Anda di halaman 1dari 6

AGREGAT KASAR

OLEH
KELOMPOK 1 :

MUH. RIZAL SAFARUDDIN


MUH. SYAHRUL B.
JEFRI ADI WIJAYA
NERLY MARKUS
ARFIANSYAH
PITRA RIDWAN
ARNOL BATARA TAU
FERI BUDI HAMZAH

PRODI SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘allaikumWr. Wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua.Karena atas izin dan ridhlo dari-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisi tentang “agregat kasar” dari hasil proses pembelajaran di kampus teknik Unanda
yaitu Pra Lab. Perkerasan jalan mata kuliah perkerasan jalan.

Semoga setelah membaca isi dari makalah ini,Anda mendapatkan informasi dengan segudang ilmu
yang bermanfaat.Apabila ada salah dalam penulisan kata, tolong dimaklumi dan dimaafkan.

Sekiandari kami, kami ucapkan banyak terimakasih karena telah membaca makalah ini.

Wassalamu ‘allaikumWr. Wb.

Palopo, 26 Juni 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral
lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan). Agregat adalah material granular,
misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media
pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan. Atau dapat juga
didefinisikan sebagai butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 %
dari volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat
mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan.Adapun jenis agregat seperti agregat
kasar,halus,dan abu batu (filler).
Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan perkerasan jalan,
yaitu 90% – 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 –80% agregat
berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan
ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain

Fungsi agregat
1. Menghemat penggunaan Semen Portland,
2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton,
3. Mengurangi susut pengerasan beton,
4. Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi yang baik maka akan
didapat beton yang padat,
5. Mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan adukan beton. Dengan gradasi
yang baik, akan diperoleh sifat beton yang mudah untuk dikerjakan.

Sumber agregat
a. Agregat alam
Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau penghancurannya.
Jenis batuan yang baik digunakan untuk agregat harus keras, kompak, kekal dan tidak
pipih. Agregat alam terdiri dari : (1) kerikil dan pasir alam, agregat yang berasal dari
penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Biasanya ditemukan di sekitar sungai
atau di daratan. Agregat beton alami berasal dari pelapukan atau disintegrasi dari
batuan besar, baik dari batuan beku, sedimen maupun metamorf. Bentukya bulat
tetapi biasanya banyak tercampur dengan kotoran dan tanah liat. Oleh karena itu jika
digunakan untuk beton harus dilakukan pencucian terlebih dahulu. (2) Agregat batu
pecah, yaitu agregat yang terbuat dari batu alam yang dipecah dengan ukuran
tertentu.

b. Agregat Buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus (tertentu) karena
kekurangan agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan.

Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan breeze yang berasal dari limbah
pembangkit tenaga uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (leca =
Lightweight Expanded Clay Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale) yang dibakar pada tungku
putar, lelite terbuat dari batu metamorphore atau shale yang mengandung karbon,
kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertical pada suhu tinggi.
BAB II
ISI
2.1 Agregat kasar

Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 0,5 cm (PBI
1971). Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Kerikil adalah
bahan yang terjadi sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan dan berbentuk
agak bulat serta permukaannya licin. Sedangkan batu pecah (kricak) adalah bahan
yang diperoleh dari batu yang digiling (dipecah) menjadi pecahan-pecahan berukuran
0,5-0,75 cm. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi
dari AASHTO, American Association of State Highway and Transportation Officials,
yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan saringan 2,36 mm
(standard dari BSI, British Standard Institution atau lebih sering disebut sebagai BS,
British Standard).
Agregat kasar boleh didapati dari sumber natural atau artificial. Sumber natural
biasanya dari kumpulan Granit atau Batu Kapur. Fungsi agregat kasar itu sendiri yaitu
sebagai material yang memberikan kekuatan ikat pada beton yang di campurkan dengan
cement dan pasir. Agregat kasar biasanya digunakan pada campuran beton dan lapis
perkerasan aspal.

2.2 Syarat Agregat Kasar :

 Butirannya tajam, kuat dan keras

 Bersifat kekal, tidak pecah atau hancur karena pengaruh cuaca.

 Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
 Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %
 Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %

 Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur >15 %, karena dapat mengurangi
kekuatan ikatan dengan agregat kasar yang lain sehingga agregat seharusnya di cuci
apabila banyak mengandung lumpur

 Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak beton.

 Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga rongganya
sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6 – 7, dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
 sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat
 sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat 18
 Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, mak 60% dan
min 10 % dari berat.

 Tidak boleh mengandung garam


2.3 Gradasi agregat kasar

Gradasi merupakan pembagian butiran agregat dengan menggunakan saringan


agregat, adapun gradasi dari agregat kasar (SNI) sebagai berikut :

2.4 Bentuk fisik agregat kasar yang baik untuk beton :

1. Berbentuk Kebulatan atau Hampir Bulat


Agregat dengan butir-butir bulat umumnya lebih baik daripada agregat dengan butir-butir
yang berbentuk pipih atau panjang. Hal ini dikarenakan butir-butir bulat menghasilkan
tumpukan butir yang yang erat jika dikonsolidasikan, sehingga hanya membutuhkan pasta
semen yang sedikit dengan kemudahan pengerjaan yang sama.

2. Tekstur Permukaan Kasar


Tekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan pengerjaan. Namun,
tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan rekatan agregat-semen sampai 1,75 kali dan
meningkatkan kuat tekan beton hingga 20 persen.

3. Berat Jenis Ringan


Agregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat ringan. Agregat ringan
mempunyai berat jenis dibawah 2,0. biasanya dipakai untuk beton non-struktural. Akan tetapi
agregat ini juga bisa digunakan sebagai beton struktural dengan beberapa perlakuan khusus.
Struktur yang menggunakan agregat ringan akan mengurangi berat struktur tersebut sehingga
membutuhkan dimensi fondasi yang lebih kecil.

4. Ukuran Butir Maksimal


Adukan beton dengan kemudahan pengerjaan dan rencana kekuatan yang sama, akan
membutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit dengan ukuran butir agregat yang besar-
besar. Semakin sedikit semen, maka beton akan semakin hemat dan dapat mengurangi
dampak panas hidrasi yang menyebabkan beton menjadi retak akibat kembang susutnya.
Namun, tetap penggunaan agregat terdapat batasan ukuran butir maksimal. Hal ini dapat
dilihat di berbagai referensi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Agregat merupakan komponen penting dalam beton maupun


perkerasan aspal, agregat memiliki banyak ukuran yang beragam dan di
klasifikasikan dalam agregat kasar, halus, dan abu batu. Agregat kasar
sendiri merupakan agregat yang berfungsi sebagai penguat ikatan pada
beton dan aspal, agregat kasar memiliki karasteristik tersendiri, dari
bentuk nya saja agregat kasar sudah beragam. Ada yang berbentuk
pipih,bulat,lonjong, dan tidak beraturan. Namun perbedaan bentuk
tersebut tetap lah sama besar karena tertahan pada saringan yang sama.

3.2 Saran
Dalam menghasilkan beton atau aspal yang baik tentu di butuhkan
bahan dasar yang baik pula. Maka dari itu sangat penting sebelum
membangun suatu konstruksi seebaiknya memperhatikan bahan dasar nya
contohnya agregat kasar, semakin kasar permukaan dari agregat kasar
tersebut maka semakin kuat pula ikatan yang dihasilkan agregat. serta
bersihnya agregat dari lumpur merupakan bagian yang sangat penting
untuk di perhatikan, karena lumpur dapat mempengaruhi kuat nya agregat
saling mengikat satu sama yang lain.

Anda mungkin juga menyukai