Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi Masalah Drainase Jalan Jendral Sudirman Kota Duri

Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis


1
Rellyadi Saputra Laset, 2Manyuk Fauzi, 2Bambang Sujatmoko
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
email : rellyadi121209@gmail.com

ABSTRACT
Environmental problems are often encountered in our country at the moment is flooding during
the rainy season. At the time of rain with high intensity and for a long time causing flooding in
several areas in Duri City, one of which is Jalan Sudirman. Jalan Sudirman is one of the centers
of economic activity in Duri City. The purpose of this study was to evaluate the drainage system,
calculate the discharge and channel capacity is needed, as well as identifying problems puddle /
flood at Jalan Sudirman in Duri City. Rainfall data used in the form of daily rainfall data for 11
years at the station to determine rainfall Kandis plan to use when the 10 year anniversary and
plans rainfall obtained at 129.071 mm. Of the map area rainfall runoff and discharge plans in the
region count to get the dimensions of the channel plan. The results of the study showed that at
some point the catchment area of the existing channel has dimensions smaller than the
dimensions of the channel plan. Existing channel capacity can be maximized by means of
normalization, namely repair of damaged canal walls, dredging and increased sedimentation of
channel dimensions.
Keywords: floods, rainfall, drainage systems, channel dimensions
PENDAHULUAN air yang berfungsi untuk mengurangi
Air adalah unsur utama bagi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kehidupan manusia. Tetapi air juga dapat kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
menjadi musuh bagi manusia bila tidak difungsikan secara optimal. Dalam bidang
ditata dengan baik sebagaimana dialami oleh teknik sipil, drainase secara umum dapat
banyak Negara di dunia ini, termasuk didefinisikan sebagai salah satu tindakan
Indonesia. Permasalahan lingkungan yang teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik
sering dijumpai di Negara kita pada saat ini yang berasal dari air hujan, rembesan,
adalah terjadinya banjir pada musim hujan. maupun kelebihan air irigasi dari suatu
Di Kota Duri, pada saat hujan dengan kawasan atau lahan. Jika penanganan
intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama drainase kurang baik, maka akan
menyebabkan banjir dibeberapa wilayah di mengakibatkan tergenangnya daerah sekitar
Kota Duri, salah satunya adalah Jalan saluran drainase.
Jendral Sudirman. Upaya dalam Jalan Jendral Sudirman merupakan
menanggulangi banjir ini adalah dengan salah satu pusat aktivitas ekonomi di Kota
membuat saluran drainase yang mampu Duri. Di Jalan ini terdapat pasar tradisional,
menampung air hujan dengan baik. pasar swalayan Ramayana, Mandau City
Drainase mempunyai arti Mall, kantor pos, puskesmas, RSUD,
mengalirkan, menguras, membuang, atau perpustakaan, hotel, bank, SPBU, dan
mengalihkan air. Secara umum, drainase beberapa toko buku. Saluran drainase di
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan Jalan Sudirman ini belum berfungsi secara

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 1


optimal. Sehingga pada saat hujan akan genangan atau bahkan bisa menjadi
terjadi banjir di kawasan tersebut. banjir.
Berdasarkan kondisi drainase tersebut maka 2. Penataan Lingkungan
perlu dilakukan evaluasi sistem drainase a. Perkembangan perumahan-
yang ada sehingga memunculkan suatu perumahan baru terutama oleh
solusi untuk menyelesaikan permasalahan developer/ pengembang tidak diikuti
banjir di Jalan Jendral Sudirman. dengan penataan drainase yang
Tujuan Penelitian ini untuk memadai.
mengevaluasi sistem drainase, menghitung b. Bangunan-bangunan penduduk yang
debit serta kapasitas saluran yang mempersempit dimensi saluran.
dibutuhkan, serta melakukan identifikasi c. Perubahan bentuk kontur untuk
permasalahan titik genangan/banjir di Jalan pengembangan pemukiman sebagian
Jendral Sudirman Kota Duri. telah merubah arah aliran yang
berdampak kesenjangan antara
TINJAUAN PUSTAKA rencana penataan drainase dengan
Drainase kenyataan.
Drainase berasal dari bahasa Inggris 3. Perubahan Tata Guna Lahan
drainage yang mempunyai arti mengalirkan, a. Pada daerah-daerah bekas
menguras, membuang atau mengalihkan air. persawahan, pada awalnya saluran
Dalam bidang teknik sipil drainase dapat drainase yang ada merupakan saluran
didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis irigasi. Perubahan fungsi ini tidak
untuk mengurangi kelebihan air, baik yang diikuti dengan perubahan desain
berasal dari air hujan, rembesan maupun saluran.
kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau b. Perubahan tata guna lahan yang tidak
lahan sehingga fungsi lahan dan kawasan itu sesuai dengan perencanaan, terutama
tidak terganggu. Secara umum, sistem pada daerah bantaran sungai dan
drainase dapat didefinisikan sebagai badan-badan saluran untuk
serangkaian bangunan air yang berfungsi pemukiman.
untuk mengurangi atau membuang c. Hampir semua kawasan merupakan
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, lahan bangunan dan kawasan resapan
sehingga lahan dapat difungsikan secara yang ada sangat kecil.
optimal (Suripin, 2004). d. Sebagian saluran yang ada masih
saluran alam padahal lahan yang
Permasalahan Drainase semula kosong telah menjadi
Permasalahan drainase perkotaan pemukiman padat.
bukanlah hal yang sederhana. Banyak 4. Kapasitas Saluran
faktor yang mempengaruhi dan Saluran yang sudah ada kurang mampu
pertimbangan yang matang dalam menampung kapasitas debit air hujan
perencanaan, antara lain : padahal lahan untuk pengembangan
1. Peningkatan Debit saluran sudah tidak ada ( normalisasi )
Manajemen sampah yang kurang baik non teknis.
memberi konstribusi percepatan 5. Fungsi
pendangkalan/ penyempitan saluran dan Penyalahgunaan fungsi saluran itu
sungai. Kapasitas sungai dan saluran sendiri yang sebagian saluran masih
drainase menjadi berkurang, sehingga berfungsi campuran ( mixed used ) untuk
tidak dapat menampung debit yang drainase dan saluran limbah.
terjadi, air meluap dan terjadilah

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 2


6. Peran Masyarakat Periode Ulang dan Analisis Frekuensi
Kurangnya kesadaran masyarakat/ Hujan
partisipasi masyarakat yang rendah yang Periode ulang adalah waktu
membuang sampah pada saluran perkiraan di mana hujan dengan suatu
sehingga mengakibatkan jalan air tidak besaran tertentu akan disamai atau
lancar. dilampaui. Besarnya debit rencana untuk
fasilitas drainase tergantung pada interval
Perencanaan Saluran Drainase kejadian atau periode ulang yang dipakai.
Saluran drainase harus direncanakan Periode ulang yang digunakan untuk desain
untuk dapat melewatkan debit rencana hidrologi sistem drainase perkotaan
dengan aman. Perencanaan teknis saluran berpedoman pada standar yang telah
drainase menurut Supirin mengikuti ditetapkan, seperti terlihat pada Tabel 2.1
tahapan-tahapan sebagai berikut : berikut ini.
1. Menentukan debit rencana. Tabel 1. Kriteria desain hidrologi sstem
2. Menentukan jalur saluran. drainase perkotaan
3. Merencanakan profil memanjang Metode
saluran. Luas DAS Periode ulang
perhitungan debit
4. Merencanakan penampang melintang ( ha ) ( tahun )
banjir
saluran.
< 10 2 Rasional
5. Mengatur dan merencanakan bangunan-
bangunan serta fasilitas sistem drainase. 10 – 100 2–5 Rasional
101– 500 5 – 20 Rasional
Hujan (Precipitation) > 500 10 - 25 Hidrograf satuan
Menurut Sosrodarsono dan Takeda ( Sumber : Suripin, 2004 )
(1987) dalam Triatmodjo (2009), presipitasi
adalah nama umum dari uap yang Frekuensi hujan adalah besarnya
mengkondensasi dan jatuh berbentuk hujan, kemungkinan suatu besaran hujan disamai
embun, kondensasi, kabut salju dan es ke atau dilampaui. Tujuan analisis frekuensi
tanah dalam rangkaian proses siklus adalah berkaitan dengan besaran peristiwa-
hidrologi. Bentuk presipitasi yang akan peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan
dibahas hanya dalam bentuk hujan saja. frekuensi kejadiannya melalui penerapan
Adapun karakteristik yang perlu ditinjau distribusi kemungkinan. Metode distribusi
dalam analisis dan perencanaan hidrologi frekuensi yang digunakan dalam bidang
adalah: hidrologi terdiri dari Distribusi Normal,
a. Frekuensi, merupakan kejadian dan Distribusi Log Normal, Distribusi Log
biasanya dinyatakan dalam kala ulang Pearson Type III, Distribusi Gumbel.
(T), misalnya kala ulang 10 tahun.
b. Intensitas hujan (I), merupakan tinggi air Metode Rasional
hujan persatuan waktu. Metode untuk memperkirakan laju
c. Lama waktu hujan atau durasi (t), aliran permukaan puncak yang umum
merupakan panjang waktu dimana hujan dipakai adalah metode rasional USSCS
turun dalam menit atau jam. (1973). Model ini sangat simpel dan mudah
d. Tinggi hujan (d), merupakan jumlah dan dalam penggunaannya, namun penggunaan-
kedalaman hujan yang terjadi selama nya terbatas untuk DAS-DAS dengan
durasi hujan, dinyatakan dalam mm. ukuran kecil kurang dari 300 ha. Model ini
e. Luas (A), merupakan luas geografis tidak dapat menerangkan hubungan curah
daerah sebaran hujan. hujan dan aliran permukaan dalam bentuk

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 3


hidrograf. Persamaan Metode Rasional
dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut : √ * + ………………...(5)
Qp = 0,002778 . C . I . A ..................(1)
Waktu konsentrasi adalah waktu
Koefisien Aliran Permukaan
yang diperlukan air hujan yang jatuh untuk
Koefisien aliran permukaan (C)
mengalir dari suatu titik terjauh sampai ke
adalah suatu koefisien yang menjadi
tempat keluaran DPS (titik kontrol) setelah
perbandingan antara besarnya jumlah air
tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi
yang dialirkan oleh suatu jenis permukaan
kecil terpenuhi. Waktu konsentrasi dapat
terhadap jumlah air yang ada. Faktor utama
dihitung dengan membedakannya menjadi
yang mempengaruhi C adalah laju infiltrasi,
dua komponen, yaitu, waktu yang
kemiringan lahan, tanaman penutup tanah
diperlukan air untuk mengalir di permukaan
dan intensitas hujan. Jika DPS terdiri dari
lahan sampai saluran terdekat (to) dan waktu
berbagai macam penggunaan lahan dengan
perjalanan dari pertama masuk sampai titik
koefisien aliran permukaan yang berbeda,
keluaran (td), sehingga:
maka C yang dipakai adalah koefisien DAS
tc = to + td ……………………………(6)
yang dapat dihitung dengan persamaan :
n * +menit……(7)
C i Ai √

C Komposit  i 1
n
................(2) menit……………………..(8)
 Ai
i 1 Debit Air di Saluran
Debit air (Q) di saluran untuk aliran
Analisa Intensitas Hujan mantap (tunak) dihitung dengan
Intensitas hujan adalah tinggi atau menggunakan persamaan Manning yang
kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat diperlihatkan sebagai berikut :
umum hujan adalah makin singkat hujan A 2 / 3 1/ 2
Q  AV  R So ………………. (9)
berlangsung, intensitasnya cenderung makin n
tinggi dan makin besar periode ulangnya Kondisi debit pembuangan berfluktuasi
makin tinggi pula intensitasya. sehingga perlu memperhatikan perihal
Metode Haspers dan Der Weduwen kecepatan aliran (v) diupayakan agar pada
berasal dari kecenderungan curah hujan saat debit pembuangan kecil masih dapat
harian yang dikelompokkan atas dasar mengangkut sedimen dan pada saat debit
anggapan bahwa curah hujan memiliki besar aman dari erosi. Syarat yang
distribusi yang simetris dengan durasi curah berhubungan dengan aliran mantap merata
hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi curah disebut sebagaian aliran normal.
hujan lebih kecil dari 1 sampai 24 jam. Kecepatan aliran harus memenuhi
Perhitungan intensitas curah hujan persyaratan tidak boleh kurang dari
dengan menggunakan Metode Haspers & kecepatan minimum dan tidak melebihi
der Weduwen adalah sebagai berikut : kecepatan maksimum yang diizinkan sesuai
dengan tipe dan material saluran yang
( ( )
) ..……….. (3) (2.17)
ditinjau. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya pengendapan partikel
…………………………… (4) (sedimen) dan terjadinya(2.18)
erosi pada saluran.
Kecepatan minimum yang diizinkan
Untuk 1 t 24 jam :
adalah kecepatan terendah yang tidak akan

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 4


menyebabkan pengendapan partikel penelitian yang akan dilakukan. Studi
(sedimentasi) maupun tumbuhnya tumbuhan kepustakaan terdiri dari analisis hidrologi
air. Sedangkan kecepatan maksimum adalah berupa, analisa curah hujan dengan metode
kecepatan dimana aliran air dapat Haspers dan Der Weduwen, analisa
menimbulkan gerusan (erosi) pada saluran. distribusi frekuensi, analisa intensitas hujan,
debit kawasan dengan Metode Rasional,
Dimensi Saluran Drainase serta analisis hidrolika untuk memperoleh
Saluran drainase terdiri dari beberapa dimensi saluran.
bentuk seperti: persegi, trapesium, Pengumpulan data dilakukan dengan
lingkaran, setengah lingkaran, segi tiga dan cara survai lapangan daerah penelitian (data
lainnya. Namun dalam perencanaan dimensi primer) dan pengumpulan data instansional
saluran hendaknya mempertimbangkan (data sekunder). Survei Lapangan dilakukan
efisiensi hidrolis saluran, kepraktisan dengan pengamatan langsung kondisi
saluran dan faktor biaya yang ekonomis. drainase eksisting, tata guna lahan, arah
Menurut Triatmodjo (2003), bahwa aliran air limpasan yang terdapat di daerah
saluran dengan luas tampang basah tertentu tersebut dan kontur daerah tersebut.
akan efisien apabila mengalirkan debit Sedangkan survei instansional dilakukan
maksimal, hal tersebut tercapai jika nilai dengan mengumpulkan data curah hujan ke
jari-jari hidrolis saluran (R=A/P) maksimum Dinas Pekerjaan Umum.
atau apabila keliling basah minimum. Untuk Penelitian dilakukan di jalan Jendral
tampang saluran persegi empat akan Sudirman Kota Duri, Kecamatan Mandau,
memberikan luas tampang ekonomis apabila Kabupaten Bengkalis. Secara geografis Kota
lebar dasar sama dengan 2 kali kedalaman Duri terletak di 10 15’ 00” LU - 00 04’ 36”
(B=2h). Adapun bentuk saluran persegi LU dan 1010 13’ 00” BT - 1010 54’ 65” BT
tersebut adalah sebagai berikut ini. Pola aliran air didapat langsung dari
survey di lapangan, dengan menelusuri
aliran air langsung dilapangan. Pola aliran
air menunjukkan arah air mengalir sampai
ke pembuangan akhir.

Gambar 1. Penampang persegi panjang

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mengkaji sistem
drainase Jalan Jendral Sudirman yang
berada di Kota Duri. Sistem pelaksanaan
analisis pada saluran drainase ini secara Gambar 2. Lokasi penelitian
garis besar terbagi kedalam tiga bagian,
yaitu survai dan pengumpulan data, Bagan Alir Penelitian
pengolahan dan perhitungan data, dan hasil Tahap-tahap yang akan dilakukan
berupa analisis kajian penelitian. dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
Studi literatur yaitu studi bagan alir penelitian pada Gambar 3.2
kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori berikut ini:
yang mendasar dan berkaitan dengan

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 5


HASIL DAN PEMBAHASAN
Mulai
Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi dilakukan untuk
Studi Literatur menentukan intensitas hujan. Data curah
hujan yang digunakan berupa data curah
hujan harian selama 11 tahun (2000-2010)
Pengumpulan Bahan
pada Stasiun Kandis. Dari data tersebut
dilakukan analisa frekuensi hujan,
selanjutnya dihitung intensitas hujan yang
Data Curah
Data terjadi untuk durasi tertentu.
Saluran
Hujan
Eksisting
Penerapan Seri Data
Penetapan seri data curah hujan
Peta maksimum Stasiun Kandis yang akan
Kawasan digunakan dalam analisis frekuensi
diperoleh dengan metode Maximum Annual
Penerapan Seri Tata Guna Catchment Series (Data Maksimum Tahunan). Hujan
Data Lahan Area (A) maksimum Stasiun Kandis dapat dilihat
dalam Tabel 2.
Analisis Frekuensi Koefisien
Limpasan(C)
Pola Aliran & Tabel 2. Data Curah Hujan Harian
Trase Saluran
Maksimum Tahunan
Jumlah curah Intensitas Hujan Rmax Rmax
Penamaan No Tahun No Tahun
hujan periode Metode Haspers Saluran (mm) (mm)
ulang rencana & Der Weduwen
1 2000 60,3 7 2006 76,4
Pengukuran Data 2 2001 89,0 8 2007 90,5
Debit Limpasan Saluran 150,0
Teknis Saluran 3 2002 9 2008 98,0
Q=𝛼𝛽𝐼𝐴 (B,H,L,S0,n)
4 2003 70,0 10 2009 80,4
5 2004 91,0 11 2010 70,6
Debit Saluran Rencana
6 2005 80,3
Q = f.C.I.A
Sumber : Data Primer
Apakah
Kondisi Pemilihan Distribusi Frekuensi Hujan
Saluran
Eksisting
Hasil perhitungan parameter statistik
Sesuai dengan diperoleh nilai deviasi standar (S) sebesar
Rencana? 23,651, koefisien skewness (Cs) sebesar
Gunakan Saluran
Eksisting
2,052, koefisien variansi (Cv) sebesar 0,272
dan koefisien kurtosis (Ck) sebesar 8,856.
Dengan demikian distribusi yang sesuai
dengan data tersebut adalah distribusi Log
Pembahasan, Gunakan Saluran Person III.
Kesimpulan dan Saran Rencana
Berdasarkan uji Chi-kuadrat
diperoleh nilai chi-kuadrat terhitung sebesar
Selesai
2,667, dimana nilai tersebut jauh lebih kecil
dibandingkan nilai chi-kuadrat kritik sebesar
8,326. Sedangkan hasil uji Smirnov-
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
kolmogorov diketahui penyimpangan
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 6
maksimum (Dmaks) peluang teoritis terhadap Tabel 4. Dimensi Saluran Rencana
peluang pengamatan adalah sebesar 0,183, Dimensi Dimensi
hal tersebut masih dalam batas toleransi Nama Jenis Saluran Saluran
penyimpangan kritik (Dkritik) sebesar 0,314. Saluran Saluran Eksisting Rencana
Sehingga melalui pengujian kecocokan b H=h+w b H=h+w
tersebut diketahui bahwa metode Log Persegi
DTA 1.1 1,00 0,80 1,06 1,04
Person III dapat diterima atau mewakili panjang
distribusi frekuensi data yang tersedia. Persegi
DTA 1.2 1,20 1,00 1,51 1,37
panjang
Hasil perhitungan hujan rancangan
Persegi
untuk berbagai kala ulang dengan DTA 1.3 1,00 1,00 1,01 1,01
panjang
menggunakan distribusi Log Person III, Persegi
DTA 1.4 0,80 0,70 1,18 1,13
didapat Hujan Rancangan untuk kala ulang panjang
10 tahun adalah 116,130 mm. Hujan Persegi
DTA 1.5 1,00 0,90 0,85 0,89
rancangan tersebut berupa hujan rancangan panjang
Persegi
harian atau tinggi hujan rencana selama 24 DTA 1.6
panjang
1,60 1,40 1,01 1,00
jam. Persegi
Hasil perhitungan debit puncak yang DTA 1.7 0,60 0,15 1,13 1,10
panjang
terjadi pada masing-masing saluran pada DTA 1.8
Persegi
0,25 0,30 1,24 1,18
sistem drainase eksisting Kota Bangkinang panjang
sisi barat diperlihatkan pada Tabel 3 berikut Persegi
DTA 1.9 1,00 0,80 0,79 0,84
panjang
ini: Persegi
Tabel 3. Debit Saluran Drainase DTA 1.10 1,20 1,00 1,57 1,41
panjang
NAMA Debit Sumber : Hasil Perhitungan 2014
SALURAN m3/det Penanggulangan Wilayah Rawan Banjir
DTA 1.1 0,191 di Kota Duri
DTA 1.2 0,500 Dari hasil analisa dalam
DTA 1.3 0,169 menginventarisasi titik rawan banjir Kota
DTA 1.4 0,255 Duri, saat ini terdapat beberapa titik rawan
DTA 1.5 0,107 banjir yaitu: DTA 1.1, DTA 1.2, DTA 1.4,
DTA 1.6 0,168
DTA 1.7, DTA 1.8, DTA 1.10.
Banjir terjadi karena saluran drainase
DTA 1.7 0,229
tidak mampu untuk menampung debit yang
DTA 1.8 0,294
terjadi, maka diperlukan perubahan pola
DTA 1.9 0,087 aliran agar air yang menuju ke saluran dapat
DTA 1.10 0,550 dialihkan ke saluran lain atau membuat
Sumber : Perhitungan 2014 saluran drainase baru serta penambahan
Dimensi Saluran Drainase dimensi saluran drainase yang sesuai dengan
Dimensi saluran drainase dihitung dimensi rencana sehingga banjir genangan
untuk bisa menampung debit aliran yang tidak terjadi lagi.
berasal dari air hujan. Dimensi saluran Untuk memaksimalkan kapasitas
ditentukan berdasarkan debit yang saluran dapat dilakukan normalisasi saluran.
dilayaninya, dimensi saluran tersebut Normalisasi saluran dilakukan dengan cara:
diperlihatkan pada Tabel 4 berikut ini: a. Perbaikan dinding saluran
b. Pengerukan sedimentasi
c. Menambah dimensi saluran

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 7


KESIMPULAN DAN SARAN yang terkait dengan penyusunan skripsi ini.
Hasil studi dan analisa kapasitas Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
saluran drainase di Kota Duri Kecamatan kita semua.
Mandau menghasilkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
1. Titik-titik rawan banjir di jalan Jendral Direktorat Jenderal Bina Marga. (1990).
Sudirman Kota Duri terdapat pada DTA Petunjuk Desain Drainase Permukaan
1.1, DTA 1.2, DTA 1.4, DTA 1.7, DTA Jalan. Jakarta.
1.8, dan DTA 1.10. Harto, Sri Br. 1993. Analisis Hidrologi.
2. Curah hujan harian rencana untuk kala Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
ulang 10 tahun pada daerah studi adalah Mudjiatko, & Siswanto. 2012. Kajian pola
116,130 mm. aliran dan kapasitas saluran drainase
3. Kapasitas saluran eksisting dapat Sebagai usaha mengatasi banjir
dimaksimalkan dengan cara normalisasi genangan di Kota Siak Sri Indrapura.
saluran yaitu memperbaiki dinding Staff Dosen Jurusan Teknik Sipil
saluran yang rusak, pengerukan Universitas Riau
sedimentasi dan menambah dimensi Musrizal. 2013. Kajian Sistem Jaringan
saluran. Sungai Petai II Sebagai Saluran
4. Nilai debit yang diperoleh pada setiap Kolektor Sekunder di Kota
DTA yaitu DTA 1.1 = 0,191 m3/det, Bangkinang. Skripsi Program Sarjana
DTA 1.2 = 0,500 m3/det, DTA 1.3 = Teknik Sipil. Pekanbaru: Universitas
0,169 m3/det, DTA 1.4 = 0,255 m3/det, Riau
DTA 1.5 = 0,107 m3/det, DTA 1.6 = Aneka Design Engineering Consultant, PT.
0,168 m3/det, DTA 1.7 = 0,229 m3/det, 2008. Perencanaan Penanggulangan
DTA 1.8 = 0,294 m3/det, DTA 1.9 = Banjir Dalam Kota Bangkinang
0,087 m3/det, DTA 1.10 = 0,550 m3/det. (DED) Sungai Petai I. Bangkinang :
Dinas Pekerjaan Umum dan
Adapun saran yang dapat diberikan Kimpraswil
adalah sebagai berikut: Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik.
1. Perlu dilakukan suatu kajian dampak Jakarta: Erlangga.
perubahan tata guna lahan terhadap Suripin. 2004.Sistem Drainase Perkotaan
kapasitas sistem drainase. yang Berkelanjutan. Yogyakarta:
2. Perlu dilakukan suatu kajian tentang Andi.
pola aliran dan dimensi saluran yang Triatmodjo, Bambang. 2003. Hidrolika II.
benar pada saluran drainase serta Yogyakarta: Beta Offset.
bangunan pendukung seperti gorong- Triatmodjo, Bambang. 2009. Hidrologi
gorong dan box culvert. Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih saya ucapkan kepada
bapak DR.Manyuk Fauzi, ST. MT dan
bapak Bambang, ST. MT yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan .
dalam penyusunan skripsi ini dan juga
kepada teman-teman yang telah membantu
penulis dalam survai lapangan serta hal-hal

Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 8

Anda mungkin juga menyukai