Anda di halaman 1dari 16

PENGAWASAN MUTU BETON

(PENGAWASAN BAHAN PENGENDALIAN)

Disusun oleh:

1. Cornelia Diana Ghadi


2. Dedison Malo

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
BAB 1
PENDAHULUAN

Beton didefinisikan sebagai campuran dari bahan penyusunnya yang


terdiri dari bahan semen hidrolik ( portland cement ), agregat kasar, agregat halus,
dan air dengan atau tanpa menggunakan bahan tambah (admixture atauadditive).
DPU- atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan
atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat (SNI 03-2847-
2002). Nugraha, Paul (2007), mengungkapkan bahwa pada beton yang baik, setiap
butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar. Demikian pula halnya
denganruang antar agregat, harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas pasta atau mortar
menentukan kualitas beton. Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun
jumlahnya hanya 7-15% dari campuran. Beton dengan jumlah semen yang
sedikit(sampai7%) disebut beton kurus(lean concrete),sedangkan beton dengan
jumlahsemen yang banyak disebut beton gemuk (rich concrete)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Pengertian Mutu Beton
Mutu beton merupakan informasi yang dipakai untuk mengetahui
kualitas, kekuatan, dan karakteristik dari beton dinyatakan dalam satuan
angka dan huruf, yakni K, FC, dan lainnya. Di Indonesia, informasi
mengenai mutu beton digunakan dalam bentuk satuan K yang
melambangkan kuat tekanannya per cm2. Selain satuan huruf K tadi,
kualitas dan mutu beton juga dikategorikan lagi menjadi beberapa tingkatan
mulai dari K-100 sampai K-500. Angka di depan tersebut adalah daya tahan
untuk kategori tersebut, contohnya K-100 berarti minimum kekuatannya
adalah 100 kg/cm2. Kategorisasi ini diatur oleh Standar Nasional Indonesia
(SNI) dengan pembagian kualitas beton menjadi tiga kelas, yakni:
a) Mutu Beton Kelas I
Dalam pekerjaan konstruksinya, kelas beton ini tidak mengandung
secara langsung unsur struktural berupa besi sebagai bahan penulangan cor.
Kelas beton yang paling bawah ini terdiri K-100, K-125, K-150, K-175 dan K-
200, dengan penggunaan pada konstruksi jalanan atau jenis pondasi kolom.
b) Mutu Beton Kelas II
Sesuai dengan penggunaannya, mutu beton ini dibedakan dengan
kandungan penulangan besi dalam proses pengadukan campuran cor. Pekerjaan
lain yang juga turut memanfaatkan kelas struktural termasuk penyusunan
rangka struktur baja, bekisting, finishing concrete, pasangan bata, dan lainnya.
Penggunaannya memerlukan keahlian yang memadai dan harus berada dibawah
pimpinan para ahli konstruksi yang sudah berpengalaman menangani proyek
yang memakai kategori menengah. Beberapa kategori yang masuk dalam kelas
ini yaitu K-225. K-250, dan K-275.
c) Mutu Beton Kelas III
Disebut juga sebagai beton prategang dengan campuran utama
berupa baja untuk mengatasi kelemahan dari bahan concrete yang memiliki
kemampuan menahan tekanan tinggi namun dengan daya tarik yang
rendah.Tak heran jika dalam penggunaannya dibutuhkan keahlian khusus
serta mesti dilakukan di bawah kendali pimpinan oleh para profesional yang
berpengalaman.
Kelas III ini meliputi K-325,K-350, K-375, K-450 dan K-500 yang
biasanya diterapkan untuk konstruksi area parkir kendaraan berat seperti
truk tronton, saluran drainase, sampai landasan pesawat.
2) Proses Produksi Beton
a) Pencampuran dan Pengadukan Bahan-Bahan Beton
b) Pengangkutan atau Pemindahan Adukan Beton
c) Penuangan Adukan Beton
d) Memadatkan Adukan Beton
e) Meratakan Permukan Beto
f) Perawatan Beton
3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Beton
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu beton dapat bervariasi, namun beberapa
faktor yang umumnya mempengaruhi mutu beton antara lain:
a. Rasio air/semen: Rasio air/semen yang terlalu tinggi dapat mengurangi
kekuatan beton, sedangkan rasio yang terlalu rendah dapat membuat beton
sulit untuk dicor dan dipadatkan.
b. Pemadatan beton: Pemadatan beton yang kurang baik dapat menyebabkan
adanya rongga udara dalam beton, yang dapat mengurangi kekuatan beton.
c. Bahan beton: Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan beton, seperti
agregat kasar dan halus, semen, dan bahan tambahan lainnya, dapat
mempengaruhi mutu beton.
d. Perawatan beton (curing beton): Perawatan beton setelah pengecoran sangat
penting untuk mencegah penyusutan plastis, kontrol suhu, pengembangan
kekuatan, dan daya tahan beton saat sudah mengering.
e. Kekerasan agregat: Agregat yang terlalu lembut atau terlalu keras dapat
mempengaruhi kekuatan beton.
f. Gradasi agregat: Gradasi agregat yang buruk dapat mempengaruhi kekuatan
beton.
g. Jumlah semen pada tiap m3 beton: Jumlah semen yang kurang atau terlalu
banyak pada tiap m3 beton dapat mempengaruhi kekuatan beton.
h. Jenis semen dan kualitasnya: Jenis semen dan kualitasnya dapat
mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton.
i. Jenis dan lekatan bahan tambahan: Jenis dan lekatan bahan tambahan dapat
mempengaruhi kekuatan beton.
j. Metode pengecoran: Metode pengecoran yang digunakan dapat
mempengaruhi mutu beton.
k. Perlakuan pasca-pengecoran: Perlakuan pasca-pengecoran, seperti curing
beton, dapat mempengaruhi mutu beton.
BAB III

PENGAWASAN BAHAN DAN PENGENDALIAN PROSES


PRODUKSI

1) Sumber Bahan Baku Beton


Beton merupakan campuran antara beberapa bahan, yaitu agregat halus, agregat
kasar, semen, air, dan bahan tambahan (jika diperlukan).Berikut adalah penjelasan
mengenai masing-masing bahan tersebut:
a. Agregat halus: Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam. Agregat
halus harus terdiri dari butir yang tajam dan keras, dan tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering)
b. Agregat kasar: Agregat kasar untuk beton dapat berupa split. Agregat kasar
harus terdiri dari butir yang tajam dan keras
c. Semen: Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan dan memanaskan bahan dengan suhu yang cukup tinggi dari
bahan dasar yang berupa kapur, silikat, alumina, dan besi oksida. Semen
portland memiliki 4 unsur pembentuk yang paling penting, yaitu tricalsium
silikat (C3S), dicalsium silikat (C2S), tricalsium aluminat (C3A), dan
tetracalsium aluminoferrite (C4AF)
d. Air: Air digunakan untuk menghidrasi semen dan membentuk pasta semen
yang akan mengikat agregat halus dan kasar.
Bahan tambahan: Bahan tambahan dapat ditambahkan ke dalam campuran beton
untuk tujuan tertentu, seperti meningkatkan kekuatan beton atau mengurangi waktu
pengerasan. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah admixture
2) Proses seleksi bahan baku beton
sangat penting dalam memastikan kualitas beton yang dihasilkan. Bahan baku beton
terdiri dari agregat kasar, agregat halus, air, dan semen. Berikut adalah penjelasan
tentang seleksi bahan baku beton:
a. Agregat kasar: adalah bahan baku beton yang berupa batu pecah, kerikil, atau
bahan alam lainnya. Agregat kasar harus dipilih dengan hati-hati untuk
memastikan kualitas beton yang dihasilkan. Agregat harus bersih dan bebas
dari kotoran dan bahan organik lainnya. Ukuran agregat kasar juga harus
dipilih dengan hati-hati, karena ukuran yang tidak sesuai dapat
mempengaruhi sifat fisik dan mekanik beton.
b. Agregat halus: adalah bahan baku beton yang berupa pasir atau bahan alam
lainnya. Seperti agregat kasar, agregat halus harus dipilih dengan hati-hati
untuk memastikan kualitas beton yang dihasilkan. Agregat halus harus bersih
dan bebas dari kotoran dan bahan organik lainnya. Ukuran dan gradasi
agregat halus juga harus dipilih dengan hati-hati, karena dapat mempengaruhi
sifat fisik dan mekanik beton.

c. Air: adalah bahan baku beton yang sangat penting dan harus dipilih dengan
hati-hati. Kualitas air harus memenuhi standar yang ditetapkan untuk
memastikan bahwa beton yang dihasilkan memiliki sifat fisik dan mekanik
yang baik. Air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat mempengaruhi
sifat beton dan mengurangi kekuatan beton.

d. Semen: adalah bahan baku beton yang digunakan untuk mengikat agregat dan
air. Semen harus dipilih dengan hati-hati untuk memastikan kualitas beton
yang dihasilkan. Semen harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan
harus disimpan dengan benar untuk memastikan kualitasnya.

Dalam memilih bahan baku beton, penting untuk memperhatikan sifat fisik
dan mekanik bahan baku, seperti kekuatan, porositas, dan kestabilan. Selain itu,
faktor lain seperti biaya, ketersediaan, dan kecocokan dengan spesifikasi proyek
juga harus dipertimbangkan. Dengan memilih bahan baku beton yang tepat,
kualitas beton yang dihasilkan dapat ditingkatkan dan proyek konstruksi dapat
berhasil.

3) Pengujian Bahan Baku Beton

Pengujian bahan baku beton sangat penting untuk memastikan kualitas beton
yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa cara pengujian bahan baku beton yang
umum dilakukan:

a. Pengujian agregat halus dan kasar: Pengujian agregat halus dan kasar
dilakukan untuk memastikan bahwa agregat yang digunakan memenuhi
persyaratan kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain uji
keausan, uji kehalusan, dan uji kepadatan.

b. Pengujian semen: Pengujian semen dilakukan untuk memastikan bahwa semen


yang digunakan memenuhi persyaratan kualitas. Beberapa pengujian yang
dilakukan antara lain uji fineness, uji waktu pengerasan, dan uji kekuatan
tekan.

c. Pengujian air: Pengujian air dilakukan untuk memastikan bahwa air yang
digunakan memenuhi persyaratan kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan
antara lain uji pH, uji kekeruhan, dan uji kandungan bahan organik.
d. Pengujian bahan tambahan: Pengujian bahan tambahan dilakukan untuk
memastikan bahwa bahan tambahan yang digunakan memenuhi persyaratan
kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain uji kehalusan, uji
kepadatan, dan uji kekuatan tekan.
e. Pengujian beton: Pengujian beton dilakukan setelah beton dicor dan mengeras
untuk memastikan bahwa beton yang dihasilkan memenuhi persyaratan
kualitas. Beberapa pengujian yang dilakukan antara lain uji kuat tekan beton,
uji slump, uji core drill, dan uji ultrasonik.
Pengujian bahan baku beton dan beton sendiri dapat dilakukan di laboratorium atau
di lapangan. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa beton yang
dihasilkan mempunyai mutu sesuai dengan yang telah direncanakan

4) Pemilihan dan Penggunaan Aditif


Aditif beton adalah bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton
untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton. Aditif beton dapat berupa serbuk
atau cair dan terdiri dari bahan kimia atau bahan alami. Berikut adalah beberapa
jenis aditif beton dan tujuan penggunaannya:
a. Aditif pengurang air: Aditif pengurang air digunakan untuk mengurangi
jumlah air yang dibutuhkan dalam campuran beton, sehingga dapat
meningkatkan kekuatan beton dan mengurangi risiko retak.
b. Aditif pengeras: Aditif pengeras digunakan untuk mempercepat waktu
pengerasan beton dan meningkatkan kekuatan beton.
c. Aditif pengembang: Aditif pengembang digunakan untuk meningkatkan
volume beton dan mengurangi berat jenis beton.
d. Aditif pengikat: Aditif pengikat digunakan untuk meningkatkan daya rekat
antara beton dan besi tulangan.
e. Aditif anti-korosi: Aditif anti-korosi digunakan untuk melindungi besi
tulangan dari korosi.
Penggunaan aditif beton dapat memberikan beberapa
manfaat, seperti memperpanjang umur beton, memperkuat beton,
meningkatkan daya rekat, dan mencegah kerusakan. Namun,
penggunaan aditif beton harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai
dengan dosis yang direkomendasikan, karena penggunaan yang
berlebihan dapat mengurangi kualitas beton.
5) Proses Pencampuran Beton
a) Sebelum Pengecoran
1. Pengujian Materiala.
a. Semen Portland,
menguji berat jenis semen, kehalusan, konsistensi normal,waktu ikat,
dan berat isi semen.
b. Air, menguji pH dan sifat-sifat air.
c. Agregat Kasar dan Halus, menguji berat jenis dan penyerapan agregat
(kasar dan halus, berat isi, kadar organik, kadar lumpur, kadar air, dan
bulking factor.

2. Persiapan Silica Fume


Silica Fume dicampur dengan air sampai berbentuk slurry, dengan
metode pencampuran mekanis menggunakan mixer, pencampuran tersebut
dilakukansampai benar-benar merata tanpa adanya gumpalan-gumpalan.

3.Persiapan Air
Air yang digunakan bersuu 27° C, kemudian tambahkan
Superplasticizer danaduk sampai merata.

4.Persiapan Agregat
Meskipun kadar lumpur dalam agregat memenuhi syarat,
masih perlu pencucian secara konvensional dengan mengadukpasir
di dalam wadah besar berisi air supaya kadar lumpurnya hilang,
kemudian ditiriskan, dilakukan sampai 3 kali.

b) Pembuatan Beton Pracetak


1.Pembuatan Cetakan
Cetakan berfungsi untuk membentuk beton dengan
spesifikasi yang sesuai perencanaan. Bahan aku untuk membuat
cetakan beton adalah papan kayu. Papankayu dibentuk kotak dan
ditahan menggunakan paku. Penentuan ukuran cetakanharus
diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil jadi beton.

2.Pembuatan Adukan Beton


Pembuatan adukan beton dilakukan dengan mencampurkan
pasir, kerikil,semen, dan air dengan perbandingan komposisi sesuai
dengan kualitas yangdiharapkan

3. Penuangan Adukan Beton


Adukan beton yang sudah terbentuk dituang ke dalam
cetakan dan disebarkasecara merata sampai memenuhi setiap bagian
cetakan. Penuangan adukan yangsalah akan menyebabkan kualitas
beton menurun. Sebaiknya adukan betondituangkan setengah bagian
cetakan dahulu, kemudian dipasang tulangan baja ditengah cetakan,
lalu dieruskan penuangan adukan sampai penuh.
4.Pemasangan Tulangan Baja
Pemasangan tulangan baja pada beton bertujuan agar beton
yang dicetak dapatkokoh sehingga akan terbentuk beton bertulang,
pemasangan tulan aja dilakukansaat adukan beton masih basah.

5.Pengeringan Beton
Adukan beton sebaiknya dikeringkan secara alami dengan
cara mengangin-anginkannya, jika dijemur di bawah sinar matahari
langsung dapatmengakibatkan beton mengalami keretakan. Selama
proses pengeringan, beton perlu disiram dengan air secara berkala
agar beton tidak mengering secaramendadak. Perawatan terhadap
beton dilakukan sampai berumur 7 hari,sedangkan beton akan
mengering sempurna dan boleh digunakan setelah usianya30 hari.

Peralatan yang Digunakan


a.Concrete Mixer
Concrete mixer adalah sebuah alat untuk memproduksi beton ready
mix dengan volume yang kecil akan tetapi dari segi kualitas beton tetap
seragam dansesuai dengan proporsi material. Di dalam drum terdapat
bilah-bilah baja, drum ini berputar berlawanan arah dengan jarum jam
sehingga adukan mengarah ke dalam.Perputaran ini bertujuan agar tidak
terjadi pergeseran ataupun pemisahan agregatsehingga adukan beton
tetap homogen.

6) Metode Pemadatan Beton


Pemadatan beton merupakan tahap dari pengerjaan beton yang
dikerjakan setelah pengecoran beton. Setelah kita membahas tentang
pengecoran di "Pengecoran Jalan Beton", proses selanjutnya dalam
pembangunan jalan beton adalah pemadatan beton. Tidak hanya pada
jalan saja, proses pemadatan ini juga dilakukan di berbagai proyek
konstruksi yang menggunakan beton.Secara umum metode pemadatan
beton dibagi menjadi 2 yaitu pemadatan internal dan eksternal.
Meskipun keduanya mempunyai cara yang berbeda, namun keduanya
mempunyai tujuan yang sama yaitu memadatkan beton. Untuk lebih
jelasnya, berikut adalah penjelasannya :

a. Metode Pemadatan Beton Internal


dilakukan dengan cara memberikan getaran pada adukan beton yang
sudah dituang dari dalamnya. Pemberian getaran ini dilakukan pada setiap
titik agar tidak mengganggu pengaturan bekisting yang sudah
terpasang.Metode ini dapat dilakukan tidak hanya pada proyek besar saja.
Metode ini bisa dilakukan pada pembuatan beton untuk balok sloof, dak,
balok ring kolom dan bagian lainnya yang mendukung. Metode pengerasan
beton ini juga biasa diaplikasikan dalam pengecoran beton pada pembuatan
jalan beton.
Pada metode ini membutuhkan alat bantu yaitu mesin vibrator atau yang
lebih dikenal immersion vibrator atau needle vibrator. Mesin ini terdiri dari
3 bagian utama yaitu:
1. Bagian Power Unit
Bagian ini menjadi sumber energi untuk menggerakan
mesin sesuai dengan jenisnya. Ada 2 tipe jenis mesin ini yaitu yang
memakai energi listrik dan bahan bakar minyak.
2. Bagian Flexible Shaft Bagian ini mempunyai bentuk seperti selang
yang fleksibel sehingga mudah digerakkan.
3. Bagian Needle
Bagian ini adalah bagian mesin yang menggetarkan adukan
beton atau disebut kepala vibrator yang ditusukkan ke adukan
beton. Bagian ini bisa bergetar hingga 12.000 putaran vibrasi per
menitnya untuk menghasilkan kepadatan optimal beton yang bebas
rongga dan permukaannya rata.
Mesin ini mempunyai cara kerja yang bisa dibilang sederhana
dimana setelah adukan beton dituang mesin bisa segera dinyalakan.
Setelah itu bagian fleksibel shaft dapat diarahkan ke titik
pemadatan, lakukan pada beberapa titik yang akan dipadatkan.
Saat menggunakan mesin vibrator ini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu:

• Pastikan jarak antar titik minimal 60 cm. 2. Lakukan pemadatan pada


satu titik dengan waktu 30-120 detik saja. Namun bila permukaan beton
di sekitar batang vibrator sudah mengkilap maka hentikan proses
pemadatan. Selain itu bila ada gelembung udara dari tuangan beton,
suara mesin berubah atau adanya perubahan getaran maka segera
hentikan mesinnya.
• Masukkan kepala vibrator hingga dasar cor beton namun jangan sampai
mengenai tulangan atau bekistingnya. Karena bila mengenai maka akan
timbul retakan kecil karena seluruh settingannya juga akan bergetar.
• Jangan gunakan batang atau kepala vibrator untuk meratakan tuangan
beton.
• Saat memasukkan kepala vibrator ke tuangan beton lakukanlah dengan
cepat, namun saat mencabutnya lakukan dengan perlahan. Hal ini agar
kepala vibrator tidak meninggalkan bekas pada tuangan beton.
• Bila sudah tidak digunakan segera matikan mesin untuk menghindari
overheating atau rusak mesin.

b. Metode Pemadatan Beton Eksternal


Metode pemadatan eksternal juga memberikan getaran, namun
getaran ini dilakukan di bagian luar beton. Metode ini dilakukan dengan
menempelkan mesin vibrator pada cetakan atau formwork, umumnya
metode ini dilakukan pada pabrikasi beton precast atau beton
pracetak.Beton precast merupakan beton bertulang hasil pencetakan dengan
beragam bentuk yang mengikuti standarisasi tertentu. Metode ini biasa
dilakukan pada proses pembuatan gorong-gorong, U ditch, drainase, saluran
irigasi, parit, dan sebagainya. Metode ini juga dipakai dalam konstruksi
pembuatan dinding beton dan kolom beton.Metode ini menggunakan alat
bantu yaitu mesin shutter vibrator, mesin ini akan menjadi bagian dari
formwork ketika digunakan. Penggunaan mesin ini adalah untuk menutup
rongga yang ada dalam adukan beton. Secara umum mesin ini mempunyai
3 bagian utama yaitu:
1. Bagian Mesin Shutter Vibrator
Sumber tenaga mesin ini umumnya memakai energi listrik
dan bagian tubuh mesin shutter vibrator yang akan menghasilkan
getarannya.
2. Bagian Breket
Bagian ini berguna untuk menempelkan mesin shutter vibrator
pada formwork meskipun kesannya hanya sebagai pelengkap saja.
Breket ini umumnya berupa plat besi atau baja untuk menopang
mesin shutter vibrator.
3. Bagian Safety Belt
Ini merupakan bagian pengaman berupa tali guna mengantisipasi
apabila mesin terlepas ketika digunakan.
Demikian adalah 2 metode umum dalam pemadatan beton, keduanya sama-
sama menggunakan getaran dalam memadatkan beton. Dengan memberikan
getaran maka gesekan antar butiran agregat kasar dapat ditiadakan dan buih
udara dalam adukan beton bisa keluar naik. Dengan pemadatan yang baik
akan menghasilkan beton yang padat, tidak cacat, kedap air dengan daya
tahan yang baik.
IV
METODE PENGUJIAN BETON

Pengujian Beton - Beton merupakan material bangunan yang banyak


diaplikasikan pada berbagai proyek konstruksi seperti pembuatan jalan
beton, pembangunan gedung bertingkat, hingga pembangunan jembatan.
Beton dalam bangunan sendiri secara umum dikelompokkan menjadi beton
bertulang dan tidak bertulang.
Beton bertulang merupakan jenis beton yang diberikan tulangan berupa besi
untuk menambah daya elastisitas beton. Sedangkan beton tidak bertulang
tidak menggunakan tulangan besi tersebut, kedua jenis beton ini harus
mempunyai berkualitas baik gar bangunan yang dibuat kokoh dan tahan lama.

Berbagai Macam Metode Pengujian Beton


Mengingat vitalnya material beton dalam bangunan ini, tentu bahan
atau agregat penyusun beton seperti pasir, semen, air, kerikil, dll juga harus
berkualitas baik. Selain penggunaan bahan penyusun yang baik, umumnya
akan dilakukan pengujian beton untuk mengetahui kekuatan beton tersebut.
Pengujian beton dilakukan dengan mengukur tingkat kekerasan beton
dengan berbagai metode. Berikut berbagai macam metode pengujian beton:

1. Uji Kuat Tekan Beton (Compression test)


Uji kuat tekan beton dilakukan untuk mengukur kekuatan beton dengan
cara memberikan tekanan pada sampel beton hingga beton mengalami
kehancuran. Berikut adalah cara melakukan uji kuat tekan beton:
➢ Persiapkan silinder dengan tinggi 30 cm dan berdiameter 15 cm, beri
pelumas seperlunya pada sisi bagian dalam untuk memudahkan
pelepasan beton. Silinder ini nantinya akan digunakan sebagai cetakan
beton.
➢ Masukan adukan beton yang nantinya akan diaplikasikan pada
bangunan ke dalam cetakan dan bagi menjadi 3 lapisan yang sama.
➢ Lakukan penusukkan pada tiap lapisannya hingga 25 kali.
➢ Ratakan bagian atas adukan, berilah label yang menunjukkan waktu
pembuatan beton (tanggal dan jam).
➢ Adukan beton dibiarkan selama 24 jam, setelah itu rendam dalam air
selama waktu tertentu barulah dibawa ke laboratorium pengujian.
➢ Siapkan mesin compressor yang digunakan untuk pengujian, mesin ini
akan memberikan tekanan pada beton untuk pengujian
➢ Lakukan pengujian pada hari yang berbeda dan catat setiap hasilnya.

2. Slump test
Slump test adalah pengujian beton yang dilakukan untuk
mengetahui kadar air beton untuk mengetahui mutu beton. Salah
satu cara pengujian ini adalah dengan menggunakan kerucut
abraham dengan cara:

➢ Siapkan alat pengujian dengan ukuran diameter bawahnya 20 cm


dan atasnya 10 cm dengan tinggi 30 cm. Alat ini nantinya akan
digunakan sebagai penyokong.
➢ Letakkan kerucut abraham pada bidang yang tidak menyerap air
serta rata dan datar.
➢ Masukkan adukan beton ke dalam kerucut dengan dilakukan
penekanan pada penyokongnya.
➢ Pastikan beton dimasukkan dalam 3 lapisan dengan tebal yang
sama serta dilakukan penusukkan sebanyak 25 kali. Penusukkan
dilakukan menggunakan tongkat baja yang berdiameter 16 mm dan
panjang 600 mm yang ujungnya bulat. Hal ini agar beton yang
masuk ke dalam kerucut nantinya lebih padat.

➢ Bersihkan adukan yang berceceran kemudian ratakan


permukaannya dengan cara menarik kerucut dengan hati-hati
secara vertikal.
➢ Tunggu beberapa waktu dan buka kerucut.
➢ Ukurlah penurunan puncak kerucut dari tinggi awalnya.
➢ Pengujian slump test ini akan menguji kekentalan beton atau
dengan kata lain kadar air beton.
➢ Hasil adukan beton yang tidak memenuhi syarat dalam pengujian
tidak boleh digunakan pada bangunan

3. Uji Core Drill


Uji core drill merupakan pengujian yang dilakukan dengan
mengambil sampel dari beton yang sudah dibuat. Pengambilan ini dilakukan
menggunakan alat core drill seperti nama pengujiannya. Namun pastikan
pengujian ini dilakukan jangan sampai merusak struktur dari beton tersebut.
Sampel beton tersebut kemudian akan diuji crusing test di laboratorium.
Dapat dikatakan bahwa pengujian ini sangat akurat karena memang beton
yang diambil adalah beton yang sudah jadi pada bangunan. Akan tetapi
pengujian ini juga mempunyai resiko yang tinggi karena bila pengambilan
sampel terlalu dalam akan mengenai tulangan beton. Hal ini tentu akan sangat
membahayakan struktur beton dan bila terjadi dapat mengurangi kekuatan
struktur beton.

4. Hammer test
Hammet test beton dilakukan pada beton yang sudah dibuat untuk
mengukur kekuatan maupun tegangan karakteristik beton. Pengujian ini
dilakukan menggunakan alat hammer test pada bagian bangunan seperti
kolom, balok hingga plat lantai. Sebelum pengujian dilakukan, pastikan
permukaan bagian bangunan yang diuji memiliki permukaan yang rata. Bila
belum rata maka lakukan perataan menggunakan gerinda agar tingkat
akurasi pengujian semakin tinggi/ baik. Lakukan pengujian pada beberapa
titik, umumnya dilakukan hingga 20 titik. Hasil pengujian ini kemudian
akan dianalisa menggunakan standar deviasi agar dapat mengetahui mutu
beton.

5. Pengujian Ultrasonik atau Ultrasonic non Destructive


Pengujian ini merupakan jenis pengujian baru yang kini banyak
digunakan. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat ukur kekerasan yang
menerapkan prinsip gelombang ultrasonik. Di Indonesia sendiri pengujian
jenis ini telah dikenal sejak tahun 1980 silam. Pengujian ini dilakukan
dengan merambatkan gelombang ultrasonik pada beton untuk mengetahui
kekuatan beton. Pengujian ini sendiri kini banyak diminati karena
mempunyai keunggulan :
➢ Dapat mendeteksi keretakan beton beserta kedalamannya.
➢ Dapat menguji homoginitas beton

➢ Menguji kekuatan dan kualitas beton tanpa merusaknya


➢ Mendeteksi kerusakan permukaan beton dan perubahannya dari masa
ke masa.
➢ Dapat digunakan untuk mengukut modulus Elastisitas beton.
➢ Bisa dikatakan sebagai pengujian yang paling mudah untuk dilakukan.
BAB IV
KESIMPULAN

pengawasan dan pengendalian mutu beton pada proyek konstruksi sangat penting
untuk memastikan bahwa hasil akhir memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang
telah ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan dan
pengendalian timbal balik antara lain:

• Pemilihan mutu bahan, metode pelaksanaan, hasil pekerjaan, hingga metode


pengujian berkala.
• Memperhatikan faktor material dalam pelaksanaan proyek konstruksi, seperti
kekuatan, kemudahan pengerjaan, keawetan, dan kedap udara.
• membayangkan bahwa metode pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai
dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
• membantah bahwa pengujian beton dilakukan secara berkala dan sesuai
dengan persyaratan.
• menolak bahwa pemasangan baja tulangan dilakukan dengan benar dan
memenuhi persyaratan teknis.
• Menanggapi bahwa pekerjaan beton sesuai dengan peraturan dan standar
yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang.
Dalam rangka memastikan pengawasan dan pengendalian timbal balik yang efektif,
diperlukan sistem pengawasan dan pengendalian timbal balik yang komprehensif
DAFTAR PUSTAKA
➢ https://mitech-ndt.co.id/tahapan-penting-dalam-pengolahan-beton
➢ https://artikel.rumah123.com/mengenal-ragam-mutu-beton-dan-penggunaannya-
untuk-konstruksi-69242
➢ https://mitech-ndt.co.id/tahapan-penting-dalam-pengolahan-beton
➢ https://www.smsperkasa.com/blog/mutu-beton-faktor-penting-dalam-proyek-
konstruksi
➢ https://www.perplexity.ai/search/Faktor-yang-mempengaruhi-
2WHlmylTTJCpBYL4aOhHzA?s=c
➢ https://www.perplexity.ai/search/Sumber-bahan-baku-
iB85xEY2QCC5htFAabA96w?s=c
➢ https://www.perplexity.ai/search/Sumber-bahan-baku-
iB85xEY2QCC5htFAabA96w?s=mn
➢ https://alat-ukur-indonesia.com/metode-pemadatan-beton/
➢ https://mitech-ndt.co.id/metode-pengujian-beton
➢ https://id.scribd.com/document/491355406/Proses-Pembuatan-Beton

Anda mungkin juga menyukai