PENDAHULUAN
A. JUDUL PENGUJIAN
B. LATAR BELAKANG
dan mengevaluasi segala yang terdapat dalam bidang teknik sipil dan
perencanaan, sehingga mahasiswa tidak hanya pandai dalam teori tetapi juga
dalam praktek. Sehingga selain mata kuliah teori, jurusan juga melaksanakan
dengan mudah, bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali
tentang teknologi beton, tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini
sering menghasilkan persoalan pada produk, antara lain reputasi jelek dari
C. TUJUAN PENGUJIAN
sebagai berikut :
1. Mahasiswa memahami dan dapat membuat rancangan beton metode SNI
4. Mix design ini sebagai acuan mahasiswa dalam pembuatan adukan beton
selanjutnya.
D. LANDASAN TEORI
campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah, atau
jenis agregat lain) dengan semen, yang dipersatukan oleh air dalam
perbandingan tertentu dengan atau tidak dengan bahan tambah. Beton juga
diminta, dianjurkan agar pertama menguji terlebih dahulu agregat yang akan
digunakn, kemudian membuat uji coba beton atau atau uji campuran beton.
Sifat-sifat beton setelah mengeras, biasanya ditinjau dari beberapa hal sebagai
berikut :
a) Kekuatan (Strenght)
b) Ketahanan (Durability)
pengaruh bahan kimia. Sedangkan salah satu faktor dari dalam adalah
Kuat desak beton adlah besarnya beban per satuan luas, yang
tertentu, yang dihasilkan oleh mesin uji. Kuat tekan beton ditentukan
disebabkan karena rusaknya ikatan pasta pada aregat. Nilai kuat tekna
benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi (f’c) yang dicapai
benda uji pada umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan.
3.2.1 butir 1 untuk jumalah benda ui kurang dari 15, maka kuat tekan
N−1
fcr’ = ∑ fb ..............................................................................(1)
i =1
N
dimana :
uji (MPa)
1. Penakaran (batching)
2. Pencampuran (mixing)
3. Pengangkutan (transporting)
4. Pemadatan (compacting)
5. Penyelesaian (finishing)
6. Perawatan (curing)
Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-
butir agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
3NaOH, ciran di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna
butiran agregat tahap ini tidak menyerap air dan juga tidak
kering dibagi dengan ()berta labu +air 250 ditambah contoh jenuh
Untuk menentukan bobot isi agregat halus baik dalam kondisi lepas
maupun padat.
rongga yang terdapat dalam pasir agar dapat mengetahui berta isi
2. Kerikil
Agregat kasar terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori.
Ada dua macam air dalam agregat yang dikenal, yaitu air yang
butiran. Air yang meresap ke dalam pori-pori antar butir, dan ini
banyaknya pori yang ada dalam butir agregat itu. Pada agregat
2 % saja.
Butiran agregat maksimal tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil
antar bidnag samping dan cetakan, 1/3 dari tebal plat, atau ¾ ari
suatu massa yang padat dan juga mengisi rongga di antar butiran
yang akan mengeras jika bereaksi dengan air dan lazim dikenal
(Portland Cement).
4. Air
itu air juga digunakan dalam perawatan beton, dengan air selama
namaun dalam kenyataannya nilai f.a.s yang dipakai sulit kurang dari
0,35. Karena beton yang mempunyai proposi air sangat kecil menjadi
gram/liter.
A. PENGUJIAN PASIR
o Alat :
- Piring
- Sendok
o Bahan :
- Pasir
- Air secukupnya
b) Langkah Kerja
Berat pasir awal (A) Berat pasir setelah Berat pasir setelah
Rumus :
B−C
Kadar lumpur = x 100 %
C
B−C 145−141
1. Kadar lumpur 1 = x 100 % = x 100 %= 2,83 %
C 141
B−C 143−139
2. Kadar Lumpur 2 = x 100 % = x 100 %= 2,87 %
C 139
B−C 145−140
3. Kadar Lumpur 3 = x100 % = x 100 % = 3,57 %
C 140
2,83+2,87+3,57
Kadar lumpur rata-rata = = 3,09 %
3
o Alat :
- Piring
- Sendok
- Ember
o Bahan :
- Pasir
- Air secukupnya
b) Langkah Kerja
untuk merendam.
tumbuk 8 kali.
W2 = 145 gram
W 1−W 2
Kadar air = x 100 %
W1
150−145
= x 100 %
150
= 3,33 %
W2 = 143 gram
W 1−W 2
Kadar air = x 100 %
W1
150−143
= x 100 %
150
= 4,66 %
W2 = 146 gram
W 1−W 2
Kadar air = x 100 %
W1
150−146
= x 100 %
150
= 2,66 %
3,33+4,66+ 2,66
Kadar air rata – rata = = 3,55 %
3
o Alat :
- Gelas ukur
- Piring besi
- Ember
- Alat pengaduk
o Bahan :
- Pasir
- Air secukupnya
b) Langkah Kerja
i. Volume pasir
berat
ii. Berat jenis =
volume
150
1. Sampel 1 = = 2,94 gr/ml
51
150
2. Sampel 2 = = 2,89 gr/ml
52
150
3. Sampel 3 = = 2,89 gr/ml
52
2,94+2,89+2,89
Berat jenis rata-rata pasir SSD = = 2,90
3
gr/ml
o Alat :
- Bejana
- Timbangan
- Cetok
o Bahan :
- Pasir
b) Langkah Kerja
Massa 21,94
Jadi, bobot isi pasir SSD = = = 1,48
Volume 14,8
o Alat :
- Timbangan
- Sendok
o Bahan :
b) Langkah Kerja
berikut :
(%) (%)
9,5 0 0 0 99,97
4,75 1,53 0,3 0,3 99,67
MKB=
∑ % Tertinggal Komulatif
∑ % Tertinggal
374.09
MKB= = 3.742
99,97
o Alat :
- Botol susu
- Indikator pembanding
o Bahan :
- Pasir
- Larutan NaOH 3 %
- Air
b) Langkah Kerja
Kadar zat organik pasir yang kami dapatkan dari percobaan setelah
warna 1.
o Alat :
- Neraca
- Piring
- Jangka Sorong
o Bahan :
- Kerikil
b) Langkah Kerja
pipih+lonjong
Jadi, prosentase kerikil buruk = x 100 %
seluruh
12
= x 100 %
200
=6%
2. Pengujian Gores
o Alat :
- Piring
- Neraca
o Bahan :
- Kerikil
b) Langkah Kerja
dalam pengujian.
15
Jadi, prosentase kerikil tidak keras = x 100 % = 10 %
150
o Alat :
- Gelas Ukur
- Piring
- Kain Lap
- Neraca
o Bahan :
- Kerikil Split
b) Langkah Kerja
benda uji.
i. Volume pasir
berat
ii. Berat jenis =
volume
150
1. Sampel 1 = = 2,5 gr/ml
60
150
2. Sampel 2 = = 2,7 gr/ml
55
150
3. Sampel 3 = = 2,58 gr/ml
58
2,5+2,7+2,58
Berat jenis rata-rata pasir SSD = = 2,59 gr/ml
3
o Alat :
- Bejana
- Neraca
o Bahan :
- Kerikil Split
- Air
b) Langkah Kerja
bejana.
kerikil.
Massa 20,26
Jadi, bobot isi pasir SSD = = = 1,35
Volume 14,72
o Alat :
- Neraca
- Piring
- Oven
o Bahan :
- Kerikil
- Air
b) Langkah Kerja
Berat kerikil awal (A) Berat kerikil setelah Berat kerikil setelah
dioven (B) dicuci + dioven (C)
Rumus :
B−C
Kadar lumpur = x 100 %
C
B−C 142−140
1. Kadar lumpur 1 = x 100 % = x 100 %= 1,428 %
C 140
B−C 140−137
2. Kadar Lumpur 2 = x 100 % = x 100 %= 2,18 %
C 137
B−C 141−140
3. Kadar Lumpur 3 = x100 % = x 100 % = 0,714 %
C 140
1,428+2,18+0,714
Kadar lumpur rata-rata = = 1,44 %
3
o Alat :
- Piring
- Oven
- Neraca
- Kain Lap
o Bahan :
- Kerikil
- Air
b) Langkah Kerja
3) Kerikil SSD disiapkan untuk 3 buah benda uji, dengan 150 gram
W2 = 148 gram
W 1−W 2
Kadar air = x 100 %
W1
150−148
= x 100 %
150
= 1,33 %
W2 = 147 gram
W 1−W 2
Kadar air = x 100 %
W1
150−147
= x 100 %
150
=2%
W2 = 145 gram
W 1−W 2
Kadar air = x 100 %
W1
150−145
= x 100 %
150
= 3,33 %
1,33+2+3,33
Kadar air rata – rata = = 2,22 %
3
7. Los Angeles
o Alat :
b) Langkah Kerja
A
5000−3315,92
= x 100%
5000
= 33,68 %
BAB III
PERANCANGAN BETON
Pada saat ini dalam bidang pembuatan bangunan banyak digunakan beton
campuran lebih tept sesuai dengan teori perancangan proporsi adukan beton.
beton kedap air rupanya sudah kurang memuaskan lagi karena menghasilkan kuat
tekan beton yang sangan beragam. Dalam Konsep Pedoman Beton 1989,
perbandingan volume dia atas hanya boleh dilakukan untuk beton mutu kurang
dari 10 Mpa, dan dengan slump yang tidak boleh lebih dari 100 mm.
b. Mudah dikerjakan
d. Murah
e. Tahan aus
Diketahui :
3. Jenis pembetonan :
a) Non korosif
c) Tidak terlindung
e) MKB :
f) Kadar zat organik : 1
beton :
Penentuan kuat tekan beton yang disyaratkan (f’c) ialah 22,5 Mpa.
M = k × sd
Keterangan :
k : ketetapan (1,64)
M = k × sd
= 1,64 × 4,2
= 6,89 M.Pa
berikut :
' '
f cr =f c + M
Keterangan :
Hasil perhitungan :
' '
f cr =f c + M
= 22,5 + 6,89
= 29,39 M.Pa
I, II, III, IV, dan V. Untuk beton normal atau di daerah yang tidak ada
juga Type 1.
Jenis agregat yang digunakna adalah agregat halus (pasir krasak) dan
Berdasarkan jenis semen yang diapaki dan kuat tkan rata-rata silindr beton
yang direncanakan pada umur 28 hari yaitu 29,38 Mpa, maka didapatkan
Untuk beton yang berada dalam ruangan dan keadaan keliling non korosif
Untuk menentukan kadar air bebas, periksa tabel 7.14 untk gabungan
= 117,25 + 67,65
= 184,9 liter/m3
Berat semen per meter kubik beton dihitung dengan membagi jumlah air
langkah 11 dengan faktor air semen yang diperoleh pada langkah 7 atau 8
184,9
Kadar semen = = 355,57 kg/m3
0,52
lingkungan khusus.
Berikut hasil yang didapatkan dari hitungan berat semen minimum (pada
tabel 7.15) :
Karena tidak ada perubahan maka faktor air semen tidak berubah yaitu
0,52.
slump, faktor air semen dan daerah gradasi (zone ) agregat halus. Hasil
40+32
% agregat halus = = 36 %
2
Ah Ak
Bj Campuran = x bj Agregat Halus + x bj Agregat Kasar
100 100
= 1,044 + 1,657
= 2,701 kg/m3
Berat jenis beton diperoleh dengan cara membuat grafik baru yang sesuai
dengan nilai berta jenis campuran diperoleh 2,701 kg/m3 dan jumlah air
yang dibutuhkan adalah 184,9 lt/m3. Dari titik potong grafik baru tersebut
ditarik garis horizontal ke kiri sehingga diperoleh nilai berat jenis beton
= 1896,53 kg/m3
Ah
Kebutuhan agregat halus = xW
100
36
= x 1896,53 = 682,75 kg/m3
100
= 1896,53 – 682,75
= 1213,78 kg/m3
a. Semen = 355,57 kg
b. Air = 184,9 kg
c. Pasir = 682,75 kg
d. Kerikil = 1213,78 kg
dengan r=20cm.
Volume 6 silinder = 6 × π r 2 t
= 6 × 3,14 7,52 30
= 31.792,5cm3 = 0,0317 m3
a. Semen = 11,271 kg
b. Pasir = 21,643 kg
c. Air = 5,861 kg
d. Kerikil = 38,476 kg
No Uraian Hasil
64 % kasar
Kesimpulan
1. ALAT
b. Cetok
c. Timbangan
d. Molen / mixer
e. Gelas ukur
g. Meteran / penggaris
h. Alat slump
j. Penumbuk
k. Lap/kain
2. BAHAN
a. PC
b. Air
c. Pasir
d. Kerikil
e. Minyak / oli
3. LANGKAH KERJA
dihitung sebelumnya.
oli.
beberapa saat.
homogen.
berada di atas.
kerucut.
adukan.
12) Ukur jarak antara titik tertinggi adukan dengan tingkat penusuk.
25 kali.
1. ALAT
b. Cetok
c. Timbangan
d. Molen / mixer
e. Gelas ukur
g. Meteran / penggaris
h. Alat slump
j. Penumbuk
k. Lap/kain
2. BAHAN
a. PC
b. Air
c. Pasir
d. Kerikil
e. Minyak / oli
3. LANGKAH KERJA
dihitung sebelumnya.
oli.
kemudian tambahkan 2/3 dari jumlah air yang telah dicampur dengan
sikacim.
beberapa saat.
homogen.
kerucut.
adukan.
penusuk.
25 kali.
PERAWATAN
A. PEMBONGKARAN
B. PERENDAMAN
Dalam pengujian ini digunakan msin uji tekan hidrolik di laboratorium Bahan
berikut :
a. Jangka sorong
b. Meteran
c. Neraca
B. CAPING
sehingga pada saat pengujian, kuat tekna yang diterima akan diterima secara
maksimal dan merata pad asilinder beton. Caping ini dilakukan denga
listrik.
c. Serbuk belerang yang telah cair selanjutnya diletakkan dalam cetakan
e. Setelah cairan belerang kering, beton diangkat dari cetakan secara hati-
hati.
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Kuat Ukuran
Tekan Nilai
No Rencana
Beton Berat (gr) Slump
Sampel Tinggi Diameter (Mpa)
Umur 7 (cm)
hari
Kuat Ukuran
Tekan Nilai
No Rencana
Beton Slump
Sampel Tinggi Diameter (Mpa)
Umur 28 (cm)
hari
1 53 33 15 10 22,5
2 56 33,45 15 10 22,5
3 43 33,5 15 10 22,5
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Kuat Ukuran
Tekan Nilai
No Rencana
Beton Berat (gr) Slump
Sampel Tinggi Diameter (Mpa)
Umur 7 (cm)
hari
2 24 34 15 12,82 10 22,5
Tabel hasil pengujian silinder beton berumur 14 hari
Kuat Ukuran
Tekan Nilai
No Rencana
Beton Slump
Sampel Tinggi Diameter (Mpa)
Umur 14 (cm)
hari
22
L= x (7,475)2 = 175,607 cm2
7
38000 kg
K benda uji 1 =
175,607 cm2
= 216,392 kg/cm2
22
L= x (7,95)2 = 198,637 cm2
7
31000 kg
K benda uji 1 =
198,637 cm2
= 156,063 kg/cm2
53000 kg
K benda uji 1 =
176,785 cm2
= 299,799 kg/cm2
= 29,9799 Mpa
22
L= x (7,5)2 = 176,785 cm2
7
56000 kg
K benda uji 1 =
176,785 cm2
= 316,769 kg/cm2
= 31,6769 Mpa
22
L= x (7,5)2 = 176,785 cm2
7
43000 kg
K benda uji 1 =
176,785 cm2
= 239,175 kg/cm2
= 23,9175 Mpa
22
L= x (7,5)2 = 176,785 cm2
7
21000 kg
K benda uji 1 =
176,785 cm2
= 118,788 kg/cm2
22
L= x (7,5)2 = 176,785 cm2
7
24000 kg
K benda uji 1 =
176,785 cm2
= 135,758 kg/cm2
22
L= x (7,55)2 = 179,388 cm2
7
28000 kg
K benda uji 1 =
179,388 cm2
= 156,086 kg/cm2
22
L= x (7,5)2 = 181,292 cm2
7
28000 kg
K benda uji 1 =
181,292cm 2
= 154,466 kg/cm2
22
L= x (7,5)2 = 186,340 cm2
7
23000 kg
K benda uji 1 =
186,340 cm2
= 123,430 kg/cm2
PEMBAHASAN
Pada pengujian beton berumur 7 hari, dilakukan dengan 2 buah benda uji. Pada
pengujian benda uji 1 diadaptkan kuat tekan beton sebesar 21,63 MPa, hasil ini
memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu 22,5 MPa, pada benda
uji 2 didapatkan hasil kuat tekan silinder beton sebesar 15,60 MPa, hasil ini juga
a. Kuat tekan 1 :
b. Kuat tekan 2 :
c. Kuat tekan 3 :
d. Kuat tekan 4 :
e. Kuat tekan 5 :
Kuat tekan
BAB IX
KESIMPULAN
A. PENGUJIAN PASIR
Kadar air pasir SSD rata-rata pada pengujian adalah 3,55 %. Menurut
buku PUBI kadar air pasir SSD adalah 0,2 – 0,9 %. Jadi pasir tersebut
b. Berat jenis
Berat jenis rata-rata pada pengujian adalah 2,5 gr/ml. Berdasarkan SNI
berat jenis agregat normal adalah 2,5 – 2,7. Jadi berat jenis pasir
c. Bobot Isi
Syarat bobot isi minimal sesuai SSI adalah 1,2 kg/cm 3. Pada pengujian
bobotisi yang dilakukan diperoleh nilai bobot isi sebesar 1,48 kg/cm 3.
Jadi pasir yang diuji telah memenuhi syarta bobot isi agregat untuk
pembuatan beton.
Pada pengujian kadar zat organik pasir, didapatkan hasil warna benda
e. Kadar Lumpur
Pada pengujian kadar lumpur yang dilakukan, didapatkan kadar
B. PENGUJIAN KERIKIL
berat jenis kerikil 2,59 %. Berdasarkan SNI berat jenis kerikil normal
b. Bobot Isi
c. Uji Gores
Pada uji gores, syarat kerikil lolos uji gores adalh kerikil yang tergores
d. Uji bentuk
pembuatan beton.
C. UJI KUAT TEKAN BETON
BAB X
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN