Anda di halaman 1dari 15

1. Apa yang dimaksud dengan beton?

Beton atau concrete berasal dari bahasa latin “concretus” berarti tumbuh
bersama , dengan kata lain menggambarkan “ penyatuan partikel-partikel lepas
menjadi kesatuan massa yang utuh“(Raina,V.K.,1989).

beton yaitu suatu campuran yang berisi pasir, krikil/ batu pecah/ agregat
lain yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari
semen dan air yang membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu.
dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat cangkang, plat lantai. Dll

2. Siapa yang menemukan beton?


Menurut Nawy (1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi
mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan
definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen
hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa
bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1).

Pada tahun 1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsip-prinsip


konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya.
Kemudian pada tahun 1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal
kecil dari bahan semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun 1855. Lalu
J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai
tulangan beton untuk mengatasi
tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886,seorang warga negara
Jerman yang bernama Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori dan
perancangan struktur beton.

Sejarah penemuan teknologi beton dimulai dari :

* Aspdin (1824) Penemu Portland Cement;


* J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit (gabungan
dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama – sama memikul
beban);
* F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi
atap, pipa dan kubah;
* Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang
sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ” untuk mengurangi
beban akibat berat sendiri;
* Neuman melakukan analisis letak garis netral;
* Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan; dan
* E. Freyssinet memperkenalkan dasar – dasar beton pratekan.

3. Apa saja bahan penyusun beton?


Secara umum beton tersusun dari tiga bahan pembentuk
yaitu:SEMEN,AGREGAT HALUS (PASIR), AGREGAT KASAR (KORAL,BATU
PECAH/SPLIT), AIR, BAHAN TAMBAHAN KIMIA (JIKA DIPERLUKAN)

4. Apa saja jenis jenis beton?


Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat
dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton
adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil
dan pasir), semen dan air.

Ada bermacam-macam jenis beton antara lain :

A. Beton siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa , perbedaannya ialah pada
beton ini digunakan ukuran agregat yang relative besar2.beton ini digunakan
pada pembuatan bendungan, pangkal jembatan,dan sebagainnya.ukuran
agregat kasar dapat sampai 20 cm,namun proporsi agregat yang lebih besar dari
biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen dari agregat seluruhnya.
B. Beton Ringan
Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat kasarnya
diganti dengan agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan beton biasa yang
diberi bahan tambah yang mampu membentuk gelembung udara waktu
pengadukanbeton berlangsung.beton semacam ini mempunyai banyk pori
sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa.

C. Beton non pasir


Beton jenis ini dibuat tanpa pasir , jadi hanya air,semen, dan kerikil saja.karena
tanpa pasir maka rongga rongga kerikil tidak terisi. Sehingga beton berongga
dan berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa. Selain itu Karena tanpa
pasir maka tidak dibutuhkan pasta2 untuk menyelimuti butir2 pasir sehingga
kebtuhan semen relative lebih sedikit.

D. Beton hampa
Seperti yang telah diketahui bahwa kira2 separuh air yag dicampurkan saja yang
bereaksi dengan semen,adapun separuh sisanya digunakan untuk
mengencerkan adukan.beton jenis ini diaduk dan dituang serta dipadatkan
sebagaimana beton biasa,namun setelah beton tercetak padat kemudian air sisa
reaksi disedot dengan cara khusus. Seperti cara vakum. Dengan demikian air
yang tertinggal hanya air yang digunakan untuk reaksi dengan semen,sehingga
beton yang diperoleh sangat kuat.

E. Beton bertulang
Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan gaya
tekan, batang baja dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik untuk
membantu beton. Beto yang dimasuki batang baja pada bagian tariknya ini
disebut beton bertulang.

F. Beton prategang
Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah batangnya
baja yang dimasukkan ke dalam beton ditegangkan dahulu . batang baja ini tetap
mempunyai tegangan sampai beton yang dituang mengeras.bagian balok beton
ini walaupun menahan lenturan tidak akan terjadi retak.

G. Beton pracetak
Beton biasa dicetak /dituang di tempat.namun dapat pula dicetak di tempat
lain,fungsinya di cetak di tempat lain agar memperoleh mutu yang lebih
baik.selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton sangat terbatas.sehingga
sulit menyediakan tempat percetakanperawatan betonnya.

H. Beton massa
Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara volume dan
permukaannya besar. Bila dimensinya lebih besar dari 60 sm. Pondasi
besar,pilar, bendungan. Harus diperhatikan perbedaan temeratur.

I. Fero semen
Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan ortar semen
suatu tulangan yang berupa suatu anyaman kawat baja.

J. Beton serat
Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat.
Serat berupa batang2 5 sd 500mm,panjang 25-100mm.serat asbatos,tumbuh2an
, serat plastic, kawat baja.

K. Lain-Lain
Beton mutu tinggi,polimer beton,beton modifikasi blok,polimer impregnated
concrete,beton kinerja tinggi, dll.
5. Apa saja sifat dan karakteristik beton?

Sifat dan karakteristik beton:

 Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta
tegangan hancur tarik yang rendah;
 Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen
lengkung atau tarikan;
 Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak
yang makin – lama makin besar;
 Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal
dengan proses hidrasi;
 Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran
sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah;
 Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen
berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang;
 Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa
dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang
tinggi;
 Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus
dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan;
 Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi
akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya;
 Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka
dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik;
 Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima
gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik;
 Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative
rendah;
 Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai
50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta
aman terhadap bahaya kebakaran;
 Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi; dan
 Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa
susut dan rangkak.

6. Apa kelebihan dan kekurangan beton?

Kelebihan beton:

 Dapat dibentuk sesuai keinginan;


 Mampu memikul beban tekan yang berat;
 Tahan terhadap temperatur tinggi; dan
 Biaya pemeliharaan rendah/ kecil.

Kekurangan beton:

 Bentuk yang sudah dibuat sulit diubah;


 Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi;
 Berat;
 Daya pantul suara besar;
 Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk;
 Tidak memiliki kekuatan tarik;
 Setelah dicampur beton segera mengeras; dan
 Beton yang mengeras sebelum pengecoran, tidak bisa didaur
ulang.

7. Tes apa saja yang dilakukan untuk uji kekuatan beton?

Beton dibedakan dalam 2 kelompok besar yaitu:

 Beton keras

Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan karakteristik, kekuatan


tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur,
keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang
terpenting adalah kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu
beton yang ada kaitannya dengan strukturt beton. Berbagai test uji kekuatan
dilakukan pada beton keras ini antara lain:

1. Uji kekuatan tekan (compression test);


2. Uji kekuatan tarik belah (spillting tensile test);
3. Uji kekuatan lentur;
4. Uji lekatan antara beton dan tulangan; dan
5. Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.

 Beton segar

Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton:

1. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang
mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume; dan
2. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton
dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya
bleeding dan segregation.

Walaupun begitu adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat


workabilitas karena penting untuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang
telah dikembangkan antara lain:

1. Slump test;
2. Compaction test;
3. Flow test;
4. Remoulding test;
5. Penetration test; dan
6. Mixer test.
8. Apa saja parameter yang mempengaruhi kekuatan beton?

Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah:

 Kualitas semen;
 Proporsi semen dalam campuran beton;
 Kekuatan dan kebersihan agregat;
 Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat;
 Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton; dan
 Pemadatan beton dan perawatan.

9. Apa yang dimaksud dengan semen?


Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako,
maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal
dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian
kecil tak beraturan". Meski sempat populer pada zamannya, nenek moyang
semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan
Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep
ramuan pozzuolanasempat menghilang dari peredaran.

10. Awal sejarah penemuan semen?


Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam
hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang
merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur,
ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi
Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang
menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun
menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo
Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau
Buton.
Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat
bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu
vulkanis. Pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya
di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun
1700-an M),John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan
kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan
campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di
lepas pantaiCornwall, Inggris. Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya
mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin,
juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan
yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil
akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin
inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.

11. Jenis jenis semen

A. Semen Portland Type I


Fungsi semen portland type I digunakan untuk keperluan konstruksi umum
yang tidak memakai persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan
kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung
sulfat 0, 0% – 0, 10 % dan dapat digunakan untuk bangunan rumah
pemukiman, gedung-gedung bertingkat, perkerasan jalan, struktur rel, dan
lain-lain.

B. Semen PortLand type II


Fungsi semen portland type II digunakan untuk konstruksi bangunan dari
beton massa yang memerlukan ketahanan sulfat ( Pada lokasi tanah dan air
yang mengandung sulfat antara 0, 10 – 0, 20 % ) dan panas hidrasi sedang,
misalnya bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran
irigasi, beton massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.

C. Semen Portland type III


Fungsi semen portland type III digunakan untuk konstruksi bangunan yang
memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah
pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton, bangunan-
bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang tidak
memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.

D. Semen Portland type IV


Fungsi Semen Portland type IV digunakan untuk keperluan konstruksi yang
memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus diminimalkan. Oleh karena itu
semen jenis ini akan memperoleh tingkat kuat beton dengan lebih lambat
ketimbang Portland tipe I. Tipe semen seperti ini digunakan untuk struktur
beton masif seperti dam gravitasi besar yang mana kenaikan temperatur
akibat panas yang dihasilkan selama proses curing merupakan faktor kritis.
E. Semen Portland type V
Fungsi semen portland type V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan
pada tanah/ air yang mengandung sulfat melebihi 0, 20 % dan sangat cocok
untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan,
terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.

F. Super Masonry Cement


Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan
irigasi yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk
bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick, Paving Block, tegel dan
bahan bangunan lainnya.

G. Oil Well Cement, Class G-HSR (High Sulfate Resistance)


Merupakan semen Khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak
bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut
dan bumi, OWC yang telah diproduksi adalah class G, HSR ( High Sulfat
Resistance) disebut juga sebagai ” BASIC OWC” . adaptif dapat ditambahkan
untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.

H. Portland Composite Cement (PCC)


Semen memnuhi persyratan mutu portland COmposite Cement SNI 15-7064-
2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua
beton. Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton,
bahan bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran
dan acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan
ubin, lebih mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah
retak, lebih tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih
halus.

I. Super ” Portland Pozzolan Cement” (PPC)


Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI
15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti
:
- konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)
- Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat (
Bangunan tepi pantai, tanah rawa) .
- Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
- Pekerjaan pasangan dan plesteran.

12. Apa saja material penyusun semen?


BAHAN PENYUSUN SEMEN
Batu Kapur
•Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3
dengan sedikit tanah lia, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa
oksida lainnya.
•Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu
hingga kuning

Tanah Liat
•Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat
Hidrat
•Klasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral yang
dikandungnya :
–Kelompok Montmorilonite
•Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite, dan nitronite
–Kelompok Kaolin
•Meliputi : kaolinite, dicnite, nacrite, dan halaysite
–Kelompok tanah liat beralkali Meliputi : tanah liat mika (ilite)

Pasir Besi & Silikat


•Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada campuran tepung baku (Raw Mix)
•Digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial yang diperlukan
untuk pembuatan semen
•Pasir Silika digunakan untuk meneikkan kandungan SiO2
•Pasir Besi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe2O3 dalam Raw Mix
•Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari
semen
•Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau
berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder.

13. Apa saja Sifat fisik dan kimia semen?


Sifat – sifat fisis semen
a Kehalusan Butir.
Semakin halus butiran semen, semakin luas permukaannya sehingga semakin
cepat pula proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa butir – butir semen yang
halus akan menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih cepat dari
pada semen dengan butir – butir yang lebih kasar. Menurut SII 0013-81 paling
sedikit 90% berat semen harus lolos ayakan lubang 9 mm.
b Waktu Ikatan
Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mencapai keadaan
kaku tahap pertama dan cukup kuat untuk menerima tekanan.
c Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah kuantitas panas dalam kalori/gram pada semen yang
terhidrasi.
d Berat Jenis.
Berat jenis semen berkisar pada 3,15. Berat jenis digunakan dalam hitungan
perbandingan campuran.

Sifat Kimia Semen


Kesegaran Semen. Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran (loss of
ignition) dilakukan pada semen untuk menentukan kehilangan berat jika semen
dibakar sampai sekitar (900 – 1000)°C. Kehilangan berat ini terjadi karena
adanya kelembaban dan adanya karbon dioksida dalam bentuk kapur bebas
atau magnesium yang menguap. Kehilangan berat dari pembakaran ini
merupakan ukuran kesegaran semen. Semakin sedikit kehilangan berat berarti
semakin sedikit unsur pengisinya dan ini berarti semen semakin baik.

14. Apa yang dimaksud dengan agregat?


Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau
mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F).
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang
dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu
beton semen hidraulik atau adukan.

Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir‐butir batu


pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun
buatan yang berbentuk mineral ppadat beruppa ukuran besar mauppun kecil
atau fragmen‐fragmen.

15. Apa saja klasifikasi agregat?

Klasifikasi Agregat
i. Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur
mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.
ii. Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_
bantuan atau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.
iii. Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan
atau berupabatu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar, adalah agregat
dengan ukuran butiran butiran lebih lebih besar besar dari dari saringan
saringan No.88 (2,36 mm)
iv. Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75%
lolos saringan no. 30 (0,06 mm)

16. Apa saja jenis jenis Agregrat?

Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya


 Agregat Alam. Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana
bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini
terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam
ditentukan proses pembentukannya.
 Agregat melalui proses pengolahan. Digunung‐gunung atau
dibukit‐bukit, dan sungai‐sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk
batu gunung, dan ukuran yang besar‐besar sehingga diperlukan proses
pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat
konstruksi jalan.
 Agregat Buatan. Agregat yang yang merupakan merupakan mineral
filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil
sampingan pabrik‐pabrik semen atau mesin pemecah batu.

17. Syarat air yang digunakan untuk campuran beton


PERSYARATAN AIR
a. Air tidak boleh mengandung banyak minyak, asam, alkali, garam-garam,
bahan organis dan lain yang dapat merusak mutu beton.
- Clorida dapat menimbulkan korosi pada logam
- Sulfur dapat menimbulkan korosi pada beton dan tulangan
- Zat-zat organik dapat mempengaruhi waktu pengikatan dan kekuatan semen
- Garam akan mengurangi kekuatan beton
b. Air yang dapat diminum boleh digunakan untuk pembuatan beton
c. Apabila ada keraguan tentang air, dianjurkan untuk membawa contoh air
tersebut ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan untuk di test.
d. Apabila pemeriksaan air dilembaga tersebut tidak dapat dilakukan, maka air
tersebut dapat digunakan asalkan campuran semen + air harus mempunyai
kekuatan tekan paling sedikit 90 % dari kekuatan tekan semen + air suling
pada 7 dan 28 hari

Anda mungkin juga menyukai