PENDAHULUAN
1.5.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas ( )
2. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud sistem drainase jalan.
3. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud sistem drainase jalan.
4. Apabila sistem drainase yang direncanakan dibangun maka air limpasan yang
terjadi dipermukaan jalan tidak akan tergenang dan dibuang langsung ke
saluran-saluran drainase menuju saluran akhir (outlet).
BAB II
DASAR TEORI
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah,
baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa Indonesia,
drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah
tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalam
SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase
kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian
wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal
maupun luapan sungai melintas di dalam kota.
2.3 Sejarah Perkembangan Drainase
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada
masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga menganggu
kehidupan manusia itu sendiri. Selain daripada itu, kegiatan manusia semakin
bervariasi sehingga menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dapat
menggangu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran akan arti
kenyamanan hidup sangat bergantung pada kondisi lingkungan, maka orang mulai
berusaha mengatur lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya
dari kemungkinan adanya gangguan air berlebih atau air kotor.
Dari sekumpulan pengalaman terdahulu dalam lingkungan masyarakat yang masih
sederhana, ilmu drainase perkotaan dipelajari oleh banyak bangsa. Sebagai contoh
orang Babilon mengusahakan lembah sungai Eufrat dan Tigris sebagai lahan
pertanian yang dengan demikian pastitidak dapat menghindahari permasalahan
drainase. Orang Mesir telah memanfaatkan air sungai Nil dengan menetap sepanjang
lembah yang sekaligus rentan terhadap gangguan banjir.
Penduduk di kawasan tropika basah seperti di Indonesia awalnya dibilang selalu
tumbuh dari daerah yang berdekatan dengan sungai, dengan demikian secara
otomatis mereka pasti akan berinteraksi dengan masalah gangguan air pada saat
musim hujan secara periodic. Pada kenyataannya mereka tetap dapat menetap disana,
dikarenakan mereka telah mampu mengatur dan menguasai ilmu pengetahuan tentang
drainase.
Tepengaruh dengan perkembangan sosial budaya suatu masyarakat atau suku
bangsa, ilmu drainase perkotaan akhirnya harus ikut tumbuh dan berkembang
sesuai dengan perubahan tata nilai yang berlangsung di lingkungannya.
Harus diakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu drainase perkotaan
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu hidrolika, matematika, statiska, fisika, kimia,
komputasi dan banyak lagi yang lain, bahkan juga ilmu ekonomi dan sosial sebagai
ibu asuhnya pertama kali. Ketika didominasi oleh ilmu
1. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi
daripada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah
kota.
2. Parellel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyeseuaikan diri.
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga
saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Pada daerah berbukit, pola saluran memancar ke segala arah
6. Jaring-jaring
Mempuntai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
cocok untuk daerah dengan topografi datar
b. Karakteristik hujan
1) Durasi hujan
Durasi hujan adalah lama hujan yang diperoleh dari pencatatan alat
ukur hujan.
2) Intensitas hujan
Intensitas hujan adalah yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau
volume hujan tiap satuan waktu.
3) Lengkung hujan
Lengkung hujan adalah grafik hubungan antara intensitas hujan dengan
durasi hujan.
4) Waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan
air dari titik yang paling jauh pada daerah aliran ketitik kontrol yang
ditentukan dibagian hilir suatu aliran.
c. Data hujan
1) Pengukuran
Pengukuran hujan dilakukan selama 24 jam, sehingga hujan yang
datang adalah hujan total yang terjadi selm 24 jam (etmal).
Dengan melihat peta topografi data ditemukan arah aliran yang merupakan
natural drainage system secara alamiah dan dapat mendata toleransi lama
genangan dari suatu area rencana.
Informasi situasi dan kondisi fisik kota, baik telah ada (existing) maupun
yang sedang direncanakan perlu diketahui data :
1. Sistem jaringan yang ada (drainase, irigasi, air minum, telepon, listrik).
2. Batas-batas area pengaliran.
3. Letak dan jumlah prasarana yang ada.
4. Tingkat dan jumlah prasarana yang ada.
5. Gambaran prioritas area secara garis besar.
Data diatas dimaksudkan agar dalam penyusunan tata letak sistem jaringan
drainase tidak terjadi pertentangan kepentingan.
Fungsi drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi
sebagai berikut :
Selokan samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan
jalan. Fungsi selokan samping antara lain sebagai berikut :
1. menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan.
2. Menampung dan membuang air yang berasal dari daerah
pengaliran sekitar jalan.
3. Dalam hal daerah pengaliran luas sekali atau terdapat air limbah
maka untuk itu harus di buat sistem drainase terpisah atau
tersendiri. Dalam pemilihan jenis material untuk seokan samping
pada umumnya ditentukan oleh besarnya kecepatan rencana aliran
air yang akan melewati selokan samping tersebut. Kecepatan aliran
air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya
adalah kemiringan saluran.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Tingkat curah hujan merupakan faktor alami yang tidak mungkin diatur
oleh tangan manusia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi atau menghindari
kerusakan jalan perlu dilakukan pembenahan-pembenahan pada variabel atau
faktor lain, diantaranya yaitu pada faktor sistem drainase. Drainase merupakan
salah satu faktor terpenting dalam perencanaan jalan raya. Curah hujan dan
tingkat kerusakan jalan memiliki hubungan yang berkebalikan. Hal ini berarti
semakin tinggi curah hujan yang terjadi maka umur jalan akan semakin
pendek, dan sebaliknya semakin rendah curah hujan maka umur jalan pun
akan semakin panjang.
Sistem drainase memiliki kontribusi yang paling besar terhadap tingkat
kerusakan jalan. Semakin baik sistem drainase tersebut, maka umur jalan akan
semakin panjang dan sebaliknya semakin buruk sistem drainase, maka umur
jalan akan semakin pendek
4.2 Saran
Sebagai siswa Teknik rancang bangun kita harus lebih memperhatikan semua
aspek-aspek yang berhubungan dengan pembangunan. Namun tak hanya
pembangunannya saja yang harus diperhatikan, pemeliharaan juga tak kalah
pentingnya.
Pembenahan sistem drainase perlu dilakukan karena terbukti sistem drainase
ini memiliki kontribusi yang paling besar terhadap kerusakan jalan.
Pembenahan sistem drainase ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan
tingkat kebersihan saluran drainase tersebut sehingga tidak mengganggu
aliran air ataupun dengan memperhitungkan dimensi saluran drainase
tersebut.
Dari makalah ini, penulis berharap kesadaran pembaca memperhatikan
lingkungan sekitar dan menjaganya agar negara kita di masa nanti negara kita
bisa lebih baik.