TEORI DASAR
2.1. BETON
cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat dan ( kadang - kadang
bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat,
mengeras seperti batuan. Pengerasan itu terjadi oleh peristiwa reaksi kimia
antara air dan semen, dan hal ini berjalan selama waktu yang panjang, dan
akibatnya campuran itu selalu bertambah keras setara dengan umurnya. Beton
yang sudah keras dapat dianggap sebagai batu timah, dengan rongga-rongga
antara butiran yang besar (agregat kasar, kerikil atau batu pecah) diisi oleh
butiran yang lebih kecil (agregat halus, pasir), dan pori - pori antara agregat
halus ini diisi oleh semen dan air (pasta semen). Dalam adukan beton, air dan
semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain
mengisi pori - pori diantara butiran-butiran agregat halus juga bersifat sebagai
saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak / padat.
Kekuatan, keawetan, dan sifat beton yang lain tergantung pada sifat-sifat
beton disebabkan oleh karena terbuat dari bahan - bahan yang umumnya mudah
diperoleh, serta mudah diolah sehingga menjadikan beton mempunyai sifat yang
berbagai tuntutan tertentu, misalnya pemakaian bahan lokal yang dapat diperoleh
di suatu daerah tertentu dengan merubah perbandingan bahan dasar yang sesuai,
maupun cara pengerjaan yang cocok dengan kemampuan pekerja. Saat ini
pengetahuan tentang bahan- bahan dasarnya, mungkin karena pemakai beton lebih
tertarik pada tuntutan sifat beton daripada pemilihan bahan dasarnya. Hal ini yang
dimana konsumen beton tinggal menyebutkan saja spesifikasi dari beton yang
dimana pemesan menginginkan suatu konsumen struktur yang sudah jadi lengkap
Beton dapat mempunyai kuat tekan yang sangat tinggi, tetapi kuat
tariknya sangat rendah. Kondisi yang demikian, yaitu rendahnya kuat tarik, pada
kemudian dikenal dengan sebutan beton bertulang. Khusus beton saja yang tidak
sebagaimana yang sering kita lihat pada pembuatan bangunan sederhana, tetapi
jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi persyaratan yang
lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan dengan
yang baik, dan beton keras ( hardened concrete ) yang dihasilkannya juga baik.
Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut,
dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi segregasi
( pemisahan kerikil dari adukan ) maupun bleeding ( pemisahan air dan semen
dari adukan ). Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama / awet,
kedap air, dan sedikit mengalami perubahan volume ( kembang susutnya kecil ).
:> Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan .
lokal, terkecuali semen portland. Hanya untuk daerah tertentu yang sulit
dengan cara yang baik , kuat tekannya dapat sama dengan batuan alami.
:> Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk
:> Beton segar dapat disemprotkan dipermukaan beton lama yang retak
:> Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan
termasuk rendah.
:> Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh
:> Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton lekas mengembang jika
basah, sehingga dilatasi (contraction joint perlu diadakan pada beton yang
pengembangan beton.
:> Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu,
sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam
permasalahan diatas.
tentang sifat - sifat yang dimiliki oleh beton, adapun sifat-sifat tersebut terdiri
dari :
kuat hancur beton dapat dilakukan dengan cara pembuatan benda uji kubus
strenght.
Sifat kuat hancur dari beton dipengaruhi oleh perbandingan air-semen dan
tingkat pemadatannya. Selain itu pula kuat hancur beton dipengaruhi oleh
• Pengaruh suhu
Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pada waktu
kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk pembuatan beton
c. Retakan
penekanan air dari gel semen karena adanya tekanan. Didalam praktek,
retakan dan penyusutan kering biasanya timbul secara bersama dan kadang-
kadang membingungkan.
pengalihan beban dari beton kepada baja tulangan. Hal ini mungkin dapat
beton yang tidak bertulang kira- kira berbanding lurus dengan perbandingan
dari tegangan pada kekuatan beton dalam batasan normal yang dipakai
Perawatan
• Proses desikasi, yaitu keluarnya uap air penguapan dari pori—pori yang ada dalam
beton.
• Proses Auto desikasi , yaitu terhidrasinya air oleh semen dalam pori yang ada
dalam beton.
kemampuan beton.
e. Retak-retak plastis
bentuk yang normal antara 30 menit sampai 2 jam setelah dicetak dan
yang sangat cepat dari permukaan beton. Ketika kecepatan dari penguapan
adanya retak - retak jenis ini, adalah kemungkinan terjadinya korosi pada
tulangan yang di tanam, oleh karena itu perlu menutup retak dengan
Retak jenis ini biasa, tetapi tidak selalu, terjadi bidang tampang
yang relatif dalam serta hampir selalu terjadi pada garis atas permukaan.
Meskipun demikian, retak ini juga terlihat pada pelat yang tebalnya hanya
sampai tertahankan oleh pengerasan hasil dari pada reaksi kimia antara air
dan semen, sehingga penurunan ini menggantikan tempat air yang naik
• Pengaruh cuaca berupa hujan dan pembekuan pada musim dingin, serta
silih berganti.
ditanah yang rusak, rawa-rawa dan air limbah kimia hasil industri dan air
• mengalami kikisan dari orang berjalan kaki dan lalu lintas dan gerakan
• Perbandingan air dan semen dalam campuran beton ( mutu dan porositas )
• Cukup waktu curing ( 4 minggu ), umur beton bertambah , kedap air turun.
h. Panas beton
semen oleh air, terutama pada beton yang tebal panas terkonsentrasi didalam
beton.
tetap tercapai ).
a. Beton ringan
Beton disebut sebagai beton ringan jika beratnya kurang dari 1800 kg/m3.
Oleh karena itu pembuatan beton ringan dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
gelembung-gelembung udara.
b) Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar dan batu
apung. Dengan demikian beton yang terjadi pun akan lebih ringan.
beton ini disebut beton non pasir dan hanya dibuat dari semen dan agregat
b. Beton massa
Beton yang dibuat dalam struktur yang besar dan massal misalnya pada
concrete). Batuan dengan ukuran butir yang besar (diameter 150 mm) dan
slump kecil (sangat kurang encer) dapat mengurangi jumlah semen yang
dipakai menjadi, sekitar 5 kantong / sak saja tiap meter kubik beton, Adukan
agar dapat padat. Biasanya beton dituang tanpa menggunakan cetakan. Karena
besarnya volume beton yang dituang maka kenaikan temperatur akibat panas
hidrasi perlu diperhatikan dengan serius. . Retakan beton akibat bagian dalam
beton yang panas dan bagian luar yang dingin dapat terjadi.
Untuk mengantisipasi akibat panas hidrasi semen ini dapat dilakukan dengan
Penuangan beton dengan lapis demi lapis yang tidak terlalu tebal dan
Pemberian pipa air yang tertanam di dalam beton untuk dilewati air dingin,
sehingga panas hidrasi yang terjadi dibagian dalam beton dapat dibawah
oleh air keluar beton sehingga beton cepat dingin. Panas hidrasi yang
akibat besar susutan yang tidak sama. Oleh karena dapat juga dipakai jenis
c. Ferosemen
memberikan kepada mortar semen suatu tulangan yang berupa anyaman kawat
baja. Mortar semen berfungsi sebagai massa dan kawat baja sebagai pemberi
kekuatan tarik dan daktilitas. Ferosemen dapat pula diartikan sebagai beton
bertulang dengan bentuk khusus, yaitu dengan tulangan lebih rapat dari pada
beton bertulang.
ketahanan terhadap patah lelah, ketahanan terhadap kelolosan air (kedap air)
lebih baik.
dengan volume tulangan sekitar 6 sampai 8 persen, dengan bentuk tulangan satu
Perbandingan volume antara semen dan pasir 1 : 1 1/2 dan 1 : 2, dan kadang -
Batuan yang dipakai, yaitu pasir halus, yang berfungsi sebagai bahan pengisi
mm. Untuk skeleton (rangka) dan kawat anyam dengan diameter kawat sekitar
secara tepat bentuk ferosemen yang akan dibuat, dan skeleton ini dipakai untuk
Struktur yang dibuat dari ferosemen dapat tipis dan ringan . Oleh karena
sendiri struktur sekitar 30% , pemakaian baja berkurang sekitar 15%, dan
Karena berat sendiri yang lebih ringan, maka amat memungkinkan untuk
terlatih
d. Beton serat
Beton serat (fiber concrete) ialah bahan komposit yang terdiri dari beton
• Pembentuk beton serat yang mempunyai sifat lebih tahan benturan dan
lebih tinggi
hanya membuat beton lebih tahan benturan saja. Karena sifatnya yang
lebih tahan benturan dari pada beton biasa maka sering dipakai pada
bangunan hidrolik, landasan pesawat udara, jalan raya dan lantai jembatan.
jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus
• Ukuran gradasi agregat kasar yang di pakai l0 sampai 20 mm, walaupun ukuran
• Beton non-pasir terbuat dan pencampuran air, semen, dan agregat kasar, dimana
perbandingan volume antara agregat semen berdasar antara 6 sampai 10, dan
• Berat jenis beton non-pasir tergantung pada gradasi agregat kasar yang dipakai,
• Tidak ada kecenderungan untuk terjadinya segregasi dan dapat dijatuhkan dengan
f. Beton siklop
• Ukuran agregat kasar dapat sampai sebesar 20 cm, namun proporsi agregat yang
lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat
seluruhnya.
sebagainya.
• Setelah campuran beton ini diaduk dan dituang serta dipadatkan , lalu kemudian
membuat cetakan beton , dimana air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, yang
• Setelah air sisa reaksi disedot,. maka air yang tertinggal hanya air yang dipakai
untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
Pasta ialah adukan yang terdiri dari bahan ikat dan air, Mortar (sering
disebut juga mortel, atau spesi) ialah adukan yang terdiri dari pasir, bahan ikat
dan air.
Bahan ikat dapat berupa tanah liat, kapur, maupun semen portland.
• Mortar lumpur
Material penyusun mortar lumpur harus dicampur sampai rata dan mempunyai
Penggunaan pasir yang banyak akan menyebabkan adukan kurang dapat melekat.
Mortar ini biasa dipakai sebagai bahan tembok atau bahan tungku api didesa .
• Mortar kapur
• Mortar semen
Dibuat dari campuran pasir, semen portland dan air dalam perbandingan air yang
tepat.
Perbandingan antara volume semen dan volume pasir berkisar antara l : 2 dan l :
Mortar ini kekuatannya lebih besar dari pada mortar lainnya, oleh karena itu bisa
dipakai untuk tembok , pilar, kolom atau bagian lain yang menahan beban.
Karena mortar ini kedap air maka dapat pula dipakai untuk bagian luar dan yang
• Mortar khusus
Mortar ringan , diperoleh dengan menambahkan asbes fibers , jute fibers (serat
Mortar tahan api, diperoleh dengan menambahkan bubuk bata api dengan
alumminous cement dan dua bubuk bata api. Mortar ini biasa dipakai untuk
a) Murah
1. Beton Kelas I, mutu beton ini disebut mutu B, dan dipergunakan untuk
keahlian khusus.
Kelas II dibagi dalam mutu - mutu standar yaitu, K-125, K-175, dan
K-225.
dipakai mutu beton yang lebih tinggi dari K-225 atau dengan kekuatan
dengan batu kapur atau kapur tulis dalam suatu dapur sehingga mencapai
dalam suatu dapur atau pembakaran kapur sampai melebur dan mengeras
kembali, sehingga menghasilkan sejenis yang amat mirip dengan sifat kimia
pengikat hidrolis yang penting dan banyak dipakai dalam pembangunan fisik.
Lokasi pembuatan semen dipilih pada tempat dimana jenis bahan baku semen
berdekatan.
Didunia ini sebenarnya terdapat berbagai macam semen, dan tiap macamnya
khusus.
Suatu semen jika diaduk dengan air akan terbentuk adukan pasta
semen, sedangkan jika diaduk dengan air kemudian ditambah pasir akan
menjadi mortar semen, dan jika ditambah lagi dengan kerikil atau batu pecah
Fungsi semen ialah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu
massa yang kompak atau padat. Selain itu juga semen dapat mengisi rongga-
tanah aspal dan tanah liat serta tanah lempung. Perbandingan antara tanah liat
Dari bahan inilah diperoleh bahan kimia untuk pembuatan semen portland,
lainnya.
• Pencampuran bahan baku yang halus dengan proporsi tertentu dan membakarnya
dalam silinder yang berputar ( Rotaiy Klin) pada temperatur kira-kita 14000 C.
terbentuklah semen.
Pencampuran dan penghalusan bahan baku dapat dilakukan baik dalam air (Wet
3. Campuran ini diayak melalui ayakan-ayakan (Sieve), akan diperoleh semen cair
(cement slurry) yang dimasukkan ke tangki sluny. Jika batuan kapur (Lime stone)
dipakai maka harus dibakar dahulu, dihancurkan dan dimasukkan kedalam "Ball
4. Dari Slurry tank, cement slurry diproses dalam rotary klin berupa slinder
berdiameter 7,5 m, dan panjang mencapai 230 m, yang berputar perlahan- lahan
3 mm - 25 mm.
6. Klinker digiling halus bersama - sama gypsum dalam ball mill, gypsum berguna
lebih cepat), diperoleh bubuk semen yang siap dimasukkan ke silo semen untuk
dipasarkan. Semen yang halus tersebut mempunyai 1,1 x 1012 partikel perkilo
gramnya.
1. Batuan kapur (lime stone) dan lempung (shale) dihaluskan, dicampurkan dengan
perbandingan tertentu dalam grinding mill (Ball mill) menjadi bubuk halus yang
6. Semen yang diperoleh dimasukkan dalam silo semen dan siap untuk dipasarkan.
1. Sifat kimia.
Sifat kimia dari semen portland sangat rumit, dan belum dimengerti
sepenuhnya. Dalam hal ini cukup untuk mengenal pilihan bahan dan
Silikat (SiO) 20 % - 25 %
Soda/Potash 0,5 % - I %
(Hidrasi Semen). Zat kapur yang berlebihan kurang baik untuk semen, karena
ikatan.
Kekurangan zat kapur akan menghasilkan semen yang lemah, dan bilamana
sekitar seperduabelas dalam semen. Silika dalam kadar tinggi, yang biasanya
agresi kimia. Namun sebaliknya, apabila aluminium pada kadar tinggi dan
silika pada kadar rendah akan menghasilkan semen dengan pengikatan yang
Zat feroksida, memberi warna abu-abu pada semen, dan berlaku sama
asap, ketika semen dibakar, dan hanya terdapat dalam jumlah kecil dalam
campuran- campurannya dengan air. Pada tingkatan awal, sejumlah kecil dari
2. Sifat Fisik
a. Kehalusan butiran
semen yang sama) makin cepat proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa,
panas hidrasi yang lebih cepat dari pada semen dengan butir-butir yang
pada beton segar (fresh concrete) dan dapat pula mengurangi bleeding,
terjadi proses hidrasi yang secara fisik akan nampak terjadi pasta yang
plastis dan dapat dibentuk, sampai beberapa waktu, lalu mulai terjadi
pengerasan.
sifat keplastisannya.
Pada semen portland, waktu ikat awal tidak boleh kurang dari 45
menit dan waktu ikat akhirnya tidak boleh lebih dari 375 menit (±6 jam ).
8. Panas hidrasi
2.3. AGREGAT
campuran beton ±70 % dari volume beton sehmgga sifat-sifat dan mutu agregat
beton pratekan, beton ringan, beton lembaran dan beton berat untuk panahan
a. Agregat berat
b. Agregat Normal
agregat yang berasal dari alam (kerikil dan batu pecah), atau agregat
buatan seperti pecahan bata dan tarak dapur tinggi dari industri besi / baja.
c. Agregat ringan
Agregat ringan dapat berasal dari alam maupun agregat buatan. Yang
berasal dari alam antara lain batu apung, asbes dan berbagai serat alam,
pembakaran.
berasal dari alam, karena agregat inilah yang banyak dipergunakan untuk
yang biasanya disebut pasir, dan agregat kasar yang biasanya disebut
kerikil atau batu pecah. Yang dimaksud dengan agregat halus, adalah
agregat yang mempunyai besar butir lebih kecil dari 5 mm, sedangkan
agregat kasar ialah agregat yang ukuran besar butirnya lebih besar dari 5
mm.
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami dari hasil
disentegrasi alami dari butir batuan atau berupa pasir yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu dengan syarat- syarat pengawasan mutu agregat untuk
sebagai berikut :
Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir-butir agregat halus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti sinar
Kandungan lumpur agregat halus tidak lebih dari 5% tcrhadap volume agregat halus.
Apabila kadar lumpur melampaui batas yang telah ditentukan, maka agregat tcrsebut
harus dicuci.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang
NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga
dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 sampai 28 hari
tidak kurang dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama, Tetapi dicuci dalam
sama.
Agregat halus terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 35 ayat 1, harus memenuhi
• Sisa di atas ayakan N0. 4 harus minimum 2 % dari berat agregat tersebut.
• Sisa di atas ayakan N0. l harus minimum 10 % dari berat agregat tersebut.
• Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton
Agregat kasar sebagai bahan campuran beton dapat berupa kerikil sebagai
hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar
adalah agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm dan kurang dari 70 mm
sesuai dengan syarat- syarat pengawasan umum untuk berbagai mutu beton,
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mempunyai butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-
butir pipih tersebut tidak melebihi 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir
agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap
berat kering). Lumpur adalah bagian-bagian yang dapat lolos melalui ayakan 0,063
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudef
sebagai berikut :
1. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19,0 mm lebih dari 24 % dari
berat.
berat. Atau dengan menggunakan mesin Los Angeles, tidak boleh terjadi
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang tidak seragam, dan apabila
3. Selisih antara sisa - sisa kumulatif diatas 2 ayakan yang bermuatan max. 60 %
dan min. 10 %
2.4. AIR
harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta
untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah
sesuai dengan nilai perbandingan air semen yang digunakan. Adapun kelebihan
air yang akan digunakan berfungsi sebagai pelumas antara butir-butir agregat.
Tetapi perlu dicatat bahwa tambahan air untuk pelumas tidak boleh terlalu
banyak, karena dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton, dan juga beton
akan poros.
Air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat pula
untuk bahan campuran beton, tetapi tidak berarti air pencampur beton harus
memenuhi standar persyaratan air minum. Secara umum air yang dapat dipakai
uuntuk bahan pencampur beton ialah air yang bila dipakai akan dapat
• Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram per liter.
• Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik,
• Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram per liter.
Bahan tambah adalah suatu bahan berupa serbuk atau cairan, yang
memberikan sifat tertentu pada beton , mengubah sifat beton, menghemat biaya
dari pada admixture sulit kita dapatkan. Oleh karena itu pemakaian dari
admixture harus hati-hati sekali karena bukan tidak mungkin hasil yang kita
capai nantinya bertolak belakang dengan yang kita inginkan. Admixture dapat
2. Accelerators
3. Retarders
4. Water reducers
dari agregat halus dan kasar, yang mempunyai sifat yang berbeda sehingga
b. Ekonomis
Hal ini dapat dibuktikan misalnya, jika campuran pasir dan kerikil tidak
sehingga biayanya besar dan muda retak akibat penyusutan yang terlalu
banyak.
banyak, maka semen yang digunakan sedikit karena pengerjaan yang sulit
nantinya didapatkan hasil ( spesi ) beton yang efisien dan efektif. Sebagai
agregat kasar harus lebih besar dari % agregat halus , % agregat kasar lebih
besar dari 50 %.
standar, antara lain adalah cara analitis, cara grafis, cara diagonal, dan cara
analitis saja.
x 100−x
Y0 = Y1 + Y2
100 100
Dimana :
yang lebih tepat sesuai dengan perancangaan proporsi campuran adukan beton.
menggantikan cara "R0ad Note N0.4" sejak tahun 1975. Di Indonesia dikenal
standar perencanaan oleh DPU di Indonesia, Dan dimuat dalam buku standar
grafik.
3. Workabilitas
5. Kondisi lingkungan
campuran :
1. Jenis agregat yang hanya ditetapkan sebagai batu pecah dan alami saja
tampaknya sulit, karena walaupun sering agregat alami tetapi bentuk dan
hal yang sulit diukur, dan ini berpengaruh terhadap jumlah air yang diperoleh.
2. Diagram proporsi agregat halus terhadap agregat total sulit mendapatkan hasil
yang tepat. Hal ini karena gradasi agregat halus yang tersedia kadang-kadang
tidak berimpit, dengan salah satu kurva dari empat kurva gradasi yang
disediakan.
3. Diagram hubungan antara faktor air semen dan kuat tekan rata - rata silinder
beton tidak sama untuk berbagai jenis agregat yang dipakai untuk beton,
sehingga sebaiknya dipakai diagram yang sesuai untuk tiap agregat yang
dipakai.
sampai warna adukan tampak rata, kelecakan yang cukup ( tidak cair tidak
beton :
• Adukan beton harus dituang secara terus menerus ( tidak terputus ) agar
• Adukan beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari satu
• Sebaiknya tebal lapisan beton untuk setiap kali penuangan tidak lebih
dengan cara manual dilakukan dengan alat bantu tongkat baja atau tongkat
kayu, sedangkan pemadatan dengan bantuan mesin dilakukan dengan alat getar
( vibrator ). Alat getar mengakibatkan getaran pada beton segar yang baru saja
dituang, sehingga mengalir dan menjadi padat. Penggetaran yang terlalu lama
C. Perawatan beton
segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup
D. Percobaan slump
• Corong baja ditempatkan diatas tempat yang rata dan tidak menghisap
air, dengan diameter yang besar di bawah dan diameter yang kecil di atas.
menyentuh lapisan pertama, begitu pula tusukan pada lapisan ketiga tidak
slump.
Dari cara percobaan ini dapat diketahui bahwa lebih cair adukan akan
suatu benda uji standar yang berbentuk kubus (15 x l5 x 15 ) cm atau (20 x 20
x 20) cm dan benda uji silinder (15. x 30) cm. Dalam SK SN-T-15-03-1991
silinder, hal ini disebabkan karena kuat tekan benda uji silinder lebih konstan
dalam silinder. Perbandingan kekuatan hasil uji silinder terhadap kubus, dalam
PBI-71 sebesar 83 %.
sebagai berikut :
• Variasi suhu
meningkatkannya.
deviasi (Sr).
berlaku hubungan :
fc =fcr - k. Sr
dimana nilai (k) tergantung pada jumlah benda uji, yaitu 1,64 untuk 20 benda
• Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji (yang masing-masing
pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan ) tidak kurang dari (fc ’ + 0,82s)
0,85 fc ’.
Mutu beton yang diperoleh dari hasil pengujian beberapa benda uji
dinamakan kekuatan karakteristik untuk hasil uji kubus (diberi kode K) dan
kuat tekan yang diisyaratkan untuk hasil uji silinder (diberi kode fc).