Anda di halaman 1dari 75

Jawaban UAS diupload dalam bentuk file Pdf

Nama : Deni Harison


NPM : 182710027
Mata Kuliah : Teknologi Beton Lanjut (UAS)

SOAL :
1.Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat yang
bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton?
2.Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum aggregat
tersebut dipergunakan pada campuran beton?
3.Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?
4.Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?
5.Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!
6.Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!
7.Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!
8.Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?
9.Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian? Jelaskan.
10.Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan
11.Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan
struktur beton!

Jawab :

1. Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu,
dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150 mm.. Ketentuan agregat kasar antara
lain:
 Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Aggregat kasar
yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak
melampaui 20% berat agregat seluruhnya.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat
keringnya. Bila melampaui harus dicuci.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat
yang relatif alkali.
 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.
 Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff dengan
beban uji 20 ton.
 Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga maksimum 5%.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate antara 6–7,5.
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Agregat ini
berukuran 0,063 mm — 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine
Sand). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan
sebagai agregat halus. Menurut PBI, agregat halus memenuhi syarat:

 Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal artinya
tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti terik matahari hujan, dan lain-
lain.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering, apabila
kadar lumpur lebih besar dari 5%, maka agregat halus harus dicuci bila ingin dipakai
untuk campuran beton atau bisa juga digunakan langsung tetapi kekuatan beton
berkurang 5 %.
 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu banyak dan
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari ABRAMS-HARDER dengan larutan
NaOH 3%.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Fine Sand antara 2,2–3,2.
 Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,2–4,5.
 Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragam besarnya.

2. Jenis pengujian :

 Sieve analysis : penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set
sieve. Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas (unconsolidated)
tidak
sederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi kompak (consolidated) karena
harus
mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama fluida produksi.
 Flakines index : Suatu partikel agregat dapat dikatakan pipih apabila agregat tersebut
memiliki dimensi (ukuran) lebih kecil dari dua dimensi lainnya. Agregat pipih yaitu
agregat yang memiliki dimensi lebih kecil dari 0.6 kali rata-rata dari lubang saringan
yang mana membatasi ukuran fraksi dari partikel tersebut.
 Elangation index : Suatu partikel agregat dapat dikatakan lonjong apabila agregat
tersebut memiliki dimensi (ukuran) lebih besar dari dua dimensi lainnya. Agregat
lonjong yaitu agregat yang memiliki dimensi lebih besar dari 1.8 kali rata-rata ukuran
lubang saringan yang membatasi ukuran fraksi partikel tersebut.
 Moinsture content : sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah,
bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam
bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 hingga nilai jenuh air di
mana semua pori terisi air.
 Specific gravity and absorption :perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap pori sehingga tercapai
kondisi SSD.
 Sand equivalent value of soil : Menentukan perbandingan relative dari bagian bahn
yang dapat merugikan (seperti butiran lunak dan lempung) terhadap bagian bahan
agregat yang lolos saringan no.4 (4,75mm)
 Organic inpurities :Digunakan untuk menentukan kadar organik dalam agregat halus
dengan metode kolorimetri yang digunakan bersama dengan kaca skala standar Warna
(Colour standard glass scales.).
3. Chemical Admixture : bahan-bahan admixture yang dapat larut dalam air
Mineral Admixture : bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air

4. Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton. Tujuan


penggunaan admixture pada beton segar adalah :

 Memperbaiki workability beton


 Mengatur factor air semen pada beton segar.
 Mengurangi penggunaan semen
 Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding
 Mengatur waktu pengikatan aduk beton
 Meningkatkan kekuatan beton keras.
 Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.
 Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras termasuk tahan terhadap zat-zat kimia,
tahan terhadap gesekan, dll.

5. Manfaat pengunaan bahan tambah menurut manual of conrete practice dalam admixture
and concrete:
Memodfikasi beton segar,mortar dan grouting
· Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambah kandungan air
· Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran beton
· Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan volume
· Mengursngi segregasi
· Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan beton segar
· Mengurangi kehilangan nilai slump

Memodifikasi beton keras,mortar dan grouting


· Menghambat dan mengurangi panas selama proses pengerasan awal(beton
muda)
· Mempercepat laja pengembangan kekuatan beton pada umur muda
· Menembah kekuatan beton
· Menambah sifat keawetan beton,ketahanan dari gangguan luar termasuk
serangan garam-garam sulfat.
· Mengurangi kapilaritas air
· Mengurangi sifat permeabilizas
· Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi álcali dari álcali
termasuk álcali dalam agregat
· Mengasilkan struktur beton yang baik
· Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar.
6.

7. Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :


• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.
• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.
Kuat Tekan
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan
mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder beton
(diameter 150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umum
dipakai adalah standar ASTM (American Society for Testing Materials) C39-86. Kuat
tekan beton umur 28 hari berkisar antara 10 – 65 MPa. Untuk beton bertulang pada
umumnya menggunakan beton dengan kuat tekan berkisar 17 – 30 MPa.
Kuat Tarik
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun, sifat tarik beton
diukur dengan memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil
dari percobaan split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan
mencerminkan kuat tarik sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil
pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50 √fc’ – 0,60 √fc’, sehingga untuk beton
normal digunakan nilai 0,57 √fc’.
Kuat Geser
Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser dari tegangan-
tegangan lainnya. Ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser
yang dituliskan dalam berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada
pembebanan normal, sampai sebesar 85% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi
kombinasi geser dan tekan.
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari
diagram regangan-tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya
kekuatan beton. Besarnya modulus elastisitas tersebut dapat dihitung dengan tepat
berdasarkan persamaan empiris :
Ec = 0,043 wc1,50 √fc’
Untuk beton normal (wc = 23 kN/m3), Ec = 4700 √fc’
Di mana :
Ec= modulus elastisitas beton tekan (MPa)
wc = berat isi beton (kg/m3)
fc’ = kuat tekan beton (MPa)
Rangkak
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan bentuk (deformasi)
permanen akibat beban tetap yang bekerja padanya.
Susut
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak
berhubungan dengan beban.

8. Modulus elastisias beton ialah kemampuan beton untuk berubah bentuk akibat
pembebanan tekan tanpa terjadi deformasi plastis atau permanen.

9. Dari pengujian tekan silinder beton 15/30 dihitung besarnya modulus elastisitas
beton dengan menggunakan rumus ASTM C 469-02sebagai berikut :

Sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 digunakan rumus nilai modulus elastisitas


beton dengan mempertimbangkan unsur berat isi beton, untuk Wc diantara 1500 dan
2500 kg/m3 rumus yang digunakan adalah :
10. Keuntungan memakai beton ringan :
o Balok-balok beton ringan mudah sekali dibentuk. Proses pemotongannya pun
bisa dilakukan secara cepat dan akurat untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan. Tidak perlu menggunakan alat potong khusus, sebab balok beton
ringan ini bisa dipotong dengan gampang cukup memakai gergaji.
o Kebutuhan beton ringan dalam suatu proyek pembangunan dapat dihitung
dengan tepat karena ukurannya yang akurat. Bentuknya yang mudah
disesuaikan dengan kebutuhan pun memungkinkan pemakaiannya bisa
dilakukan semaksimal mungkin. Sehingga kemungkinan balok-balok beton
yang tersisa di akhir pembangunan dapat diminamilisir.
o Pemakaian beton ringan dapat meminimalisir penggunaan material-material
yang lainnya. Contohnya dalam pembuatan dak lantai menggunakan bahan ini,
maka tidak diperlukan lagi bahan tambahan berupa batu atau kerikil untuk
mengisi lantai beton. Biaya pembangunan struktur sloof dan pondasi juga bisa
dikurangi. Dengan demikian proses pengerjaan konstruksi pun menjadi lebih
sederhana.
o Karena mempunyai bobot yang tidak terlalu berat, biaya transportasi yang
diperlukan untuk mengangkut beton ringan dari pabrik ke lokasi pembangunan
pun bisa dihemat.
o Ringannya bobot yang dimiliki oleh material ini juga dapat dirasakan oleh para
tukang bangunan yang memasangnya.
o Beton ringan tidak membutuhkan ikatan semen yang terlampau tebal untuk
menjaga posisinya.
o Beton ringan juga bersifat tahan terhadap panas dan api sebab memiliki berat
jenis yang rendah, kedap suara, tahan lama, kuat tapi ringan, serta tahan gempa.
Selain itu beton juga aman dan nyaman karena memiliki beberapa sifat lain
yaitu anti serangga, anti jamur, serta tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat,
ataupun korosi.

Kekurangan memakai beton ringan :


o Ukuran beton ringan yang besar menyebabkan pemakaian ruang yang cukup
besar ketika diaplikasikan di bangunan yang berukuran menengah.
o Beton ringan mempunyai nilai kuat tekan yang terbatas (compressive strength).
Jadi tidak disarankan memanfaatkan material ini sebagai bahan perkuatan
bangunan.
o Harga beton ringan relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga balok-balok
beton kebanyakan. Di pasaran Indonesia, harga rata-rata beton ringan adalah Rp
6-8 ribu/balok, di mana setiap 1 m2 membutuhkan 8-9 balok. Sehingga harga
balok beton ini per 1 m2 adalah Rp 48-72 ribu.
o Dibutuhkan bahan perekat khusus untuk menyusun balok-balok ini menjadi
beton. Kebanyakan para pekerja menggunakan mortar atau semen instan. Bahan
ini sengaja dipilih karena memiliki komposisi yang terkontrol dengan baik.
11. A. Perawatan Dengan Pembasahan
- Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab (dilakukan pada beton uji).
- Menaruh beton segar dalam genangan air (dilakukan pada beton uji).
- Menyelimuti permukaan beton dengan air.
- Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
- Menyirami permukaan beton secara continue.
- Melapisi permukaan beton dengan material khusus (Curing Compound)
B. Perawatan Dengan Penguapan / Steam
Sebelum perawatan dengan penguapan dilaksanakan, beton harus dipertahankan
terlebih dahulu dan berada pada suhu 10°-30°C selama beberapa jam. Perawatan
dengan penguapan berguna pada daerah yang mempunyai musim dingin. Perawatan ini
harus diikuti dengan perawatan dengan pembahasan setelah lebih dari 24 jam, minimal
selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan rencana pada
umur 28 hari. Perawatan dengan penguapan dilakukan dengan 2 cara yaitu :
- Perawatan dengan tekanan yang rendah berlangsung selama 10-12 jam dengan
tekanan berkisar antara 40°-55°C
- Perawatan dengan tekanan tinggi berlangsung selama 10-16 jam dengan tekanan pada
suhu 65°-95°C, dengan suhu akhir 40°-55°C.
C. Perawatan Dengan Membran
Membran yang digunakan untuk perawatan beton ini merupakan penghalang fisik
untuk menghalangi penguapan air. Bahan yang digunakan harus kering dalam waktu 4
jam (sesuai final setting time), dan membentuk selembar film yang continue, melekat
dan tidak beracun, tidak selip, bebas dari lubang-lubang halus dan tidak membahayakan
beton. Lembaran plastik atau lembaran lain yang kedap air dapat digunakan dengan
sangat efesien. Perawatan dengan menggunakan membran sangat berguna untuk
perawatan pada lapisan perkerasan beton (rigid pavement). Cara ini harus dilaksanakan
sesegera mungkin setelah waktu pengikatan beton. Perawatan dengan cara ini dapat
juga dilakukan setelah atau sebelum perawatan dengan pembasahan.
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

UJIAN AKHIR SEMESTER


Mata Kuliah : Teknologi Beton Lanjut
Hari/tgl : Sabtu, 30/5/2020
Dosen Pengasuh : Dr. Firdaus, ST, MT
Sifat ujian : Buka Buku

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat


yang bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton?
Jawaban :
A. Agregat Kasar
1. Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,0 – 7,10.
2. Kadar Lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, mak 1 %.
3. Kadar bagian yang lemah diuji dengan goresan batang tembaga, mak 5 %.
4. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur mak 12 %.
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur mak 18 %.
5. Tidak bersifat reaktif alkali, jika di dalam beton dengan agregat ini menggunakan semen
yang kadar alkali sebagi Na2O lebih besar dari 0,6 %.
6. Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20 % berat

B. Agregat Halus
1. Kadar Lumpur atau bagaian butir lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no 200), dalam %
berat, maksimum :
a. Untuk beton yg mengalami abrasi : 3,0
b. Untuk jenis beton lainnya : 5,0
2. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah direpihkan, mak 3,0 %.
3. Kandungan arang dan lignit :
a. Bila tampak, permukaan beton dipandang penting kandungan mak 0,5 %.
b. Untuk beton jenis lainnya 1,0 %.
4. Agregat halus bebas dari pengotoran zat organic yang merugikan beton.
5. Agregat halus yg akan dipergunakan untuk membuat beton yg akan mengalami basah
dan lembab terus menerus atau yg berhubungan dg tanah basah, tidak boleh
mengandung bahan yg bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen
6. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
a. Jika dipakai Natrium Sulfat , bagian yg hancur mak 10 %.
b. Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur mak 15 %.

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum
aggregat tersebut dipergunakan pada campuran beton?
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

Jawaban :
A. Agregat Kasar dan Halus
1. SNI-1969-2008 (Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar).
2. SNI-2417-2008 (Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles)
3. SNI-3407-2008 (Uji Sifat Kekekalan Agregat Dengan Cara Perendaman Menggunakan
Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat)
4. ASTM C136 (Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates)
5. ASTM C123 / C123M (Standard Test Method for Lightweight Particles in Aggregate
6. ASTM C142 / C142M (Standard Test Method for Clay Lumps and Friable Particles in
Aggregates)
7. ASTM C127 (Standard Test Method for Density, Relative Density (Specific Gravity), and
Absorption of Coarse Aggregates)
8. ASTM C-131 (Test Method for Resistance to Degradation of Small-Size Coarse Aggregate
by Abrasion and Impact in the Los Angeles Machine)
9. ASTM C-535 Test Method for Resistance to Degradation of Large-Size Coarse Aggregate
by Abrasion and Impact in the Los Angeles Machine)
10. ASTM C88 (Standard Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate
or Magnesium Sulfate)
11. ASTM C-117 (Standard Test Method for Materials Finer than 75-μm (No. 200) Sieve in
Mineral Aggregates by Washing)
12. ASTM C566 (Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of Aggregate
by Drying)

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?
Jawaban :
Bahan Tambah Kimia (ASTM C 494) yaitu bahan tambah cairan kimia yang
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau
mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton,
meningkatkan nilai slump

Chemical Admixture:
1. Biasanya digunakan dalam jumlah yang sedikit pada campuran beton. Tujuan
penggunaannya adalah untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari campuran.
2. Penggunaan admixture harus mengikuti spesifikasi yang ditetapkan produsennya.
Trial Mix sebelum penggunaan sangat dianjurkan.

Bahan Tambah Kimia adalah bahan tambah yang berbahan baku bahan kimia menurut
standar ASTM , terdapat 7 jenis bahan tambah kimia, yaitu:
Tipe A, Water-Reducing Admixtures
Tipe B, Retarding Admixtures
Tipe C, Accelerating Admixtures
Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixtures
Tipe E, Water Reducing and Accelerating Admixtures
Tipe F, Water Reducing, High Range Admixtures
Tipe G, Water Reducing,High Range Retarding Admixtures
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

Bahan Tambah Mineral :


Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kuat
tekan beton. Beberapa bahan tambah mineral adalah pozzollan, fly Ash, slag dan silica
fume. Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral (Cain, 1994) :
- Memperbaiki kinerja workability
- Mengurangi panas hidrasi
- Mengurangi biaya pekerjaan beton
- Mengurangi daya tahan terhadap serangan sulfat
- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
- Mempertinggi usia beton
- Mempertinggi kuat tekan beton
- Mempertinggi keawetan beton
- Mengurangi penyusutan
- Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?


Jawaban :
Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar bertujuan tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan tambah ini
cenderung merupakan pengganti atau susbtitusi dari dalam campuran beton itu sendiri.
Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik tertentu dari beton
atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-
volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa
bahan tambah.

Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih
cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.

5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!


Jawaban :
Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya
untuk dapat dengan mudah dikerjakan, mempercepat pengerasan, menambah kuat tekan,
penghematan, atau untuk tujuan lain seperti penghematan energi.
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!


Jawaban :

Nilai Modulus Elastisitas suatu beton dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
σ2 - σ1
E=
ε2 - 0,00005

Dimana :

Pelastis Δl
σ = dan ε =
A lo
dimana :
P = Beban elastis (kN )
A = Luas penampang (mm2)
lo = Tinggi alat ukur Modulus Elastisitas
ΔL= Defleksi
σ1 = Tegangan pada regangan 0,00005 (Mpa)
σ2 = Tegangan pada beban elastis (Mpa)
έ2 = Regangan pada P elastis
έ1= Regangan sebesar 0,00005, dimana 0,00005 = Koreksi sebagai akibat
pembebanan (ketentuan)

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!


Jawaban :
1. Kuat Tekan, dengan pengujian Kuat Tekan Beton
2. Kuat Geser, dengan pengujian Kuat Lentur Beton
3. Kuat Tarik, dengan pegujian Kuat Lentur Beton
4. Modulus Elastisitas
5. Rangkak
6. Susut
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?


Jawaban :
Modulus Elastisitas adalah kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram
regangan-tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton.
Besarnya modulus elastisitas tersebut dapat dihitung dengan tepat berdasarkan persamaan
empiris :
Ec = 0,043 wc1,50 √fc’

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian?
Jelaskan.
Jawaban :

Dengan memperhatikan gambar diatas, maka emakin tinggi mutu beton, maka semakin
besar nilai Modulus Elastisitasnya.
Modulus elastisitas adalah perbadingan antara tegangan dan regangan yang merupakan
kemampuan beton untuk berubah bentuk akibat pembebanan tekan tanpa terjadi deformasi
plastis atau permanen.
Nilai modulus elastis beton bervariasi menurut kekuatannya, hal ini disebabkan oleh sifat
agregat, sifat semen, umur beton, kecepatan pembebanan dan ukuran benda uji yang
berbeda-beda.
Akibat pembebanan yang terus menerus diberikan terhadap benda uji maka benda uji akan
mengalami tiga kondisi, yaitu :
- Kondisi plastis
- Kondisi elastis
- Kondisi patah
Pada kondisi elastis, beton yang telah dibebani akan berubah dimensi atau ukurannya.
Tetapi setelah beban ditiadakan beton kembali ke ukuran semula.
Sedangkan pada kondisi plastis, akibat pembebanan ukurannya tidak akan kembali ke
bentuk semula bila beban ditiadakan.
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

Berdasarkan teori elastisitas bahwa kemiringan kurva kuat tekan beton pada tahap awal
menggambarkan nilai modulus elastisitasnya. Karena kurva pada beton berbentuk
lengkung, berarti nilai regangan tidak berbanding lurus dengan tegangan berarti bahan
beton tidak sepenuhnya bersifat elastis, sedangkan nilai modulus elastisitas berubah sesuai
dengan kekuatannya

10.Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan
Jawaban :
Ada beberapa kelebihan beton ringan yaitu :
1. Mudah dibentuk.
Sehingga dapat dengan cepat dan akurat dipotong atau dibentuk untuk memenuhi
tuntutan dekorasi gedung. Alat yang digunakan pun sederhana, cukup menggunakan
alat pertukangan kayu.
2. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, sehingga dapat meminimalkan
sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai.
3. Dapat mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung dapat
diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu batu atau kerikil untuk
mengisi lantai beton.
4. Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi jika pabriknya dibangun
sedekat mungkin dengan konsumennya.
5. Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Sehingga cepat dalam
pengerjaannya.
6. Semennya khusus cukup 3 mm saja.
7. Mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat.
8. Mengurangi biaya penguat atau pondasi.
9. Waktu pembangunan lebih pendek. Tukang yang mengerjakan lebih sedikit. Sehingga
secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien.
10. Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah.
11. Aman, nyaman dan kedap suara..
12. Tahan lama, kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional.
13. Kuat tetapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus. dibebani AC
menggunakan fisher FTP, Wastafel fisher plug FX6/8, panel dinding fisher sistem injeksi.
14. Anti jamur dan anti serangga
15. Tahan gempa.
16. Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami perubahan atau
renovasi hingga 20 tahun.

Adapun kekurangan adalah sebagai berikut :


1. Karena umumnya beton ringan memiliki ukuran yang besar, untuk ukuran yang
tanggung, akan memakan waste yang cukup besar. Diperlukan keahlian tambahan
untuk tukang yang akan memasangnya, karena dampaknya berakibat pada waste dan
mutu pemasangan.
2. Perekat yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan produsennya, umumnya
adalah semen instan.
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

3. Nilai kuat tekannya (compressive strength) terbatas, sehingga sangat tidak dianjurkan
penggunaan untuk perkuatan (struktural).
4. Harganya cenderung lebih mahal dari bata konvesional.

11.Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan
struktur beton!
Jawaban :

A. Perawatan Beton Muda


1. CURING DENGAN PEMBASAHAN
Proses pembasahan beton selama curing bisa dilakukan di laboratorium khusus atau
lapangan secara langsung. Beberapa cara yang dapat dilaksanakan di antaranya :
Meletakkan beton segar di dalam ruangan yang lembab untuk beton contoh uji.
Meletakkan beton segar di dalam genangan air untuk beton contoh uji.
Meletakkan beton segar di dalam air untuk beton contoh uji.
Menyelimuti permukaan beton memakai air untuk beton di lapangan.
Menyelimuti permukaan beton memakai karung basah untuk beton di lapangan.
Menyelimuti permukaan beton secara berkelanjutan untuk permukaan beton vertikal.
Melapisi permukaan beton menggunakan air untuk permukaan beton vertikal.

2. CURING DENGAN PENGUAPAN


Perawatan beton dengan metode penguapan dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
perawatan dengan uap bertekanan rendah serta perawatan dengan uap bertekanan
tinggi. Pada proses perawatan beton menggunakan uap bertekanan rendah pada
suhu 40-55oC dilangsungkan bersama 10-12 jam. Sementara pada penguapan
bertekanan tinggi menggunakan suhu 65-95oC dengan suhu 40-55oC berlangsung
selama 10-16 jam. Sebelum curing beton dilaksanakan, suhu beton harus
dipertahankan sekitar 10-30oC selama beberapa jam.
Metode curing dengan penguapan sangat berguna dalam proses perawatan beton di
daerah yang mempunyai musim dingin. Metode perawatan ini wajib diikuti dengan
perawatan pembasahan setelah lebih dari 24 jam yakni minimal selama umur 7 hari.
Hal ini dilakukan supaya kekuatan tekan beton bisa tercapai sesuai rencana pada
umur 28 hari.

3. CURING DENGAN MEMBRAN


Membran yang dipakai untuk pekerjaan perawatan beton di sini adalah membran
penghalang fisik untuk mencegah terjadinya penguapan air. Bahan yang digunakan
harus kering dalam waktu maksimal 4 jam atau sesuai final setting time. Membran
ini membentuk selembar film yang berkelanjutan, melekat dan tidak bergabung,
tidak beracun, tidak selip, bebas dari lubang-lubang halus, serta tidak
membahayakan beton.
Nama : Idwan Rozanova
NIM : 182710028

Membran yang digunakan juga bisa berupa lembaran plastik atau lembaran bahan
lain yang bersifat kedap air secara efisien. Perawatan beton dengan menggunakan
membran ini sangat berguna untuk mendukung pekerjaan perawatan beton pada
lapisan perkerasan beton (rigid pavement). Metode ini harus dilakukan secepat
mungkin setelah waktu pengikatan beton. Metode perawatan beton dengan
membran juga dapat dilaksanakan sebelum atau sesudah metode perawatan beton
dengan pembasahan dilaksanakan.

4. CURING DENGAN METODE LAINNYA


Metode perawatan beton yang lainnya bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan
sinar infra merah. Metode ini dilakukan dengan penyinaran beton memakai sinar
infra merah pada suhu 90oC selama 2-4 jam berturut-turut. Metode ini biasanya
diterapkan untuk mempercepat terjadinya penguapan air pada beton yang
berkualitas tinggi.
Selain penggunaan sinar infra merah, perawatan beton (curing) juga dapat
dilakukan menggunakan metode perawatan hidrotermal dan perawatan karbonisasi.
Pelaksanaan metode ini dilakukan melalui pemanasan cetakan beton, khususnya
untuk beton pracetak, selama 4 jam berturut-turut menggunakan suhu 65oC.

B. Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton


1. Injection
- Retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta
semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya
melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane
sealant.
- Retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang
mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus
melekatkan kembali bagian beton yang terpisah.

2. Spalling
- Patching
- Grouting
- Shotcrete (Beton Tembak)
- Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Jambi, 30 Mei 2020

Idwan Rozanova
NIM. 182710028
NAMA : MARLINDA

NIM : 182710029

UJIAN AKHIR SEMESTER


Mata Kuliah : Teknologi Beton Lanjut
Hari/tgl : Sabtu, 30/5/2020
Dosen Pengasuh : Dr. Firdaus, ST, MT
Sifat ujian : Buka Buku

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya,


agregat yang bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton?

Jawaban :
Agregat yang baik digunakan untuk campuran beton adalah sebagai berikut
Standar yang harus dipatuti dalam pemilihan angregat

A. Agregat Halus (Fine Aggregate)


Agregat halus (pasir) berasal dari hasil disintegrasi alami dari batuan alam
atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat pemecah batu (stone crusher)
dan mempunyai ukuran butir 5 mm. Selain itu ada juga batasan gradasi
untuk agregat halus, sesuai dengan ASTM C 33. Batasan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

1. Tabel 1.1 Batasan Gradasi untuk Agregat Halus (ASTM C 33)

Ukuran Saringan ASTM Persentase berat yang lolos pada tiap


saringan
9.5 mm (3/8 in) 100

4.76 mm (No. 4) 95 – 100

2.36 mm ( No.8) 80 – 100

1.19 mm (No.16) 50 – 85

0.595 mm ( No.30 ) 25 – 60

0.300 mm (No.50) 10 – 30

0.150 mm (No.100) 2-10


B. Agregat Kasar (Coarse Aggregate)
Agregat kasar (kerikil/batu pecah) berasal dari disintegrasi alami dari
batuan alam atau berupa batu pecah yang dihasilkan oleh alat pemecah batu
(stone crusher), dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Agregat
kasar yang digunakan pada penelitian ini adalah agregat alami yang berasal
dari Sungai Wampu dengan ukuran maksimum 40 mm.
Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran lebih besar dari 5 mm.
Agregat dapat diambil datri batuan alam ukuran kecil ataupun batu alam
besar yang dipecah. SII mensyaratkan modulus kehalusan agregat kasar
antara 6,0 – 7,1. Gradasi agregat kasar untuk ukuran maksimum tertentu
dapat divariasi tanpa berpengaruh besar pada kebutuhan semen dan air
yang baik. Karena variasi sulit diantipasi, sering lebih ekonomis untuk
mempertahankan keseragaman penanganan daripada menyesuaikan
proporsi untuk variasi gradasi.

2. Tabel 2.2 Batasan Gradasi untuk Agregat Kasar (ASTM 1991)

Ukuran Lubang Ayakan (mm) Persentase Lolos Kumulatif (%)

37, 100
5
25, 85
0 -
100
19, 45
0 -
80
12, 0-
5 10
9,5 0

6,3 0

4,7 0
5

Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya
tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak lainnya.
Agregat kasar mineral ini harus bersih dari bahan-bahan organik, dan harus
mempunyai ikatan yang baik dengan gel semen. (Edward Nawy G, 1998).

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan


sebelum aggregat tersebut dipergunakan pada campuran beton?
Jawaban :

pengujian-pengujian yang harus dilakukan sebelum aggregat tersebut


dipergunakan pada campuran beton adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Jenis Pemeriksaan Bahan dan Standar

N Pemeriksa Standard ASTM


O an
1 Sieve analysis C-33

2 Flakines index D 1073 -728

3 Elangation index D 1073 -728

4 Moinsture content C - 566 97

5 Specific gravity and absorption C - 127 07 and C -


128 07
6 Sand equivalent value of soil D – 2419

7 Organic inpurities C – 40

8 Clay lump and friable particles C - 142 97

Keterangan :

1. Sieve analysis : penentuan persentase berat butiran agregat yang


lolos dari satu set sieve. Tahap penyelesaian suatu sumur yang
menembus formasi lepas (unconsolidated) tidak
sederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi kompak
(consolidated) karena harus
mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama
fluida produksi.
2. Flakines index : Suatu partikel agregat dapat dikatakan pipih apabila
agregat tersebut memiliki dimensi (ukuran) lebih kecil dari dua
dimensi lainnya. Agregat pipih yaitu agregat yang memiliki dimensi
lebih kecil dari 0.6 kali rata-rata dari lubang saringan yang mana
membatasi ukuran fraksi dari partikel tersebut.
3. Elangation index : Suatu partikel agregat dapat dikatakan lonjong
apabila agregat tersebut memiliki dimensi (ukuran) lebih besar dari
dua dimensi lainnya. Agregat lonjong yaitu agregat yang memiliki
dimensi lebih besar dari 1.8 kali rata-rata ukuran lubang saringan
yang membatasi ukuran fraksi partikel tersebut.
4. Moinsture content : sejumlah air yang terkandung di dalam suatu
benda, seperti tanah, bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya.
Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan
diekspresikan dalam rasio, dari 0 hingga nilai jenuh air di mana
semua pori terisi air.
5. Specific gravity and absorption :perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan kering pada suhu tertentu. Penyerapan adalah
persentase berat air yang dapat diserap pori sehingga tercapai
kondisi SSD.
6. Sand equivalent value of soil : Menentukan perbandingan relative
dari bagian bahn yang dapat merugikan (seperti butiran lunak dan
lempung) terhadap bagian bahan agregat yang lolos saringan no.4
(4,75mm)
7. Organic inpurities :Digunakan untuk menentukan kadar organik
dalam agregat halus dengan metode kolorimetri yang digunakan
bersama dengan kaca skala standar Warna (Colour standard glass
scales.).

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?

Jawaban :
Bahan tambah (admixture)adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam
campuran beton pada saat atau selama pencampuran beton berlangsung.Fungsi
bahan ini adalah mengubah sifat-sifat beton agar menjadi lebih cocok untuk
pekerjaan tertentu,atau untuk menghemat biaya.
Menurut ASTM C.125-1995:61,”Standard Definition of Terminology
Relating to Concrete and Concrete Agregates”dan dalam ACI SP-19,”Cement and
Concrete Terminology”,admixture didefinisikan sebagai material selain air,agregat
dan semen hidrolik yang dicampur dengan beton atau mortar yang ditambahkan
sebelum atau selama pengadukan berlangsung.Bahan tambah digunakan untuk
memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk kemudahan
pengerjaan atau untuk lain yaitu penghematan energi.
Di Indonesia bahan tambah telah banyak digunakan.Bahan tambah yang
digunakan harus memenuhi ketentuan yang diberikan SNI.Untk bahan
nimia,harus memenuhi ASTM C.494,”Standard Specification for Chemical
Admixture for Concrete”.

1. Bahan Tambah Kimia (Admixture)


Menurut ASTM C.494 dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989, jenis
bahan tambah kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah. Pada dasarnya
suatu bahan tambah harus mampu memperlihatkan komposisi dan unjuk kerja
yang sama sepanjang waktu pengerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam
campuran beton sesuai dengan pemilihan proporsi betonnya (PB,1989 :12)
A. Tipe A “Water-Reducing Admixtures”
Water – Reducing Admixture adalah bahan tambah yang mengurangi air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu.
B. Tipe B “Retarding Admixture”
Retarding Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton.
C. Tipe C “Accelerating Admixture”
Accelerating Admixture adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
D. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”
Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat
pengikatan awal.
E. Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”
Water Reducing and Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat
pengikatan awal
F. Tipe F “Water Reducing, High Range Admixtures”
Water Reducing, High Range Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih
G. Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”
Water Reducing, High Range Retarding Admixtures adalah bahan
tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak
12% atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.

2. Bahan Tambah Mineral (Additive)


Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki kuat tekan beton. Beberapa bahan tambah mineral
adalah pozzollan, fly Ash, slag dan silica fume. Beberapa keuntungan
penggunaan bahan tambah mineral (Cain, 1994) :
 Memperbaiki kinerja workability
 Mengurangi panas hidrasi
 Mengurangi biaya pekerjaan beton
 Mengurangi daya tahan terhadap serangan sulfat
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
 Mempertinggi usia beton
 Mempertinggi kuat tekan beton
 Mempertinggi keawetan beton
 Mengurangi penyusutan
 Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.
a. Abu Terbang Batu Bara (Fly Ash)
Menurut ASTM C.168, abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus
hasil residu pembakaran batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang
dihasilkan dari pembakaran batu bara antrasit atau batu bara bitomius
dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batu bara kelas lignite atau
subbitemeus. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung kapur
(lime) lebih dari 10% beratnya. Kandungan kimia abu terbang tercantum
dalam table 3.3 (ASTM C.618-95).
b. Slag
Slag merupakanhasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag
Menurut ASTM C.989 “standard specification for ground granulated Blast
Furnance slag for use in concrete and mortar” adalah produk non metal
yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pembakaran
yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya ke
dalam air.
Keuntungan penggunaan slag dalam campuran beton adalah sebagai
berikut (Levis, 1982) :
· Mempertinggi kekuatan beton, karena kecenderungan lambatnya
kenaikan kuat tekan
· Menaikkan ratio antara kelenturan dan kuat tekan
· Mengurangi variasi kuat tekan
· Mempertinggi ketahanan terhadap sulfat dalam air laut
· Mengurangi serangan alkali silica
· Mengurangi panas hidrasi dan menurunkan suhu
· Memperbaiki penyelesaian akhir dan memberi warna cerah pada beton
· Memperbaiki keawetan karena pengaruh perubahan volume
· Mengurangi porositas dan serangan klorida

c. Silika Fume
 Menurut ASTM C.1240-95 “specification for silica Fume for Use in
Hydraulic Cement concrete and Mortar” , silica fume adalah material
pozzolan yang halus, dimana komposisi silica lebih banyak yang
dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silicon atau alloy besi
silicon (dikenal dengan gabungan antara microsilika dengan silica
fume).
 Penggunaan silica fume dalam campuran beton dimaksudkan untuk
menghasilkan, beton dengan kekuatan tekan yang tinggi. Misalnya
untuk Kolom struktur, dinding geser, pre-cast atau beton pra tegang
dan beberapa keperluan lainnya. Kriteria beton berkekuatan tinggi
sekitar 50 – 70 Mpa pada umur 28 hari. Penggunaan silica fume
berkisar 0-30%, untuk memperbaiki karateristik kekuatan dan
keawetan beton dengan factor air semen sebesar 0.34 dab 0.28 dengan
atau tanpa superplastisizer dan nilai slump 50 mm (Yogendran, et al,
1987)

d. Penghalus Gradasi (Finely devided mineral admixtures)


Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus
perbedaan – perbedaan pada campuran beton dengan memberikan ukuran
yang tidak ada atau kurang dalam agregat, selain itu juga dapat
dipergunakan untuk menaikkan mutu beton yang akan dibuat. Kegunaan
lainnya adalah mengurangi permeabilitas atau ekspansi dan juga
mengurangi biaya produksi beton. Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis,
semen slag, fly ash pozzollan alam yang sudah menjadi kapur atau mentah.
4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?
Jawaban :
Fingsi dan Tujuan penggunaan bahan tambah (admixture)untuk campuran
pada beton adalah :
Berdasarkan Fungsi dan tujuan yang diharapkan terdapat beberapa Fungsi dan
tujuan penggunaan zat kimia diantaranya yaitu
a. water reduction.
{Zat kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton}
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap dengan
kekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton
yang lebih encer. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih
tinggi, dengan tidak mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton dengan
kuat tekan yang sama, tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih
memudahkan dalam penuangan.
b. Retarder
{zat kima untuk memperlambat proses ikatan campuran beton}
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton.
Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton
dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu
ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini diantarannya berupa gula,
sucrose, sodium gluconate, glucose, citric acid, dan tartaric acid.
c. Accelerators
{zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton}
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton,
pencampuran beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya.
Zat tambahan yang digunakan adalah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun
demikian, lebih dianjurkan menggunakan yang nitrat, karena penggunaan
khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada penulangan.
Pada kenyataan di lapangan terkadang diperlukan kondisi kombinasi dari
ketiga perilaku penambahan zat kimia tersebut yaitu untuk mengurangi
penggunaan air dan memperlambat proses ikatan campuran beton, atau untuk
mengurangi air dan mempercapat waktu pengikatan serta pengerasan
campuran beton.

5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!


Jawaban :
Alasan Menggunakan Bahan Tambah pada beton adalah sebagai berikut:
1. memperbaiki sifat-sifat tertentu pada beton
2. Pencapaian kekuatan awal yang tinggi
3. kemudahan pekerjaan
4. menghemat harga beton
5. memperpanjang waktu pengerasan dan pengikatan
6. mencegah retak
7. Pada Beton Segar fresh concrete
8. Memperkecil faktor air semen
9. Mengurangi penggunaan air
10. Mengurangi penggunaan semen
11. Memudahkan dalam pengecoran
12. Pada Beton Keras hardened concrete
13. Meningkatkan mutu beton
14. Kedap terhadap air low permeability.
15. Meningkatkan ketahanan beton durability
16. Berat jenis beton meningkat.

Manfaat dari bahan tambahan :

 Memodfikasi beton segar,mortar dan grouting


 Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambah kandungan air
 Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran beton
 Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan volume
 Mengursngi segregasi
 Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan pemompaan beton
segar
 Mengurangi kehilangan nilai slump
 Memodifikasi beton keras,mortar dan grouting
 Menghambat dan mengurangi panas selama proses pengerasan awal(beton
muda)
 Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur muda
 Menembah kekuatan beton
 Menambah sifat keawetan beton,ketahanan dari gangguan luar termasuk
serangan garam-garam sulfat.
 Mengurangi kapilaritas air
 Mengurangi sifat permeabilizas
 Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi álcali dari álcali
termasuk álcali dalam agregat
 Mengasilkan struktur beton yang baik
 Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar.
6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!

Jawaban :

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!


Jawaban :
Sifat jangka pendek
1. Kuat tekan dihitung dari beban tekan maksimum yang dapat ditahan
dibagi dengan luas penampang benda uji.
fc = P/A (Mpa)

dimana :

fc : kuat tekan, MPa


P : Beban tekan maksimum yang dapat ditahan, Newton
A : Luas penampang silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm, mm 2

Untuk menurunkan persamaan analisis dan perencanaan, hubungan


tegangan – regangan beton perlu diketahui. Gambar 1. memperlihatkan
diagram tegangan – regangan tipikal yang diperoleh dari percobaan
dengan menggunakan benda uji silinder. Regangan beton pada saat
hancur berkisar antara 0,003 sampai 0,004, dan di dalam SNI 1991
ditetapkan 0,003 sebagai dasar analisis tampang.
Grafik Tegangan Regangan Beton

2. Kuat geser beton ditentukan berdasarkan kuat tekan yaitu:


vc = 1/6 Öf’c Mpa
dimana :
vc : Kuat geser, MPa
f’c : Kuat tekan, Mpa

3. Modulus elastisitas beton diambil berdasarkan kuat tekan beton yaitu :


Ec = 4700 Öf’c MPa
dimana :
Ec : Modulus elastisitas, MPa
f’c : Kuat tekan, Mpa
Modulus elastisitas ini merupakan kemiringan garis singgung dari diagram
tegangan-regangan. Biasanya modulus sekan pada 0,5 f’ c diambil sebagai
modulus elastisitas.

Sifat jangka panjang

1. Rangkak adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya


beban yang bekerja.

2. Susut adalah berkurangnya volume elemen beton dan ada dua macam
yaitu susut plastis (susut yang terjadi beberapa jam setelah beton di
tempatkan pada cetakan) dan susut pengeringan yang dikarenakan
kehilangan uap air.

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?


Jawaban :
Modulus elastisitas adalah kemampuan beton untuk berubah bentuk akibat
pembebanan tekan tanpa terjadi deformasi plastis atau permanen. Nilai
modulus elastis beton bervariasi menurut kekuatannya, hal ini disebabkan
oleh sifat agregat, sifat semen, umur beton, kecepatan pembebanan dan
ukuran benda uji yang berbeda–beda. Akibat pembebanan yang terus menerus
diberikan terhadap benda uji maka benda uji akan mengalami tiga kondisi,
yaitu : - Kondisi plastis - Kondisi elastis - Kondisi patah.
9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil
pengujian? Jelaskan.
Jawaban :
Dengan menggunakan pengujian beton segar
LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Keluarkan benda uji dari tempat penyimpanan,lap permukaannya kemudian
timbang.

3. Ukur dimensi dari benda uji, diameter ( D ) dan tingginya ( L ).


4. Lapisi permukaan silinder dengan caping setebal ± 1 cm. ( ASTM C.39 )
5. Letakkan benda uji pada alat ukur compressometer. Posisikan sentries dan
level ke semua arah dengan bantuan waterpass. Kemudian ukur tinggi
compressometer ( Lo ).
6. Letakkan compressometer yang berisi benda uji pada mesin tekan secara
sentries, posisikan jarum dial pada angka nol saat sebelum pembebanan.
7. Hitung beban P elastis ( 40 % dari P minimum hasil uji kuat tekan ), lalu
tentukan interval pembebanan dan catat pada lembar kerja.

8. Jalankan mesin penekan dengan kecepatan pembebanan 1,4 Kg/cm2 sampai


3,5 Kg/cm2 ( 20 – 50 Psi ) untuk setiap detiknya.
9. Baca dan catat deformasi pada dial untuk setiap kenaikan pembebanan
sesuai dengan interval yang telah ditentukan, sampai mencapai beban
maksimum yang telah ditentukan.

10. Kembalikan pembebanan ke posisi nol


11. Lakukan kembali langkah 7 dan 8 untuk yang kedua kalinya, namun kali
ini dilakukan pembebanan maksimum hingga benda uji retak / hancur.
12. Catat data pengujian dan masukkan dalam lembar kerja.
13. Hitung tegangan tekan dan regangan untuk setiap kenaikan pembebanan
tekan, kemudian gambarkan kurva tegangan dan tegangan.
14. Hitung Elastisitas beton yang didapat ( aktual ).

10. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan
Jawaban :

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh beton ringan ini, antara lain :
1. Balok-balok beton ringan mudah sekali dibentuk. Proses pemotongannya pun
bisa dilakukan secara cepat dan akurat untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan. Tidak perlu menggunakan alat potong khusus, sebab balok
beton ringan ini bisa dipotong dengan gampang cukup memakai gergaji.
2. Kebutuhan beton ringan dalam suatu proyek pembangunan dapat dihitung
dengan tepat karena ukurannya yang akurat. Bentuknya yang mudah
disesuaikan dengan kebutuhan pun memungkinkan pemakaiannya bisa
dilakukan semaksimal mungkin. Sehingga kemungkinan balok-balok beton
yang tersisa di akhir pembangunan dapat diminamilisir.
3. Pemakaian beton ringan dapat meminimalisir penggunaan material-material
yang lainnya. Contohnya dalam pembuatan dak lantai menggunakan bahan
ini, maka tidak diperlukan lagi bahan tambahan berupa batu atau kerikil
untuk mengisi lantai beton. Biaya pembangunan struktur sloof dan pondasi
juga bisa dikurangi. Dengan demikian proses pengerjaan konstruksi pun
menjadi lebih sederhana.
4. Karena mempunyai bobot yang tidak terlalu berat, biaya transportasi yang
diperlukan untuk mengangkut beton ringan dari pabrik ke lokasi
pembangunan pun bisa dihemat. Keuntungan ini akan semakin bertambah
apabila jarak antara pabrik dengan lokasi proyek semakin berdekatan.
5. Ringannya bobot yang dimiliki oleh material ini juga dapat dirasakan oleh
para tukang bangunan yang memasangnya. Mereka akan merasa tidak cepat
lelah, jauh berbeda saat mendirikan beton konvensional. Jadi waktu
pengerjaan proyek pun bisa lebih singkat.
6. Beton ringan tidak membutuhkan ikatan semen yang terlampau tebal untuk
menjaga posisinya. Anda cukup menggunakan adonan semen setebal 3 mm
di antara balok-balok beton ringan ini.
7. Beton ringan juga bersifat tahan terhadap panas dan api sebab memiliki berat
jenis yang rendah, kedap suara, tahan lama, kuat tapi ringan, serta tahan
gempa. Selain itu beton juga aman dan nyaman karena memiliki beberapa
sifat lain yaitu anti serangga, anti jamur, serta tidak mengalami rapuh,
bengkok, berkarat, ataupun korosi.
beton ringan pun mempunyai sejumlah kekurangan di antaranya :
1. Ukuran beton ringan yang besar menyebabkan pemakaian ruang yang cukup
besar ketika diaplikasikan di bangunan yang berukuran menengah. Tukang
bangunan yang akan memasangnya juga harus memiliki keahlian yang tinggi
karena jika salah dampaknya bakal terasa langsung bagi waste dan kualitas
pemasangannya.
2. Beton ringan mempunyai nilai kuat tekan yang terbatas (compressive
strength). Jadi tidak disarankan memanfaatkan material ini sebagai bahan
perkuatan bangunan(steruktur bangunan).
3. Harga beton ringan relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga balok-
balok beton kebanyakan. Di pasaran Indonesia, harga rata-rata beton ringan
adalah Rp 6-8 ribu/balok, di mana setiap 1 m2 membutuhkan 8-9 balok.
Sehingga harga balok beton ini per 1 m2 adalah Rp 48-72 ribu.
11. Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan
perbaikan struktur beton!
Jawaban :

METODE DAN MATERIAL PERBAIKAN


Penentuan metode dan material perbaikan umumnya tergantung pada jenis
kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi,
lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan
tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan
ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya
perbaikan.Jenis kerusakan yang sering terjadi adalah kerusakan berupa
keretakan dan spalling (terlepasnya bagian beton).
A. Keretakan
Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur
umumnya terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-
struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material
pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya
melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane
sealant.
Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material
epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan
sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang terpisah.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang
bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.
B. Spalling
Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan
dalamnya spalling yang terjadi.

C. Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area
yang tidak luas, dapat digunakan metode patching.
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan
penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus
diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga
benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak
susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang
dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead.
Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy
mortar.

D. Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan
metode grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran
memakai bahan non-shrink mortar. Metode ini dapat dilakukan secara
manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang
terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang
mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan
tekanan dari bahan grouting. Material yang digunakan harus memiliki sifat
mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan bahan dasar semen atau
epoxy.

E. Shotcrete (Beton Tembak)


Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya
digunakan metode Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting
lagi seperti halnya pengecoran pada umumnya. Metode shotcrete ada dua
sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.

Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa


campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang.
Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung pada
keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Tapi
sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena
tidak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa
campuran basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam.
Tapi sistim ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila
sampai terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat
pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan
mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh
(rebound).
F. Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)
Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling
yang cukup dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada
metode ini beton yang dihasilkan adalah dengan cara menempatkan
sejumlah agregat (umumnya 40% dari volume kerusakan) kedalam
bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan grout, kedalam
bekisting.
Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang
memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.

METODE DAN MATERIAL PERKUATAN

Dalam pemilihan metode perkuatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu


kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang
tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik
seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu
pelaksanaan dan biaya perkuatan.
Metode perkuatan yang umumnya dilakukan adalah :
 Memperpendek bentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun
dengan konstruksi baja.
Tujuannya adalah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi harus
dianalisa ulang akibat dari perpendekan bentang ini yang menyebabkan
perubahan dari gaya-gaya dalam tersebut. Umumnya dilakukan dengan
menambah balok atau kolom baik dari beton maupun dari baja.
 Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.
Umumnya digunakan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi
struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk
menghasilkan beton yang dapat memadat sendiri (self compacting concrete),
dibahas di bagian 4 – Self Compacting Concrete.
Akibat dari penambahan dimensi tersebut, maka harus diperhatikan bahwa
secara keseluruhan beban dari Bangunan tersebut bertambah, sehingga harus
dilakukan analisa secara menyeluruh dari struktur atas sampai pondasi
 Menambah plat baja.
Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah kekuatan pada bagian
tarik dari struktur Bangunan.
Didalam penambahan plat baja tersebut, harus dijamin bahwa plat baja
menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, umumnya untuk menjamin
lekatan antara plat baja dengan struktur beton digunakan epoxy adhesive.

 Melakukan external prestressing.


Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan
prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru.
Yang perlu diperhatikan adalah penempatan anchor head, sehingga tidak
menyebabkan perlemahan pada struktur yang ada.
Material yang umumnya digunakan adalah baja prestress, tetapi pada saat ini
sudah mulai digunakan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).

 Menggunakan FRP (Fibre Reinforced Polymer)


Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yaitu
menambah kekuatan di bagian tarik dari struktur.
Tipe FRP yang sering dipakai pada perkuatan struktur adalah dari bahan
carbon, aramid dan glass. Bentuk FRP yang sering digunakan pada perkuatan
struktur adalah Plate / Composite dan Fabric / Wrap
Bentuk plate lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok
maupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih efektif dan efisien
untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas beban
axial dan geser pada kolom.

 Self Compacting Concrete

Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC
adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat
sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut
memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat
penggetar. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi,
tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding.
Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas
beton repair oleh karena dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan
manusia akibat manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada
saat proses pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton.
Sebaliknya dengan beton SCC struktur beton repair menjadi lebih padat
terutama pada daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan
pengecoran juga lebih cepat.
UJIAN AKHIR SEMESTER RUSTAM EFFENDI-UAS TEK TON LANJUT

Mata Kuliah : Teknologi BetonLanjut


Hari/tgl : Sabtu, 30/5/2020
Dosen Pengasuh : Dr. Firdaus, ST, MT
Sifat ujian: Buka Buku

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat yang
bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton?

Agregat yang yang baik untuk digunakan sebagai campuran beton berdasarkan bentuk, tekstur
permukaan, ukuran nominal dan gradasinya adalah :
 Bentuk menyerupai kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik, dan stabil
secara kimiawi,
 Ukuran nominal agregat kasar lolos saringan 1,5” (38,1 mm) tertahan no 4 (4,75 mm),
agregat halus lolos saringan no 4 (4,75 mm) tertahan no 200 (0,075 mm)

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum aggregat
tersebut dipergunakan pada campuran beton?

Pengujian-pengujian pada agregat sebelum digunakan sebagai campuran beton :


A. Agregat kasar, pengujian-pengujian yang dilakukan :
 Analisa saringan agregat
 Berat jenis dan penyerapan agregat kasar (Spesific Gravity & Absorbtion of coarse
aggregate)
 Berat isi agregat
 Kadar air
 Kadar lempung
 Tes kekekalan
 Kadar bahan organic
 Abration test
 Impact test (Ketahanan agregat terhadap pengaruh mekanis)
 Analisa bentuk agregat (mengetahui kepipihan agregat yang dipakai)

B. Agregat halus, pengujian-pengujian yang dilakukan :


 Analisa saringan halus
 Berat jenis dan penyerapan agregat halus (Spesific Gravity & Absorbtion of coarse
aggregate)
 Kadar air
 Kadar lumpur (mengetahui persentse kandungan lumpur)
 Sand ekivalent (pemeriksaan kebersihan agregat halus)

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?
Bahan tambah kimia tersebut biasanya berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi
langsung mempengaruhi kondisi campuran beton. Penggunaan bahan tambah dalam sebuah
campuran beton harus memperhatikan standar yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional
Indonesia), ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ACI (American
Concrete Institute) dan yang paling utama memperhatikan petunjuk dalam manual produk
dagang. Sedangkan bahan tambah mineral adalah bahan tambah yang bersifat mineral
(additive) dan bukan berupa bahan kimia.

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?

Bahan Admixture adalah bahan yang ditambahkan pada campuran beton pada tahap
pencampurannya. Hal ini dilakukan untuk mengubah beberapa sifat semen yang biasa
digunakan. Baik untuk memperlambat maupun mempercepat waktu pengerasan beton.

5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!


Untuk lokasi pengecoran yang jauh dari baching plant, atau jalan menuju lokasi pengecoran
banyak berlubang atau medan yang sulit untuk dilewati, maka diperlukan waktu yang lama
untuk mencapai lokasi pengecoran. Dalam hal ini digunakan admixture yang berfungsi
sebagai Retarder untuk memperlambat masa setting time beton.

Demikian juga terkadang kita harus harus melakukan pengecoran di dalam air, pada kasus ini
misalnya pada pekerjaan box culvert pada sungai yang mengalir, diperlukan admixture untuk
mempercepat pengerasan beton (accelerator).

6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!

Kurva hubungan tegangan-regangan beton :

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!

SIFAT MEKANIK BETON


Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :
• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.
• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.
Kuat Tekan :
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji
dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder beton (diameter
150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah
standar ASTM (American Society for Testing Materials) C39-86. Kuat tekan beton umur 28
hari berkisar antara 10 – 65 MPa. Untuk beton bertulang pada umumnya menggunakan beton
dengan kuat tekan berkisar 17 – 30 MPa.

Kuat Tarik :
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun, sifat tarik beton diukur
dengan memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil dari
percobaan split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan
mencerminkan kuat tarik sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian
berulang kali mencapai kekuatan 0,50 √fc’ – 0,60 √fc’, sehingga untuk beton normal
digunakan nilai 0,57 √fc’.

Kuat Geser :

Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser dari tegangan-
tegangan lainnya. Ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang
dituliskan dalam berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada pembebanan
normal, sampai sebesar 85% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi kombinasi geser dan
tekan.

Modulus Elastisitas :
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram
regangan-tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton.
Besarnya modulus elastisitas tersebut dapat dihitung dengan tepat berdasarkan persamaan
empiris :

Ec = 0,043 wc1,50 √fc’


Untuk beton normal (wc = 23 kN/m3), Ec = 4700 √fc’
Di mana :
Ec = modulus elastisitas beton tekan (MPa)
wc = berat isi beton (kg/m3)
fc’ = kuat tekan beton (MPa)

Rangkak :
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan bentuk (deformasi)
permanen akibat beban tetap yang bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang
semakin berkurang untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun
berjalan. Besarnya deformasi rangkak sebanding dengan besarnya beban yang ditahan dan
juga jangka waktu pembebanan. Pada umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak
langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi
tegangan pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan
(defleksi).
Susut :
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak berhubungan
dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut plastis dan susut pengeringan.
Susut plastis terjadi beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting).
Sedangkan susut pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses
hidrasi pasta semen telah selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton
semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?

Modulus elastisitas beton adalah : Merupakan perbandingan dari tekanan yang diberikan
dengan perubahan bentuk persatuan panjang, sebagai akibat dari tekanan yang diberikan
tersebut.

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian? Jelaskan.

Buat absis sebagai regangan (Ɛ) dan ordinat sebagai Tegangan (σ), hubungkan dari titik nol
sumbu dengan kemiringan 1 : E (modulus elastisitas).

Stiffness = σ/Ɛ

Stress, σ

Strain, Ɛ

10. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan

Kelebihan/keunggulan beton ringan :


 Mudah dibentuk dengan akurat untuk memenuhi tuntutan gedung
 Dapat meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai
 Pengurangan biaya struktur besi sloff atau penguat
 Waktu pembangunan lebih singkat
 Penggunaan tukang lebih sedikit
 Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah
 Kedap suara
 Tahan lama menyamai beton konvensional
 Anti jamur
 Tahan gempa
 Anti serangga
 Biaya perawatan sedikit
 Nyaman
 Aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat dan korosi

Kekurangan beton ringan :


 Nilai kuat tekan (compressive strength terbatas),
 Sangat tidak dianjurkan penggunaan sebagai perkuatan (strukural)

11. Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan
struktur beton!

Beton yang telah dibuat dan menjadi struktur, harus dirawat selama usia strukturnya.
Perawatan beton ini dimaksudkan untuk menjamin tercapainya usia ekonomi struktur
tersebut. Salah satu sifat yang penting dari beton adalah keawetannya, yakni ,mampu
menahan serangan (pengaruh) kimi dan fisika serta mekanis, contohnya :
1. Tahan terhadap korosi
2. Tahan terhadap api
3. Tahan terhadap beban kejut dan gempa
4. Tahan terhadap perubahan suhu
NAMA WAHID SAPTA
NIM 182710033

UJIAN AKHIR SEMESTER


Mata Kuliah : Teknologi Beton Lanjut
Hari/tgl : Sabtu, 30/5/2020
Dosen Pengasuh : Dr. Firdaus, ST, MT
Sifat ujian : Buka Buku

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat


yang bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton ?
Jawab : Aggregat yang bentuk kubical,berpori ,kasar dan tidak mengandung lumpur.

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum
aggregat tersebut dipergunakan pada campuran beton ?

Jawab : 1. Pengujian Kadar Air, 2). Pengujian Karakteristik ,

3) Pengujian Kuat tekan

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan Tambah dan Mineral ?

Jawab : yang dimaksud bahan tambahan kimia dan mineral adalah

selain unsur pokok ( semen,air ,aggregate ) yang ditambahkan pada adukan


beton,sebelum,segera atau selama pengadukan beton dengan tujuan untuk mengubah
satu atau lebih sifat – sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah
mengeras,bahan tambah yang bersifat kimiawi ( chemical admixture ) dan bahan
tambah mineral ( Addittive ) .Bahan Tambah Admixture ditambahkan saat pengadukan
atau saat pelaksanaan pengecoran(placing),sedangkan bahan tambah Adittive yang
bersifat mineral ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan.

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton ?

Jawab : Kegunaan Admixture dalam campuran beton adalah untuk memodifikasi sifat
dan karakteristik beton,.
NAMA WAHID SAPTA
NIM 182710033
5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut !

Jawab : untuk memodifikasi sifat dan karakteristik beton dengan tujuan memperbaiki
workability beton.

6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton !

Jawab :

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya !

Jawab : 1. Sifat Jangka Pendek

# Kuat Tekan,Kuat Tarik ,Geser dan Modulus Elastisitas

2.Sifat Jangka Panjang

# Rangkak dan Susut.

Cara Pengujiannnya :
NAMA WAHID SAPTA
NIM 182710033
Kuat Tekan : Nilai Kuat tekan beton didapatkan dengan cara memberikan beban
tekan bertingkat pada benda uji siinder beton ( dia.150 mm x 300 mm ) sampai hancur

Kuat Tarik : Kuat tarik beton dengan memakai modulus keruntuhan ( Modulus of
rupture ).

Kuat Geser ; sangat sulit diperoleh karena sulitnya mengisolasi geser dari
tegangan-tegangan lainnya.

Modulus Elastisitas : Kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram
regangan-regangan yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan
beton.

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus Elastisitas Beton ?

Jawab : Modulus Elastisitas : Kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari
diagram regangan-regangan yang akan bertambah besar dengan bertambahnya
kekuatan beton.

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian ?

Jelaskan ? Jawab :

Besarnya Modulus Elastisitas tersebut dapat dihitung dengan persamaan empiris


Ec = 0,043 wc1,50√fc, untuk beton normal ( wc= 23 kN/m3 ) Ec = 4700√fc
Dimana Ec = Modulus Elastisitas beton tekan ( MPa)
wc = berat isi beton ( kg/m3)
fc = Kuat tekan beton ( MPa)

10 .Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan

Jawab : Kelebihan beton Ringan

1. Balok Mudah dibentuk

2. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk,sehingga dapat meminimalkan

Sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai.

3. Dapat mempermudah proses konstruksi


NAMA WAHID SAPTA
NIM 182710033
4. bobotnya ringan dapat mengurangi biaya transfortasi

5. bobotnya ringan membuat Para Pekerja tidak cepat lelah

6. Tahan panas api,karena berat jenis rendah

7. Kedap Suara

8. Tahan lama

9. Anti Jamur ,Tahan Gempa,Anti Serangga,Biaya Perawatan yang sedikit,Nyaman

Kelemahan Beton Ringan

1, Karena ukurannya yang besar,untuk ukuran yang tanggung akan memakan wate
yang cukup besar ,diperlukan keahlian tambahan untuk tukang yang akan
memasangnya,karena berdampak pada wate atau mutu.

2. Perekat yang digunakan sesuai ketentuan dari produsennya adalah semen instan

3. harga lebih mahal dari bata konvensional,dipasaran dijual dalam volume M3.

11.Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan
struktur beton !
Jawab : Jenis kerusakan beton ada dua jenis yaitu keretakan dan spalling
( terlepasnya bagian beton)
1. Keretakan : Keretakan Struktur dan Keretakan Non Struktur,Retak Struktur umumnya
terjadi pada elemen struktur beton bertulang,sedangkan retak non struktur terjadi pada
dinding bata atau dinding non beton lainnya.untuk retak non struktur digunakan metode
injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta
fatex .sedangkan pada retak Struktur digunakan metode injeksi dengan matrial epoxy
yang mempunyai piskositas Yang rendah sehingga dapat mengisi sekaligus melekatkan
kembali bagian beton yang terpisah.
2. Spalling.
Metode Patching untuk spalling yang tidak terlalu dalam ( kurang dari selimut beton )
dan area yang tidak luas. metode ini adalah perbaikan manual dengan melakukan
penempelan mortar secara manual,saat pelaksanaan yanfg harus diperhatikan adalah
penekanan pada saat mortar ditempelkan sehingga didapatkan hasil yang sesuai
NAMA WAHID SAPTA
NIM 182710033
3. Grouting,
Ini dilakukan pada spaling yang melebihi selimut beton ,yaitu metode perbaikan
dengan melakukan pengecoran dengan memakai bahan non-shrink mortar.dengan
manual atau menggunakan pompa,pada metode ini yang harus di perhatikan adalah
bekisting yang harus benar-benar kedap,agar tidak ada kebocoran spesi yang
mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari
bahan grouting.
4. Shotcrete ( Beton Tembak )
Metode ini dipakai apabila spalling terjadi pada daerah yang sangat luas metode ada
dua yaitu Dry-mix dan Wet-mix. Pada Metode Dry-Mix campuran yang masukkan dalam
mesin berupa campuran kering,dan akan tercampur dengan air di ujung selang.Metode
Wet-Mix campuran yang masukkan dalam mesin berupa campuran basah,sehingga
mutu beton yang ditembakkan lebih seragam.
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah : Teknologi Beton Lanjut
Hari/tgl : Sabtu, 30/5/2020
Dosen Pengasuh : Dr. Firdaus, ST, MT
Sifat ujian : Buka Buku
Nama Siswa : Zul Aslam
Nim : 182710039

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat yang bagaimana
yang baik digunakan untuk campuran beton?
Jawab :
Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besarnya. . . .
.Agregat untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dengan
ukuran butiran antara 0,063 mm — 150 mm. Agregat menurut asalnya dapat dibagi dua yaitu
. Agregate kasar bisa disebut kerikil dan batu pecah seplit hasil pabrikan dengan berukuran
antara 4,7 – 150 mm tidak mengandung lumpur mempunyai butiran bervariatif memenuhi
syarat specifikasi.
. Agregate halus berupa pasir tidak mengandung lumpur ,butiran keras butiran yang beraneka
ragam besarnya memenuhi syarat saringan.

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum aggregat
tersebut dipergunakan pada campuran beton?

Jawab :
1. Gradasi (Sieve Analisis)
2. Berat Jenis
3. Berat volume isi
4. Abrasi (Loss englesh)
5. Kadar lumpur

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?

Jawab :
Tambahan kimia dan mineral sebagai bahan additive untuk mencapai tujuan yang dimaksud seperti
untuk menurunkan nilai slump yang rendah agar strength meningkat atau mempercepat umur oksidasi
dan tambahan mineral biasa untuk meningkatkan kekuatan beton itu sendiri, karena dengan adanya
mineral akan menutupi atau mengurangi rongga2 yang sehingga kepadatan meningkat.

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?

Jawab :
Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan ke dalam beton atau
mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik beton. Tujuan penggunaan admixture pada beton segar adalah : Memperbaiki
workability beton.

5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!

Jawab:
Beberapa alasan menggunakan bahan tambah Tujuan Menggunakan Bahan Tambah
 Menambah sifat mudah pengerjaan tanpa menambahkan dengan air
 Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal campuran beton
 Mengurangi atau mencegah penurunan atau perubahan volume
 Mengurangi kehilangan nilai slump 4.3 Manfaat Mengetahui kelecakan beton segar yang
6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!

Jawab :
Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :
• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.
• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!

Jawab :
Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :
• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.
• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?

Jawab :
Modulus elastisitas adlah : sebuah ukuran yang digunakan untuk dipresentasikan kekakuan suatu bahan.
Makin besar nilai modulus elastisitas.Maka makin kecil nilai regangan elastis yang dapat dihasilkan dari
pemberian tegangan.

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian? Jelaskan.

Jawab :
Dari pengujian tekan silinder beton 15/30 dihitung besarnya modulus elastisitas beton dengan
menggunakan rumus ASTM C 469-02 sebagai berikut : Ec =
dimana :
Ec = Modulus elastisitas beton [kg/m 3 ]
σ2 = Tegangan pada 40% teg. runtuh [kg]
σ1 = Tegangan pada saat nilai kurva regangan ε1 [m 3 ]
Ec = Modulus elastisitas beton [kg/m 3 ]
ε2 = Nilai kurva regangan yang terjadi pada

10. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan

Jawab :
Kelebihan ringan mudah mobilisasi nya dan pengurangan beban sendiri terhadap konstruksi yang
menahan berat sendiri.contoh buat gedung2 tinggi.
Kekurangan tidak dapat untuk konstruksi berat karena mempunyai mutu kekuatan rendah.

11.Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan struktur beton!

Jawab :
Beton struktur harus dirawat dan dipelihara selama srlama usia strukturnya.tindakan perawatan ini
dimaksudkan untuk menjamin tercapainya usia ekonomi struktur tersebut. Salah satu sipat yg paling
penting dari beton adalah keawetannya.yakni mampu menahan serangan (Pengaruh) kimia dan fisika
serta mekanis (ductility)
Nama : Akhirudin

Nim : 182710045

UAS Teknologi Beton Lanjutan

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat yang
bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton?

Jawaban :

Menurut standar ASTM, agregat halus (pasir) yang akan digunakan dalam campuran
beton haruslah mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 4,75 mm, dan agregat kasarnya
(kerikil) mempunyai ukuran butir lebih besar 4,75 mm sampai 40 mm, Gradasi atau
ukuran butir dari agregat yang digunakan haruslah bervariasi atau tidak seragam,
agregat harus mempunyai kandungan lumpur, lempung dan senyawa organik yang
rendah, terutama untuk agregat halus/pasir.

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum
aggregat tersebut dipergunakan pada campuran beton ?
Jawaban :

Pemeriksaan Bahan :

a. Pemeriksaan Bahan Kerikil dan Pasir

Kerikil :

a. Kerikil dimasukkan dalam keranjang lalu direndam dalam bak air. Setelah
kerikil dikeluarkan dari bak air kemudian di lap dengan kain sampai permukaannya
lembab.

b. Didapat kerikil yang SSD untuk kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk
percobaan campuran beton

Pasir :

a. Pasir basah diletakkan dan diangin-anginkan (dibalik-balikkan) selama beberapa


jam

b. Kemudian pasir diuji dengan memakai alat corong/kerucut

b. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Untuk Pasir dan Kerikil


a. Pasir ditimbang sebelum keadaan ssd
b. Kerikil ditimbang sebelum keadaan ssd
c. Keringkan Pasir dan kerikil
d. Timbang pasir dan kerikil
e. Diperoleh kandungan air pasir dan kerikil

c. Pemeriksaan Kadar Air


a. Timbang Pasir yang sudah SSD
b. Timbang kerikil kering oven
c. Masukkan keranjang berisi kerikil kedalam bak air 15 menit, lalu timbang
d. Kerikil di lap, lalu timbang

d. Pemeriksaan berat jenis Agregat


a. Pemeriksaan jenis agregat halus
b. Pemeriksaan jenis agregat kasar

e. Pemeriksaan berat satuan volume agregat dan semen


a. Pasir dan Kerikil yang digunakan dalam keadaan SSD
b. Ratakan permukaan pasir hinga rata dengan bagian atas container, dengan
menggunakan sendok perata

f. Pemeriksaan gradasi pasir dan kerikil


a. Pemeriksaan Gradasi Pasir
b. Pemeriksaan Gradasi Kerikil

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?

Jawaban :

Bahan tambah kimia ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan
pengecoran , sedangkan bahan mineral ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan.
Bahan tambah kimia lebih banyak mengubah perilaku beton saat pelaksanaan
pekerjaan atau dengan kata lain lebih banyak untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan.
Bahan mineral merupakan bahan tambah yang lebih bersifat penyemenan jadi bahn
tambah banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja kekuatannya.

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton ?

Jawaban :

Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan
ke dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture digunakan
untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik beton. Tujuan penggunaan admixture pada beton segar adalah :
Memperbaiki workability beton.
5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut ?

Jawaban :

a. Water reduction : untuk mengurangi penggunaan air pada beton


b. Retarder : untuk memperlambat proses ikatan campuran beton
c. Accelerators : untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton

6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya !

Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :

• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.

• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.

Kuat Tekan

Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji
dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder beton (diameter
150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah standar
ASTM (American Society for Testing Materials) C39-86. Kuat tekan beton umur 28 hari berkisar
antara 10 – 65 MPa. Untuk beton bertulang pada umumnya menggunakan beton dengan kuat
tekan berkisar 17 – 30 MPa.

Kuat Tarik

Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun, sifat tarik beton diukur
dengan memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil dari
percobaan split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan mencerminkan
kuat tarik sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali
mencapai kekuatan 0,50 √fc’ – 0,60 √fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc’.

Kuat Geser

Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser dari tegangan-
tegangan lainnya. Ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang
dituliskan dalam berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada pembebanan
normal, sampai sebesar 85% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi kombinasi geser dan
tekan.

Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram
regangan-tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton.
Besarnya modulus elastisitas tersebut dapat dihitung dengan tepat berdasarkan persamaan
empiris :

Ec = 0,043 wc1,50 √fc’

Untuk beton normal (wc = 23 kN/m3), Ec = 4700 √fc’

Di mana :

Ec= modulus elastisitas beton tekan (MPa)

wc = berat isi beton (kg/m3)

fc’ = kuat tekan beton (MPa)

Rangkak
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan bentuk (deformasi)
permanen akibat beban tetap yang bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang
semakin berkurang untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun
berjalan. Besarnya deformasi rangkak sebanding dengan besarnya beban yang ditahan dan
juga jangka waktu pembebanan. Pada umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak
langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi
tegangan pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan
(defleksi).

Susut

Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak berhubungan
dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut plastis dan susut pengeringan.
Susut plastis terjadi beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting).
Sedangkan susut pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses
hidrasi pasta semen telah selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu, karena
beton semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton ?

Modulus elastisitas beton adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek atau ketahanan
bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada beton.

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian? Jelaskan !

Cara menentukan modulus elastisitas beton dari hasil pengujian yaitu dengan memasukkan
data angka dari hasil pengujian ke dalam kurva tegangan dan regangan.

modulus elastisitas =

Modulus elastisitas yang tinggi berarti kekakuan beton tsb tinggi, sedang modulus elastisitas
yang rendah berarti beton tsb bersifat lebih ductile Modulus elastisitas beton (berat normal)
bervariasi antara 20000 sampai 30000 MPa, tergantung dari kuat tekannya.

10. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh beton ringan ini, antara lain :
a. Balok-balok beton ringan mudah sekali dibentuk. Proses pemotongannya pun bisa
dilakukan secara cepat dan akurat untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Tidak
perlu menggunakan alat potong khusus, sebab balok beton ringan ini bisa dipotong
dengan gampang cukup memakai gergaji.
b. Kebutuhan beton ringan dalam suatu proyek pembangunan dapat dihitung dengan tepat
karena ukurannya yang akurat. Bentuknya yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan
pun memungkinkan pemakaiannya bisa dilakukan semaksimal mungkin. Sehingga
kemungkinan balok-balok beton yang tersisa di akhir pembangunan dapat
diminamilisir.
c. Pemakaian beton ringan dapat meminimalisir penggunaan material-material yang
lainnya. Contohnya dalam pembuatan dak lantai menggunakan bahan ini, maka tidak
diperlukan lagi bahan tambahan berupa batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton.
Biaya pembangunan struktur sloof dan pondasi juga bisa dikurangi. Dengan demikian
proses pengerjaan konstruksi pun menjadi lebih sederhana.
d. Karena mempunyai bobot yang tidak terlalu berat, biaya transportasi yang diperlukan
untuk mengangkut beton ringan dari pabrik ke lokasi pembangunan pun bisa dihemat.
Keuntungan ini akan semakin bertambah apabila jarak antara pabrik dengan lokasi
proyek semakin berdekatan.
e. Ringannya bobot yang dimiliki oleh material ini juga dapat dirasakan oleh para tukang
bangunan yang memasangnya. Mereka akan merasa tidak cepat lelah, jauh berbeda
saat mendirikan beton konvensional. Jadi waktu pengerjaan proyek pun bisa lebih
singkat.
f. Beton ringan tidak membutuhkan ikatan semen yang terlampau tebal untuk menjaga
posisinya. Anda cukup menggunakan adonan semen setebal 3 mm di antara balok-
balok beton ringan ini.
g. Beton ringan juga bersifat tahan terhadap panas dan api sebab memiliki berat jenis
yang rendah, kedap suara, tahan lama, kuat tapi ringan, serta tahan gempa. Selain itu
beton juga aman dan nyaman karena memiliki beberapa sifat lain yaitu anti serangga,
anti jamur, serta tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, ataupun korosi.

Beton ringan pun mempunyai sejumlah kekurangan di antaranya :

a. Ukuran beton ringan yang besar menyebabkan pemakaian ruang yang cukup besar
ketika diaplikasikan di bangunan yang berukuran menengah. Tukang bangunan yang
akan memasangnya juga harus memiliki keahlian yang tinggi karena jika salah
dampaknya bakal terasa langsung bagi waste dan kualitas pemasangannya.
b. Beton ringan mempunyai nilai kuat tekan yang terbatas (compressive strength). Jadi
tidak disarankan memanfaatkan material ini sebagai bahan perkuatan bangunan.
c. Harga beton ringan relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga balok-balok beton
kebanyakan. Di pasaran Indonesia, harga rata-rata beton ringan adalah Rp 6-8
ribu/balok, di mana setiap 1 m2 membutuhkan 8-9 balok. Sehingga harga balok beton
ini per 1 m2 adalah Rp 48-72 ribu.
d. Dibutuhkan bahan perekat khusus untuk menyusun balok-balok ini menjadi beton.
Kebanyakan para pekerja menggunakan mortar atau semen instan. Bahan ini sengaja
dipilih karena memiliki komposisi yang terkontrol dengan baik.

11. Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan
struktur beton!

Jawaban :

A. Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi pada
elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding
non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta semen yang
dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan
material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai
viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian
beton yang terpisah.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan,
tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

B. Spalling

Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang
terjadi.

i. Patching

Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tidak luas,
dapat digunakan metode patching.
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan
mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan
pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak jatuh
setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk
pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer
mortar dan epoxy mortar.

ii. Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode grouting, yaitu
metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.
Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang terpasang harus
benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos
dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan
bahan dasar semen atau epoxy.

iii. Shotcrete (Beton Tembak)

Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya digunakan metode
Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada
umumnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan
akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan
sangat tergantung pada keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air.
Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi
‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah,
sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini memerlukan perawatan
mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan
(accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya
bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

iv. Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang cukup dalam
adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang dihasilkan
adalah dengan cara menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40% dari volume kerusakan)
kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang memiliki flow cukup
tinggi dan tidak susut.
UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA : ALDAFI

NIM : 182710040

MATA KULIAH : TEKNOLOGI BETON LANJUT

DOSEN : Dr. FIRDAUS, ST., MT.

SOAL :

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat yang
bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton?

JAWABAN :

1. Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besarnya. Agregat
untuk beton adalah butiran mineral keras yang bentuknya mendekati bulat dengan ukuran butiran
antara 0,063 mm — 150 mm. Agregat menurut asalnya dapat dibagi dua yaitu agregat alami yang
diperoleh dari sungai dan agregat buatan yang diperoleh dari batu pecah.

Klasifikasi Tekstur Permukaan Agregat Menurut BS 812 : Part 1 : 1975


- Glassy
- Smooth
- Granular
- Rough
- Crystalline
- Honeycombed

SOAL :

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum aggregat
tersebut dipergunakan pada campuran beton?

JAWABAN :

2. Los Angeles Test Test ini mengkombinasikan proses atrisi dan abrasi, dan memberikan hasil yang
menunjukan korelasi yang baik dengan keausan actual agregat pada beton dan juga kekuatan
tekan dan lentur beton yang dibuat dengan agregat yang bersangkutan.

SOAL :

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?
JAWABAN :

3. Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan pengecoran
(placing) sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral ditambahkan saat
pengadukan dilaksanakan.

SOAL :

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?

JAWABAN :

4. Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan ke dalam
beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture digunakan untuk memodifikasi
sifat dan karakteristik beton. Tujuan penggunaan admixture pada beton segar adalah :
Memperbaiki workability beton.

SOAL :

5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!

JAWABAN :

5. Bahan yang ditambahkan pada campuran beton pada tahap pencampurannya. Hal ini dilakukan
untuk mengubah beberapa sifat semen yang biasa digunakan. Suatu material, selain air, agregat,
semen dan fiber yang digunakan sebagai bahan pencampuran beton. Bahan ini ditambahkan ke
dalam batch sebelum, selama, atau setelah proses pencampuran.

SOAL :

6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!

JAWABAN :
SOAL :

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!

JAWABAN :

7. Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :

• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.

• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.

Kuat Tarik
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun, sifat tarik beton diukur dengan
memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil dari percobaan split silinder
beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan mencerminkan kuat tarik sebenarnya. Nilai
pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50 √fc’ – 0,60 √fc’,
sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc’.

Kuat Geser
Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser dari tegangan-tegangan
lainnya. Ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang dituliskan dalam
berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada pembebanan normal, sampai sebesar
85% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi kombinasi geser dan tekan.

Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram regangan-
tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton.

Rangkak
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan bentuk (deformasi) permanen
akibat beban tetap yang bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang semakin berkurang
untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun berjalan. Besarnya deformasi
rangkak sebanding dengan besarnya beban yang ditahan dan juga jangka waktu pembebanan. Pada
umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan
mengakibatkan timbulnya redistribusi tegangan pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan
terjadinya peningkatan lendutan (defleksi).

Susut
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak berhubungan dengan
beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis
terjadi beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting). Sedangkan susut
pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses hidrasi pasta semen telah
selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton semakin berumur akan
semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.
SOAL :

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?

JAWABAN :

8. Modulus Elastisitas Beton. Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu titik singgung
(tangen point)pada kurva tegangan regangan, misalkan pada kekuatan 50% dari kekuatan
ultimate. ... Modulus elastisitas beton (berat normal) bervariasi antara 20000 sampai 30000 MPa,
tergantung dari kuat tekannya

SOAL :

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian? Jelaskan.

JAWABAN :

9. Modulus elastisitas adalah rasio dari tegangan normal tarik atau tekan terhadap regangan.
Modulus elastisitas tergantung pada umur beton, sifat-sifat agregat dan semen, kecepatan
pembebanan, jenis dan ukuran dari benda uji. Dari pengujian tekan silinder beton 15/30 dihitung
besarnya modulus elastisitas beton dengan menggunakan rumus ASTM C 469-02 sebagai berikut
:

SOAL :

10. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan

JAWABAN :

10. Kelebihannya yaitu :


1. Balok AAC mudah dibentuk. Dengan cepat dan akurat dipotong atau dibentuk untuk
memenuhi tuntutan dekorasi gedung. Alatnya cukup menggunakan alat pertukangan kayu.
2. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, meminimalkan sisa-sisa bahan
bangunan yang tak terpakai.
3. AAC mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung dapat
diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu batu atau kerikil untuk
mengisi lantai beton.
4. Bobotnyayang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik AAC dibangun sedekat
mungkin dengan konsumennya.
5. Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Cepat dalam pengerjaan.
6. Semennya khusus cukup 3 mm saja.
7. mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat.
8. mengurangi biaya penguat atau pondasi
9. waktu pembangunan lebih pendek.
10. tukang yang mengerjakan lebih sedikit
11. sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien
12. Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah.
13. Kedap suara
14. Tahan lama kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional
15. Kuat tetapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus. dibebani AC
menggunakan fisher FTP, Wastafel fisher plug FX6/8, panel dinding fisher sistem injeksi.
16. Anti jamur
17. Tahan gempa
18. Anti serangga
19. Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami perubahan atau
renovasi hingga 20 tahun.
20. Nyaman
21. Aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi.

Kekurangannya yaitu :

Nilai kuat tekannya (compressive strength) terbatas, sehingga sangat tidak dianjurkan penggunaan
untuk perkuatan (struktural).

SOAL :

11. Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan struktur
beton!

JAWABAN :

11. Perbaikan struktur diperlukan apabila kerusakan yang terjadi menyebabkan degradasi terhadap
hal-hal berikut ini: Kekuatan, kekakuan, stabilitas, ketahanan terhadap kinerja tertentu, dan
fungsi struktur.Tahapan kegiatan dalam melakukan perbaikan dan perkuatan terhadap struktur
beton bertulang, diantaranya kajian kerusakan, struktural, ekonomi dan kajian lainnya. Dalam
kajian kerusakan diperlukan langkah-langkah yang mesti dilakukan:
Pengamatan Lapangan, Informasi dan catatan mengenai struktur, Pengujian struktur, Diagnosa
penyebab kerusakan.
UJIAN AKHIR SEMESTER ARHAB-UAS TEK TON LANJUT

Mata Kuliah : Teknologi BetonLanjut


Hari/tgl : Sabtu, 30/5/2020
Dosen Pengasuh : Dr. Firdaus, ST, MT
Sifat ujian: Buka Buku

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan gradasinya, agregat yang
bagaimana yang baik digunakan untuk campuran beton?

Agregat yang yang baik untuk digunakan sebagai campuran beton berdasarkan bentuk, tekstur
permukaan, ukuran nominal dan gradasinya adalah :
 Bentuk menyerupai kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik, dan stabil
secara kimiawi,
 Ukuran nominal agregat kasar lolos saringan 1,5” (38,1 mm) tertahan no 4 (4,75 mm),
agregat halus lolos saringan no 4 (4,75 mm) tertahan no 200 (0,075 mm)

2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus dilakukan sebelum aggregat
tersebut dipergunakan pada campuran beton?

Pengujian-pengujian pada agregat sebelum digunakan sebagai campuran beton :


A. Agregat kasar, pengujian-pengujian yang dilakukan :
 Analisa saringan agregat
 Berat jenis dan penyerapan agregat kasar (Spesific Gravity & Absorbtion of coarse
aggregate)
 Berat isi agregat
 Kadar air
 Kadar lempung
 Tes kekekalan
 Kadar bahan organic
 Abration test
 Impact test (Ketahanan agregat terhadap pengaruh mekanis)
 Analisa bentuk agregat (mengetahui kepipihan agregat yang dipakai)

B. Agregat halus, pengujian-pengujian yang dilakukan :


 Analisa saringan halus
 Berat jenis dan penyerapan agregat halus (Spesific Gravity & Absorbtion of coarse
aggregate)
 Kadar air
 Kadar lumpur (mengetahui persentse kandungan lumpur)
 Sand ekivalent (pemeriksaan kebersihan agregat halus)

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah mineral?
Bahan tambah kimia tersebut biasanya berupa serbuk atau cairan yang secara kimiawi
langsung mempengaruhi kondisi campuran beton. Penggunaan bahan tambah dalam sebuah
campuran beton harus memperhatikan standar yang berlaku seperti SNI (Standar Nasional
Indonesia), ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ACI (American
Concrete Institute) dan yang paling utama memperhatikan petunjuk dalam manual produk
dagang. Sedangkan bahan tambah mineral adalah bahan tambah yang bersifat mineral
(additive) dan bukan berupa bahan kimia.

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?

Bahan Admixture adalah bahan yang ditambahkan pada campuran beton pada tahap
pencampurannya. Hal ini dilakukan untuk mengubah beberapa sifat semen yang biasa
digunakan. Baik untuk memperlambat maupun mempercepat waktu pengerasan beton.

5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!


Untuk lokasi pengecoran yang jauh dari baching plant, atau jalan menuju lokasi pengecoran
banyak berlubang atau medan yang sulit untuk dilewati, maka diperlukan waktu yang lama
untuk mencapai lokasi pengecoran. Dalam hal ini digunakan admixture yang berfungsi
sebagai Retarder untuk memperlambat masa setting time beton.

Demikian juga terkadang kita harus harus melakukan pengecoran di dalam air, pada kasus ini
misalnya pada pekerjaan box culvert pada sungai yang mengalir, diperlukan admixture untuk
mempercepat pengerasan beton (accelerator).

6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!

Kurva hubungan tegangan-regangan beton :

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!

SIFAT MEKANIK BETON


Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :
• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.
• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.
Kuat Tekan :
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar, menggunakan mesin uji
dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder beton (diameter
150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah
standar ASTM (American Society for Testing Materials) C39-86. Kuat tekan beton umur 28
hari berkisar antara 10 – 65 MPa. Untuk beton bertulang pada umumnya menggunakan beton
dengan kuat tekan berkisar 17 – 30 MPa.

Kuat Tarik :
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun, sifat tarik beton diukur
dengan memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture). Baru-baru ini, hasil dari
percobaan split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan
mencerminkan kuat tarik sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian
berulang kali mencapai kekuatan 0,50 √fc’ – 0,60 √fc’, sehingga untuk beton normal
digunakan nilai 0,57 √fc’.

Kuat Geser :

Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser dari tegangan-
tegangan lainnya. Ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang
dituliskan dalam berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada pembebanan
normal, sampai sebesar 85% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi kombinasi geser dan
tekan.

Modulus Elastisitas :
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram
regangan-tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton.
Besarnya modulus elastisitas tersebut dapat dihitung dengan tepat berdasarkan persamaan
empiris :

Ec = 0,043 wc1,50 √fc’


Untuk beton normal (wc = 23 kN/m3), Ec = 4700 √fc’
Di mana :
Ec = modulus elastisitas beton tekan (MPa)
wc = berat isi beton (kg/m3)
fc’ = kuat tekan beton (MPa)

Rangkak :
Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan bentuk (deformasi)
permanen akibat beban tetap yang bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intesitas yang
semakin berkurang untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah beberapa tahun
berjalan. Besarnya deformasi rangkak sebanding dengan besarnya beban yang ditahan dan
juga jangka waktu pembebanan. Pada umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak
langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi
tegangan pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan
(defleksi).
Susut :
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak berhubungan
dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut plastis dan susut pengeringan.
Susut plastis terjadi beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam cetakan (bekisting).
Sedangkan susut pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses
hidrasi pasta semen telah selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton
semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.

8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?

Modulus elastisitas beton adalah : Merupakan perbandingan dari tekanan yang diberikan
dengan perubahan bentuk persatuan panjang, sebagai akibat dari tekanan yang diberikan
tersebut.

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari hasil pengujian? Jelaskan.

Buat absis sebagai regangan (Ɛ) dan ordinat sebagai Tegangan (σ), hubungkan dari titik nol
sumbu dengan kemiringan 1 : E (modulus elastisitas).

Stiffness = σ/Ɛ

Stress, σ

Strain, Ɛ

10. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan

Kelebihan/keunggulan beton ringan :


 Mudah dibentuk dengan akurat untuk memenuhi tuntutan gedung
 Dapat meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tidak terpakai
 Pengurangan biaya struktur besi sloff atau penguat
 Waktu pembangunan lebih singkat
 Penggunaan tukang lebih sedikit
 Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah
 Kedap suara
 Tahan lama menyamai beton konvensional
 Anti jamur
 Tahan gempa
 Anti serangga
 Biaya perawatan sedikit
 Nyaman
 Aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat dan korosi

Kekurangan beton ringan :


 Nilai kuat tekan (compressive strength terbatas),
 Sangat tidak dianjurkan penggunaan sebagai perkuatan (strukural)

11. Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan dan perbaikan
struktur beton!

Beton yang telah dibuat dan menjadi struktur, harus dirawat selama usia strukturnya.
Perawatan beton ini dimaksudkan untuk menjamin tercapainya usia ekonomi struktur
tersebut. Salah satu sifat yang penting dari beton adalah keawetannya, yakni ,mampu
menahan serangan (pengaruh) kimi dan fisika serta mekanis, contohnya :
1. Tahan terhadap korosi
2. Tahan terhadap api
3. Tahan terhadap beban kejut dan gempa
4. Tahan terhadap perubahan suhu
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah : Teknologi Beton Lanjut
Hari/tgl : Sabtu, 30/5/2020
Dosen Pengasuh : Dr. Firdaus, ST, MT
Sifat ujian : Buka Buku
NAMA : DADIK UTOMO
NIM : 182710036

1. Berdasarkan bentuk, tekstur permukaan, ukuran nominal dan


gradasinya, agregat yang bagaimana yang baik digunakan untuk
campuran beton?
Jenis Agregat Berdasarkan Berat Volume Beton :

1. Agregat ringan : dipakai untuk pembuatan beton dengan berat volume


kurang dari 1800 kg/m³ . Jenis ini dibagi lagi yaitu beton ringan dan beton
setengah berat dengan berat volume kurang dari 1200 kg/m³
dengan berat volume 1200- 1800 kg/m³

2. Agregat normal : dipakai untuk adukan beton sehari-hari yang umum


dipakai. Untuk konstruksi bangunan secara umum, berat volumenya
1800 – 2800 kg/m . ³

3. Agregat berat : dipakai terutama untuk adukan beton yang


ditekankan pada berat massa beton lebih dari 2800 kg/m³ .

Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk:

1. Agregat Bulat. Rongga udara 33%, sehingga ratio luas


permukaannya kecil. Beton yang dihasilkan agregat ini kurang cocok untuk
struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi,
karena ikatan antar agregat kurang kuat.
2. Agregat bulat sebagian atau tidak teratur . Rongga udara lebih
tinggi 35 – 38 %, sehingga membutuhkan lebih banyak pasta semen
agarmudah dikerjakan. Beton yang dihasilkan agregat ini belum cukup
baik untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton
mutu tinggi, karena ikatan antar agregat belum cukup baik(masih
kurang kuat).
3. Agregat bersudut. Rongga udara lebih tinggi 38 – 40 %. Beton yang
dihasilkan agregat ini cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan
atau untuk beton mutu tinggi, karena ikatan antar agregat baik.Agregat ini dapat
juga digunkan untuk lapis perkerasan kaku (rigid pavement).
4. Agregat panjang. Agregat ini panjangnya jauh lebih besar dari lebarnya.Agregat
disebut panjang jika ukuran terbesar lebih 9/5 ukuran rata-rata. Ukuran rata-rata
adalah ukuran ayakan yang meloloskan dan menahan butir agregat. Agregat ini
cenderung berada di rata-rata air sehingga akan terdapat rongga di bawahnya.
Kekuatan tekan dari beton yang menggunkan agregat ini buruk.
5. Agregat pipih, jika perbandingan tebal agregat terhadap ukuran- ukuran
lebar dan tebalnya lebih kecil. Agregatini tidak baik untuk campuran beton mutu
tinggi.
6. Agregat pipih panjang , yaitu agregat yang mempunyai panjang jauh lebih
besar dari pada lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya.

Jenis Agregat Berdasarkan Tekstur Permukaan

1 Agregat licin/halus
2 Berbutir (granular)
3 Kasar
4 Kristalin (cristalline)
5 Berbentuk sarang lebah (honeycombs)

Jenis Agregat Berdasarkan Ukuran Butir Nominal

.1 Agregat halus, agregat yang semua ukuran butirnya menembus ayakan 4,8
mm (SII.0052, 1980), atau4,75 mm (ASTM C33, 1995) atau
5 mm (BS.812, 1976).

.2 Agregat kasar ialah agregat yang semua butirnya tertinggal di atas ayakan 4,8
mm (SII.0052, 1980), atau4,75 mm (ASTM C33, 1995) atau
5 mm (BS.812, 1976).

Jenis Agregat Berdasarkan Gradasi

1. Gradasi sela (gap gradation), jiuka salah satu atau lebih ukuran butir atau fraksi
pada satu set ayakan tidak ada.
2. Gradasi menerus, jika agregat yang semua ukuran butirnya ada dan
terdistribusi dengan baik.
3. Gradasi seragam , jika agregat mempunyai ukuran yang sama atau seragam.

Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penggunaan agregat dalam


beton (Landgren, 1994) :
1. Volume udara, udara yang terdapat dalam campuran beton akan mempengaruhi
proses pembuatan beton terutama setelah terbentuknya pasta semen.
2. Volume padat, kepadatan volume agregat akan mempengaruhi berat isi dari beton
jadi.
3. Berat jenis agregat, akan mempengaruhi proporsi campuran dalam
berat sebagai kontrol.
4. Penyerapan, berpengaruh pada berat jenis
5. Kadar air permukaan agregat, berpengaruh pada penggunaan air saat
pencampuran.
2. Sebutkan dan jelaskan pengujian-pengujian apa saja yang harus
dilakukan sebelum aggregat tersebut dipergunakan pada campuran
beton?

Untuk mengetahui mutu dari agregat, pemeriksaan apa saja yang diperlukan
terhadap sifat-sifat fisisnya?

Pemeriksaan agregat halus


Pemeriksaan agregat halus mencakupi pemeriksaan berat isi, berat jenis dan
penyerapan agregat halus,analisa saringan, kotoran organik, ekivalensi pasir.
Pemeriksaan agregat kasar
Pemeriksaan agregat halus mencakupi pemeriksaan berat isi, berat jenis dan penyerapan
agregat kasar,analisa saringan, keausan agregat kasar.

Sifat-Sifat Beton Segar Dan Beton Yang Telah Mengeras Yang Dipengaruhi Oleh
Agregat

a) Perbandingan agregat dan semen


campuran,
b) Kekuatan agregat,
c) Bentuk dan ukuran,
d) Tekstur permukaan,
e) Gradasi,
f) Reaksi kimia, dan
g) Ketahanan terhadap panas.

Jenis-Jenis Semen Yang Anda Ketahui Beserta Kegunaannya

Semen Portland Tipe I (OPC)


Semen Portland Jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling klinker
semen
dan gypsum. Semen Portland Jenis I memenuhi persyaratan SNI No. 15-2049-2004
Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe l.Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum
dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus),
seperti:
• Bangunan bertingkat tinggi
• Perumahan
• Jembatan dan jalan raya
• Landasan bandar udara
• Beton pratekan
• Bendungan saluran irigasi
• Elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton,
roster, dan lain-lain.
Semen Portland Pozzolan (PPC)
Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen
antara
semen Portland dan Pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen
Portland dan Pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk semen
Portland dan Pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana
kadar pozzolan 15 s.d
40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen Portland Pozzolan memenuhi persyaratan
SNI
15-0302-2004 type IP-U. Kegunaannya: • Bangunan bertingkat (2-3 lantai) •
Konstruksi beton umum • Konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan
bendungan/dam • Konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) •
Bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif • Konstruksi bangunan yang
memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan
penampungan air.

Semen Portland Komposit (PCC)


Semen Portland Komposit adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-
sama
terak Semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil
pencampuran bubuk Semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen
Portland Komposit memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis
ini adalah:
• Konstruksi beton umum
• Pasangan batu dan batu bata
• Plesteran dan acian
• Selokan
• Jalan
• Pagar dinding
• Pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan,
panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya.

PORTLAND CEMENT TIPE II


Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan
panas
hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga,
saluran irigasi, beton massa dan bendungan.

ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE III


Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
bangunan
yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran
dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk
pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.

ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE V


Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air
yang
mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air
laut. Dikemas dalam bentuk curah.

SUPER MASONARY CEMENT (SMC)


Super masonary cement adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi
perumahan
dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan
baku pembuatan genteng beton hollow brick, paving block, dan tegel.

OIL WELL CEMENT, CLASS G-HSR (HIGH SULFATE RESISTANCE) Merupakan semen
khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan
kontruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC yang telah
diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistance (HSR) disebut juga sebagai (Basic
OWC".
Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur
tertentu.
SPECIAL BLENDED CEMENT(SBC)
Spesial blended cement adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega
proyek jembatan Surabaya MAdura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di
lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah

3. Apa yang dimaksud dengan bahan tambah kimia dan bahan tambah
mineral?

Bahan tambah admixture ditambahkan saat pengadukan dan atau saat pelaksanaan
pengecoran (placing) sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral
ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan.

4. Apa fungsi dan kegunaan admixture dalam campuran beton?

Admixture adalah bahan/material selain air, semen dan agregat yang ditambahkan ke
dalam beton atau mortar sebelum atau selama pengadukan. Admixture digunakan untuk
memodifikasi sifat dan karakteristik beton. Tujuan penggunaan admixture pada beton
segar adalah : Memperbaiki workability beton

5. Jelaskan beberapa alasan mengapa digunakan bahan tambah tersebut!

Tujuan pengguanaan bahan tambah (admixture)untuk campuran pada beton


Berdasarkan tujuan yang diharapkan terdapat beberapa tujuan penggunaan zat kimia
diantaranya yaitu

a. water reduction.

{Zat kimia untuk mengurangi penggunaan air pada beton}

Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap dengan kekentalan
yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang lebih encer. Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, dengan tidak mengurangi
kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama, tapi adukan dibuat
menjadi lebih encer agar lebih memudahkan dalam penuangan.

b. Retarder
{zat kima untuk memperlambat proses ikatan campuran beton} Biasanya diperlukan
untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton. Proses pengikatan campuran
beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton dicampur sampai penuangan
memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan
ini diantarannya berupa gula, sucrose, sodium gluconate, glucose, citric acid, dan tartaric
acid.

c. Accelerators
{zat kimia untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton}
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton, pencampuran beton
dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang digunakan
adalah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian, lebih dianjurkan menggunakan
yang nitrat, karena penggunaan khlorida dapat mempercepat terjadinya karat pada
penulangan. Pada kenyataan di lapangan terkadang diperlukan kondisi kombinasi dari
ketiga perilaku penambahan zat kimia tersebut yaitu untuk mengurangi penggunaan air
dan memperlambat proses ikatan campuran beton, atau untuk mengurangi air dan
mempercapat waktu pengikatan serta pengerasan campuran beton .

6. Coba saudara gambarkan kurva hubungan tegangan-regangan beton!

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik beton dan metode pengujiannya!

SIFAT MEKANIK DAN PENGUJIANNYA

Klasifikasi sifat material teknik


Sifat fisik, contoh: bentuk, dimensi, porositas, struktur mikro, densitas, dll
 Sifat kimia, contoh: korosi, komposisi dll
 Sifat termal, contoh: konduktivitas, panas spesifik dll
 Sifat mekanik, contoh : kekuatan, keuletan, ketangguhan, kekerasan dll
SIFAT MEKANIK

Sifat mekanik yang penting antara lain :


• Kekuatan (stength)
• Kekerasan (hardness)
• Kekenyalan ( elasticity)
• Kekakuan ( stiffness)
• Plastisitas (plasticity)
• Ketangguhan ( toughness)
• Kelelahan ( fatigue)

PENGUJIAN MEKANIK
• Pengujian Tarik
• Pengujian Kekerasan
• Pengujian Impact
• Pengujian Lelah

1. PENGUJIAN TARIK ( TENSILE TEST)


Tujuan : untuk mengetahui sifat logam terhadap beban tarik

Alat uji : Mesin uji tarik

Prinsip pengujian Tarik Melakukan penarikan/ peregangan dari suatu batang uji yang
secara kontinu bertambah akibat beban yang bekerja pada batang uji sampai batang uji
tersebut putus. Data yang didapatkan dari mesin uji adalah beban (P) VS perubahan
panjang (l). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui; tegangan tarik. perpanjangan
(regangan), penyusutan penampang (kontraksi), modulus elastis, tegangan mulur atau
tegangan uji dari batang uji.

BENTUK SPESIMEN UJI

Benda uji memiliki 2 bentuk dasar yaitu; Bulat dan Kotak. Dimensi benda uji mengikuti
standard ASTM, JIS, DIN

ANALISIS HASIL PENGUJIAN

Data dari pengujian tarik berupa beban dan perubahan panjang belum bisa digunakan
untuk menganalisis sifat mekanik. Data tersebut diubah ke kurva Tegangan vs
Regangan Kurva tegangan vs regangan ada dua yaitu
• Teknik
• Sebenarnya
Tegangan Teknik dirumuskan:
Regangan Teknik dirumuskan:
Tegangan sebenarnyadirumuskan:
Regangan sebenarnya dirumuskan:
Kurva tegangan regangan teknik

Sifat Mekanik di daerah Elastik

1. Kekuatan elastik, ditunjukkan pada titik Yield / luluh. Bila pada kurva batas luluhnya
tidak jelas maka dicari dengan metode offset

2. Kekakuan, sifat mekanik ini ditunjukkan dengan :


- Modulus Elastisitas : E= σ /ε
- Poisson’s Ratio : v = - εy / εx
3. Resilien (Resilience), kemampuan menyerap energi tanpa terjadi deformasi plastik.
Dinyatakan dengan Modulus Resilien yang besarnya sama dengan luasan dibawah
kurva elastik

UR = ½ . ε

Sifat mekanik di daerah plastik

1. Kekuatan tarik ( tensile strength), tegangan maksimum sebelum putus atau Ultimate
tensile strength (UTS)
2. Keuletan (ductility), dinyatakan
D= [(Ao-Af)/Ao] x 100% atau
D= [(Lf - Lo)/Lo] x 100%

3. Ketangguhan, dinyatakan dengan Modulus ketangguhan (Ut) yang besarnya sama dengan
luasan di bawah kurva tegangan regangan

Untuk material ulet


Ut = uts .f
Untuk material getas
Ut = 2/3 uts .f

2. PENGUJIAN KEKERASAN

Kekerasan juga didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan


beban identasi atau penetrasi (penekanan).

Penekanan dapat berupa mekanisme penggoresan (scratching), pantulan ataupun


indentasi dari material keras terhadap suatu permukaan benda uji.
Berdasarkan mekanisme penekanan tersebut, dikenal 3 metode uji kekerasan:
1. Metode perbandingan / gores (dikenalkan oleh Friedrich Mohs)
2. Metode dinamik ( dengan alat Scleroscope )
3. Metode Penusukan / indentasi

Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan dengan penusukan ada 4 yaitu :


1. Brinnel (HB / BHN)
2. Rockwell (HR / RHN)
3. Vikers (HV / VHN)
4. Micro Hardness

Pengujian brinell :
Uji kekerasan brinell dilakukan dengan cara membentuk lekukan pada permukaan logam
dengan memakai bola baja berdiameter 10mm dengan beban 3000 kg.untuk logam yang
lunak beban dikurangi hingga
500kg. Rumus untuk kekerasan brinell didapat dari p atau beban dibagi luas permukaan
lekukan

Pengujian vickers

Pengujian vickers menggunakan piramida intan yang dasarnya berbentuk bujur


sangkar.besar sudut antara permukaan permukaan piramida yang saling berhadapan
adalah 136°. Beban yang digunakan 1 – 120 kg

PENGUJIAN KEKERASAN ROCKWELL

Pengujian ini bisa untuk material dari yang lunak sampai keras.
Indentor :- kerucut intan dengan sudut puncak 1200
- Bola baja

Prinsip pengujian : beban yang digunakan menekan adalah beban minor ( 10 kg ) dan
mayor ( besarnya sesuai skala ). Perhitungan berdasar selisih kedalam penusukan antara
beban mayor dan minor.
8. Apa yang dimaksud dengan Modulus elastisitas beton?

Modulus elastisitas adalah rasio dari tegangan normal tarik atau tekan terhadap
regangan. Modulus elastisitas tergantung pada umur beton, sifat-sifat agregat dan
semen, kecepatan pembebanan, jenis dan ukuran dari benda uji.

9. Bagaimana cara menentukan nilai modulus elastisitas beton dari


hasil pengujian? Jelaskan.
Komposisi campuran berdasarkan metode. ACI. 3. Pengujian kuat tekan dan
modulus elastisitas pada beton. 4. Umur pengujian masing-masing 7, 14, 21,.

10.Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh beton ringan? Jelaskan

Kelebihan Yang Dimiliki Oleh Beton Ringan Ini, Antara Lain :

1. Balok-balok beton ringan mudah sekali dibentuk. Proses pemotongannya pun bisa
dilakukan secara cepat dan akurat untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
Tidak perlu menggunakan alat potong khusus, sebab balok beton ringan ini bisa
dipotong dengan gampang cukup memakai gergaji.
2. Kebutuhan beton ringan dalam suatu proyek pembangunan dapat dihitung dengan
tepat karena ukurannya yang akurat. Bentuknya yang mudah disesuaikan dengan
kebutuhan pun memungkinkan pemakaiannya bisa dilakukan semaksimal mungkin.
Sehingga kemungkinan balok-balok beton yang tersisa di akhir pembangunan dapat
diminamilisir.
3. Pemakaian beton ringan dapat meminimalisir penggunaan material-material yang
lainnya. Contohnya dalam pembuatan dak lantai menggunakan bahan ini, maka
tidak diperlukan lagi bahan tambahan berupa batu atau kerikil untuk mengisi lantai
beton. Biaya pembangunan struktur sloof dan pondasi juga bisa dikurangi. Dengan
demikian proses pengerjaan konstruksi pun menjadi lebih sederhana.
4. Karena mempunyai bobot yang tidak terlalu berat, biaya transportasi yang
diperlukan untuk mengangkut beton ringan dari pabrik ke lokasi pembangunan pun
bisa dihemat. Keuntungan ini akan semakin bertambah apabila jarak antara pabrik
dengan lokasi proyek semakin berdekatan.
5. Ringannya bobot yang dimiliki oleh material ini juga dapat dirasakan oleh para
tukang bangunan yang memasangnya. Mereka akan merasa tidak cepat lelah, jauh
berbeda saat mendirikan beton konvensional. Jadi waktu pengerjaan proyek pun
bisa lebih singkat.
6. Beton ringan tidak membutuhkan ikatan semen yang terlampau tebal untuk
menjaga posisinya. Anda cukup menggunakan adonan semen setebal 3 mm di antara
balok-balok beton ringan ini.
7. Beton ringan juga bersifat tahan terhadap panas dan api sebab memiliki berat jenis
yang rendah, kedap suara, tahan lama, kuat tapi ringan, serta tahan gempa. Selain itu
beton juga aman dan nyaman karena memiliki beberapa sifat lain yaitu anti
serangga, anti jamur, serta tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, ataupun
korosi.

Beton Ringan Pun Mempunyai Sejumlah Kekurangan Di Antaranya :


1. Ukuran beton ringan yang besar menyebabkan pemakaian ruang yang cukup besar
ketika diaplikasikan di bangunan yang berukuran menengah. Tukang bangunan
yang akan memasangnya juga harus memiliki keahlian yang tinggi karena jika salah
dampaknya bakal terasa langsung bagi waste dan kualitas pemasangannya.
2. Beton ringan mempunyai nilai kuat tekan yang terbatas (compressive strength). Jadi
tidak disarankan memanfaatkan material ini sebagai bahan perkuatan bangunan.
3. Harga beton ringan relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga balok-balok
beton kebanyakan. Di pasaran Indonesia, harga rata-rata beton ringan adalah Rp 6-
8 ribu/balok, di mana setiap 1 m2 membutuhkan 8-9 balok. Sehingga harga balok
beton ini per 1 m2 adalah Rp 48-72 ribu.
4. Dibutuhkan bahan perekat khusus untuk menyusun balok-balok ini menjadi beton.
Kebanyakan para pekerja menggunakan mortar atau semen instan. Bahan ini
sengaja dipilih karena memiliki komposisi yang terkontrol dengan baik.

11.Coba saudara jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk perawatan


dan perbaikan struktur beton!
PERBAIKAN DAN PERKUATAN STRUKTUR BETON
Dengan makin banyaknya struktur bangunan yang mengalami kerusakan pada saat masa
layannya ataupun pada saat proses konstruksi, maka diperlukan pengetahuan mengenai
teknologi perbaikan dan perkuatan yang tepat guna.
Pada paper ini akan disajikan beberapa metode serta material perbaikan dan perkuatan
yang dapat digunakan, dan kontrol kualitas selama dan sesudah pelaksanaan proses
perbaikan dan perkuatan. Selain itu juga dibahas mengenai penggunaan Self Compacting
Concrete (SCC) pada metode perkuatan. Seperti kita ketahui semua, pada saat ini dengan
makin banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan struktur maupun non-struktur;
pada saat masa layannya ataupun pada saat proses pembangunan; yang diakibatkan oleh
faktor dari bangunan itu sendiri maupun faktor dari luar. Dimana bentuk dan tingkat
kerusakan yang terjadi mulai dari yang ringan sampai berat. Dengan adanya tuntutan
bahwa bangunan yang mengalami kerusakan harus sudah dapat secepatnya difungsikan
kembali, maka perlu adanya penanganan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi, baik
dengan melakukan perbaikan ataupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu,
maka perbaikan atau perkuatan yang dilakukan tidak memperhatikan beberapa kaidah
yang berkaitan dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanan serta kontrol kualitas.
Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil perbaikan dan perkuatan yang tepat guna dan
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan investigasi untuk
mendapatkan data-data kerusakan baik melalui pengamatan visual ataupun dengan
bantuan pengujian non-destructive maupun semi destructive dan mereview dokumen dari
struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilakukan analisa dan evaluasi
pada struktur tersebut untuk menetapkan apakah kerusakan yang terjadi hanya perlu
perbaikan atau perlu perkuatan atau dalam kondisi yang terjelek struktur yang mengalami
kerusakan harus dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru. Dalam paper ini
akan dibahas mengenai beberapa metode perbaikan dan perkuatan yang dapat digunakan
dalam penanganan terhadap kerusakan yang terjadi.

2. METODE DAN MATERIAL PERBAIKAN


Penentuan metode dan material perbaikan umumnya tergantung pada jenis kerusakan
yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan dimana struktur
berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari
pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan
biaya perbaikan. Jenis kerusakan yang sering terjadi adalah kerusakan berupa keretakan
dan spalling (terlepasnya bagian beton).

A. Keretakan

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi
pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau
dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta semen
yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja
dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant. Sedang pada retak struktur,
digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah,
sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang terpisah.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan,
tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

B.Spalling

Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling
yang terjadi.

i. Patching

Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tidak
luas, dapat digunakan metode patching. Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan
manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan
yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-
benar didapatkan hasil yang padat. Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah
dikerjakan, tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang
dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang
dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

ii. Grouting

Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode grouting, yaitu
metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.
Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa. Pada
metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang terpasang harus
benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya
keropos dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting.Material yang
digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan bahan dasar
semen atau epoxy.

iii. Shotcrete (Beton Tembak)


Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya digunakan metode
Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada
umumnya. Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.Pada sistim dry-mix,
campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur
dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung
pada keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini
sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah,
sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini memerlukan
perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi ‘blocking’.Pada metode shotcrete,
umumnya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan
tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang
terpantul dan jatuh (rebound).

iv. Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang cukup
dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang
dihasilkan adalah dengan cara menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40% dari
volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan grout,
kedalam bekisting.Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang
memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.

3. METODE DAN MATERIAL PERKUATAN


Dalam pemilihan metode perkuatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu kapasitas
struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga
pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan
pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya perkuatan.

Metode perkuatan yang umumnya dilakukan adalah :

- Memperpendek bentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan


konstruksi baja.
Tujuannya adalah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi harus dianalisa ulang
akibat dari perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-gaya dalam
tersebut.
Umumnya dilakukan dengan menambah balok atau kolom baik dari beton maupun dari
baja.

- Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.

Umumnya digunakan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi struktur; dengan
adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk menghasilkan beton yang
dapat memadat sendiri (self compacting concrete), dibahas di bagian 4 – Self Compacting
Concrete.Akibat dari penambahan dimensi tersebut, maka harus diperhatikan bahwa
secara keseluruhan beban dari Bangunan tersebut bertambah, sehingga harus dilakukan
analisa secara menyeluruh dari struktur atas sampai pondasi.

- Menambah plat baja.

Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah kekuatan pada bagian tarik dari
struktur Bangunan.
Didalam penambahan plat baja tersebut, harus dijamin bahwa plat baja menjadi satu
kesatuan dengan struktur yang ada, umumnya untuk menjamin lekatan antara plat baja
dengan struktur beton digunakan epoxy adhesive.

- Melakukan external prestressing.

Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan prestress di luar
struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru.Yang perlu diperhatikan adalah
penempatan anchor head, sehingga tidak menyebabkan perlemahan pada struktur yang
ada.Material yang umumnya digunakan adalah baja prestress, tetapi pada saat ini sudah
mulai digunakan bahan dari FRP (Fibre Reinforced Polymer).

- Menggunakan FRP (Fibre Reinforced Polymer)

Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yaitu menambah
kekuatan di bagian tarik dari struktur. Tipe FRP yang sering dipakai pada perkuatan
struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan glass. Bentuk FRP yang sering digunakan
pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan Fabric / Wrap. Bentuk plate lebih
efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok maupun plat serta pada dinding;
sedang bentuk wrap lebih efektif dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta untuk
meningkatkan kapasitas beban axial dan geser pada kolom.

Anda mungkin juga menyukai