan Drainase


Dalam perencanaan drainase perlu ada analisa hidrologi, dimana analisa tersebut
dapat jelaskan sebagai berikut:
1. Data curah hujan
Data-data hidrologi yang tersedia untuk perencanaan yang diperoleh dan
dikumpulkan dari institusi pengelola dalam hal ini BMKG ( Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika). Data curah hujan yang diambil adalah dalam jangka
waktu yang berbeda- beda sesuai dengan bangunan hidrolik rancangan. Misalnya
lapangan terbang yang dibutuhkan curah hujan selama 50 tahun sedangkan untuk
permukiman cukup 10 atau 20 tahun saja.
2. Menghitung Intesitas curah hujan
a. Menghitung debit rata-rata (X)
ΣXi
X̄ =
n

Dimana: ΣXi = Jumlah harian maksimum


n = Jumlah data
b. Menghitung Standar (Sx) dengan metode gummbel
S x =√ ∑ ¿ ¿ ¿
Dimana :
SX = Simpangan Baku
X = Debit rata-rata
n = Jumlah data

c. Untuk mencari besarnya Yt, Yn dan Sn periode ulang berdasarkan tabel berikut ini :

Periode ulang ( tahun ) Variasi yang berkurang


2 0,3665
5 14,999
10 22,502
25 31,985
50 39,019
100 46,001
Sumber : Ryanti E, 2000

Tabel Nilai Variasi Yn

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 0,49 0,49 0,50 0,50 0,51 0,51 0,51 0,51 0,52 0,52
5 96 35 7 28 57 81 02 20

20 0,52 0,52 0,52 0,52 0,52 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53
25 52 68 83 96 09 20 32 43 53

30 0,53 0,53 0,53 0,53 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54
62 71 80 88 02 02 10 18 24 32

40 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54 0,54
36 22 48 53 58 63 68 73 77 81

50 0,54 0,54 0,54 0,54 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
85 89 93 97 01 04 08 11 19 18

60 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
21 34 27 30 33 35 38 40 43 45

70 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
48 50 52 55 57 59 61 63 65 67

80 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
69 70 72 74 76 78 80 81 83 85

90 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55 0,55
86 87 89 91 92 93 95 95 98 99

10 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56 0,56
0 00 02 03 04 06 07 08 09 10 11

Sumber : SNI 03-3424-1994

Tabel Nilai Variasi Sn

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 0,949 0,967 0,983 0,997 1,009 1,020 1,031 1,041 1,049 1,056
6 6 3 1 5 6 6 1 3 5

20 0,062 0,069 1,069 1,081 1,086 1,091 1,096 1,100 1,104 1,108
8 6 6 1 4 5 1 4 7 6

30 0,112 1,115 1,119 1,122 1,125 1,128 1,131 1,133 1,136 1,138
4 9 3 6 5 5 3 9 3 8

40 0,141 1,143 1,145 1,148 1,149 1,151 1,153 1,155 1,157 1,159
3 6 8 0 9 9 8 7 4 0

50 0,160 1,162 1,163 1,165 1,166 1,168 1,169 1,170 1,172 1,173
7 3 8 8 7 1 6 8 1 4

60 0,174 1,175 1,175 1,178 1,179 1,180 1,181 1,182 1,183 1,184
7 9 9 2 3 3 4 4 4 4

70 0,185 1,186 1,187 1,188 1,189 1,189 1,190 1,191 1,192 1,193
9 3 3 1 0 8 6 5 3 0

80 0,193 1,194 1,195 1,195 1,196 1,197 1,198 1,198 1,199 1,200
8 5 3 9 7 3 0 7 4 1

90 0,200 1,201 1,202 1,202 1,203 1,203 1,204 1,204 1,205 1,206
7 3 0 6 2 8 4 9 5 0

10 1,206 1,206 1,207 1,207 1,208 1,208 1,208 1,209 1,209 1,209
0 5 9 3 7 1 4 7 0 3 6

Sumber : SNI 03-3424-1994

d. Mencari besarnya curah hujan untuk periode ulang ( Xt )

Sx
Xt= X+ ( Yt−Yn )
Sn
e. Membuat tabel perhitungan besarnya curah hujan untuk periode ulang.
1) Mengetahui kondisi guna lahan dan panjang daerah pada masing-masing daerah
tangkapan berdasarkan lokasi yang di rencanakan.
2) Menghitung waktu yang diperlukan untuk mengalirkan udara dari titik yang
terjauh sampai masuk ke saluran terdekat dan waktu untuk mengalir dalam
saluran ketempat yang diukur (td).
3) Perhitungan Intensitas Curah Hujan
4) Menghitung Luas Daerah Pengaliran (C)
a. Menghitung Luas area atau catchment (A) = Lebar permukaan x panjang
permukaan.
b. Menghitung Koefisien Pengaliran (C)
5) Menghitung Besarnya Debit Air Rencana ( Q Rencana )
Perhitungan debit air rencana ( Q rencana ) berdasarkan data curah hujan.

6) Analisa Pengaruh Air Limbah


Dalam analisa pengaruh air limbah diambil 70% dari kebutuhan air domestik.
Untuk langkah awal harus melihat jumlah penduduk di daerah tersebut dan
kebutuhan domestik.
7) Bentuk Saluran
8) Kemiringan Saluran
9) Kontrol Kapasitas Penampang
10) Kontrol Kecepat
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Lokasi Perencanaan
Untuk lokasi perencanaan drainase dan perhitungan debit banjir rencana
dilakukan di permukiman yang ada di Gang Surya, Jalan Sei Raya Dalam, Kecamatan
Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
3.2 Catchment Area

Gambar 1. Catchment Area Gang Surya

3.3 Data Catchment Area


 Badan jalan berupa aspal.
 Panjang jalan jalur A yaitu 200 m, jalur B yaitu 200 m.
 Lebar jalan yaitu 4 m
3.4 Menghitung Cathman Area

3.4.1 Luas Kaplingan

Tabel 1. Luas Kaplingan Wilayah A


KET P×L (m) LUAS (m2)

A1 25 x 18 450

A2 25 x 10 , 5 262,5

A3 25 x 10 , 5 262,5

A4 25 x 10 , 5 262,5

A5 25 x 10 , 5 262,5

A6 25 x 10 , 5 262,5

A7 25 x 10 , 5 262,5

A8 25 x 10 , 5 262,5

A9 25 x 10 , 5 262,5

A10 25 x 10 250

A11 25 x 10 , 5 262,5

A12 25 x 10 , 5 262,5

A13 25 x 10 , 5 262,5

A14 25 x 10 , 5 262,5

A15 20 x 15 300

A16 25 x 15 375

A17 25 ×10 , 5 262,5

∑A 4787,5 m2
Tabel 2. Luas Kaplingan Wilayah B

KET PXL LUAS (m2)

B1 25 x 13 325
B2 25 x 10,5 262,5
B3 25 x 10,5 262,5
B4 20 x 10 200
B5 25 x 10,5 262,5
B6 25 x 10,5 262,6
B7 25 x 10,5 262,5
B8 25 x 10,5 262,5
B9 25 x 10,5 262,5
B10 25 x 10,5 262,5
B11 25 x 10,5 262,5
B12 25 x 10,5 262,5
B13 20 x 10 200
B14 25 x 10,5 262,5
B15 25 x 10,5 262,5
B16 25 x 10,5 262,5
B17 25 x 10,5 262,5
∑B 4662,5m2

 Luas Jalan = Panjang Jalan × Lebar Jalan

= 200 m × 4 m

= 800 m2

1
 Jumlah Catchment Area A = ∑ A + ( × Luas Jalan )
2

1
= 4787,5 m2 + ( × 800 m2)
2

= 5187,5 m2
1
 Jumlah Catchment Area B = ∑ B + ( × Luas Jalan )
2

1
= 4662,5m2 + ( × 800 m2)
2

= 5062,5 m2

 Jumlah Total Catchment Area = Catchment Area A + Catchment Area B

= 5187,5m2 + 5062,5 m2

= 10250 m2

3.5 Data Curah Hujan

Untuk analisa data hidrologi tentnag data curah hujan dapat dilihat pada Tabel dibawah

ini :

Tabel Data Curah Hujan Kec. Sungai Raya

NO TAHUN CURAH HUJAN HARIAN


1 2011 288
2 2012 286
3 2013 184
4 20014 287
5 2015 268
6 2016 246
7 2017 264
8 2018 224
9 2019 264
10 2020 282

Sumber : BMKG Pontiank


a. Menghitung Intensitas Curah Hujan ( I )

Perhitungan analisa frekuensi curah hujan untuk menentukan besarnya intensitas curah

hujan secara analitis dapat menghitung menggunakan rumus.

Standar deviasi S x =√ ∑ ¿ ¿ ¿

Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum

No Tahun Curah Hujan Harian (Xi) Deviasi (Xi-X) (Xi-X)²

1 2020 288 28,6 817,96


2 2019 286 26,6 707,56
3 2018 184 -75,4 5685,16
4 2017 287 27,6 761,76
5 2016 268 8,6 73,96
6 2015 246 -13,4 179,56
7 2014 264 4,6 21,16
8 2013 225 -34,4 1183,36
9 2012 264 4,6 21,16
10 2011 282 22,6 510,76
n=10 Jumlah 2.594 9962,4
Sumber : Hasil Perhitungan

b. Menghitung Curah Hujan Rata-Rata ( X )

Σ X i 2.594 mm
X̄ = = =259 , 4 mm
n 10

Jadi, nilai curah hujan rata rata ( X ) adalah 259,4 mm

c. Menghitung Standar Deviasi (Sx)

Sx =
√ ∑ (Xi− X̄)2 =
n−1 √ 9962, 4 = 33,2706 mm
10−1

Jadi, nilai curah hujan rata-rata (Sx) adalah 33,2706 mm

a. Mencari besarnya Yt, Yn, dan Sn


1) Mencari nilai Yt, Yn, dan Sn
Nilai Yt diambil berdasarkan periode ulang (5 tahun)
Diambil 5 tahun dikarenakan :
a. Luasan Catchment Area pada drainase Permukiman Gang Surya adalah
10250m2 / 1,0250 Hektar.
b. Wilayah Catchment Area termasuk kota besar.
c. Periode ulang yang digunakan untuk kota besar dan memiliki luasan wilayah <
10 Ha adalah 2 tahun, sesuai dengan Tabel 8 dibawah ini:
Tabel Nilai Periode ulang berdasarkan luas daerah tangkapan air
DAERAH TANGKAPAN AIR (Ha)
TIPOLOGI KOTA
<10 10 - 100 101 - 500 >500
Kota Metropolitan 2 Th 2-5 Th 5-10 Th 10-25 Th
Kota Besar 2 Th 2-5 Th 2-5 Th 5-10 Th
Kota Sedang 2 Th 2-5 Th 2-5 Th 5-10 Th
Kota Kecil 2 Th 2 Th 2 Th 2-5 Th
Sumber : PERMEN PU Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Drainase Perkotaan
d. Namun dikarenakan saluran drainase memiliki periode ulang 5 – 10 tahun
diambil periode ulang untuk perencanaan 5 tahun.
Nilai Yt, Yn, dan Sn diambil berdasarkan Tabel – tabel berikut ini :
Tabel Besarnya Yt untuk Beberapa Nilai Periode Ulang
Variasi Yang
Periode Ulang
Berkurang
2 0,3665
5 1,4999
10 2,2502
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
Sumber : SNI 03-3424-1994

Tabel Nilai Yn
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,495 0,4996 0,5035 0,507 0,51 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,552
20
20 0,523
0,523 0,5252
0,5252 0,5268
0,5268 0,5283
0,5283 0,5296
0,5296 0,5309
0,5309 0,532
0,532 0,5532
0,5532 0,5343
0,5343 0,5353
0,5353
30
30 0,535
0,535 0,5371
0,5371 0,538
0,538 0,5388
0,5388 0,5402
0,5402 0,541
0,541 0,5418
0,5418 0,5418
0,5418 0,5424
0,5424 0,5432
0,5432
40
40 0,544
0,544 0,5422
0,5422 0,5448
0,5448 0,5453
0,5453 0,5458
0,5458 0,5463
0,5463 0,5468
0,5468 0,5473
0,5473 0,5477
0,5477 0,5481
0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5506 0,5504 0,5508 0,5511 0,5519 0,5518
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5506 0,5504 0,5508 0,5511 0,5519 0,5518
60 0,552 0,5534 0,5527 0,553 0,5533 0,5535 0,5538 0,554 0,5543 0,5545
60 0,552 0,5534 0,5527 0,553 0,5533 0,5535 0,5538 0,554 0,5543 0,5545
70 0,555 0,5552 0,5555 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
70 0,555 0,5552 0,5555 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,557 0,557 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,558 0,5581 0,5583 0,5585
80
90
0,557
0,559
0,557
0,5589
0,5572
0,5589
0,5574
0,5591
0,5576
0,5592
0,5578
0,5595
0,558
0,5595
0,5581
0,5596
0,5583
0,5596
0,5585
0,5595
90 0,559 0,5589 0,5589 0,5591 0,5592 0,5595 0,5595 0,5596 0,5596 0,5595

Sumber : SNI 03-3424-1994


Tabel 3 Nilai Sn
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,95 0,9676 0,9971 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 0,063 1,0696 1,0696 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,1086
30 0,112 1,1159 1,1169 1,1226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 0,143 1,1436 1,1436 1,148 1,1499 1,1519 1,1538 1,1577 1,1574 1,159
50 0,161 1,1623 1,1623 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 0,175 1,1759 1,1782 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 0,186 1,1863 1,1881 1,1881 1,189 1,1898 1,1906 1,1915 1,923 1,193
80 0,194 1,1945 1,959 1,1959 1,1967 1,1973 1,198 1,1987 1,9994 1,201
90 0,201 1,2013 1,2026 1,2026 1,2023 1,2038 1,2049 1,2049 1,2055 1,206
Sumber : SNI 03-3424-1994
Maka, diperoleh nilai untuk periode ulang 5 tahun, n = 13 tahun :
- Yt = 1,4999
- Yn = 0,5070
- Sn = 0,9971
e. Mencari nilai K
( Yt −Yn ) (1.4999−0.5070 )
K= = =0.1103
n−1 10−1
b. Mencari besarnya curah hujan untuk periode ulang ( Xt )
X T =X + S x x K=259 , 4+33,2706 x 0.1103=263,069 mm

Jadi, nilai besarnya curah hujan untuk periode ulang (Xt) adalah 263,069 mm, untuk
lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel. Perhitungan besarnya curah hujan untuk
periode ulang.
Tabel Perhitungan Besarnya Curah Hujan Untuk Periode Ulang

T Yt Yn Sn Sx Xt X

5 1,4999 0.507 0,9971 33,2706 263,069 259,4

1. Metode Log Persen Type III

Perhitungan dengan metode log person type III dilakukan dengan langkah sebagai
berikut :

1) Mengurutkan data curah hujan dari yang terbesar ke terkecil, pengurutan data curah
hujan.
2) Menghitung rata-rata curah hujan dengan metode log person type III.

Tabel Analisa Curah Hujan Dengan Metode Log Person Type III

Langkah Perhitungan :
log X i =log 288=2,4593

log X =log ( Ʃxn )=log ( 2594 )=3.4131


log X i −log X=2,4593−3,4131=−0.9538
2 2
( log X i−log X ) =0,0013 =0,0026
3 3
( log X i−log X ) =0,0002 =0.0000
a. Menghitung standar deviasi (Sx)

√ √
2
Ʃ ( log xi−log x ) 0,0013
Slogx = = =0,0136
n−1 10−1

b. Menghitung nilai koefisien kemencengan (Cs).


3
n x Ʃ ( log X i−log X )
Cs=
( n−1 ) ( n−2 )( Slogx )3
10 x (0.0000)
¿ =0.000
( 10−1 ) ( 10−2 ) ( 0.8677 )3
c. Mencari besarnya kala ulang (K).
Nilai K pada periode 5 tahun dan nilai Cs 0,000 dapat dicari menggunakan Tabel
berikut ini :
Dari tabel tersebut untuk periode 5 tahun dengan nilai Cs 0,0000 maka di di peroleh nilai k =
0,0842

d. Menghitung nilai curah hujan


log x=log X+ k x ( Slogx ) =2,4593+0.0842(0,0136)=2,4604
Rt (10)

10log 10 =102,4604
2,4604
Rt ( 10 )=10 Rt ( 10 )=288,6689 mm
Pada perhitungan analisa frekuensi data curah hujan dengan dua metode yaitu metode
gumbell dan metode log person type III diambil nilai yang terbesar yaitu 288,6689 mm
dari metode gummbell.
Tabel Nilai Curah Hujan Dari Metode Gumbell dan Metode Log Person Type III

Gumbell 288,6689mm
Log Person 288 , 60 mm

1. Waktu Konsentrasi (tc)


Waktu konsentrasi air hujan untuk mengalir pada permukaan tanah menuju
saluran terderkat (to) dan saluran yang ditinjau (td). Perhitungan waktu konsentrasi
berdasarkan nomenklatur yang diambil dari jarak terjauh pembuangan di di
Permukiman Gg Surya Kabupaten Kubu Raya .
Data yang digunakan dalam perhitungan waktu konsentrasi (tc) adalah:
to : Waktu yang diperlukan air untuk mengalir diatas permukaan tanah
td : Waktu yang diperlukan air untuk mengalir di sepanjang saluran
L : Jarak terjauh pembuangan (m), 200 m.

L1 : Panjang limpasan jalan (m), 2 m.

L2 : Panjang limpasan tanah luar jalan (m), 20 m.

Nd : Koefisien hambatan, sesuai Tabel 16 didapat

Nd jalan = 0,013 (Lapisan semen dan aspal beton)

Nd tanah = 0,2 (Tanah dengan rumput tipis)

Tabel 4 Nilai Koefisien hambatan (nd) Berdasarkan Kondisi Permukaan

No Kondisi Permukaan Tanah Nd (Koefisien Hambatan)


1 Lapisan semen dan aspal beton 0,013
2 Permukaan licin dan kedap air 0,02
3 Permukaan licin dan kokoh 0,1
Tanah dengan rumput tipis dan gundul
4 0,2
dengan permukaan sedikit kasar
5 Padang rumput dan rerumputan 0,4
6 Hutan Gundul 0,6
Hutan rimbun dan tanah gundul rapat
7 dengan hamparan rumput jarang 0,8
sampai rapat

Sumber : SNI 03-3424-1994


S: Kemiringan daerah pengaliran, kemiringan jalan 3%

S: Kemiringan daerah pengaliran, kemiringan tanah 3 % (kemiringan tanah lahan di


Kubu Raya 0-3%).

V : Kecepatan (m/detik) adalah 1,5 m/detik karena saluran dengan material beton,
sesuai dengan Tabel 17 .

Tabel 5 Kecepatan Aliran Berdasarkan Jenis Material

Kecepatan Aliran Air yang


Jenis Bahan
Diijinkan (m/detik)
Pasir Halus 0,45
Lempung Kepasiran 0,5
Lahan Aluvial 0,6
Kerikil Halus 0,75
Lempung Kokoh 0,75
Lempung Padat 1,1
Kerikil Kasar 1,2
Batu-Batu Besar 1,5
Pasangan Batu 1,5
Beton 1,5
Beton Bertulang 1,5
Sumber : SNI 03-3424-1994

Penyelesaian :

[ ]
0,167
2 nd
to = 3
x 3 , 28 x L0 x
√s

Dimana : S = Beton 2% - 3% = 0,02 ( Kemiringan Saluran Drainase )

= Tanah 4% - 6% ( tabel ) = diambil 4%


LS
t d=
60.V

Dengan :

- LS = panjang saluran = 200 m


- V = kecepatan yang diijinkan dengan menggunakan bahan batu/ beton
m
adalah 1,50
detik

tc = t 0 + t d

[ ]
0,167
2 0.020
(t 0) Jalan = 3 x 3 , 28 x 2 x = 0,922 menit
√ 0 ,02

[ ]
0,167
2 0,020
(t 0) Luar rumah = x 3 , 28 x 7 , 5 x = 1,087 menit
3 √ 0 ,04

t 0 = 3,148 menit

656 ,38
(t d) = = 7,293 menit
60 .1, 50

t c =t d +t o = 3,148 + 7,293 = 10,441 = 0,17 jam

2. Intensitas Curah Hujan (I)


Intensitas curah hujan dihitung dengan metode mononobe. Data yang diperlukan
dalam perhitungan intensitas curah hujan, yaitu :
R : Curah hujan maksimum dari perbandingan metode gumbell dan log person type
III, 140,384 mm dari metode gumbell.
tc : Waktu konsentrasi, 0,17 jam.
Penyelesaian :

[ ] [ ]
2 2
R 24 3 140,384 mm 24 3
I= = =158,5819 mm / jam
24 tc 24 0 , 17
3. Koefisien Pengaliran (C )
Koefisien pengaliran dihitung berdasarkan luas daerah pengaliran.

Data yang diperlukan dalam perhitungan koefisien pengaliran (C) adalah:


Panjang saluran 200 m

Jalan aspal A1 = 2 x 200 m = 400 m2

Bahu jalan tanah A2 = 1 x 200 m = 200 m2

Bagian luar rumah A3 = 7,5 x 200 m = 1.500 m2

Atotal = 2.100 m2

A : Luas daerah pengaliran,


A1 : Luas jalan (m2), 2 m x 200 m = 400 m2
A2 : Luas Kavling A (m2), 10250 m2
ƩA : Luas daerah pengaliran total, 400 m2 + 10250 m2 = 17025,0 m2
C : Koefisien pengaliran terdapat pada Tabel 18

Tabel 6 Hubungan Antara Koefisien Pengaliran (C) dan Kondisi Permukaan


Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran (C)
Jalan semen dan jalan aspal 0,7 - 0,95
Jalan kerikil dan jalan tanah 0,4 - 0,7
Bahu jalan :
Tanah berbutir halus 0,4 - 0,65
Tanah berbutir kasar 0,1 - 0,2
Batuan massif keras 0,7 - 0,85
Batuan massif lunak 0,6 - 0,75
Daerah perkotaan 0,7 - 0,95
Daerah pinggiran kota 0,6 - 0,7
Daerah industri 0,6 - 0,9
Permukiman padat 0,4 - 0,6
Permukiman tidak padat 0,4 - 0,6
Taman dan kebun 0,2 - 0,4
Persawahan 0,45 - 0,6
Perbukitan 0,7 - 0,8
Pegunungan 0,75 - 0,9
Sumber : SNI 03-3424-1994
C1 : Koefisien pengaliran jalan 0,70 – 0,95 (Digunakan 0,7) untuk jalan aspal.
C2 : Koefisien pengaliran kavling 0,60- 0,70 (Digunakan 0,7) untuk daerah pinggiran
kota.
Penyelesaian :
C1 x A1 +C 2 x A 2 0 , 7 x 400+0 , 7 x 10250
C= = =0 ,6
ƩA 17025 , 0
4. Debit hujan rencana (Qhujan)

Debit saluran rencana (Qhujan) dapat dihitung dengan menggunakan data- data :
A : Luas daerah penangkapan hujan (km2), pada Tabel 5 dengan total luas
17025,0m2 = 0,0017025 km2
C : koefisien pengaliran = 0,7
I : Intensitas curah hujan (mm / jam), 415,83 mm / jam
Qhujan=0,278 x C x I x A
= 0,278.0,45.415,83.0,0021 Km2

= 0,109 / m2 detik

a. Analisa Debit Buangan


Analisa limbah terdiri dari limbah domestik dan non domestik. Air limbah domestik
berupa buangan dari aktifitas rumah tangga seperti mandi dan mencuci. Sedangkan limbah
non domestik berupa buangan dari fasilitas umum seperti bangunan perkantoran, pertokoan,
pasar dan lainnya. Pada perencanaan drainase Permukiman Gang Surya, Sei Raya Dalam
Kabupaten Kubu Raya hanya menggunakan analisa terhadap air limbah domesttik saja. Hal
itu dikarenakan Permukiman Gang surya Kabupaten Kubu Raya tidak memiliki fasilitas
umum (hanya permukiman saja).
Analisa limbah domestik dihitung berdasarkan kebutuhan air bersih (liter / orang / hari)
dan jumlah orang setiap rumah (orang/rumah). Kebutuhan air bersih ditentukan berdasarkan
kategori wilayah dan jumlah penduduk.

Tabel 7 Klasifikasi Kota dan Desa

No Jumlah Penduduk (jiwa) Kategori Wilayah


1 >1.000.000 Kota Metropolitan
2 500.000 - 1.000.000 Kota Besar
3 100.000 - 500.000 Kota Sedang
4 10.000 - 100.000 Kota Kecil
5 3.000 - 10.000 Desa
Sumber : Eva Ryanti, 2016, Buku Ajar Rekayasa Hidrologi, Politeknik Negeri
Pontianak.

Kota Kubu Raya pada semester II tahun 2019 memiliki jumlah penduduk sebanyak
570,914 jiwa, jadi kota Kubu Raya termasuk kedalam kategori wilayah kota besar. Untuk
kota besar, pemakaian air (liter/orang/hari) berjumlah 170 liter/orang/hari, sesuai Tabel 20
berikut :

Tabel 8 Kebutuhan Air Bersih

Pemakaian Air
No Kategori Wilayah
Liter/Orang/Hari
1 Kota Metropolitan 190
2 Kota Besar 170
3 Kota Sedang 150
4 Kota Kecil 130
5 Desa 100
Sumber : Eva Ryanti, 2016, Buku Ajar Rekayasa Hidrologi, Politeknik Negeri
Pontianak.
Jumlah orang dalam satu rumah di Permukiman Gang Surya, Kabupaten Kubu Raya
dapat diketahui dari Tabel – Tabel berikut :
Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga dan Rata-Rata Rumah Tangga

Rata - Rata
Banyaknya
Rumah Tangga
Kabupaten / Kota Anggota Rumah
Tangga

2010 2018 2010 2018


Kabupaten Sambas 117324 125357 4,23 4,25
Kabupaten Bengkayang 49190 57190 4,38 4,39
Kabupaten Landak 72312 81685 4,56 4,56
Kabupaten Mempawah 52024 57889 4,5 4,15
Kabupaten Sanggau 99642 112654 4,1 4,12
Kabupaten Ketapang 102682 120465 4,16 4,18
Kabupaten Sintang 89653 101201 4,07 4,08
Kabupaten Kapuas Hulu 53410 61961 4,16 4,18
Kabupaten Sekadau 43562 47728 4,17 4,18
Kabupaten Melawi 43593 49866 4,1 4,12
Kabupaten Kayong Utara 21266 24576 4,5 4,51
Kabupaten Kubu Raya 115549 131196 4,34 4,35
Kota Pontianak 125761 144047 4,41 4,43
Kota Singkawang 40738 47661 4,58 4,6
Kalimantan Barat 1026706 1163476 4,30 4,29
Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Pontianak

Tabel 10 Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata - Rata Anggota Rumah Tangga
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Rata- rata Jumlah
No Kecamatan
(Jiwa) Tangga Rumah Tangga
1 Batu Ampar 36,844 8,853 4,16
2 Terentang 11,389 3,091 3,68
3 Kubu 38,904 9,314 4,18
4 Teluk Pakedai 20,747 4,735 4,38
5 Sungai Kakap 117,402 27,671 4,24
6 Rasau Jaya 27,243 6,8 4,01
7 Sungai Raya 213,767 49,973 4,28
8 Sungai Ambawang 78,885 16,794 4,70
9 Kuala Mandor B 25,733 5,979 4,30
Tahun 2018 570,914 133,21 4,21
Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya

Dari Tabel 21 diketahui jumlah orang dalam satu rumah di Permukiman Gang surya,
Jalan Kabupaten Kubu Raya , sejumlah 4,35 (Kabupaten Kubu Raya) dan dari 4,28 Tabel 22
(Sungai Raya). Jadi jumlah orang dalam satu rumah diambil 5 orang/rumah.
Dari data kebutuhan air bersih (liter/orang/hari) dan jumlah orang setiap rumah
(orang/rumah) dapat dihitung Qlimbah dengan langkah sebagai berikut:
1. Data
Jumlah Rumah (Nomenklatur) : 35 Rumah
Jumlah Orang/Rumah : 5 orang/rumah
Kebutuhan Air Bersih : 170 liter/orang/hari
Jumlah Jiwa : Jumlah rumah x Jumlah orang
: 35 rumah x 5 orang/rumah
: 175 jiwa
2. Menghitung Qdomestik
Q domestik = 175 x 100 = 17500 lt / org / hari

Q domestik = 17500It / org / hari → dikonfersikan menjadi m³ / detik

= 17500 / 86.400.000 m³ / detik

= 0,0002 m³ / detik

Maka debit air buangan (Q limbah)

Q limbah= 70% x Q domestik = 70% x 0,0002 m³ / detik = 0,00014 m³ / detik


b. Debit Total Rencana (Qtotal)

Debit total rencana (Qtotal) dapat dihitung dengan menjumlahkan debit hujan dan debit
limbah.

Qtotal = Qhujan + Qlimbah

= 0,109 m3/det + 0,00014 m3/det

= 0,109 m3/det

c. Perencanaan Dimensi Saluran


Saluran drainase yang bari dirancang pada bagian samping jalan. Saluran yang dipilih
untuk perencanaan dimensi saluran di Permukiman Gang surya Kabupaten Kubu Raya
memiliki bentuk saluran persegi panjang. Saluran drainase dipilih berbentuk persegi panjang
dikarenakan keterbatasan lahan dan untuk mempermudah pemeliharaan saluran drainase.
Untuk perhitungan dimensi saluran drainase di Permukiman Gang surya
Kabupaten Kubu Raya digunakan data-data sebagai berikut :

 Debit total (Qtotal)


Debit total (Qtotal) adalah hasil penjumlahan dari Qhujan dan Qlimbah yang
memiliki nilai 0,109 m3/det.
 Nilai manning (n)
Nilai manning diambil 0,015 untuk material saluran drainase beton cor
berdasarkan Tabel 23.
Tabel 11 Nilai Koefisien Maning Dari Jenis Material
Material Halus Koefisien Kekasaran (n)
Plester halus 0,011
Plester kasar 0,013
Beton Cor 0,015

Dasar beton dengan tebing batu kosong 0,03

Dasar kerikil dengan tebing batu kosong 0,033


Batu bata dan semen 0,015
Batu pecah dengan semen 0,025
Pasangan batu kosong 0,032
Lapisan tanah yang berumput 0,027
Lapisan tanah yang bersih 0,018
Sumber : SNI 03-3424-1994
 Kemiringan drainase (Is)
Kemiringan drainase (Is) dipilih 0,05 % (0,00005) agar aliran air pada
perencanaan drainase yang baru di Permukiman Gang surya Kabupaten Kubu
Raya dapat mengalir dengan baik dan tidak mengakibatkan endapan dari tanah
maupun dari limbah rumah tangga. Nilai kemiringan 0,05 % yang digunakan lebih
besar dari kemiringan asli 0,01 % dan nilai 0,05% tidak melebihi dari kemiringan
saluran berdasarkan jenis material kerikil 7,5 % dari Tabel 24.
Tabel 12 Kemiringan Saluran Dari Jenis Material
Jenis
Kemiringan Saluran Samping (I%)
Material
Tanah asli 0-5
Kerikil 5 - 7,5
Pasangan 7,5
Sumber : SNI 03-3424-1994

Perhitungan dimensi saluran persegi panjang di Permukiman Gang surya,


Kabupaten Kubu Raya dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Menentukan lebar dan kedalaman saluran drainase persegi panjang
Lebar dan kedalaman saluran dapat dihitung dengan rumus manning sebagai
berikut :
a) Kecepatan
2 1
1
v= x R 3 x Is 2
n
b) Debit
Q=VxA
c) Luas Penampang
Untuk saluran persegi panjang, diambil b= 2d supaya ekonomis.
A =bxd
= 2d x d
= 2d2
d) Keliling basah
P = 2d + b
= 2d + 2d
e) Jari-jari hidrolis
A
R=
P
2
2d
¿
4d
1
¿ d
2
f) Gabungan rumus
Q =VxA
2 1
1
Q= x R 3 x Is 2 x A
n
2
Qxn
=R 3 x A
√ Is
g) Nilai d
2
Qxn
=R 3 x A
√ Is

( ) x2d
2
0,109 x 0,015 1 2
= d 3
√ 0,0005 2

()
2
d3
0,0731= 2
x 2 d2
3
2

( )
2
3
d 2
0,0731= x 2d
1,5874
8
3
2d
0,0731=
1,5874
8
3
0,0731=1,2599 d
8
0,0731
=d 3
1,2599
8
3
0,1728=d

√8 0 , 17283=d
0,5180 m=d
h) Nilai b
b = 2d
= 2 x 0,5180 m
= 1,036 m
2. Kontrol kapasitas penampang
Berdasarkan perhitungan diatas maka didapat kedalaman yang digenangi air
2
3 Q xn
(d) = 0,5180 m, maka dapat dikontrol bahwa faktor penampang R x A>
√ Is
(debit desain), sehingga dapat dilakukan analisa seperti dibawah ini :
Q x n 0,109 x 0,015
= =0 , 7311
√ Is √ 0,0005

( )
2 2
3 1
R x A= 0 , 5180 3 x 0,5180 x 1,036=0,730
2
2
3 Qxn
R x A≥
√ Is
0,731≥ 0,730 (Ok)
3. Kontrol kecepatan
Dalam kontrol kecepatan dilakukan dengan syarat Vrencana < Vizin. Dengan
data-data perhitungan sebagai berikut :
Vizin = 1,5 m/det, saluran dati beton sesuai Tabel 17
1
R = d
2
1
= x 0,5180 m
2
= 0,259m
Is = 0,05 %
N = 0,015 untuk material saluran drainase beton cor
berdasarkan Tabel 23
2 1
1
Vrencana = x R 3 x Is 2
n
2 1
1 2
= x 0,25885 3 x ( 0 , 05 % )
0,015
2 1
1 2
= x 0,25885 3 x ( 0,0005 )
0,015
= 0,60547 m/detik < 1,5 m/detik (Ok)
Setelah dilakukan perhitungan kontrol kecepatan (Vrencana) dengan
menggunakan kemiringan saluran Is 0,05 % didapat Vrencana<Vizin (oke).
4. Menghitung tinggi jagaan
Tinggi jagaan merupakan jarak vertical dari puncak saluran ke permukaan air.
Fungsi jagaan digunakan untuk menjaga adanya faktor-faktor yang
memungkinkan terjadinya penambahan debit.
Berdasarkan SNI 03-3414-1994 Tinggi jagaan (w) untuk selokan samping dapat
dihitung dengan langkah berikut :
w = √0 , 5 x d
w = √ 0 , 5 x 0,5180 m
w = √ 0,259 m
w = 0,5089m
5. Data hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan perencanaan saluran drainase di Permukiman Gang
Mustika 1, Jalan Parit Bugis, Kabupaten Kubu Raya didapat hasil sebagai
berikut :
a) Lebar saluran (b) = 1,2756 m ~ 1,3 m
b) Kedalaman saluran (d) = 0,5180 m ~ 0,52 m
c) Tinggi jagaan (w) = 0,5089m ~ 0,51 m
d) Kemiringan saluran (Is) = 0,05 %
Sumber : Sketsa Pribadi
Gambar 1 Dimensi Drainase 1
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan perhitungan saluran drainase yang telah dilakukan di Permukiman
Gang Surya, Sei Raya Dalam Kabupaten Kubu Raya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Luasan Catchemnt Area di Permukiman Gang Mustika 1, Jalan Parit Bugis, Kabupaten
Kubu Raya adalah 10250 m2.
2) Debit rencana didapatkan dengan penjumlahan antara Qhujan dan Qlimbah domestic
menghasilkan 0,109 m3/det.
3) Saluran drainase direncanakan menggunakan penampang persegi panjang dengan dimensi
saluran terdiri dari lebar saluran (b) 1,3 m, kedalaman saluran (d) 0,52 m, tinggi jagaan 0,51
m, dan kemiringan 0,05%.

b. Saran
1. Dalam menentukan kapling rumah diperluka ketelitian agar bangunan yang

direncanakan sesuai dengan apa yang diinginkan.

2. Perhitungan debit rencana harus dengan teliti dan sesuai dengan peraturan

perencanaan yang tercantum di dalam SNI.

Anda mungkin juga menyukai