Disusun oleh:
CANDRASA WIRA KUSUMA ZAMHARI
NIM 4.11.19.0.13
i
PENGENDALIAN MUTU AGREGAT
1. PENGERTIAN AGREGAT
Agregat adalah butiran Mineral alami yang berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat dapat mengisi kurang lebih
70% hingga 75% volume beton atau mortar. Meskipun hanya sebagai bahan
pengisi, akan tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton atau
mortarnya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam
pembuatan beton/mortar
Mengingat bahwa agregat merupakan jumlah yang cukup besar dari volume beton
dan sangat mempengaruhi sifat beton, maka perlu suatu material ini diberi
perhatian yang lebih detail dan teliti dalam setiap pembuatan suatu campuran
beton. Disamping itu, agregat dapat dapat mengurangi penyusutan akibat
perkerasan beton dan juga mempengaruhi koefisien pemuaian akibat suhu panas,
pemilihan jenis agregat yang akan dipilih tergantung pada mutu agregat,
ketersedianya di lokasi, harga serta jenis kontruksi yang akan menggunakannya.
2
agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Batu, untuk besar butiran lebih dari 40mm
2. Kerikil, untuk besar butiran antara 5mm sampai 40mm
3. Pasir, untuk butiran antara 0,15mm sampai 5mm
2. JENIS AGREGAT
a) Bentuk Agregat
3
i. Bulat
iii. Bersudut
iv. Memanjang
v. Pipih
4
b) Agregat halus
Agregat halus adalah berupa pasir alam atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.
Agregat halus juga memiliki beberapa persyaratan yang wajib
dipenuhi agar kualitas beton sesuai spesifikasi. Persyaratan
tersebut adalah:
1) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras,
tahan lama dan bersih serta tidak mengandung lumpur
yang dapat melalui ayakan 0,063 mm lebih dari 5%
terhadap berat kering pasir. Jika lebih maka agregat halus
harus dicuci karena lumpur tersebut mengganggu ikatan
antara semen dan agregat halus.
2) Distribusi ukuran partikel agregat halus harus seperti yang
tercantum dalam Bab 3.3, PBI 1971 (NI-2). Pasir laut tidak
boleh digunakan dalam campuran beton.
3) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat
diuji dengan larutan januh garam. Pengujian ini penting
karena menjadi tolok ukur kualitas agregat yang digunakan.
4) Gradasi pada pasir harus sesuai dengan yang disyaratkan.
Karena jika gradasinya seragam maka akan timbul pori-pori
pada pekerjaan. Oleh karena itu gradasi harus diperhatikan.
5
Agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi syarat-syarat
yang terdapat pada Bab 3.3, SNI 2847-2013 dan Bab 3.3, 3.4, dan 3.5, PBI
1971 (NI-2).
1. Pengujian Agregat
B.