Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“REKAYASA DRAINASE”

OLEH :

MUHAMMAD IKRAM RUSLAN

T2220018

DOSEN PENGAMPUH

RUDI, ST., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS POHUWATO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul mitigasi bencana.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen untuk menunjang
mahasiswa agar dapat lebih memahami mengenai materi “Rekayasa Drainase”, serta
mengukur kemampuan mahasiswa dalam membuat makalah dan melatih kemampuan
berbahasa.

Namun, saya menyadari masih memiliki banyak kekurangan baik pada penulisan maupun
materi yang dibahas, mengingat akan pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki masih
terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi sempurnanya
pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 4
1.2 TUJUAN ............................................................................................................................ 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
2.1 DEFINISI DRAINASE ..................................................................................................... 5
2.2 SISTEM DRAINASE ........................................................................................................ 5
2.4 Sistem Drainase Sumur Resapan ....................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan dan Saran ..................................................................................................... 13
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Munculnya konsepsi untuk menadah air hujan dan meresapkannya ke dalam lapisan
tanah, segera mendapat sambutan positif dari berbagai praktisi lingkungan dan mendapat
sebutan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan. Saat ini, drainase tiak hanya berfungsi
untuk membebaskan daerah perkotaan dari serangan banjir, tetapi juga bertugas mengatasi
pencemaran air tanah.
Salah satu system drainase berwawasan lingkungan untuk pengendalian air, baik
mengatasi banjir dan merupakan upaya memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan
memperkecil aliran permukaan sebagai penyebab banjir.
Upaya ini akan berfungsi bila semua warga masyarakat sadar dan mau menerapkannya.
Peran sumur resapan akan tidak berarti bila hanya beberapa penduduk saja yang
menerapkannya. Dapat dibayangkan bila setiap penduduk suatu kawasan yang memiliki
sejuta bangunan mampu menerapkan sumur resapan.
Masing-masing mampu meresapkan air satu kubik. Dengan demikian sejuta kubik air
akan masuk ke dalam tanah. Kawasan tersebut dapat terhindar dari bahaya banjir dan mampu
mengurangi masalah kekeringan pada musim kemarau.

1.2 TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk menyajikan beberapa informasi berhubungan dengan


system drainase. Diharapkan untuk dapat diambil manfaat dan dijadikan sebagai rujukan bagi
banyak hal yang berhubungan dengan lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DRAINASE

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase
bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.

2.2 SISTEM DRAINASE

1. Jenis Drainase
a. Menurut Sejarah Terbentuknya
1) Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan
penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan
lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi
yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
2) Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-
gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
Menurut Letak Bangunan
1) Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open
chanel flow.
2) Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.
Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang
tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak
bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

b. Menurut Fungsi
1) Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah
domestik, air limbah industri dan lain – lain.
2) Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air
buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
c. Menurut Konstruksi
1) Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2) Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang
terletak di kota/permukiman.

gambar 1. Dranaise Buatan


2.3 POLA JARINGAN DRAINASE
1. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai.
Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
Gambar 2. Pola Jaringan Drainase Siku
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder)
yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-
saluran akan dapat menyesuaikan diri.

Gambar 3 Pola Jaringan Drainase Pararel


3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang
dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.

Gambar 4. Pola Jaringan Drainase Grid Iron


4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar

Gambar 5. Pola Jaringan Drainase Alamiah


5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

2.4 Sistem Drainase Sumur Resapan

Proses pembangunan kawasan perkotaan dan perumahan sungguh merupakan hal yang
kontradiksi jika ditinjau dari ketersediaan air tanah dan peningkatan puncak limpasan air
permukaan. Perubahan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan imbuhan air tanah dan
pertambahan pengeluaran air dari dalam tanah, sehingga mengganggu keseimbangan sistem
hidrologi air bawah permukaan, dan menghasilkan penurunan paras air tanah.
Dinegara yang telah maju, peningkatan kuantitas penduduk tidak mengganggu
ketersediaan air tanah, hal ini disebabkan oleh beralihnya atau ditinggalkannya sumur-sumur
individu dan ditukar atau berganti kepada sumur umum dalam yang disediakan oleh instansi
tertentu seperti PDAM atau semacamnya yang merupakan bagian dari pemerintah local
setempat. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, karena
kecenderungan apabila jumlah penduduk makin bertambah, maka jumlah sumur-sumur yang
dibuat oleh individu pun makin banyak.
Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama saja dengan
pengeluaran bahan/material berharga yang lain seperti : mineral, emas, batu bara, minyak
atau gas. Air biasanya mempunyai batasan yang istimewa, yaitu dianggap sebagai sumber
alami yang dapat diperbaharui. Angapan ini perlu kiranya untuk dikoreksi.. Karena
sebenarnya anggapan ini hanya dapat berlaku jika terdapat keseimbangan diantara imbuhan
air dengan exploitasi didalam kawasan tangkapan/tadahan air.
Sumur resapan air tanah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan imbuhan air
tanah, disamping itu manfaat yang sangat berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat
limpasan air permukaan. Dengan pembiayaan yang (secara relatif) tidak terlalu tinggi,
pengadaan sumur resapan ini dapat dilakukan oleh setiap pembangunan satu rumah tinggal.
Prinsip Sumur Resapan
Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk mengalirkan air buangan dari permukaan
tanah ke akuifer air tanah. Alirannya berlawanan dengan sumur pompa, tetapi konstruksi dan
cara pembangunannya mungkin dapat saja sama. Pengimbuhan sumur akan lebih praktis
apabila terdapat akuifer tertekan yang dalam dan perlu untuk diimbukan, atau pada suatu
kawasan kota yang memiliki lahan yang sempit/terbatas.
Gambar dibawah ini menerangkan proses air imbuhan masuk kedalam akuifer bebas
dan akuifer tertekan.
Untuk Akuifer Bebas memenuhi persamaan :
Sementara untuk Akuifer tertekan memenuhi persamaan :

Dimana :
Q = Debit Aliran
K = Koefisien Permeabilitas Tanah
rw = Jari-jari sumuran
ro = Jari-jari pengaruh aliran
ho = Tinggi muka air tanah
hw = Tinggi muka air setelah imbuhan
Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa gunanya rumus-rumus diatas, apa gunanya
sumur resapan secara kongkrit?? Pada postingan saya yang berikut, akan saya tunjukkan
berapa besar nya debit air yang harus terbuang kedaerah limpasan akibat dari
pembangunan rumah, jalan dan fasilitas-fasilitas umum lainnya. Tentu anda mengerti
maksud saya, jika air hujan yang berasal dari daerah resapan dengan jumlah yang besar
dibuang begitu saja tanpa di resapkan kedalam tanah, maka air tersebut akan
mengakibatkan banjir yang parah didaerah-daerah limpasan.
Prinsip-prinsip dalam dunia konstruksi biasanya mengalami kontradiksi dengan
konservasi sumber daya air, contohnya pada proses pembangunan jalan raya.. Lapisan
Surface/Pavement pada jalan raya dibuat dengan tujuan agar air dari luar permukaan
langsung dialirkan ke saluran drainase disisi kiri dan kanan jalan sehingga tidak masuk ke
dalam struktur perkerasan jalan dibawah pavement. Akibatnya pada musim hujan, air
dalam volume yang besar tidak diresapkan kedalam tanah dan langsung
dibuang/dilimpaskan ke daerah limpasan. Akibatnya, pada musim hujan akan terjadi
masalah banjir di daerah-daerah limpasan dan pada musim kemarau, daerah potensial
tadahan air menjadi kekurangan air karena air yg harusnya disimpan sebagai cadangan
pada musim hujan langsung dilimpaskan begitu saja. Tanpa banyak berbasa-basi saya
akan langsung menunjukkan bagaimana sumber daya air yang seharusnya begitu
berharga malah berbalik menjadi sumber masalah yang rutin terjadi..
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Program pelestarian air melalui sumur resapan harus ditempuh melalui pendekatan
social ekonomi kemasyarakatan dan social budaya. Misalnya, dalam rangka meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan, khususnya
penerapan sumur resapan, dengan penyuluhan-penyuluhan intensif melalui metode yang
sesuai dengankehidupan masyarakat tersebut.
KAJIAN PUSTAKA

http://tsipilunikom.wordpress.com/2012/06/19/sistem-drainase/
http://www.google.com/#q=makalah+tentang+sistem+drainase&start=20
http://mamanclasik.blogspot.com/2012/10/makalah-drainase-perkotaan.html
http://banklibrary.blogspot.com/2009/08/makalah-drainase-perkotaan.html
http://jurnalk3.com/blog/makalah-k3-drainase-jalan.html
http://arisud111.files.wordpress.com/2010/10/presentasi-perencanaan-drainase-jalan.pdf
http://www.krumpuls.com/2013/10/contoh-kajian-pustaka-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai