Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau
minerallainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F).
Agregat biasanya berupa material granular, seperti pasir, kerikil, batu pecah yang dip
akai bersama-samadengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton
semen hidraulik atau dapat pula sebagai bahan pengkerasan jalan.
Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir - butir batu pecah,
kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang
berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
Agregat merupakan bahan susun campuran beraspal maupun beton,
sehingga pendalaman pengetahuan perihal agregat sangat penting untuk membantu
penguasaanmetode perancangan rumus campuran kerja maupun perancangan
campuran beton yangakan dikerjakan di lapangan.
Ada beberapa peranan dari agregat itu sendiri antara lain agregat dapat
menghemat penggunaan semen Portland, Jika dicampur dengan bahan pengikat yan
g lain dapatmenghasilkan kekuatan yang besar pada beton, Mengurangi susut
pengkerasan beton,Mempengaruhi kualitas perkerasan jalan yang ditentukan dari
sifat agregat dan hasilcampuran agregat dengan material, Mengontrol workability
pada adukan beton, Dengangradasi yang baik akan diperoleh sifat beton yang mudah
untuk dibentuk atau didesign.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu :
A. Agregat halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah
batu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971,
antara lain:

1. Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah
lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian yang
bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, maka
harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.
3. Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan
dengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak memenuhi
syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat
tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan
beton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang
kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.

Gambar 1.1 Pasir (Agregat Halus)

B. Agregat Kasar

Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih
dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut:

1. Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah
karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus
dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.
3. Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat –zat yang
reaktif terhadap alkali.
4. Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya
tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.
Tabel 1.1 Gradasi Agregat yang Disyaratkan

II. Jenis-Jenis Agregat


Agregat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sumber, berat,
bentuk,ukuran butir, dan asal kejadiannya yaitu sebagai berikut :
 Berdasarkan sumber : Agregat Alam dan Agregat Buatan
 Berdasarkan berat : Agregat ringan, Agregat normal, Agregat berat
 Berdasarkan bentuk : Bulat, Bersudut, Pipih, Lonjong
 rdasarkan ukuran butir : Agregat halus, Agregat Kasar, Batu
 Berdasarkan asal kejadiannnya : Batuan beku, Batuan sedimen, Batuan
Metamorfik.

Anda mungkin juga menyukai