Anda di halaman 1dari 16

BETON

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD ALFI RACHMAN (C1022110412)

TBU X CHARLIE

ILMU BAHAN TEKNIK


D-III TEKNOLOGI BANDAR UDARA
POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR
2022/2023
1. PENGERTIAN DAN KELOMPOK BETON
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat
agregat lain yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip batuan. Terkadang satu atau lebih bahan aditif ditambahkan
untuk menghasilkan beton dengan kataristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan (Mc.Cormac, 2004).
Secara Sederhana Beton dibentuk oleh pengkerasan campuran antara semen, air, agregat
halus (pasir), dan agregat kasar (batu pecah kerikil). Kadang-kadang ditambahkan campuran
bahan lain (admixture) untuk memperbaiki kualitas beton ( Asroni, 2010).
Bahan-bahan dasar penyusun beton merupakan faktor yang sangat menunjang terhadap
kualitas beton. Perencanaan campuran, jenis, mutu dan jumlah bahan susunan beton harus
dihitung dalam proporsi atau perbandingan tertentu agar menghasilkan kualitas beton yang
diinginkan. Perencanaan campuran beton dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang
sebaik-baiknya, yaitu : kuat tekannya tinggi, mudah dikerjakan, tahan aus dan lama, serta
murah (ekonomis).
Komposit tersebut bila dituang dalam cetakan kemudian dibiarkan maka akan mengeras.
Proses terjadinya pengerasan tersebut disebabkan oleh reaksi kimia antara air dan semen,
dan dalam hal ini tingkat kekerasan beton sesuai dengan umumya. Nilai kekuatan dan daya
tahan (durability) beton mernpakan fungsi berbagai faktor diantaranya adalah niJai banding
campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing,
temperatur dan kondisi perawatan pengerasan (Dipohusodo, 1994).
Beton adalah merupakan bahan yang memiliki kuat tekan yang tinggi, bila dibuat
dengan cara yang baik, kuat tekan akan menyamai batu alami (Kardiyono, 1992). Tetapi
beton mempunyai kuat tarik yang rendah. Maka dari itu untuk mengimbangi kondisi beton
yang lemah terhadap kuat tarik, maka beton diperkuat dengan baja tulangan, yang biasanya
disebut dengan beton bertulang.
Menurut Mulyono (2006) secara umum beton dibedakan kedalam 2 kelompok, yaitu :
I) Beton berdasarkan kelas dan mutu beton. Kelas dan mutu beton ini, di bedakan menjadi
3 kelas, yaitu :
a. Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktutral. Untuk
pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi
pada pengawasan ringan terhadap mutu bahanbahan, sedangkan terhadap kekuatan
tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I dinyatakan dengan B0.
b. Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural secara umum.
Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K
125, K 175, dan K 225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada
pengawasan terhadap mutu bahanbahan sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K 125 dan K 175 dengan keharusan untuk
memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinu dari hasil-hasil pemeriksaan benda
uji.
c. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural yang lebih tinggi
dari K 225. Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan di
bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton dengan
peralatan yang lengkap serta dilayani oleh tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan
pengawasan mutu beton secara kontinu.
II) Berdasarkan jenisnya, beton dibagi menjadi 6 jenis, yaitu :
a. Beton ringan Beton ringan merupakan beton yang dibuat dengn bobot yang lebih
ringan dibandingkan dengan bobot beton normal. Agregat yang digunakan untuk
memproduksi beton ringan pun merupakan agregat ringan juga. Agregat yang
digunakan umumnya merupakan hasil dari pembakaran shale, lempung, slates, residu
slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik. Berat jenis agregat
ringan sekitar 1900 kg/m3 atau berdasarkan kepentingan penggunaan strukturnya
berkisar antara 1440 – 1850 kg/m3 , dengan kekuatan tekan umur 28 hari lebih besar
dari 17,2 Mpa.
b. Beton normal Beton normal adalah beton yang menggunakan agregat pasir sebagai
agregat halus dan batu pecah sebagai agregat kasar sehingga mempunyai berat jenis
beton antara 2200 kg/m3 – 2400 kg/m3 dengan kuat tekan sekitar 15 – 40 Mpa.
c. Beton berat Beton berat adalah beton yang dihasilkan dari agregat yang memiliki
berat isi lebih besar dari beton normal atau lebih dari 2400 kg/m3 . Untuk
menghasilkan beton berat digunakan agregat yang mempunyai berat jenis yang besar.
d. Beton massa (mass concrete) Dinamakan beton massa karena digunakan untuk
pekerjaan beton yang besar dan masif, misalnya untuk bendungan, kanal, pondasi,
dan jembatan.
e. Ferro-Cement Ferro-Cement adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan
cara memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi
kekuatan tarik dan daktil pada mortar semen.
f. Beton serat (fibre concrete) Beton serat (fibre concrete) adalah bahan komposit yang
terdiri dari beton dan bahan lain berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi
mencegah retak-retak sehingga menjadikan beton lebih daktil daripada beton normal.
2. BETON PRACETAK
Mulainya industri beton pracetak atau precast modern pertama kali pada tahun 1900-an
di Inggris oleh seorang engineer yang bernama John Alexander Brodie menemukan bahwa
dari beberapa komponen beton pracetak jika disatukan dapat membangun struktur yang
bekerja secara efisien. Beliau adalah orang pertama yang mendapatkan hak paten untuk
proses pembuatan bangunan dengan sistem pracetak.

Struktur beton pracetak pertama kali diaplikasikan pada Jembatan Walnut di


Philadelphia pada tahun 1950. Jembatan tersebut diakui dan diapresiasi oleh banyak orang
sebagai awal mula industri beton pracetak di Amerika Serikat. Beberapa tahun kemudian,
Precast/Prestressed Concrete Institute (PCI) dibentuk untuk menetapkan standar bagi
industri yang sedang berkembang saat ini.
Di Indonesia, Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengeluarkan standar beton
pracetak dan beton prategang untuk bangunan gedung di SNI 7833:2012. Standar tersebut
dikeluarkan untuk menetapkan persyaratan minimum pada perancangan dan pelaksanaan
komponen beton struktural.
Beton pracetak (precast) sendiri merupakan komponen beton tanpa atau dengan
tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirangkai menjadi bangunan, atau sebagai
komponen beton yang dicor ditempat bukan merupakan posisi akhir didalam struktur. Beton
pracetak (precast) diproduksi secara masal dan berulang-ulang. Elemen-elemen beton
pracetak (precast) yang dibuat dilapangan (pabrik) disambung dilokasi bangunan sampai
membentuk suatu struktur yang utuh. Pabrikasi dapat dilakukan ditempat pembangunan
proyek tersebut atau diperusahaan industri beton pracetak (precast) yang dibuat dengan cara
pre-tension (penegangan sebelum pengecoran) maupun posttension (penegangan setelah
pengecoran).
Beberapa jenis-jenis produk beton pracetak (precast) yang biasa dipakai antara lain:
a. Pagar panel beton (kolom dan panelnya)

Pagar panel beton adalah balok berbentuk persegi panjang yang disusun secara vertikal
dan diperkuat dengan penyangga sebuah kolom. Penggunaan beton sebagai pagar panel
sering kita temui karena dapat menghasilkan pagar yang tahan lama dan juga kokoh.
Susunan yang digunakan pada pagar panel juga dipercaya mampu mempertahankan
kondisinya dalam waktu lama. Pagar panel beton ini berfungsi sebagai pembatas atau
pelindung suatu area dari gangguan luar.
b. Beton barrier (untuk sarana transportasi, parkir, dll)

Road barrier beton adalah pembatas jalan yang terbuat dari elemen komposit beton
terdiri dari besi sebagai rangkaiannya yang dicor dengan bahan beton. Proses
pembuatan setiap balok road barrier beton adalah dengan cara dicetak menggunakan alat
cetakan khusus, sehingga ukuran antara satu dengan yang lain seragam dengan presisi
yang tinggi. Hal ini akan mempermudah saat melakukan pemasangan dan mampu untuk
mencapai ketepatan yang diinginkan.
c. U-Ditch dan tutupnya (untuk urusan proyek pengairan, selokan, got, drainase maupun
irigasi)

U-ditch merupakan sebuah kanal, biasanya digunakan untuk kanal saluran air ataupun
irigasi. Fungsi utamanya adalah sebagai saluran air yang mampu membawa atau
mengalirkan air serta dapat meresapkan sebagian air hujan ke dalam tanah. Ukuran U
ditch bervariasi, tergantung dari fungsi serta besar debit air yang akan dialirkan.
Bentuk dari saluran ini adalah terbuka (seperti huruf U), sehingga biasanya dipakai
untuk membuat saluran terbuka di pinggir jalan, tetapi tidak menutup kemungkinan
dapat juga ditutup. U ditch memiliki cover yang dapat digunakan untuk membuat
saluran tertutup dengan nama cover u ditch dan memiliki ukuran panjang separuh dari
ukuran u ditch.
d. Box Culvert (untuk gorong-gorong dengan bentuk kotak, jembatan, ducting dll)

Fungsi box culvert sama dengan u ditch, yaitu sebagai saluran drainase. Bedanya, box
culvert berbentuk kotak (box), memiliki spigot dan socket sehingga tidak dapat
menyerap air hujan kedalam tanah. Hal ini dikarenakan karakteristik dari material ini
yang kedap terhadap masuknya air hujan atau eksfiltrasi.
Kelebihan box culvert adalah mampu menahan pergeseran tanah. Penggunaannya bukan
hanya sebagai saluran pembuangan air kotor di depan bangunan tetapi juga dapat
digunakan sebagai underpass, tunnel, subway, jembatan, gorong-gorong dan masih
banyak lagi. Karena fungsinya tersebut, maka kekuatan dari material ini sangat
diperhitungkan, dimana kualitas jenis beton pracetak ini harus dapat menahan beban
diatasnya seperti kendaraan dan manusia. 
e. Buis Beton/Pipa Beton RCP (untuk gorong-gorong dengan bentuk bulat)

Serupa dengan box culvert, buis beton memiliki fungsi sebagai saluran air. Perbedaan di
antara kedua jenis beton pracetak ini yaitu pada bentuknya. Bila box culvert seuai
dengan namanya berbentuk kotak sedangkan buis beton memiliki bentuk seperti tabung
silinder. Produk beton bisa disesuaikan ukurannya dengan debit air yang akan
disalurkan.
f. Kanstin (untuk sarana jalan dan taman) Paving block (beton untuk halaman atau
lapangan, jalan gang dll)

Jenis beton ini berfungsi sebagai pembatas, baik jalan maupun paving. Secara struktural,
kanstin merupakan bingkai yang dapat meningkatkan kekuatan sambungan karena
berfungsi sebagai pengunci ketika mengalami pergeseran.
Produk perkerasan ini juga dapat digunakan sebagai penanda pembeda ruang atau
ketinggian. Sebagai contoh untuk membedakan jalan kendaran bermotor dengan pejalan
kaki dapat menggunakan kanstin yang lebih tinggi; atau untuk pinggiran taman pada
kawasan trotoar atau area pejalan kaki lainnya.
g. Paving block

Paving block adalah produk beton pracetak yang digunakan sebagai penutup tanah.
Kelebihan dari paving beton pracetak adalah lebih tahan lama karena memiliki tingkat
menahan beban yang lebih tinggi. Hal tersebut menyebabkan paving block dinilai murah
dari sisi maintenance. 
Yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemasangan adalah perlakuan untuk
memadatkan tanah. Apabila proses ini dilakukan dengan baik, maka kekuatan
kompresi paving block dan sambungan antar paving semakin kuat. Beton jenis ini juga
dapat dicetak dengan bermacam-macam bentuk dan warna, sehingga memiliki nilai
estetika yang tinggi dan tidak perlu untuk dicat.
h. Grass block

Istilah Grass Block merupakan bahan bangunan yang berfungsi untuk perkerasan jalan,


area parkir, taman, carpot rumah, dan lain sebagainya. Sesuai dengan namanya,grass
block memiliki rongga sehingga dapat ditanami rumput. Hampir sama fungsinya
dengan Paving Block. Kelebihan lainnya, air hujan dapat dengan mudah terserap ke
dalam tanah. Grass block dikenal juga sebagai paving rumput.
i. Bata ringan

Bata ringan merupakan jenis beton pracetak yang fungsinya sama dengan batu bata
merah untuk membuat dinding. Dari luar, material bahan baku bata ringan menyerupai
beton pada umumnya tetapi bobotnya lebih ringan. Permukaannya pun halus dan
bentuknya pun seragam.

Dalam pemanfaatannya di dunia konstruksi, beton fabrikasi (precast) memiliki


kelebihan dan kekurangan. Sebagai praktisi desain dan konstruksi Anda wajib mengetahui
kelebihan dan kekurangan beton precast. Sehingga dapat melakukan pertimbangan yang
matang, metode mana yang akan dipilih dalam proyek konstruksi yang akan Anda kerjakan.

Berikut adalah beberapa keunggulan yang menjadikannya sebagai pilihan dalam proses
konstruksi:

1. Bentuk panel beton yang variatif

Bentuk panel beton yang dihasilkan dapat mengikuti desain yang diinginkan. Beton
pracetak dapat dicetak menjadi berbagai bentuk sesuai keinginan dan kebutuhan.
Terutama untuk bentukan lengkung yang sulit didapatkan dengan proses cor di tempat.
Selain bentuk lengkung, beberapa detail arsitektural, seperti fasad bangunan, yang
memiliki potongan-potongan unik dapat dengan mudah diwujudkan melalui beton
precast.

2. Pemasangan yang mudah


Praktis dan efisien dalam pengaplikasiannya, dimana beton ini hanya tinggal dipasang
pada bagian yang dibutuhkan. Karena memiliki bentuk yang presisi, hal itu akan
mempermudah pemasangan tiap panel. Selain itu, akan menjadi mudah bagi arsitek atau
kontraktor karena tidak ada celah diantara panel beton yang tersambung. Apabila ingin
menambah volume bangunan, para pekerja bangunan hanya perlu menambahkan panel
beton, baik secara vertikal maupun horizontal.

3. Panel beton memiliki kualitas yang sesuai standar dan seragam

Kualitas dan kekuatan beton yang lebih baik dan seragam menjadikan beton pracetak ini
cocok menjadi pilihan material konstruksi. Selain itu, beton memiliki mutu yang sesuai
standar.
Beton precast dicetak menggunakan alat berteknologi canggih yang dapat mengatur
komposisi dan kekuatan beton sedemikian rupa sehingga menjadi akurat dan presisi. Hal
ini berbeda dengan pengolahan beton manual, dimana komposisi yang diatur oleh pekerja
dapat mengalami kesalahan apabila takaran tidak tepat.

4. Tidak tergantung cuaca

Kelebihan dan kekurangan beton precast dibanding beton cor di tempat cukup banyak,
namun sepertinya kelebihannya lebih banyak daripada kekurangannya. Tidak seperti
beton ready mix, beton precast tidak tergantung dengan cuaca.

Keterlambatan distribusi ready mix membuat beton mengalami pematangan di dalam


molen, sehingga pada saat penuangan beton bisa mengalami kepadatan atau mengental.
Jika diberi air untuk mengurangi kekentalan, maka beton akan lecak dan dapat
mengurangi mutu beton. Terlebih jika cuaca tidak mendukung seperti terlalu panas
ataupun hujan maka dapat mengganggu proses curing.

5. Lebih hemat waktu dan biaya


Tidak perlu menunggu kematangan beton Setelah proses pendistribusian panel dari pabrik
ke lokasi pembangunan maka dapat langsung dilakukan proses pemasangan bangunan.
Selain itu, penggunaan beton pracetak sudah barang tentu dapat menghemat biaya dalam
memeproyeksikan sebuah pekerjaan konstruksi.
6. Mampu mengurangi polusi
Ramah lingkungan dan tidak menimbulkan limbah pada lokasi konstruksi. Panel beton
juga bersih tidak berpolusi karena tidak adanya bahan baku yang ada di lapangan, maka
debu-debu yang biasanya bertebaran di area pembangunan tidak terjadi.
7. Dapat diberikan bahan tambahan

Pada pembuatan panel, zat yang ditambahkan bisa bermacam-macam seperti zat warna.
Beton dapat diberikan warna, bahkan dapat juga didesain warna-warni sesuai dengan
fasad yang diinginkan. Penggunaan warna juga dapat digunakan selayaknya stempel,
contohnya yaitu panel dapat diberi gambar-gambar seperti nama perusahaan dengan
perbedaan warna.

Bahan tambahan lain yang dapat diaplikasikan adalah titanium dioxide yang akan


memberikan efek hasil beton yang berwarna putih dan melapisi beton, sehingga debu dan
partikel sampah yang lain dapat hilang dengan sendiri terhapus oleh hujan.

Segala sesuatu yang didesain oleh manusia selalu memiliki kekurangan, termasuk beton
pracetak. Berikut ini kekurangan beton pracetak antara lain sebagai berikut:

1. Tidak menjangkau semua tempat

Volume panel untuk bangunan yang besar tidak dapat didistribusikan jika jalan atau
area site  terlalu sempit, karena akan mempersulit pengangkutan panel beton ke lokasi
pembangunan. Untuk lokasi yang terisolir, cara satu-satunya yang paling memungkinkan
hanya dengan cara pengecoran beton in situ atau cor ditempat.

2. Butuh biaya tambahan untuk pendistribusian beton

Biasanya butuh biaya tambahan untuk mengangkut beton pracetak, apalagi jika letak
pabrik beton pracetak dengan lokasi proyek jaraknya cukup jauh. Oleh karena itu, Anda
harus juga mempertimbangkan biaya pendistribusian panel beton pracetak.

3. BETON PRATEGANG
Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
1. Menurut PBI – 1971 Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan
tegangantegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga
tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang
diinginkan;
2. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998 Beton prategang adalah beton bertulang
yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial
dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja;
3. Menurut ACI Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan
besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu
tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan
tariknya pada kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang sedemikian
rupa sampai batas aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang
digunakan untuk keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau setelah beton
mengeras (pascatarik).
Beton prategang merupakan struktur komposit dari material beton dan baja dengan
mutu tinggi. Baja yang digunakan disebut tendon, yaitu beberapa baja yang dikelompokan
dan membentuk kabel. Prinsip kerja dari beton prategang yaitu tendon ditegangkan diawal
dengan cara ditarik untuk memberikan tegangan tekan pada penampang beton sebelum
adanya beban yang bekerja pada struktur. Besarnya gaya tarik yang diberikan pada tendon
untuk mendapatkan gaya prategang yang cukup harus disesuaikan dengan beban batas
sedemikian rupa sehingga penampang beton tidak mengalami tegangan tarik saat beban
bekerja. Penegangan kabel dan faktor lainnya menimbulkan kehilangan gaya prategang pada
beton prategang. Gaya prategang yang tersisa disebut gaya prategang efektif (Yolanda D,
2017).
Terdapat dua cara dalam penegangan kabel, yaitu prategang pra-tarik (pretensioned
prestressed concrete) dan prategang pasca tarik (post tensioned prestressed concrete)
(Yolanda D, 2017).
a. Pemberian Pratarik (Pre-tensioned Prestressed Concrete)
Pada metode pratarik, tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum
beton dicor. Gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras. Setelah beton
cukup keras tendon dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan.
Dalam pembuatan secara massal, maka metode ini sangatlah cocok.
Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran
beton di sekitarnya. Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada baja prategang,
bukan pada baloknya. Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton
pracetak.
b. Pemberian Pascatarik (Post-tensioned Prestressed Concrete)

Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran
dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong untuk alur dari tendon. Setelah beton
jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon yang sebelumnya
sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai
kekuatan yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan dilakukan maka
selongsong diisi dengan bahan grouting.
Beton Prategang (Prestressed concrete) mempunyai beberapa keunggulan bila
dibandingkan dengan beton konvensional biasa, antara lain:
Kelebihan dari segi teknis:
 Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka didaerah tarik akibat beban
kerja. 
 Beton prategang akan lebih tahan terhadap korosi.
 Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
 Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana bekerja,
maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari pada beton
bertulang biasa.
 Efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping.
 Lebih hemat dalam penggunaan baja.
 Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.
Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton
prategang itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa
kelebihan antara lain :
 Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
 Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
 Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
 Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan lama karena,
dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang. 
 Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan konstruksi.
Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :
 Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam proses
pembuatan.
 Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
 Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.
4. BETON CAST IN SITU
Cast in situ atau beton cetak di lokasi dibuat pada bekisting pada lokasi pembangunan.
Para desainer pun lebih mungkin memberi kreasi dalam menentukan bentuk sesuai dengan
tekstur permukaan yang diinginkan.
Pada metode cast in situ, terdapat tiga hal terkait dengan teknik percetakannya, yakni
meliputi :
1. Pada beton cast in situ, lempengan plat, kolom, dan berbagai elemen dibuat pada lokasi
serta memiliki lingkungan yang terbuka. Sehingga, sulit dalam pengontrolan campuran,
penempatan, serta proses pengeringan.
2. Berbagai elemen tidak bisa di-casting dulu.
3. Kondisi cuaca sangat mungkin menunda pekerjaan casting.
Jika dibandingkan dengan beton pracetak, maka, harga dan biaya dari beton cast in situ
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Beton in situ dapat dikatakan lebih murah bagi struktur bangunan yang kecil serta untuk
bangunan-bangunan dengan bentuk tidak standar. Namun, jenis beton ini kurang efektif
untuk bangunan dengan banyak elemen yang seragam.
2. Biaya untuk perawatan pada struktur cast in situ ini lebih kecil ketimbang beton pracetak.
Dari sisi kebutuhan tenaga dan juga peralatan, tentu saja beton cast in situ
membutuhkan lebih banyak tenaga kerja ketimbang beton pracetak. Dibutuhkan juga tenaga
kerja yang terampil dalam jumlah yang sedikit pada lokasi konstruksi. Selain itu, kontraktor
lokal bisa juga membangun strukturnya. Beton jenis ini tidak butul alat-alat penanganan
yang berat. Alat yang dibutuhkan hanya lah molen atau alat pengaduk beton saja.
Pada konstruksi dengan menggunakan beton cast in situ biasanya lebih lambat.
Peningkatan kekuatan pada lokasi menggunakan proses curing yang cepat juga bisa
dikatakan hal yang sulit terwujud. Pada konstruksi ini juga dibutuhkan uji kekuatan terlebih
dahulu. Selain itu, cukup sulit memakai beton dengan kualitas yang tinggi dikarenakan
sangat tergantung pada sumber daya yang ada serta kondisi lokal lokasi pembangunan.
Dari sisi kebutuhan tenaga, beton pracetak lebih unggul karena lebih cepat karena bisa
dipasang dengan segera. Pun, tidak perlu dilakukan uji kekuatan pada lokasi. Kebutuhan
tenaga kerja juga lebih sedikit, tetapi sangat diperlukan tenaga yang terampil dan ahli. Beton
pracetak juga butuh berbagai mesin serta derek berat agar pekerja terbantu saat proses
pengangkatan serta pemasangan elemen yang cukup berat.
Berdasar pada karakter sistem struktur serta arsitekturnya, ada beberapa hal yang harus
Anda ketahui tentang cast in situ, diantaranya :
1. Beton in situ lebih menawarkan karakter arsitektur yang monolitik.
2. Terdapat batasan panjang serta bentuk elemennya.
3. Elemen tidak bisa di-casting dulu.
4. Ketahanan terhadap angin dan gempa lebih kuat ketimbang beton pracetak.
5. Dalam sistem struktural, jumlah sambungannya lebih sedikit.
Karakter tersebut tentu berbeda jauh dengan beton pracetak yang banyak sambungan
pada sistem strukturalnya. Selain itu, pada beton pracetak juga harus sangat memerhatikan
detail sambungannya. Beton pracetak kurang tahan dari angin dan gempa sehingga kurang
cocok di lokasi yang rawan bencana.
Di dalam konstruksi cast in situ, harus dilakukan juga finishing berupa plester aci agar
menghasilkan bangunan dengan permukaan halus. Sehingga, saat akan melakukan proses ini
diperlukan persiapan berupa dempul dinding dan juga cat. Berbeda dengan beton pracetak
yang sudah memberi finishing interior dengan permukaan halus. Sehingga, tidak perlu ada
wallpaper, cat, dan penutup dinding yang lain.

Anda mungkin juga menyukai