(Salah satu syarat memenuhi ketuntasan Dalam Mata kuliah Pratikum Beton)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
2023
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena hanya
berkat dan kuasahnya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Ini yang berjudul
“Sifat Fisik dan
Mekanis dari Agregat sebagai Material pembentuk Baton”. Meskipun banyak
kesulitan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi akhirnya penulis bisa
menyelesaikan Makalah ini.
Penuli menyadari bahawa dalam menulis Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya Makalah ini.
Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran baik bagi pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I PENDAHULUAN
1
sangat penting, untuk itu di perlukan pemahaman yang lebih mengenai
agregat supaya menghasilkan suatu konstruksi yang baik dan
berkualitas.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui defenisi Agregat.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis Agregat.
c. Untuk mengetahui kualitas serta ukuran Agregat.
d. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik Agregat.
e. Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik Agregat.
f. Untuk mengetahui Bahan apa saja terdapat pada Agregat yang
dapat merusak baton.
g. Untuk mengetahui Apa bahan yang dapat merugikan Agregat.
1.4 Manfaat
a. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui defenisi Agregat.
b. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis Agregat.
c. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui kualitas serta ukuran
2
Agregat.
d. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahi sifat-sifat fisik Agregat.
e. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat mekanik
Agregat.
f. Diharapakan mahasiswa dapat mengetahui bahan apa saja
terdapat pada Agregat yang dapat merusak beton.
g. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui apa bahan yang dapat
merugikan Agregat.
BAB II PEMBAHASAN
3
berbagai uji yang telah ditetapkan.
Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan
perkerasan jalan, yaitu 90% - 95% agregat berdasarkan persentase
berat, atau 75% - 80% agregat berdasarkan persentase volume.
Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari
sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah
mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses
pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat
dapat juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih
besar.
Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam
sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari pemecahan batu, dan mempunyai ukuran butir
antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung
pada maksud pemakaian.
4
maupun metamorf. Bentukya bulat tetapi biasanya banyak
tercampur dengan kotoran dan tanah liat. Oleh karena itu jika
digunakan untuk beton harus dilakukan pencucian terlebih dahulu.
(2) Agregat batu pecah, yaitu agregat yang terbuat dari batu alam
yang dipecah dengan ukuran tertentu.
b) Agregat Buatan
Agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus
(tertentu) karena kekurangan agregat alam. Biasanya agregat
buatan adalah agregat ringan.
Contoh agregat buatan adalah : Klinker dan breeze yang berasal dari
limbah
pembangkit tenaga uap, agregat yang berasal dari tanah liat yang
dibakar (leca = Lightweight Expanded Clay Agregate), cook breeze
berasal dari limbah sisa pembakaran arang, hydite berasal dari
tanah liat (shale) yang dibakar pada tungku putar, lelite terbuat dari
batu metamorphore atau shale yang mengandung karbon,
kemudian dipecah dan dibakar pada tungku vertical pada suhu
tinggi.
5
Agregat Ringan Bola Plastik
6
Berdasarkan proses pembentukan agregat sedimen dapat
dibedakan atas :
• Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses mekanik, seperti
breksi, konglomerat, batu pasir, batu lempung. Agregat ini banyak
mengandung silika.
• Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses organis, seperti
batu gamping, batu bara, opal.
• Agregat sedimen yang dibentuk dengan proses kimiawi, seperti
batu gamping, garam, gips, dan flins.
7
udara, perlit yang dikembangkan dengan pembakaran, lempung
bekah, dll (buatan).
8
mungkin harus mendekati bentuk kubus, selain itu karena
bentuknya persegi maka butiran – butiran tersebut akan dapat
mengunci dan akan saling mengisi dengan baik sedangkan butir
yang berbentuk pipih akan mudah patah sewaktu pemadatan dan
tidak kuat menerima beban lalu lintas yang tinggi.
b) Ukuran Agregat
9
laboratorium tidak boleh lebih dari ¼ dimensi terkecil cetakan.
Kadar Air
Berbeda dengan absorpsi yang nilainya tetap sedangkan
10
kadar air nilainya berubah ubah sesuai dengan kondisi
cuaca. Kadar air ditentukan dengan pengurangan berat
agregat dari kondisi tertentu ke kondisi kering oven. Kadar
air adalah perbandingan antara pengurangan berat
tersebut terhadap berat kering dalam persen. Pengukuran
kadar air sangat diperlukan pada pelaksanaan
pencanpuran beton sehingga kelecakan dan faktor air
semen adukan beton tetap seperti yang direncanakan
semula.
11
• Kekerasan
Kekerasan agregat sangat diperlukan khususnya pada
beton untuk struktur jalan atau pada lantai beton yang
memikul beban lalu lintas yang berat.
Kekerasan agregat dapat diukur dengan los angeles test.
• Toughness (keuletan)
Keuletan merupakan daya tahan agregat terhadap pecah
akibat tumbukan, pengukuran keuletan biasanya dilakukan
dengan uji kejut. Benda uji merupakan silinder tipis yang
dijatuhi hammer.
12
Kandungan Lumpur
Lumpur yang terdapat pada agregat dapat menutupi permukaan
agregat, sehingga akan menghambat lekatan (bond) antara
agregat dengan pasta semen. Yang dimaksud dengan lumpur
adalah bahan yang lolos saringan No 200 (75 m).
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %,
sedangkan agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari
1 %.
13
meninggalkan noda putih pada permukaan beton. Selain itu,
jenis garam ini juga akan menyebabkan karat pada tulangan
sehingga retak-retak pada beton dan menyebabkan terurainya
beton yang bersangkutan. Pada kondisi yang demikian, beton
tidak dapat diperbaiki lagi, karena serangan karat oleh Chlorida
berlangsung terus menerus tidak dapat dicegah.
• Agregat yang reaktif terhadap alkali, yaitu agregat yg
mengandung silica reaktif, biasanya terdapat pada batuan
cherts, batu kapur dan beberapa jenis batuan beku. Jenis
agregat ini dapat bereaksi dengan alkali yang ada dalam semen
dan membentuk gel-silika, sehingga agregat
mengembang/membengkak dan menyebabkan timbulnya retak
serta penguraian beton.
14
untuk diuji sharing agregat dengan saringan dan mesin vibrator
kemudian timbang agregat yang tertahan pada setiap nomor
saringan catat hasil timbangan kedalam tabel lalu jumlahkan maka
Hasil tersebut adalah nilai dari langkah selanjutnya yaitu siapkan
alat Los Angeles masukkan agregat kedalam alat Los Angeles
masukkan bola baja sesuai dengan hasil perhitungan bola baja
sebagai contoh agregat tertahan pada saringan 9,5 adalah 1250
maka jumlah bola baja yang digunakan adalah 12 buah hidupkan
dan atur alat dengan kecepatan 30-33 RPM sebanyak 500 kali
putaran soal setelah itu keluarkan agregat dari dalam muncul
sharing agregat menggunakan saringan Nomor 12 cuci agregat
yang tertahan pada saringan lalu pindahkan kedalam wadah
masukkan agregat yang telah diuji ke dalam oven dengan suhu
110° celcius selama 24 jam setelah 24 jam berlalu Arkan agregat
lalu timbang hasil timbangan tersebut merupakan nilai dari W2
Lakukan analisis menggunakan rumus berikut :
15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
1. Agregat beton adalah bahan dasar dalam pembuatan beton, yang
terdiri dari pasir, kerikil, atau batu pecah yang dicampur dengan
semen dan air untuk membentuk material konstruksi yang kuat dan
tahan lama.
2. Kualitas agregat beton sangat penting dalam menentukan kualitas
beton akhir. Agregat yang bersih, tahan terhadap tekanan, dan
memiliki ukuran yang sesuai akan menghasilkan beton yang lebih
kuat dan tahan lama.
3. Ukuran dan distribusi butir agregat memiliki pengaruh signifikan
terhadap sifat-sifat beton, seperti kekuatan, kerja, dan kekakuan.
Agregat dengan gradasi yang tepat akan menghasilkan beton yang
lebih baik.
4. Selain itu, kebersihan agregat juga penting. Agregat yang bebas dari
kontaminan seperti tanah, debu, atau bahan organik akan
membantu mencegah kelemahan dalam beton dan meningkatkan
daya tahan terhadap cuaca dan lingkungan.
5. Agregat beton juga dapat diklasifikasikan menjadi agregat kasar
(kerikil atau batu pecah) dan agregat halus (pasir). Kombinasi yang
tepat dari kedua jenis agregat ini akan menghasilkan campuran
beton yang optimal.
6. Proses pemilihan, penyimpanan, dan penggunaan agregat harus
dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan beton yang dihasilkan
memenuhi persyaratan teknis dan keamanan.
7. Agregat beton adalah salah satu komponen penting dalam industri
konstruksi, dan pemahaman yang baik tentang karakteristik dan
16
penggunaannya akan membantu memastikan kesuksesan proyek
konstruksi yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
17