Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
BAB 1
PENDAHULUAN
c. Air: adalah bahan baku beton yang sangat penting dan harus dipilih dengan
hati-hati. Kualitas air harus memenuhi standar yang ditetapkan untuk
memastikan bahwa beton yang dihasilkan memiliki sifat fisik dan mekanik
yang baik. Air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat mempengaruhi
sifat beton dan mengurangi kekuatan beton.
d. Semen: adalah bahan baku beton yang digunakan untuk mengikat agregat dan
air. Semen harus dipilih dengan hati-hati untuk memastikan kualitas beton
yang dihasilkan. Semen harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan
harus disimpan dengan benar untuk memastikan kualitasnya.
Dalam memilih bahan baku beton, penting untuk memperhatikan sifat fisik
dan mekanik bahan baku, seperti kekuatan, porositas, dan kestabilan. Selain itu,
faktor lain seperti biaya, ketersediaan, dan kecocokan dengan spesifikasi proyek
juga harus dipertimbangkan. Dengan memilih bahan baku beton yang tepat,
kualitas beton yang dihasilkan dapat ditingkatkan dan proyek konstruksi dapat
berhasil.
Pengujian bahan baku beton sangat penting untuk memastikan kualitas beton
yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa cara pengujian bahan baku beton yang
umum dilakukan:
a. Pengujian agregat halus dan kasar: Pengujian agregat halus dan kasar
dilakukan untuk memastikan bahwa agregat yang digunakan memenuhi
persyaratan kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain uji
keausan, uji kehalusan, dan uji kepadatan.
c. Pengujian air: Pengujian air dilakukan untuk memastikan bahwa air yang
digunakan memenuhi persyaratan kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan
antara lain uji pH, uji kekeruhan, dan uji kandungan bahan organik.
d. Pengujian bahan tambahan: Pengujian bahan tambahan dilakukan untuk
memastikan bahwa bahan tambahan yang digunakan memenuhi persyaratan
kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain uji kehalusan, uji
kepadatan, dan uji kekuatan tekan.
e. Pengujian beton: Pengujian beton dilakukan setelah beton dicor dan mengeras
untuk memastikan bahwa beton yang dihasilkan memenuhi persyaratan
kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain uji kuat tekan beton,
uji slump, uji core drill, dan uji ultrasonik.
Pengujian bahan baku beton dan beton sendiri dapat dilakukan di laboratorium atau
di lapangan. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa beton yang
dihasilkan mempunyai mutu sesuai dengan yang telah direncanakan
3.Persiapan Air
Air yang digunakan bersuu 27° C, kemudian tambahkan
Superplasticizer danaduk sampai merata.
4.Persiapan Agregat
Meskipun kadar lumpur dalam agregat memenuhi syarat,
masih perlu pencucian secara konvensional dengan mengadukpasir
di dalam wadah besar berisi air supaya kadar lumpurnya hilang,
kemudian ditiriskan, dilakukan sampai 3 kali.
5.Pengeringan Beton
Adukan beton sebaiknya dikeringkan secara alami dengan
cara mengangin-anginkannya, jika dijemur di bawah sinar matahari
langsung dapatmengakibatkan beton mengalami keretakan. Selama
proses pengeringan, beton perlu disiram dengan air secara berkala
agar beton tidak mengering secaramendadak. Perawatan terhadap
beton dilakukan sampai berumur 7 hari,sedangkan beton akan
mengering sempurna dan boleh digunakan setelah usianya30 hari.
2. Slump test
Slump test adalah pengujian beton yang dilakukan untuk
mengetahui kadar air beton untuk mengetahui mutu beton. Salah
satu cara pengujian ini adalah dengan menggunakan kerucut
abraham dengan cara:
4. Hammer test
Hammet test beton dilakukan pada beton yang sudah dibuat untuk
mengukur kekuatan maupun tegangan karakteristik beton. Pengujian ini
dilakukan menggunakan alat hammer test pada bagian bangunan seperti
kolom, balok hingga plat lantai. Sebelum pengujian dilakukan, pastikan
permukaan bagian bangunan yang diuji memiliki permukaan yang rata. Bila
belum rata maka lakukan perataan menggunakan gerinda agar tingkat
akurasi pengujian semakin tinggi/ baik. Lakukan pengujian pada beberapa
titik, umumnya dilakukan hingga 20 titik. Hasil pengujian ini kemudian
akan dianalisa menggunakan standar deviasi agar dapat mengetahui mutu
beton.
pengawasan dan pengendalian mutu beton pada proyek konstruksi sangat penting
untuk memastikan bahwa hasil akhir memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang
telah ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan dan
pengendalian timbal balik antara lain: