PEMBAHASAN
2.1. Beton
Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat
suatu campuran yaitu semen, pasir, kerikil dan air untuk membuat campuran tersebut
menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang
diinginkan. Kumpulan material tersebut terdiri dari agregat yang halus dan kasar.
Semen dan air berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel-partikel agregat
tersebut menjadi suatu massa padat.
Sifat beton meliputi: mudah diaduk, disalurkan, dicor, didapatkan dan diselesaikan,
tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunan pada adukan dan mutu beton yang
disyaratkan oleh konstruksi tetap dipenuhi.
1. Beton sangat baik menahan gaya tekan (high compressive strength), tetapi
tidak begitu pada gaya tarik (low tensile strength). Bahkan kekuatan gaya
tarik beton hanya sekitar 10% dari kekuatan gaya tekannya.
2. Beton tidak mampu menahan gaya tegangan (tension) yang tinggi, karena
elastisitasnya yang rendah.
3
4
Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa cara,
tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya bersifat empiris. Hanya
sedikit yang memenuhi standart, dan semua test tersebut bersifat ‘a single
point test’ jadi tidak dapat dibandingkan satu samalainnya karena mereka
mengukur sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu adalah penting
untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting untuk
control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan antara
lain:
a. Slump test
b. Compaction test
c. Flow test
d. Remoulding test
e. Penetration test
6
f. Mixer test
2. Beton Ringan
Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang
berbobot ringan. Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang
bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam beton. Semakin
banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-
porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian
membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain
yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan biasanya diaplikasikan
pada dinding non-struktur.
7
3. Beton Non-Pasir
Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan pasir,
melainkan hanya kerikil, semen, dan air. Hal ini menyebabkan
terbentuknya rongga udara di celah-celah kerikil sehingga total berat
jenisnya atau bobotnya pun lebih rendah. Beton jenis ini juga
membutuhkan semen yang lebih sedikit karena tidak menggunakan pasir
di dalamnya. Pengaplikasian beton jenis ini adalah pada struktur ringan,
kolom dan dinding sederhana, bata beton, serta buis beton.
4. Beton Hampa
Pembuatan beton ini dilakukan dengan menyedot air pengencer adukan
beton menggunakan alat vacuum khusus sehingga disebut dengan beton
hampa. Beton ini merupakan beton dengan kekuatan yang sangat tinggi
karena air yang tersisa adalah air yang telah bereaksi dengan semen saja.
Oleh karena itu beton jenis ini banyak diaplikasikan pada bangunan –
bangunan tinggi seperti halnya gedung pencakar langit.
5. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat dari perpaduan adukan beton dan tulangan baja.
beton jenis ini mempunyai sifat yaitu kuat terhadap gaya tekan namun
lemah dengan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan baja sengaja
ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan beton tersebut terhadap gaya tarik
meningkat. Beton bertulang ini biasanya dipasang pada bagian pelat
lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan dan sebagainya.
9
6. Beton Pra-Tegang
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan beton
bertulang. Perbedaannya hanya terletak pada tulangan baja yang akan
dimasukkan ke beton yang harus melewati proses penegangan lebih
dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami keretakan walaupun
menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang juga
banyak dilakukan untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.
7. Beton Pra-Cetak
Beton pra-cetak merupakan beton yang dicetak di luar area pengerjaan
proyek pembangunan yang memang sengaja dibuat di tempat lain agar
kualitasnya lebih baik. Beton jenis ini digunakan untuk proyek yang
10
8. Beton Massa
Beton massa merupakan beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup
banyak dimana penuangan beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan
rata – rata. Sama halnya untuk perbandingan antara volume dan luas
permukaannya juga sangat tinggi yang pada umumnya beton massa
memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm dan banyak digunakan
untuk pembuatan pondasi besar, pilar bangunan dan bendungan.
9. Beton Siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup besar
sebagai bahan pengisi tambahannya dengan besar ukuran penampang
agregat tersebut berkisar antara 15 – 20 cm. Bahan tersebut kemudian
ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat meningkatkan
kekuatannya yang banyak digunakan pada bendungan, jembatan dan
bangunan air lainnya.
Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu dengan kekuatan
tinggi. tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai
keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap
serangan korosi sehingga secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah:
2.2.1. Semen
Semen adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-
silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan
tambahan. Bahan baku pembuatan semen adalah bahan-bahan yang
mengandung kapur, silika, alumina, oksida besi, dan oksida-oksida lainnya.
Fungsi utama semen adalah sebagai perekat.Bahan-bahan semen terdiri dari
batu kapur (gamping) yang mengandung senyawa: Calsium Oksida (CaO),
lempung atau tanah liat (clay) adalah bahan alam yang mengandung senyawa:
Silika Oksida (SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3) dan
Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut
dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk klinker. Klinker
kemudiandihancurkandanditambahdengangips(gypsum).
14
Semen dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu semen hidraulik dan
semen nonhidraulik. Semen hidraulik mempunyai kemampuan untuk mengikat
dan mengeras di dalam air. Contoh semen hidraulik antara lain kapur hidraulik,
semen pozollan, semen terak, semen alam, semen portland,semen alumina dan
semen expansif. Contoh lainnya adalah semen portland putih, semen warna,
dan semen-semen untuk keperluan khusus. Sedangkan semen non-hidraulik
adalah semen yang tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan
tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama dari semen nonhidraulik adalah
kapur. Berikut ini adalah jenis-jenis semen menurut BPS antara lain:
1. Semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu
kebiru-biruan, dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping
berkadar kalsium tinggi yang diolah dalam tanur yang bersuhu dan
bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai perekat untuk
memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan
penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sampai dengan V.
2. Semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen
abu dan digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti
sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama
kalsit (calcite) limestone murni.
3. Oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang
digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik
di darat maupun di lepas pantai.
4. Mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan
dari pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika,
aluminium oksida, besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai
variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai campuran untuk
membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.
15
2.2.2. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah
mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan
aberasi yang berlangsung lama. Agregat dapat juga diperoleh dengan memecah
batuan induk yang lebih besar. Agregat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm.
Jenis agregat kasar yang umumadalah :
a. Batu Pecah Alami : Bahan ini di dapat dari cadas atau batu
pecah alami yang digali.batu ini dapat berasal dari gunung api,
jenis sedimen, atau jenis metamorf. Meskipun dapat
menghasilkan kekuatan yang tinggi terhadap beton, batu pecah
kurang memberikan kemudahan pengerjaan dan pengecoran
dibandingkan dengan jenis agregat kasar lainnya.
b. Kerikil Alami : Kerikil didapat dari proses alami, yaitu dari
pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang
mengalir. Kerikil memberikan kekuatan yang lebih rendah dari
pada batu pecah, tetapi memberikan kemudahan pengerjaan
yang lebih tinggi.
c. Agregat Kasar Buatan : Terutama berupa slag atau shale yang
biasa digunakan untuk beton berbobot ringan. Biasanya
merupakan hasil dari proses lain seperti blast-furnace dan lain-
lain.
2. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5
16
mm. Agregat halus atau pasir adalah material yang dapat lolos dari
saringan nomor 4, yaitu saringan yang setiap 1 inchi panjang
mempunyai 4 lubang. Material yang kasar dari ukuran ini digolongkan
sebagai agregat yang kasar atau koral.
Ukurannya bervariasi antara ukuran No. 4 dan No. 100 saringan
Standar Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas organik,
lempung, partikel, yang lebih kecil dari saringan No.100, atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran dalam
suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai
dengan standar analisis saringan dari ASTM ( American Society of
Testing and Materials ).
2.2.3. Air
Air sebagai bahan pencampur smen berperan sebagai bahan perekat, sehinnga
penambahan air dalam pembuatan spesi beton merupakan unsur yang sangat
penting. Peranan air sebagai bahan perekat terjadi melalui reaksi hidrasi, yaitu
semen dan air akan membentuk pasta semen dan mengikat fragmen-fragmen
agregat. Secara umum, air yang dapat diminum cocok digunakan sebagai air
pencampur, sebab telah memenuhi persyaratan teknis sebagai air pencampur.
Air yang digunakan dalam pembuatan beton pra-tekan dan beton yang akan
ditanami logam alumunium (termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat) tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang
membahayakan. Untuk perlindungan terhadap korosi, konsentrasi ion klorida
maksimum yang terdapat dalam beton yang telah mengeras pada umur 28 hari
yang dihasilkan dari bahan campuran termasuk air, agregat, bahan bersemen
dan bahan campuran tambahan tidak boleh melampaui nilai batas yang
diberikan pada Tabel 2.2:
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai komponen dasar campuran beton, berikut ini
merupakan tabel komposisi berat semen, pasir, kerikil, serta volume air yang
dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.
Tabel 2.3 tabel komposisi berat semen, pasir, kerikil, serta volume air
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
dari batu bara, abu sekam, silica fume bahan produksi sampingan silica,
ferro silicon.
a. Abu Terbang Batu Bara (Fly Ash)
Abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu
pembakaran batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang
dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara
bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batu bara
kelas lignite atau subbitemeus. Abu terbang kelas C
kemungkinan mengandung kapur (lime) lebih dari 10%
beratnya.
b. Slag
Slag adalah produk non metal yang merupakan material
berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian
didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke dalam air.
Adapula Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton
yaitu: Mempertinggi kekuatan beton, menaikkan ratio antara
kelenturan dan kuat tekan, Mengurangi variasi kuat tekan,
Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut,
Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu, Memperbaiki
penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton, dan
Memperbaiki keawetan karena pengaruh perubahan volume
c. Silika Fume
Silica fume adalah material pozzolan yang halus, dimana
komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi
atau sisa produksi silicon atau alloy besi silicon (dikenal dengan
gabungan antara microsilika dengan silica fume). Penggunaan
silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk
menghasilkan, beton dengan kekuatan tekan yang tinggi.
23