PERKERASAN JALAN
KELAS SIPIL 1
DOSEN : JUSMIDAH, ST., MT
PRODI SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua.Karena atas izin dan ridhlo dari-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas besar ini.
Tugas besar ini berisi tentang “agregat” dari hasil proses pembelajaran di kampus teknik
Unanda yaitu Pra Lab. Perkerasan jalan mata kuliah perkerasan jalan.
Semoga setelah membaca isi dari tugas besar ini,Anda mendapatkan informasi dengan
segudang ilmu yang bermanfaat.Apabila ada salah dalam penulisan kata, tolong dimaklumi
dan dimaafkan.
Sekiandari kami, kami ucapkan banyak terimakasih karena telah membaca makalah ini.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah
ataupun bahan lainnya.Berdasarkan bahan pengikat yang menyusunnya, konstruksi
perkerasan jalan dibedakan atas beberapa jenis antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi bahan
pengikat di mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban
lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (Portland Cement) sebagai
bahan pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa tulangandiletakkan di atas tanah dasar
dengan atau tanpa lapis pondasi bawah sehingga beban lalulintas sebagian besar dipikul oleh
pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit
(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yangdikombinasikan dengan perkerasan
lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas
perkerasan lentur.
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral
lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan). Agregat adalah material granular,
misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media
pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan. Atau dapat juga
didefinisikan sebagai butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 %
dari volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat
mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan.Adapun jenis agregat seperti agregat
kasar,halus,dan abu batu (filler).
Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan perkerasanjalan,
berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan
ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain
Fungsi agregat
1. Menghemat penggunaan Semen Portland,
2. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton,
3. Mengurangi susut pengerasan beton,
4. Mencapai susunan yang padat pada beton. Dengan gradasi yang baik maka akan
didapat beton yang padat,
5. Mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan adukan beton. Dengan gradasi
yang baik, akan diperoleh sifat beton yang mudah untuk dikerjakan.
Sumber agregat
a. Agregat alam
Agregat yang menggunakan bahan baku dari batu alam atau penghancurannya.
Jenis batuan yang baik digunakan untuk agregat harus keras, kompak, kekal dan tidak
pipih. Agregat alam terdiri dari : (1) kerikil dan pasir alam, agregat yang berasal dari
penghancuran oleh alam dari batuan induknya. Biasanya ditemukan di sekitar sungai
atau di daratan. Agregat beton alami berasal dari pelapukan atau disintegrasi dari
batuan besar, baik dari batuan beku, sedimen maupun metamorf. Bentukya bulat
tetapi biasanya banyak tercampur dengan kotoran dan tanah liat. Oleh karena itu jika
digunakan untuk beton harus dilakukan pencucian terlebih dahulu. (2) Agregat batu
pecah, yaitu agregat yang terbuat dari batu alam yang dipecah dengan ukuran
tertentu.
b. Agregat Buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus (tertentu) karena
kekurangan agregat alam. Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan.
Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan breeze yang berasal dari limbah
pembangkit tenaga uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (leca =
Lightweight Expanded Clay Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale) yang dibakar pada tungku
putar, lelite terbuat dari batu metamorphore atau shale yang mengandung karbon,
kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertical pada suhu tinggi.
BAB II
ISI
2.1 Agregat kasar
Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 0,5 cm (PBI
1971). Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Kerikil adalah
bahan yang terjadi sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan dan berbentuk
agak bulat serta permukaannya licin. Sedangkan batu pecah (kricak) adalah bahan
yang diperoleh dari batu yang digiling (dipecah) menjadi pecahan-pecahan berukuran
0,5-0,75 cm. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi
dari AASHTO, American Association of State Highway and Transportation Officials,
yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan saringan 2,36 mm
(standard dari BSI, British Standard Institution atau lebih sering disebut sebagai BS,
British Standard).
Agregat kasar boleh didapati dari sumber natural atau artificial. Sumber natural
biasanya dari kumpulan Granit atau Batu Kapur. Fungsi agregat kasar itu sendiri yaitu
sebagai material yang memberikan kekuatan ikat pada beton yang di campurkan dengan
cement dan pasir. Agregat kasar biasanya digunakan pada campuran beton dan lapis
perkerasan aspal.
Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut :
Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %
Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 %
Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur >15 %, karena dapat mengurangi
kekuatan ikatan dengan agregat kasar yang lain sehingga agregat seharusnya di cuci
apabila banyak mengandung lumpur
Tidak boleh mengandung zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak beton.
Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik, sehingga rongganya
sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6 – 7, dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat
sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat 18
Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, mak 60% dan
min 10 % dari berat.
4. Sifat agregat
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan
memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Yang menentukan
kualitas agregat sebagai material perkerasan jalan adalah :
Gradasi
Kebersihan
Kekerasan
Ketahanan agregat
Bentuk butir
Tekstur permukaan
Porositas
Kemampuan untuk menyerap air
Berat jenis, dan
Daya kelelahan terhadap aspal
5. Tipe gregat halus
a) Pasir galian
Pasir ini diperoleh lansung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali.
Bentuk pasir ini biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas dari kandungan
garamwalaupun biasanya harus dibersihkan dari kotoran tanah dengan jalan
dicuci terlebihdahulu.
b) Pasir Sungai
Pasir ini diperoleh lansung dari dasar sungai, yang pada umumnya berbutir
halus, bulat-bulat akibat proses gesekan. Daya lekatan antar butiran agak
kurang karena bentuk butiran yang bulat.
c) Pasir Laut
Pasir laut adalahpasir yang diambil dari pantai. Butir-butirnya halus dan
bulatkarena gesekan. Pasir ini merupakan pasir yang jelek karena mengandung
banyak garam. Garam ini menyerap kandungan air dari udara dan
mengakibatkan pasir selalu agak basah serta menyebabkan pengembangan
volume bila dipakai pada bangunan. Selain dari garam ini mengakibatkan
korosi terhadap struktur beton, olehkarena itu pasir laut sebaiknya tidak
dipakai.
6. Fungsi agregat halus
fungsi utama agregat halus adalah sebagai bahan pengisi diantara agregat kasar,
sehingga ikatan menjadi lebih kuat.
Fungsi Agregat Secara Umum :
a. Menghemat penggunaan Semen Portland
b. Menghasilkan kekuatan yang besar pada beton
c. Mengurangi susut pengerasan beton
d. Mencapai susunan yang padat pada beton.
e. Dengan gradasi yang baik maka akan didapat beton yang padat
f. Mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan adukan beton.
g. Dengan gradasi yang baik, akan diperoleh sifat beton yang mudah untuk
dikerjakan
Gbr. Saringan
2. Thermometer
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur) ataupun perubahan suhu. Istilah thermometer berasal dari
bahasa latin thermometer yang berarti panas dan meter berarti mengukur.
Di gunakan untuk mengatahui suhu aspal yang di goreng.
Gbr. Thermometer
3. Sieve shaker
Sieve shaker adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padat dengan
cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya
nilai mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan
getaran dan tambahan air yang memudhkan bahan yang hendak dipisahkan
bias lewat saringan.
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral
lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan). Agregat adalah material granular,
misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan suatu media
pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan
Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 0,5 cm (PBI1971).
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batuan atau pasir
yang di hasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai kehalusan 2,0 - 5,0 mm.
Abu batu adalah bahan bangunan yang merupakan hasil dari proses penghancuran
bongkahan batu yang di fungsikan untuk kombinasi beton. Abu batu bisa di bilang
memiliki volume yang banyak dan masih dalam tahap pengembangan untuk
mengurangi penggunaan pasir dalam adukan beton.