PENGUJIAN BAHAN I
DI BUAT OLEH :
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum pengujian bahan ini. Laporan ini dibuat dengan tujuan memperoleh
ilmu mengenai pengujian beton dalam Teknik Sipil, yang mana pekerjaan ini
dipakai dalam suatu pengujian.
Dalam kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak
lepas dari bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis
banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, dalam penyelesaian laporan” PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN“
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis membutukan kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun untuk
kesempurnaan laporan ini, dan juga laporan ini juga dapat bermanfaat untuk
bahan tambahan materi mata kuliah. Atas perhatian diucapkan terima kasih.
Dalam pekerjaan teknik sipil kita mengenal dua jenis pekerjaan konstruksi
yaitu konstruksi berat dan konstruksi ringan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut
tidak lepas dari kebutuhan akan material atau bahan-bahan tertentu. Dalam
pelaksanaannya, sehingga suatu konstruksi bangunan yang kuat dan utuh
sesuai dengan yang diharapkan.
Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan
pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan
atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak
digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan
terbang, waduk, bendungan dan lainya. Dengan melakukan analisa bahan
maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam
material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikarenakan
apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton
tersebut tidak akan mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu diperlukan
suatu sistem pengujian yang di sebut pengujian bahan untuk mendapatkan data
dan dari data tersebut kita akan mendapatkan kelayakan terhadap bahan yang
akan di pakai dalam konstruksi beton.
Pengujian ini meliputi pengujian bahan yaitu semen, pengujian bahan hasil
alam yaitu agregat dan pengujian bahan terolah yaitu meliputi pengujian
beton.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja material penyusun beton?
2. Bagaimana cara pengujian berat jenis, berat isi, analisa ayakan dan kadar
lumpur di laboratorium?
1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar mahasiswa dapat :
1. Kelebihan :
2. Kekurangan :
c) Berat.
2.2 Agregat
Agregat adalah material granular, misalnya pasir , kerikil, batu pecah atau
kerak tungku besi, yang dipakai secara bersama-sama dengan suatu media
pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan (SK SNI T-
15-1991-03). Atau dapat juga didefinisikan sebagai butiran mineral alami yang
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau mortar. Agregat
menempati sebanyak kurang lebih 70 % dari volume beton atau mortar. Oleh
karena itu sifat-sifat agregat sangat mempengaruhi sifat-sifat beton yang
dihasilkan.
Agregat merupakan campuran dari pasir, gravel, batu pecah, slag atau
material lain dari bahan mineral alami atau buatan. Agregat merupakan bagian
terbesar dari campuran aspal. Material agregat yang digunakan untuk konstruksi
perkerasan jalan utamanya untuk menahan beban lalu lintas. Agregat dari bahan
batuan pada umumnya masih diolah lagi dengan mesin pemecah batu (stone
crusher) sehingga didapatkan ukuran sebagaimana dikehendaki dalam campuran.
Agar dapat digunakan sebagai campuran aspal, agregat harus lolos dari berbagai
uji yang telah ditetapkan.
Agregat beton yang berasal dari batu alam (agregat alam), dapat dibedakan
atas tiga kelompok :
a) Kerikil dan pasir alam
Jenis ini merupakan hasil penghancuran oleh alam dari batuan induknya, dan
terdapat dekat atau sering kali jauh dari asalnya karena terbawa oleh arus air
atau angin, dan mengendap di suatu tempat.
b) Agregat batu pecah
Agregat batu pecah berasal dari batuan alam yang dipecah, biasanya
digunakan batuan beku yang kompak. Kekerasan batu pecah ini pada
umumnya lebih baik daripada agregat pasir atau kerikil alam.
c) Agregat batu apung
Batu apung merupakan agregat alami yang ringan dan memiliki sifat isolasi
panas yang baik. Penggunaan batu apung untuk campuran beton harus bebas
dari debu vulkanik halus dan lempung.
Agregat buatan dengan tujuan penggunaan khusus (tertentu) karena kekurangan
agregat alam.
Biasanya agregat buatan adalah agregat ringan.
Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan breeze yang berasal dari limbah
pembangkit tenaga uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang dibakar (leca =
Lightweight Expanded Clay Agregate), cook breeze berasal dari limbah sisa
pembakaran arang, hydite berasal dari tanah liat (shale) yang dibakar pada tungku
putar, lelite terbuat dari batu metamorphore atau shale yang mengandung karbon,
kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertical pada suhu tinggi.
Agregat kasar boleh didapati dari sumber natural atau artificial. Sumber
natural biasanya dari kumpulan Granit atau Batu Kapur. Kumpulan batu ini
digunakan untuk pembinaan biasa. Ketumpatan bandingan agregat biasa ini dalam
julat 2,500 - 2,700 kg/m3. Untuk pembinaan konkrit berat, Barit (Barium Sulfat)
yang boleh didapati dari sumber asli boleh digunakan. Agregat kasar mempunyai
ketumpatan bandingan 4,200 – 4,300 kg/m3. Agregat berat digunakan untuk
konkrit yang terdedah pada sinar-X, sinar gamma atau vector nuclear. Agregat
artificial boleh didapati dari bahan buangan industri. Bebola besi untuk konkrit
berat, klinker atau jermang hasil pembakaran untuk konkrit ringan. Umumnya
agregat ringan mempunyai kekuatan yang rendah, dan agregat berat mempunyai
kekuatan yang tinggi. Ukuran nominal yang biasa digunakan ialah 10mm, 20mm
dan 40mm. Ukuran maksimal bergantung kepada jenis binaan e.g. tetulang padat,
binaan tebal atau tipis.
Agregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,075-
0,5 cm yang didapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuan alam (natural
sand) atau dapat juga dengan memecahnya (artificial sand), tergantung dari
kondisi pembentukan terjadinya.
2.3 Semen
2.4 Air
Air biasanya digunakan untuk bereaksinya produksi semen. Untuk
mendapatkan kekuatan beton dengan kekuatan yang maksimal maka penggunaan
air harus diperhatikan. Jika nilai kadar airnya besar dapat mempengaruhi kualitas
beton. Pada umumnya air yang dapat digunakan untuk pencampuran beton adalah
air yang dapat diminum. Adapun jenis – jenis air yang dapat digunakan adalah :
a) Air hujan
air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi. Biasanya air
hujan mengandung unsur oksigen, nitrogen, dan karbondioksida.
b) Air Tanah
air tanah biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga
kadang – kadang terdapat unsur CO2, H2S dan NH3.
c) Air permukaan
terdiri dari air sungai, air danau, air genangan, dan air reservoir. Air sungai
atau danau dapat digunakan sebagai air pencampur beton, asal tidak
tercemar limbah industri. Sedangkan air rawa atau air genangan yang
mengandung zat – zat alkali tidak dapat digunakan.
d) Air laut
air laut mengandung 30.000 – 36.000 mg/liter garam ( 3 % - 3,6 % ) dapat
digunakan sebagai pencampur beton tidak bertulang. Air laut yang
mengandung garam di atas 3 % tidak boleh digunakan untuk campuran
beton. Untuk beton pra tekan, air laut tidak diperbolehkan karena
memepercepat korosi pada tulangannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan :
Pasir
Kerikil
Prosesya :
1.Persiapkan alat arcto/grinding untuk membawa material pasir dan kerikil dari
quary ke lab uji bahan
2.Setelap arcto sudah siap,bawa arcto ke quary,ambil pasir menggunakan sekop
masukkan ke artco tersebut sampai kurang lebih 10cm dihitung dari bawah bibir
permukaan arcto,supaya agar mendapatkan material pasir yang bergradasi
beragam,lakukan pengambilan sekop dengan sampai kebawah bawahnya.
3.Material pasir diambil selama 2x pengambilan dari quary
4.Setelah pengambilan pasir,berikutnya pengambilan material kerikil pengambilan
kerikil diambil hanya 1x pengambilan,sama seperti material pasir,pengambilan
kerikil dilakukan menggunakan sekop sampai kebawah bawahnya agar material
kerikil didapat beragam ukurannnya.
5.Setelah itu bawa tadi material pasir dan kerikil dengan arcto ke lab uji bahan
Dokumentasi :
Bahan :
Pasir
Kerikil
Prosesnya :
1.Siapkan sekop dan wadah/ompreng
2.Pindahkan material pasir dan kerikil dari arcto tersebut ke wadah/ompreng yang
telah disiapkan,untuk wadahnya dibagi berdasarkan jenis materialnya,wadah pasir
sendiri dan wadah kerikil sendiri.
3.Letakkan ompreng kosong ditimbangan,berat ompreng kosong material pasir
2kg,berat ompreng kosong material kerikil 1,3kg.
4.Setelah itu pindahkan pasir pertama yang tadi sudah terisi diompreng tersebut ke
ompreng yang diletakkan ditimbangan tadi, menggunakan sekop kecil sampai
berat 12kg,dan dilanjutkan dengan menimbang material pasir yang kedua. Setelah
kedua material pasir di timbang, dilanjutkan dengan menimbang material kerikil
agar mencapai berat 11,3kg, berat dari masing-masing material yaitu 10kg.
5.Siapkan splliter pasir dan kerikil serta ompreng kecil
6.Masukkan material pasir berat 10kg ke dalam spltter untuk mencari berat 5kg,
setelah sudah dapat berat 5kg,lakukan splitter kembali dengan mendapat berat
2,5kg, lalu lakukan hal yang sama,sehingga akhir nanti mendapatkan berat
0,625kg,dengan berat 0,625kg inilah sudah menjadi sample pasir,yang nantinya
akan dilakukan analisa ayakan dan menghitung berat jenisnyanya.
7. Setelah sampel pasir sudah didapatkan, siapkan splinter kerikil lalu lakukan
cara yang sama seperti membuat sampel pasir, maka dapatlah sampel kerikil berat
jenis.
8.Setelah semua sample pasir dan sample kerikil sudah didapat, sebaiknya masing
– masing sample diberikan label nama samplenya,diompreng kecil tersebut.
Dokumentasi :
3.4 MENJADIKAN SAMPLE UJI PASIR, UNTUK PENGUJIAN ANALISA
AYAKAN
Alat :
Ompreng Besar
Ompreng Kecil
Oven
Bahan :
Sample Pasir Analisa Ayakan
Prosesnya:
1.Sample pasir analisa ayakan tadi,dimasukkan ke dalam oven,yang bertujuan
untuk agar semua air yang terkandung bisa hilang semua sehingga sample pasir
ayakan tersebut dalam keadaan kering.
2.Lalu dibiarkan didalam oven selama 24 jam
Fungsi dari pengujian analisa ayakan yaitu untuk mengetahui gradasi dan ukuran
apa saja yang terkandung di sampel tersebut.
Dokumentasi :
TABEL PERHITUNGAN ANALISA AYAK (SIEVE ANALYSIS)
Berat
Komulatif
Berat Agg. Aggregat Komulatif
Ukuran % Berat % Berat
Berat Ayakan Tertahan pada Tertahan Berat
No. Ayakan Tertahan Yang Lolos
(gram) Ayakan + berat Pada Tertahan
(mm) Pada Ayakan
Ayakan (gram) Ayakan pd. Ayakan
Ayakan
(gram)
1 2 3 4 5 =(4) - (3) 6 7 8
Jumlah Berat Aggregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 5,56 gram.
UJI PASIR DAN KERIKIL UNTUK MENGHITUNG BERAT
JENIS
A.SAMPLE PASIR BERAT JENIS
Alat :
Ompreng Kecil
Bahan :
Air
Sample Pasir Berat Jenis
Prosesnya :
1.Sample pasir berat jenis diisikan air dan diaduk
2.Isi air sampai seluruh sample pasir itu terendam semua
3.Lalu rendam selama 24 jam
Bahan :
Air
Sample Kerikil Berat Jenis
Prosesnya :
1.Sampel kerikil berat jenis tersebut dicuci sampai bersih,airnya
terlihat bening.
2.Selesai dicuci kembalili diisi air sampai semua sample kerikil
terendam air
3.Lalu direndam selama 24 jam
Tujuannya untuk menambahkan air pori pada sampel kerikil berat
jenis
Dokumentasi :
3.6 MENCARI SAMPLE PASIR UNTUK MENEMPATKAN KADAR
LUMPUR
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kadar lumpur dengan kadar lumpur
maksimum 1 persen untuk kerikil, 5 persen untuk pasir karna banyak mengandung
butiran pasir.
Alat :
Gelas Ukur/Tabung Reaksi
Ompreng Kecil
Bahan :
Air
Sample Pasir Kadar Lumpur
Prosesnya :
1.Masukkan sample pasir kadar lumpur yang sudah disiapkan,secara berhati hati
ke dalam gelas ukur/tabung reaksi.
2.Setelah semua sample masuk, lalu tambahkan air kedalam gelas ukur/tabung
reaksi ukur sampai semua sample pasir terendam air.
3. Agar lebih mudah samplenya sampai terendam semua,lakukan caranya dengan
membolak baliknya.
4.Lalu dibersihkan dengan selang air mengalir, disamping samping gelas ukurnya
sampai bersih tidak ada bekas pasir yang masih tersisa digelas ukurnya.
5.Kalau sudah digiling supaya permukaannya rata
6.Lalu tempatkan yang aman dan diamkan selama 24 jam hingga pasir dan lumpur
mengendap.
Nanti akan terlihat jelas air, lumpur dan bagian paling bawah pasir,yang dicatat
nanti adalah skala bacaan lumpur dan skala bacaan pasir.
Dokumentasi :
Hasil
Hasil Pengujian
Pengujian SAMPEL
SAMPEL
Keterangan
Keterangan Sat.
Sat. Simbul, Formula
Simbul, Formula S.01 S.02 S.03
S.01 S.02 S.03
Berat benda
Berat benda uji
uji PASIR untuk butiran
di udara gr. W10
W1a 0,0 0,0 0,0
yang tertahan pada saringan 4,75 mm.
Berat benda uji dalam air gr. W11 0,0 0,0 0,0
Berat benda
Berat benda uji
uji kering
PASIRopen
untuk butiran gr. W12 0,0 0,0 0,0
W1b 710,5 639,0 712,5
yang lolos saringan 4,75 mm.
ANALISIS BUTIRAN
Berat total benda PASIR YANG gr.
uji PASIR. TERTAHAN PADA
W1ab = W1a +SARINGAN
W1b 4,75 mm.
710,5 639,0 712,5
3
Volume benda uji
Volume benda uji PASIR untuk butiran cm 3 V1=(W10-W11) 0,0 0,0 0,0
Cm V1a 0,0 0,0 0,0
yang tertahan
Berat air dalampada saringan 4,75 mm.
aggregat gr. W13 = W10 - W12 0,0 0,0 0,0
3
Volume
Berat airbenda
dalamujibenda uji PASIR untuk cm V = W8 172,0 179,5 225,5
gr. W8b 8,000 5,500 10,000
butiran yang lolos saringan 4,75 mm.
Berat air dalam aggregat gr. W9 = W6 - W5 8,000 5,500 10,000
Berat total air dalam benda uji
gr. W8ab = W8a +W8b 8,000 5,500 10,000
PASIR.
Penyerapan benda uji PASIR % Pa =W8ab*100/W5ab 1,968 1,240 1,892
Alat :
Lap
Timbangan Triple BIM
Wadah/Ompreng
Bahan :
Sample Agregat Kerikil
Prosesnya :
1.Sample Kerikil yang direndam 24 jam kemarin, bisa dibuang airnya
2.Keringkan permukaan kerikil dengan mengelapnya
3.Selanjutnya sebelum ditimbang menggunakan timbangan triple bim, disetting
terlebih dahulu dengan mengenolkannya atau menstabilkannya terlebih dahulu,
dengan caranya parkirkan berat 100gram, titik tengah, dan berat 1000gram ke
tempat parkirnya yang berada diujung kiri, dan dengan berisikan wadah/ompreng
kosong.
4.Setelah itu baru bisa mulai digunakan, untuk mencari berat kerikil di udara
masukan kerikil ke wadah/ompreng,kemudian bisa dibaca berapa beratnya
tersebut, kemudian untuk mencari berat dalam air masukan kerikil ke wadah yang
berada di bawah yang sudah terendam air sepenuhnya dan bisa dibaca berapa
berat yang dihasilkan.
5. Selanjutnya sesudah membaca hasil berat benda uji di udara dan benda uji
dalam air, masukan kerikil ke wadah/ompreng lagi,untuk dimasukkan ke oven.
PEMERIKSAAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGGREGAT KASAR (KERIKIL)
Hasil
HasilPengujian
PengujianSAMPEL
SAMPEL
Keterangan
Keterangan Sat.
Sat. Simbul, Formula
Simbul, Formula S.01
S.01 S.02
S.02 S.03
S.03
Berat
Beratbenda
bendaujiuji di udara untuk butiran
KERIKIL gr. W10 728,0 466,0 537,0
gr. W1a 728,0 466,0 537,0
yang tertahan pada saringan 4,75 mm.
Berat benda uji dalam air gr. W11 441,0 231,0 318,0
Beratbenda
Berat bendaujiujikering
KERIKIL untuk butiran
open gr.
gr. W12
W1b
708,0
0,0 447,0
0,0 520,0
0,0
yang lolos saringan 4,75 mm.
ANALISIS BUTIRAN KERIKIL YANG TERTAHAN PADA SARINGAN 4,75 mm.
Berat total benda uji KERIKIL. gr. W1ab = W1a + W1b 728,0 466,0 537,0
3
Volume
Volumebenda
bendaujiuji KERIKIL untuk cm V1=(W10-W11) 287,0 235,0 219,0
3
butiran yang tertahan pada saringan Cm V1a 287,0 235,0 219,0
Berat air dalam aggregat gr. W13 = W10 - W12 20,0 19,0 17,0
4,75 mm.
Volume benda uji KERIKIL untuk 3
BUTIRAN KERIKIL YANG Cm 0,0 0,0 0,0
4,75LOLOS SARINGAN 4,75
V1bmm.
butiran yang lolos saringan mm.
3
Volume total benda uji KERIKIL. Cm V1ab = V1a +V1b 287,0 235,0 219,0
Hasil Pengujian SAMPEL
Berat jenis Keterangan
benda uji KERIKIL Sat.
gr/cm
3
Simbul, Formula
Bj =W1ab/V1ab 2,537 1,983 2,452
S.01 S.02 S.03
Berat
Berat jenis+rata-rata
(stoples benda uji KERIKIL
kaca penutup) gr. (gr/cm W1
)
3
0,0 2,324
0,0 0,0
Berat (stoples + BENDA UJI
gr. W2 0,0 0,0 0,0
SSD+kaca penutup) PENYERAPAN AGGREGAT KASAR (KERIKIL)
Berat (stoples + kaca penutup + benda
gr. W3 0,0 Pengujian
Hasil 0,0 SAMPEL
0,0
uji dalam air + Air)
Keterangan Sat. Simbul, Formula
S.01 S.02 S.03
Berat (stoples + kaca penutup + Air) gr. W4 0,0 0,0 0,0
Berat benda uji KERIKIL KERING
OPEN untuk butiran yang tertahan gr. W5a 708,0 447,0 520,0
Berat
padabenda
uji kering
saringan
open
4,75 mm. gr. W5 0,0 0,0 0,0
Berat bendaBUTIRAN
ANALISIS uji KERIKILKERIKIL
KERING YANG LOLOS SARINGAN 4,75 mm.
OPEN untuk butiran yang lolos gr. W5b 0,0 0,0 0,0
saringan 4,75
Berat benda uji mm. gr. W6 = W2 - W1 0,0 0,0 0,0
Berat
Berat total benda
(stoples + kacaujipenutup
KERIKIL+ Air) gr.
gr. W5ab =
W7 = W5
W6a ++ W4
W5b 708,0
0,0 447,0
0,0 520,0
0,0
KERING OPEN.
+ Berat benda uji
Berat air dalam benda uji KERIKIL
Berat
untukair yang yang
butiran tumpah akibatpada
tertahan gr. 20,000 19,000 17,000
gr. W8 =W8
W7a - W3 0,0 0,0 0,0
dimasukkannya benda
saringan 4,75 mm. uji ke dalam air
Bahan :
Sample Pasir Ayakan
Prosesnya :
1.Bawa hasil sample pasir yang sudah dioven ke lab pengujian
2.Bisa disiapkan terlebih dahulu ayakannya, seperti ayakan 19,000, 9,500, 4,750,
2,360, 1,180, 0,600, 0,300, 0,150, 0,075, dan fan
3.Setting atau zerokan timbangan setiap sebelum memulai menimbang
3.Untuk mengetahui berat ayakan (gram), ditimbang terlebih dahulu secara satu
persatu
4.Selanjutnya timbang wadah kosong,dizerokan dan diisi sample pasir,lalu
timbang dan baca hasil timbangannya
5.Masukan sampel pasir yang sudah timbang tadi ke ayakan yg telah di susun
6.Agar merata bisa dikocok sedikit, untuk ayakan 19,000 bisa dilepaskan dan
tutup kembali
7.Selanjutnya gunakan mesin sieve shacker untuk memulai pengayakan,durasi
waktunya 15 menit
8.Jika sudah selesai pengayakan, kita timbang untuk mencari berat agg. tertahan
pada ayakan + berat ayakan (gram)
9.Baca hasil timbangan tersebut dan cantumkan ke dalam form perhitungan
analisa ayak
POSISI ZONE AGGREGAT HALUS (PASIR)
RERATA %
SPESIFIKASI
UKURAN PASIR
Z1 ZONE-01 Z2 ZONE-02 Z3 ZONE-03 Z4 ZONE-04
AYAKAN LOLOS
AYAKAN
4 BAWAH ATAS 5 BAWAH ATAS 6 BAWAH ATAS 4 BAWAH ATAS
Bahan :
Sample Pasir (0,300)
Prosesnya :
1.Dengan melihat hasil tabung reaksi yang berisi air dan sample pasir kemarin
sudah didiamkan, tentu badan harus sejajar dengan tabung reaksi bacaan tersebut.
2.Bisa dibaca hasil skala bacaan lumpur dan skala bacaan pasir
3.Data hasil skala bacaan lumpur dan skala bacaan pasir yang sudah kita dapat,
bisa dicantumkan ke dalam form pengujian kadar lumpur agregat halus (pasir).
Pengujian Kadar Lumpur Aggregat HALUS (PASIR)
Dasar prosedur pengujian : ASTM D 2419-74
Indeks Sampel
No. Item Pengujian Satuan
S.01 S.02 S.03
3
1 Pembacaan skala pasir cm SKLps 200,00 200,00 200,00
3
2 Pembacaan skala lumpur cm SKLlp 220,00 225,00 220,00
DOKUMENTASI :
3.7 MENJADIKAN SAMPEL PASIR MENJADI SSD UNTUK
MENGHITUNG BERAT JENIS
Benda Uji :
Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbul / Formula
S1 S2 S3
Berat bejana kosong gr. W14ps 3400 3400 3400
Berat bejana + Benda uji gr. W15ps 11300 11100 11100
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16ps 5600 5600 5600
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17ps 12500 12500 12500
Berat SAMPEL uji gr. W18ps = W15ps - W14ps 7.900,00 7.700,00 7.700,00
3
Volume SAMPEL cm Vps = W17ps - W16ps 6.900,00 6.900,00 6.900,00
3
Berat Volume benda uji PASIR gr/cm BVps = W18ps/Vps 1,145 1,116 1,116
Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbul / Formula
S1 S2 S3
Berat bejana kosong gr. W14kr 3400 3400 3400
Berat bejana + Benda uji gr. W15kr 11600 11900 11800
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16kr 5600 5600 5600
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17kr 12500 12500 12500
Berat SAMPEL uji gr. W18kr = W15kr - W14kr 8.200,00 8.500,00 8.400,00
3
Volume SAMPEL cm Vkr = W17kr - W16kr 6.900,00 6.900,00 6.900,00
3
Berat Volume benda uji PASIR gr/cm BVkr = W18kr/Vkr 1,188 1,232 1,217
SEMEN
Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbul / Formula
S1 S2 S3
Berat bejana kosong gr. W14pc 3400 3400 3400
Berat bejana + Benda uji gr. W15pc 10900 10800 11000
Berat bejana kosong + tutup kaca gr. W16pc 5600 5600 5600
Berat bejana + Air + tutup kaca gr. W17pc 12500 12500 12500
Berat SAMPEL uji gr. W18pc = W15pc - W14pc 7.500,00 7.400,00 7.600,00
3
Volume SAMPEL cm Vpc = W17pc - W16pc 6.900,00 6.900,00 6.900,00
3
Berat Volume benda uji PASIR gr/cm BVpc = W18pc/Vpc 1,087 1,072 1,101