NPM : 2203120070
MK : TEKNOLOGI BAHAN
KELAS : B (KAMIS)
AGREGAT
1. Pengertian Agregat
Agregat adalah material granular, misalnya pasir , kerikil, batu pecah atau kerak
tungku besi, yang dipakai secara bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan . Atau dapat juga didefinisikan sebagai
butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau
mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 % dari volume beton atau mortar. Oleh
karena itu sifat-sifat agregat sangat mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan.
3. Sifat Agregat
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul
beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. yang menentukan kualitas agregat sebagai
material perkerasan jalan merupakan:
1. Gradasi
2. Kebersihan
3. Kekerasan
4. Ketahanan agregat
5. Tekstur bagian atas
6. Porositas
7. Kemampuan buat menyerap air
8. Berat jenis, dan
9. Daya kelekatan terhadap aspal.
4. Jenis Agregat
Agregat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung asalnya, proses terjadinya, berat
jenisnya dan ukuran butirannya.
A. Berdasarkan asalnya:
1. Agregat Alam
Agregat alam merupakan agregat yang terbentuk secara alami, agregat ini
terbentuk berdasarkan aliran sungai dan degradasi. Agregat yang terbentuk dari
aliran sungai berbentuk bulat dan licin, sedangkan agregat yang terbentuk dari
proses degradasi bentuknya bersudut dan permukaannya kasar. Contoh agregat
alam yang dipergunakan ialah pasir dan kerikil.
Pasir:
Kerikil:
2. Agregat Buatan
Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil sambingan pabrik-
pabrik semen dan mesin pemecah batu.Agregat buatan sering disebut filler
(material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm). Contoh dari agregat buatan
adalah klinker.
B. Berdasarkan Proses Terjadinya
1. Agregat Beku (igneous rock)
Agregat beku adalah agregat yang mendingin dan membeku. Agregat beku luar (extrusive
igneous rock) dibentuk dari magma yang keluar ke permukaan bumi di saat gunung berapi
meletus, dan akibat pengaruh cuaca mengalami pendinginan dan membeku. Umumnya
agregat beku luar berbutir halus seperti batu apung, andesit, basalt, obsidian, pumice.
Agregat beku dalam (intrusive igneous rock) dibentuk dari magma yang tak dapat keluar
ke permukaan bumi, mengalami pendinginan dan membeku secara perlahan-lahan di dalam
bumi, dapat ditemui di permukaan bumi karena proses erosi dan atau gerakan bumi. Agregat
beku dalam umumnya bertekstur kasar seperti : gabbro, diorit,syenit.
2. Agregat Sedimen
Agregat Sedimen dapat berasal dari campuran partikel mineral, sisa-sisa hewan dan
tanaman yang mengalami pengendapan dan pembekuan. Pada umumnya merupakan lapisan-
lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut, dan sebagainya.
Berdasarkan proses pembentukan agregat sedimen dapat dibedakan atas :
Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses mekanik, seperti breksi, konglomerat,
batu pasir, batu lempung. Agregat ini banyak mengandung silika.
Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses organis, seperti batu gamping, batu
bara, opal.
Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses kimiawi, seperti batu gamping, garam,
gips, dan flins.
3. Agregat Metamorf
Agregat metamorfik adalah agregat sedimen ataupun agregat beku yang mengalami
proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan temperatur kulit bumi.
Berdasarkan strukturnya dapat dibedakan atas agregat metamorf yang masif seperti marmer,
kuarsit, dan agregat metamorf yang berfoliasi, berlapis seperti batu sabak, fillit, sekis.
C. Berdasarkan Beratnya
1. Agregat Berat
Agregat berat memiliki berat jenis lebih besar dari 2.800 kg/m3 . Pemakaian
agregat ini biasanya dipergunakan kepada beton yang dirancang secara khusus untuk
menangkal sinar X. Jenis agregat berat yaitu biji besi, terak dan agregat lain yang
memiliki masa jenis lebih dari 2.800 kg/m3. Berikut gambar dari jenis agregat berat.
Biji Besi
Terak
2. Agregat Normal
Agregat normal berasal dari alam dan juga buatan. Berat jenis rata-ratanya
adalah 2.5 – 2.7 atau tidak boleh kurang dari 1.2 kg/dm3. Beton yang dibuat dengan
agregat normal adalah beton normal, yaitu beton yang dibuat dengan isi 2.200 - 2.500
kg/m3. Kekuatan tekannya sekitar 15-40 Mpa. Contoh dari agregat normal yaitu
klinker.
3. Agregat Ringan
Agregat ringan merupakan agregat yang mempunyai berat jenis kurang dari
2,0. Biasanya digunakan untuk membuat beton ringan. Agregat ini berasal dari alam
dan juga buatan. Agregat ringan terdiri dari : batu apung, asbes, berbagai serat alam
(alam), terak dapur tinggi dgn gelembung udara, perlit yang dikembangkan dengan
pembakaran, lempung bekah, dll (buatan).