Anda di halaman 1dari 10

Tugas Struktur Beton

II

I Putu Cahya Septiawan


13.61.121.045
C2
Beton
Beton yaitu suatu campuran yang berisi pasir, krikil/ batu pecah/ agregat lain yang
dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air yang
membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu. dapat digunakan untuk membuat
pondasi, balok, plat cangkang, plat lantai. Dll

Jenis – jenis Beton :

a. beton normal
b. beton bertulang
c. beton prategang
d. beton komposit

I. Beton Prategang

Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:

a. Menurut PBI – 1971

Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan


intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat
beton- beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.

b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998

Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam
untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang
bekerja.

c. Menurut ACI

Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan
distribusisedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang
terjadi akibat beban eksternal.
Material Beton Prategang

a) Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan
agregat. dengan perbandingan berat campuran agregat kasar 44%, agregat halus 31%,
semen 18%, dan air 7%. setelah 28 hari beton akan mencapai kekuatan yang ideal
yang disebuta kuat tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang
telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan uniaksial yang diambil dari tes
penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15 cm, atau siliner dengan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang digunakan untuk beton prategang
adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dengan nilai f’c minimal
30 Mpa.
b) Baja : material baja yang biasa digunakan dalam pembuatan beton prategang adalah
sebagai berikut K
c) PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan
sistem pratarik.
d) PC Strand, biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang dengan
sistem pascatarik.
e) PC BAR, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan
sistem pratarik.
f) Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton konvensional seperti
besi polos dan besi ulir

Prinsip Dan Cara Kerja Beton Prategang

Untuk memberikan memberikan gaya konsentris pada beton prategang bisa


dilakukan dengan dua cara yaitu :

a) Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), ialah konstruksi dimana tendon


ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton mengeras dan gaya
konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras.
b) Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah konstruksi dimana setelah
betonnya cukup keras, barulah dberikan gaya konsentris dengan menarik kabel
tendon.
1. Pre-Tensioning ( Pra Tarik)

Metode ini baja prategang diberi gaya prategang dulu sebelum beton dicor, oleh
karena itu disebut pretension method. Adapun prinsip dari Pratarik ini secara singkat adalah
sebagai berikut :

Tahap 1: Siapkan bekisting ( formwork ) yang telah lengkap dengan lubang untuk
kabel tendon ( tendon duct ) yang dipasang melengkung sesuai bidang momen balok, setelah
itu beton dicor ( gambar A ).

Tahap 2 : Setelah beton di cor dan sudah bisa memikul berat sendiri, tendon atau
kabel prategang dimasukkan ke dalam Lubang Tendong (tendon duct), selanjutnya ditarik
untuk mendapatkan gaya prategang. Metode pemberian gaya prategang adalah dengan cara
mengikat salah satu angker, kemudian ujung angker lainnya ditarik ( ditarik dari satu sisi ).
tetapi ada pula yang ditarik dikedua sisinya kemudiang diangker secara bersamaan. Setelah
diangkur kemudiang dilakukan grouting pada lubang angker tadi ( Gambar B ).

Tahap 3 : Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya konsentris telah
ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya konsentris tendon
memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas, akibatnya bentuk balok melungkung
keatas ( gambar C ).
Untuk memudahkan transportasi dari pabrik ke site, maka biasanya beton prategang
dibuat dengan sistem post-tension ini dilaksanakan secara segmental ( balok dibagi-bagi
menjadi beberapa bagian, misalnya perbagian dibuat dengan panjang 1 sampai dengan 3 m ).

Keunggulan Beton Prategang

1. Dari Segi Teknis


a. Terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton prategang akan
lebih tahan terhadap korosi.
b. Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
c. Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban
rencana bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan
lebih kecil dari pada beton bertulang biasa.
d. Efisien karena dimensi penampang struktur akan lebih kecil atau langsing,
sebab seluruh luas penampang dipergunakan secara efektif.
e. Jumlah penggunaan baja jauh lebih sedikit dari pada jumlah berat besi
penulangan pada konstruksi beton konvensional biasa.
f. Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.

2. Dari Segi Ekonomi


a. Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih
sedikit
b. Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
c. Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah
besar
d. beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan
lama karena, dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.
e. Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu
pelaksanaan konstruksi.
II. Beton Bertulang

campuran campuran dari bahan-bahan agregat halus (pasir), agregat kasar


(kerikil), semen dan juga air yang di dalamnya diberi tulangan dengan luas dan
jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang di syaratkan dengan atau
tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut
bekerja sama dalam memikul gaya-gaya yaitu lentur maupun lateral.
Dari hasil percobaan – percobaan di ketahui bahwa beton kuat menahan gaya
tekan akan tetapi tidak kuat menahan gaya tarik, karena beton adalah material yang
bersifat kaku/plastis (tidak elastis). Di dalam kenyataannya bahwa beton akan
menerima gaya-gaya aksial, momen lentur, gaya geser, maupun momen puntir yang
besar atau kombinasi dari gaya-gaya tersebu, dan untuk menahan gaya tarik tersebut
maka pada daerah tarik beton di pasang besi tulangan yang bertujuan untuk
mendukung kelemahan dari beton terhadap gaya yang bekerja, karena besi tulangan
memiliki kuat tarik yang besar.

Beton bertulang (reinforced concrete) adalah struktur komposit yang sangat


baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Pada struktur beton bertulang
terdapat berbagai keunggulan akibat dari penggabungan dua buah bahan, yaitu beton
(PC + aggregat halus + aggregat kasar + zat aditif) dan baja sebagai tulangan. Kita
tahu bahwa keunggulan dari beton adalah kuat tekannya yang tinggi, sementara baja
tulangan sangat baik untuk menahan gaya tarik dan geser. Penggabungan antara
material beton dan baja tulangan memungkinkan pelaku konstruksi untuk
mendapatkan bahan baru dengan kemampuan untuk menahan gaya tekan, tarik, dan
geser sehingga struktur bangunan secara keseluruhan menjadi lebih kuat dan aman.
Karena kelebihan yang dimilikinya, maka penggunaan beton bertulang
sebagai bahan struktur utama bangunan sangat populer. Beton bertulang lebih menjadi
pilihan dibandingkan material lain seperti bambu, kayu, beton konvensional atau baja.
Penerapan beton bertulang pada struktur bangunan biasanya dapat dijumpai pada:
pondasi (jenis pondasi dalam seperti tiang pancang, bored pile), balok ikat (sloof),
kolom, balok, plat beton, dan dinding geser (shear wall).

Namun dibalik kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh beton bertulang jika


dibandingkan dengan bahan material lainnya, beton bertulang juga memiliki masalah
yang dapat mengurangi keunggulannya. Diantara masalah yang sering dijumpai
adalah masalah keretakan yang terjadi pada bahan tersebut. Keretakan pada beton
bertulang dapat timbul pada saat pra-konstruksi dan pasca konstruksi.
Sebenarnya setiap beton bertulang yang diaplikasikan pada struktur bangunan
pasti akan terjadi retakan, yang harus dipertimbangkan adalah apakah retakan tersebut
dapat ditolerir karena tidak berbahaya atau retakan tersebut membahayan struktur
bangunan secara keseluruhan. Keretakan pada beton bertulang ini disebabkan oleh
beberapa hal, karena pengaruh dari sifat beton itu sendiri maupun faktor lingkungan
luar yang mempengaruhi beton secara langsung.
Kalau kita lihat dari jenis retakannya, ada dua jenis keretakan pada beton
bertulang yaitu retakan yang terjadi saat pembuatan beton dan retakan yang terjadi
setelah beton selesai dibuat. Dari dua jenis retakan tersebut banyak sekali berbagai
faktor yang melatarbelakangi terjadinya retakan tersebut. Apa saja faktor yang
menyebabkan terjadinya keretakan pada beton bertulang tersebut? Berikut ini kami
uraikan untuk Anda.

Faktor -Faktor Penyebab Keretakan Beton Yang Terjadi Saat Pembuatan Beton Bertulang

Sifat Beton
Untuk melihat bagaimana sifat dari beton bertulang yang dapat menimbulkan
keretakan kita harus melihat proses dari awal pembuatan beton bertulang tersebut. Pada saat
awal pembuatan beton bertulang dengan pencampuran bahan penyusunnya seperti kerikil,
pasir, air, semen, dan baja tulangan. Dalam proses pengerasannya beton akan mengalami
pengurangan volume dari volume awal. Umumnya hal ini disebabkan air yang terkandung
pada campuran beton akan mengalami penguapan sebagian yang mengurangi volume beton
bertulang tersebut.
Sehingga apabila dikondisikan pada saat beton mengalami pengerasan dan akibat dari
volume beton berkurang yang akan menyebabkan penyusutan pada beton tetapi beton
tersebut dibiarkan untuk menyusut tanpa adanya pembebanan maka beton pun tidak akan
mengalami keretakan. Tetapi pada kondisi sebenarnya dilapangan tidak ada beton yang tidak
mengalami pembebanan. Karena tidak ada balok atau kolom pada bangunan yang berdiri
sendiri melainkan akan bersambung satu sama lain dan hal ini akan membuat beton bertulang
bekerja menahan beban-beban pada bangunan.
Sehingga apabila pada kondisi saat beton mengalami penyusutan volume kemudian
terjadi pembebanan, maka retakan pun tidak dapat dihindari.

Suhu
Tidak dapat diabaikan suhu juga dapat menyebabkan keretakan pada beton bertulang.
Maksud suhu disini adalah suhu campuran beton saat mengalami perkerasan. Karena pada
saat campuran beton bertulang mengalami perkerasaan suhu yang timbul akibat reaksi dari air
dengan semen akan terus meningkat. Sehingga pada saat suhu campuran beton ini terlalu
tinggi, pada saat beton sudah keras sering timbul retak-retak pada permukaan beton.

Korosi pada Tulangan


Sebenarnya untuk mengantisipasi retakan yang terjadi akibat dari sifat beton itu
sendiri, beton diberi tulangan pada bagian dalamnya yang terbuat dari baja. Sehingga
diharapkan dengan adanya baja tulangan tersebut retakan akibat dari sifat beton disebar pada
keseluruhan beton menjadi bagian-bagian yang sangat kecil sehingga retakan tersebut dapat
diabaikan. Tetapi apabila tulangan yang dipakai pada saat pembuatan beton sudah
meengalami korosi, tulangan tersebut itu pun akan menyebabkan retakan pada saat beton
mengeras.

Proses Pembuatan yang Kurang Baik


Banyak sekali penyebab retak yang terjadi pada beton bertulang disebabkan oleh
proses pembuatan yang kurang baik. Seperti contoh pada saat beton mengalami perkerasan
dimana banyak mengeluarkan air, maka perlu adanya perawatan pada beton agar pengeluaran
air dari campuran beton tidak berlebihan. Tetapi akibat tidak adanya perawatan, sehingga
pada saat beton terbentuk maka terjadi banyak retakan.

Material yang Kurang Baik.


Banyak sekali terjadi keretakan pada struktur beton bertulang diakibatkan karena
material penyusunnya yang kurang baik. Beberapa hal diantaranya yang sering ditemukan
adalah aggregat halus atau pasir yang kurang bersih, masih bercampur dengan lumpur
sehingga ikatan antara PC dan aggregat menjadi terlepas. Sehingga ketika beton mengering
maka retakan-retakan akan mudah sekali terjadi.

Cara Penulangan
Sering sekali saya menemukan struktur beton bertulang dibuat dengan cara yang
kurang tepat. Hal yang paling umum terjadi adalah ketebalan dari tulangan sampai
permukaan beton terlampau besar. Hal ini sebenanrnya kurang tepat karena fungsi dari baja
tulangan tersebut adalah untuk menahan gaya lintang (pada balok dan plat), deformasi akibat
lendutan, serta gaya geser.
Jika tebal selimut beton terlampau besar makan retakan biasa terjadi mulai dari
permukaan struktur beton sampai pada bagian tulangan yang ada didalamnya. Seharusnya
tulangan dibuat agak keluar, dan selimut atau kulit yang membungkus tulangan dibuat setipis
mungkin (1,5 s/d 2 cm). Karena gaya tarik dan gaya tekan paling besar terjadi pada ujung
permukaan beton tersebut

(Keretakan pada Kontruksi Beton)


Balok Beton Tanpa Tulangan

Jika beban di atas balok itu cukup besar, maka serat serat beton bagian tepi bawah
akan mengalami tegangan tarik yang cukuptak besar pula, sehingga dapat terjadi retak pada
bagian tepi bawah. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah beton yang momennya besar,
yaitu pada bagian tengah bentang.

Balok Beton dengan Tulangan

Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat serat balok bagian tepi
bawah, maka diperlukan baja tulangan sehingga disebut dengan istilah “Beton Bertulang”
pada balok beton bertulang ini, tulangan baja ditanam dalam beton sedemikian rupa, sehingga
gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat ditahan oleh
tulangan seperti tampak pada gambar I.

Gambar I. Balok Beton Bertulang

Karena sifat beton tidak kuat terhadap tarik, maka pada gambar I (b) tampak bahwa bagian
balok yang menahan tarik ( di bawah garis netral ) akan ditahan oleh tulangan, sedangkan
bagian yang menahan tekan ( di atas garis netral ) tetap ditahan oleh beton.
Fungsi utama beton dan tulangan

Dari uraian di atas dapatlah dipahami, bahwa baik beton maupun baja tulangan pada
struktur beton bertulang tersebut mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan sifat bahan
yang bersangkutan.

Fungsi utama beton :

a) Menahan gaya tekan


b) Menutup baja tulangan agar tidak berkarat

Fungsi utama baja tulangan :

a) Menahan gaya tarik


b) Mencegah retak beton agar tidak melebar

Anda mungkin juga menyukai