DI SUSUN OLEH :
TBU X CHARLIE
Pagar panel beton adalah balok berbentuk persegi panjang yang disusun secara vertikal
dan diperkuat dengan penyangga sebuah kolom. Penggunaan beton sebagai pagar panel
sering kita temui karena dapat menghasilkan pagar yang tahan lama dan juga kokoh.
Susunan yang digunakan pada pagar panel juga dipercaya mampu mempertahankan
kondisinya dalam waktu lama. Pagar panel beton ini berfungsi sebagai pembatas atau
pelindung suatu area dari gangguan luar.
b. Beton barrier (untuk sarana transportasi, parkir, dll)
Road barrier beton adalah pembatas jalan yang terbuat dari elemen komposit beton
terdiri dari besi sebagai rangkaiannya yang dicor dengan bahan beton. Proses
pembuatan setiap balok road barrier beton adalah dengan cara dicetak menggunakan alat
cetakan khusus, sehingga ukuran antara satu dengan yang lain seragam dengan presisi
yang tinggi. Hal ini akan mempermudah saat melakukan pemasangan dan mampu untuk
mencapai ketepatan yang diinginkan.
c. U-Ditch dan tutupnya (untuk urusan proyek pengairan, selokan, got, drainase maupun
irigasi)
U-ditch merupakan sebuah kanal, biasanya digunakan untuk kanal saluran air ataupun
irigasi. Fungsi utamanya adalah sebagai saluran air yang mampu membawa atau
mengalirkan air serta dapat meresapkan sebagian air hujan ke dalam tanah. Ukuran U
ditch bervariasi, tergantung dari fungsi serta besar debit air yang akan dialirkan.
Bentuk dari saluran ini adalah terbuka (seperti huruf U), sehingga biasanya dipakai
untuk membuat saluran terbuka di pinggir jalan, tetapi tidak menutup kemungkinan
dapat juga ditutup. U ditch memiliki cover yang dapat digunakan untuk membuat
saluran tertutup dengan nama cover u ditch dan memiliki ukuran panjang separuh dari
ukuran u ditch.
d. Box Culvert (untuk gorong-gorong dengan bentuk kotak, jembatan, ducting dll)
Fungsi box culvert sama dengan u ditch, yaitu sebagai saluran drainase. Bedanya, box
culvert berbentuk kotak (box), memiliki spigot dan socket sehingga tidak dapat
menyerap air hujan kedalam tanah. Hal ini dikarenakan karakteristik dari material ini
yang kedap terhadap masuknya air hujan atau eksfiltrasi.
Kelebihan box culvert adalah mampu menahan pergeseran tanah. Penggunaannya bukan
hanya sebagai saluran pembuangan air kotor di depan bangunan tetapi juga dapat
digunakan sebagai underpass, tunnel, subway, jembatan, gorong-gorong dan masih
banyak lagi. Karena fungsinya tersebut, maka kekuatan dari material ini sangat
diperhitungkan, dimana kualitas jenis beton pracetak ini harus dapat menahan beban
diatasnya seperti kendaraan dan manusia.
e. Buis Beton/Pipa Beton RCP (untuk gorong-gorong dengan bentuk bulat)
Serupa dengan box culvert, buis beton memiliki fungsi sebagai saluran air. Perbedaan di
antara kedua jenis beton pracetak ini yaitu pada bentuknya. Bila box culvert seuai
dengan namanya berbentuk kotak sedangkan buis beton memiliki bentuk seperti tabung
silinder. Produk beton bisa disesuaikan ukurannya dengan debit air yang akan
disalurkan.
f. Kanstin (untuk sarana jalan dan taman) Paving block (beton untuk halaman atau
lapangan, jalan gang dll)
Jenis beton ini berfungsi sebagai pembatas, baik jalan maupun paving. Secara struktural,
kanstin merupakan bingkai yang dapat meningkatkan kekuatan sambungan karena
berfungsi sebagai pengunci ketika mengalami pergeseran.
Produk perkerasan ini juga dapat digunakan sebagai penanda pembeda ruang atau
ketinggian. Sebagai contoh untuk membedakan jalan kendaran bermotor dengan pejalan
kaki dapat menggunakan kanstin yang lebih tinggi; atau untuk pinggiran taman pada
kawasan trotoar atau area pejalan kaki lainnya.
g. Paving block
Paving block adalah produk beton pracetak yang digunakan sebagai penutup tanah.
Kelebihan dari paving beton pracetak adalah lebih tahan lama karena memiliki tingkat
menahan beban yang lebih tinggi. Hal tersebut menyebabkan paving block dinilai murah
dari sisi maintenance.
Yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemasangan adalah perlakuan untuk
memadatkan tanah. Apabila proses ini dilakukan dengan baik, maka kekuatan
kompresi paving block dan sambungan antar paving semakin kuat. Beton jenis ini juga
dapat dicetak dengan bermacam-macam bentuk dan warna, sehingga memiliki nilai
estetika yang tinggi dan tidak perlu untuk dicat.
h. Grass block
Bata ringan merupakan jenis beton pracetak yang fungsinya sama dengan batu bata
merah untuk membuat dinding. Dari luar, material bahan baku bata ringan menyerupai
beton pada umumnya tetapi bobotnya lebih ringan. Permukaannya pun halus dan
bentuknya pun seragam.
Berikut adalah beberapa keunggulan yang menjadikannya sebagai pilihan dalam proses
konstruksi:
Bentuk panel beton yang dihasilkan dapat mengikuti desain yang diinginkan. Beton
pracetak dapat dicetak menjadi berbagai bentuk sesuai keinginan dan kebutuhan.
Terutama untuk bentukan lengkung yang sulit didapatkan dengan proses cor di tempat.
Selain bentuk lengkung, beberapa detail arsitektural, seperti fasad bangunan, yang
memiliki potongan-potongan unik dapat dengan mudah diwujudkan melalui beton
precast.
Kualitas dan kekuatan beton yang lebih baik dan seragam menjadikan beton pracetak ini
cocok menjadi pilihan material konstruksi. Selain itu, beton memiliki mutu yang sesuai
standar.
Beton precast dicetak menggunakan alat berteknologi canggih yang dapat mengatur
komposisi dan kekuatan beton sedemikian rupa sehingga menjadi akurat dan presisi. Hal
ini berbeda dengan pengolahan beton manual, dimana komposisi yang diatur oleh pekerja
dapat mengalami kesalahan apabila takaran tidak tepat.
Kelebihan dan kekurangan beton precast dibanding beton cor di tempat cukup banyak,
namun sepertinya kelebihannya lebih banyak daripada kekurangannya. Tidak seperti
beton ready mix, beton precast tidak tergantung dengan cuaca.
Pada pembuatan panel, zat yang ditambahkan bisa bermacam-macam seperti zat warna.
Beton dapat diberikan warna, bahkan dapat juga didesain warna-warni sesuai dengan
fasad yang diinginkan. Penggunaan warna juga dapat digunakan selayaknya stempel,
contohnya yaitu panel dapat diberi gambar-gambar seperti nama perusahaan dengan
perbedaan warna.
Segala sesuatu yang didesain oleh manusia selalu memiliki kekurangan, termasuk beton
pracetak. Berikut ini kekurangan beton pracetak antara lain sebagai berikut:
Volume panel untuk bangunan yang besar tidak dapat didistribusikan jika jalan atau
area site terlalu sempit, karena akan mempersulit pengangkutan panel beton ke lokasi
pembangunan. Untuk lokasi yang terisolir, cara satu-satunya yang paling memungkinkan
hanya dengan cara pengecoran beton in situ atau cor ditempat.
Biasanya butuh biaya tambahan untuk mengangkut beton pracetak, apalagi jika letak
pabrik beton pracetak dengan lokasi proyek jaraknya cukup jauh. Oleh karena itu, Anda
harus juga mempertimbangkan biaya pendistribusian panel beton pracetak.
3. BETON PRATEGANG
Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
1. Menurut PBI – 1971 Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan
tegangantegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga
tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang
diinginkan;
2. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998 Beton prategang adalah beton bertulang
yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial
dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja;
3. Menurut ACI Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan
besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu
tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan
tariknya pada kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang sedemikian
rupa sampai batas aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang
digunakan untuk keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau setelah beton
mengeras (pascatarik).
Beton prategang merupakan struktur komposit dari material beton dan baja dengan
mutu tinggi. Baja yang digunakan disebut tendon, yaitu beberapa baja yang dikelompokan
dan membentuk kabel. Prinsip kerja dari beton prategang yaitu tendon ditegangkan diawal
dengan cara ditarik untuk memberikan tegangan tekan pada penampang beton sebelum
adanya beban yang bekerja pada struktur. Besarnya gaya tarik yang diberikan pada tendon
untuk mendapatkan gaya prategang yang cukup harus disesuaikan dengan beban batas
sedemikian rupa sehingga penampang beton tidak mengalami tegangan tarik saat beban
bekerja. Penegangan kabel dan faktor lainnya menimbulkan kehilangan gaya prategang pada
beton prategang. Gaya prategang yang tersisa disebut gaya prategang efektif (Yolanda D,
2017).
Terdapat dua cara dalam penegangan kabel, yaitu prategang pra-tarik (pretensioned
prestressed concrete) dan prategang pasca tarik (post tensioned prestressed concrete)
(Yolanda D, 2017).
a. Pemberian Pratarik (Pre-tensioned Prestressed Concrete)
Pada metode pratarik, tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum
beton dicor. Gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras. Setelah beton
cukup keras tendon dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan.
Dalam pembuatan secara massal, maka metode ini sangatlah cocok.
Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran
beton di sekitarnya. Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada baja prategang,
bukan pada baloknya. Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton
pracetak.
b. Pemberian Pascatarik (Post-tensioned Prestressed Concrete)
Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran
dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong untuk alur dari tendon. Setelah beton
jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon yang sebelumnya
sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai
kekuatan yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan dilakukan maka
selongsong diisi dengan bahan grouting.
Beton Prategang (Prestressed concrete) mempunyai beberapa keunggulan bila
dibandingkan dengan beton konvensional biasa, antara lain:
Kelebihan dari segi teknis:
Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka didaerah tarik akibat beban
kerja.
Beton prategang akan lebih tahan terhadap korosi.
Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana bekerja,
maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari pada beton
bertulang biasa.
Efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping.
Lebih hemat dalam penggunaan baja.
Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.
Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton
prategang itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa
kelebihan antara lain :
Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan lama karena,
dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.
Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan konstruksi.
Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :
Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam proses
pembuatan.
Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.
4. BETON CAST IN SITU
Cast in situ atau beton cetak di lokasi dibuat pada bekisting pada lokasi pembangunan.
Para desainer pun lebih mungkin memberi kreasi dalam menentukan bentuk sesuai dengan
tekstur permukaan yang diinginkan.
Pada metode cast in situ, terdapat tiga hal terkait dengan teknik percetakannya, yakni
meliputi :
1. Pada beton cast in situ, lempengan plat, kolom, dan berbagai elemen dibuat pada lokasi
serta memiliki lingkungan yang terbuka. Sehingga, sulit dalam pengontrolan campuran,
penempatan, serta proses pengeringan.
2. Berbagai elemen tidak bisa di-casting dulu.
3. Kondisi cuaca sangat mungkin menunda pekerjaan casting.
Jika dibandingkan dengan beton pracetak, maka, harga dan biaya dari beton cast in situ
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Beton in situ dapat dikatakan lebih murah bagi struktur bangunan yang kecil serta untuk
bangunan-bangunan dengan bentuk tidak standar. Namun, jenis beton ini kurang efektif
untuk bangunan dengan banyak elemen yang seragam.
2. Biaya untuk perawatan pada struktur cast in situ ini lebih kecil ketimbang beton pracetak.
Dari sisi kebutuhan tenaga dan juga peralatan, tentu saja beton cast in situ
membutuhkan lebih banyak tenaga kerja ketimbang beton pracetak. Dibutuhkan juga tenaga
kerja yang terampil dalam jumlah yang sedikit pada lokasi konstruksi. Selain itu, kontraktor
lokal bisa juga membangun strukturnya. Beton jenis ini tidak butul alat-alat penanganan
yang berat. Alat yang dibutuhkan hanya lah molen atau alat pengaduk beton saja.
Pada konstruksi dengan menggunakan beton cast in situ biasanya lebih lambat.
Peningkatan kekuatan pada lokasi menggunakan proses curing yang cepat juga bisa
dikatakan hal yang sulit terwujud. Pada konstruksi ini juga dibutuhkan uji kekuatan terlebih
dahulu. Selain itu, cukup sulit memakai beton dengan kualitas yang tinggi dikarenakan
sangat tergantung pada sumber daya yang ada serta kondisi lokal lokasi pembangunan.
Dari sisi kebutuhan tenaga, beton pracetak lebih unggul karena lebih cepat karena bisa
dipasang dengan segera. Pun, tidak perlu dilakukan uji kekuatan pada lokasi. Kebutuhan
tenaga kerja juga lebih sedikit, tetapi sangat diperlukan tenaga yang terampil dan ahli. Beton
pracetak juga butuh berbagai mesin serta derek berat agar pekerja terbantu saat proses
pengangkatan serta pemasangan elemen yang cukup berat.
Berdasar pada karakter sistem struktur serta arsitekturnya, ada beberapa hal yang harus
Anda ketahui tentang cast in situ, diantaranya :
1. Beton in situ lebih menawarkan karakter arsitektur yang monolitik.
2. Terdapat batasan panjang serta bentuk elemennya.
3. Elemen tidak bisa di-casting dulu.
4. Ketahanan terhadap angin dan gempa lebih kuat ketimbang beton pracetak.
5. Dalam sistem struktural, jumlah sambungannya lebih sedikit.
Karakter tersebut tentu berbeda jauh dengan beton pracetak yang banyak sambungan
pada sistem strukturalnya. Selain itu, pada beton pracetak juga harus sangat memerhatikan
detail sambungannya. Beton pracetak kurang tahan dari angin dan gempa sehingga kurang
cocok di lokasi yang rawan bencana.
Di dalam konstruksi cast in situ, harus dilakukan juga finishing berupa plester aci agar
menghasilkan bangunan dengan permukaan halus. Sehingga, saat akan melakukan proses ini
diperlukan persiapan berupa dempul dinding dan juga cat. Berbeda dengan beton pracetak
yang sudah memberi finishing interior dengan permukaan halus. Sehingga, tidak perlu ada
wallpaper, cat, dan penutup dinding yang lain.