Anda di halaman 1dari 6

SOAL TEKNOLOGI BAHAN

1. Pengertian agregat
2. Perbedaan kerikil alam dan agregat batu pecah
3. Berdasarkan ukuran butirannya, kapan dikatakan kerikil dan kapan
dikatakan pasir
4. Sifat – sifat agregat yang mempenagruhi mutu beton terdiri dari :
 Bentuk butiran dan keadaan permukaan
 Kekuatan agregat
 Berat jenis agregat
 Bobot isi
 Polositas, kadar air dan daya serap air
 Sifat kekal agregat
 Gradasi agregat
Jelaskan masing-masing point tersebut yang mempengaruhi mutu
beton.

1 | TEKNOLOGI BAHAN
1. Agregat adalah salah satu dari bahan material beton yang berupa sekumpulan batu pecah, kerikil,
pasir baik berupa hasil alam atau lainnya. Agregat merupakan suatu material yang digunakan
dalam adukan beton yang membentuk suatu semen hidrolis. Agregat yang digunakan dalam
campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan, secara umum agregat dapat
dibedakan berdasarkan ukurannya.

Agregat terdiri dari 2 jenis yaitu :

a. Agregat Halus

Agregat Halus merupakan bahan pengisi diantara agregat kasar sehingga menjadikan
ikatan lebih kuat yang mempunyai Bj 1400 kg/m. Agregat halus yang baik tidak mengandung
lumpur lebih besar 5 % dari berat, tidak mengandung bahan organis lebih banyak, terdiri dari
butiran yang tajam dan keras, dan bervariasi.
Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir maksimum 4,76
mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus olahan adalah agregat halus yang
dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari
batuan atau terak tanur tinggi.
Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umumnya berupa pasir dengan partikel butir lebih
kecil dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan tertahan pada saringan No.200

b. Agregat Kasar

Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci).
Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah dengan partikel
butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.

2. Agregat kasar dibedakan atas 2 macam, yaitu krikil (dari batuan alam) dan kricak (dari batuan alam
yang dipecah). Menurut asalnya krikil dapat dibedakan atas; krikil galian, krikil sungai dan krikil
pantai. Krikil

galian baisanya mengandung zat-zat seperti tanah liat, debu, pasir dan zat-zat organik.

2 | TEKNOLOGI BAHAN
Krikil sungai dan krikil pantai biasanya bebas dari zatzat yang tercampur, permukaannya
licin dan bentuknya lebih bulat. Hal ini disebabkan karena pengaruh air. Butir-butir krikil alam yang
kasar akan menjamin pengikatan adukan lebih baik.

Batu pecah (kricak) adalah agregat kasar yang diperoleh dari batu alam yang dipecah,
berukuran 5-70 mm. Panggilingan/pemecahan biasanya dilakukan dengan mesin pemecah batu
(Jaw breaker/ crusher).
Menurut ukurannya, krikil/kricak dapat dibedakan atas;

a. Ukuran butir : 5 - 1 0 mm disebut krikil/kricak halus,


1) Ukuran butir : 10-20 mm disebut krikil/kricak sedang,
c. Ukuran butir : 20-40 mm disebut krikil/kricak kasar,
d. Ukuran butir : 40-70 mm disebut krikil/kricak kasar sekali.
e. Ukuran butir >70 mm digunakan untuk konstruksi beton siklop (cyclopen concreten).

3. Pada dasarnya kerikil dan pasir bisa dikatakan berbeda yang dapat kita lihat dari ukuran nya yang
berbeda, kapan dia dikatakan pasir pada saat dia memiliki ukuran kecil atau halus, dan dikatkan
kerikil jika dia memiliki ukuran yang agak kasar dan agak besar.

 Kerikil : Kerikil ialah bebatuan kecil, biasanya batu granit yang dipecahkan.
Ukuran kerikil yang selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm.
 Pasir : Ukuran butir pasir itu ada 5 jenis, yaitu pasir sangat halus, halus, sedang,
kasar, sangat kasar, dengan range ukuran butir pasir tersebut mulai dari 1/16 mm
– 2 mm.

Berdasarkan Ukuran Butirannya :

 Batu → agregat yang mempunyai besar butiran > 40 mm


 Kerikil → agregat yang mempunyai besar butiran 4,8 mm – 40 mm
 Pasir → agregat yang mempunyai besar butiran 0,15 mm – 4,8 mm
 Debu (silt) → agregat yang mempunyai besar butiran < 0,15 mm

4. Sifat-sifat agregat yang mempengaruhi mutu beton

 Bentuk butiran dan keadaan permukaan

Bentuk dan ukuran keadaan permukaan pada agregat sangat mempengaruhi mutu
beton, karena semakin kasar agregat digunakan maka semakin kuat pula beton yang
dihasilkan, karena agregat kasar merupakan campuran atau penggabungan dari batu
pecah dan kerikil jadi akan meghasilkan beton berkualitas tinggi. tetapi sebaliknya jika
menggunakan bentuk butiran yang tidak kasar maka akan menghasilkan beton yang tidak
berkualitas tinggi.

3 | TEKNOLOGI BAHAN
Butiran agregat biasanya berbentuk bulat ( agregat yg berasal dari
sungai/pantai), tidak beraturan, bersudut tajam dengan permukaan kasar, ada yg
berbentuk pipih dan lonjong.
Bentuk butiran berpengaruh pada :
* luas permukaan agregat
* Jumlah air pengaduk pada beton
* Kestabilan/ketahanan (durabilitas) pada beton
* Kelecakan (workability)
* Kekuatan beton

Keadaan permukaan agregat berpengaruh pada daya ikat antara agregat dengan semen.
Permukaan kasar → ikatannya kuat
Permukaan licin → ikatannya lemah

 Kekuatan agregat

Kekuatan Agregat adalah Kemampuan agregat untuk menahan beban dari luar.
Kemampuan agregat meliputi : kekuatan tarik, tekan, lentur, geser dan elastisitas. Yang
paling dominant dan diperhatikan adalah kekuatan tekan dan elastisitas.
Kekuatan dan elastisitas agregat dipengaruhi oleh :

- jenis batuannya
- susunan mineral agregat
- struktur/kristal butiran
- porositas
- ikatan antar butiran

Pengujian kekuatan agregat meliputi :


- Pengujian kuat tekan
- Pengujian kekerasan agregat dengan goresan batang tembaga atau bejana
Rudellof
- Pengujian keausan dengan mesin aus LOS ANGELES.

Kekuatan agregat sangat berpengaruh pada mutu beton, karena jika agregat yang
digunakan merupakan agregat halus, maka sebuah beton akan cepat rusak atau tidak kuat
untuk menahan beban. Dan sebaliknya, jika ingin menghasilkan beton yang kuat maka
harus menggunakan agregat yang kasar dan kuat untuk membuat beton dengan mutu
yang baik.

 Berat jenis agregat

Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air murni pada
volume yang sama pada suhu tertentu Berat jenis agregat tergantung oleh : jenis batuan,
susunan mineral agregat, struktur butiran dan porositas batuan. Berat jenis agregat ada 3,
yaitu : (1) berat jenis SSD, yaitu berat jenis agregat dalam kondisi jenuh kering permukaan,
(2) Berat jenis semu, berat jenis agregat yang memperhitungkan berat agregat dalam

4 | TEKNOLOGI BAHAN
keadaan kering dan volume agregat dalam keadaan kering, (3) Berat Jenis Bulk, berat
jenis agregat yang memperhitungkan berat agregat dalam keadaan kering dan seluruh
volume agregat.

 Bobot isi
Bobot isi adalah perbandingan antara berat suatu benda dengan volume benda
tersebut. Bobot isi ada dua : bobot isi padat dan gembur. Bobot isi agregat pada beton
berguna untuk klasifikasi perhitungan perencanaan campuran beton.

 Porositas, kadar air dan daya serap air

Adalah jumlah kadar pori-pori yang ada pada agregat, baik pori-pori yang dapat
tembus air maupun tidak yang dinyatakan dengan % terhadap volume agregat.

Porositas agregat erat hubungannya dengan : BJ agregat, daya serap air, sifat
kedap air dan modulus elastisitas.

Kadar air agregat adalah banyaknya air yang terkandung dalam agregat. Ada 4
jenis kadar air dalam agregat, yaitu : (1) kadar air kering tungku, yaitu agregat yang benar-
benar kering tanpa air. (2) Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yang
permukaannya kering tetapi mengandung sedikit air dalam porinya sehingga masih dapat
menyerap air. (3) jenuh Kering Permukaan (saturated surface-dry = SSD), dimana agregat
yang pada permukaannya tidak terdapat air tetapi di dalam butirannya sudah jenuh air.
Pada kondisi ini air yang terdapat dalam agregat tidak menambah atau mengurangi jumlah
air yang terdapat dalam adukan beton. (4) Kondisi basah, yaitu kondisi dimana di dalam
butiran maupun permukaan agregat banyak mengandung air sehingga akan menyebabkan
penambahan jumlah air pada adukan beton
Daya serap air adalah kemampuan agregat dalam menyerap air sampai dalam keadaan
jenuh. Daya serap air agregat merupakan jumlah air yang terdapat dalam agregat dihitung
dari keadaan kering oven sampai dengan keadaan jenuh dan dinyatakan dalam %.

Daya serap air berhubungan dengan pengontrolan kualitas beton dan jumlah air
yang dibutuhkan pada beton.

 Sifat kekal agregat

Kemampuan agregat untuk menahan terjadinya perubahan volumenya yang


berlebihan akibat adanya perubahan kondisi fisik. Penyebab perubahan fisik : adanya
perubahan cuaca dari panas-dingin, beku-cair, basah-kering. Akibat fisik yang ditimbulkan
pada beton adalah : kerutan-kerutan stempat, retak-retak pada permukaan beton, pecah
pada beton yang dapat membahayakan konstruksi secara keseluruhan. Sifat tidak kekal
pada agregat ditimbulkan oleh : adanya sifat porous pada agregat dan adanya
lempung/tanah liat.

5 | TEKNOLOGI BAHAN
 Gradasi agregat

Pada beton, gradasi agregat berhubungan dengan kelecakan beton segar,


ekonomis dan karakteristik kekuatan beton.

6 | TEKNOLOGI BAHAN

Anda mungkin juga menyukai