Anda di halaman 1dari 8

Material Penyusun Beton SCC, Persyaratan dan Kualitasnya

Beton SCC (Self Compacting Concrete) mulai banyak diterapkan pada berbagai
proyek besar karena keunggulannya dan kemampuannya untuk mengisi celah
dengan optimal. Bahkan dibanding beton konvensional, mutu Beton SSC ( Self
Compacting Concrete) lebIh unggul dan efisien.
Syarat-syarat Material Penyusun Beton SCC ( Self Compacting Concrete):
1. Semen
Hampir semua jenis semen dapat dipakai, tetapi pilihan yang terbaik biasanya
ditentukan oleh syarat-syarat tertentu dari pengecoran tertentu atau tergantung
pada apa yang biasanya dipakai oleh pembuat beton.
2. Agregat Kasar
Persyaratan agregat kasar hampir sama dengan beton normal, hanya ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
• Agregat ringan dapat digunakan dalam Material Penyusun Beton SCC, tetapi
perlu dicatat bahwa agregat dapat mengapung di permukaan jika kekentalan pasta
rendah dan hal ini mungkin tidak terdeteksi oleh pengujian daya tahan segregasi
• Ukuran maksimum agregat ditentukan oleh jarak antar tulangan , agar tidak
terjadi blocking agregat saat SCC mengalir melewati tulangan, untuk
mengetahuinya dapat diadakan pengujian passing ability.
• Ukuran maksimum agregat dibatasi antara 12-20 mm
• Semakin bulat bentuk permukaan agregat semakin baik adukan yang terjadi,
karena semakin kecil kemungkinan terjadi blocking dan berkurangnya gesekan
internal sehingga aliran dapat semakin cepat
3. Agregat Halus
Persyaratan agregat halus juga hampir sama dengan beton normal, perbedaan
terletak pada lebih banyaknya kandungan agregat halus dan lebih kecil/lebih halus
ukuran agregat halusnya dibanding beton normal. Ukuran partikel yang lebih kecil
dari 0.125 mm harus dianggap sebagai agregat halus dan dihitung dalam rasio air-
powder. Agregat yang baik adalah agregat yang memiliki gradasi optimum (tak
seragam/memiliki semua ukuran)
4. Admixture / Bahan Tambahan Kimiawi
• Komponen yang paling penting untuk SCC adalah superplasticiser atau high
range water reducing admixtures.
• Bahan campuran untuk memodifikasi kekentalan (VMA : Viscosity Modifying
Admixtures) dapat pula digunakan untuk membantu mengurangi segregasi dan
sensitivitas campuran akibat variasi dalam bahan penyusunnya, terutama
kandungan airnya. Bahan tambahan lainnya (air entraining, accelerating, retarding,
etc) dapat digunakan dengan cara yang sama seperti pada beton yang digetarkan
secara konvensional, tetapi tetap berpedoman pada aturan pakai yang dikeluarkan
oleh produsen bahan campuran tersebut.
5. Aditif / Bahan Tambahan Non-Kimia
Digunakan untuk:
• Meningkatkan dan menjaga tingkat kohesi daya tahan terhadap segregasi
• Mengatur kadar semen dengan tujuan untuk mengurangi panas hidrasi dan
thermal shrinkage crack
6. Serat / Fibre
Serat metalik dan polymer dapat digunakan dalam pembuatan SCC, tetapi bias
berakibat mengurangi daya alir dan passing ability. Harus dicatat bahwa
menggunakan SCC dengan serat pada struktur dengan penulangan normal dapat
secara signifikan meningkatkan resiko blokade terhadap aliran SCC.
Mix-design Material Penyusun Beton SCC (Self Compacting Concrete)

Agar dapat dicapai sifat-sifat adukan segar SCC yang diinginkan, prinsip-prinsip
mendasar ini harus dimengerti:
 Fluiditas dan kekentalan pasta disesuaikan dan diseimbangkan melalui pemilihan
dan perbandingan yang akurat, dengan membatasi rasio air agregat halus dan
dengan menambah superplasticiser dan (fakultatif) viscosity modifying admixtures
(VMA). Komponen SCC tersebut harus dikontrol dengan benar, ukuran yang sesuai
dan interaksinya adalah kunci pencapaian filling ability, passing ability dan daya
tahan terhadap segregasi.
 Untuk mengontrol kenaikan temperatur, thermal shrinkage crack dan kekuatan,
kandungan agregat termasuk agregat halus diperbolehkan untuk mengandung
aditif tipe I dan II dengan komposisi yang signifikan agar kandungan semen tetap
berada dalam level yang dapat diterima.
 Pasta adalah sarana bagi pergerakan agregat, oleh karena itu volume pasta harus
lebih besar dari volume rongga pada agregat sehingga semua partikel agregat
individual dilapisi oleh lapisan pasta secara menyeluruh, pasta juga berfungsi
sebagai pelumas. Hal ini meningkatkan fluiditas dan mengurangi gesekan antar
agregat.
 Rasio agregat kasar terhadap agregat halus dikurangi, sehingga partikel agregat
kasar individual dilapisi lapisan mortar secara menyeluruh. Hal ini mengurangi
ikatan/interlock antar agregat kasar saat beton melewati celah sempit atau celah
antar tulangan serta meningkatkan passing ability yang dimiliki SCC.
Self Compacting Concrete, Inovasi Teknologi Pengecoran Beton

Self compacting concrete (SCC) adalah sebuah beton yang inovatif yang tidak
memerlukan penggetaran saat penuangan dan pemadatan. SCC mampu mengalir di
bawah pengaruh berat sendirinya (hanya dengan mengandalkan gravitasi), mengisi
formwork secara menyeluruh dan mencapai pemadatan penuh, bahkan dalam
keadaan tulangan yang sangat rapat.
Beton yang telah mengeras memiliki struktur yang rapat, homogen dan
memiliki sifat-sifat serta daya tahan seperti beton yang dipadatkan secara
konvensional. Keuntungan penggunaan Self compacting concrete dibandingkan
beton yang dipadatkan secara konvensional:
1. Mempercepat masa konstruksi, karena waktu penuangan yang lebih cepat dan
dapat langsung mengisi celah antar tulangan yang rapat
2. Homogenitas yang tinggi, jumlah rongga yang minimal dan kekuatan beton yang
seragam (sehingga memberikan hasil akhir dan daya tahan yang tinggi), karena
memiliki fluiditas dan ketahanan segregasi yang lebih baik dibandingkan beton
normal.
3. Kuat awal yang lebih tinggi, waktu pelepasan cetakan yang lebih cepat, karena
memiliki rasio air-semen yang lebih rendah dari beton normal
4. Dapat dipompa hingga jarak yang lebih jauh, karena memiliki daya alir tinggi dan
daya penahan segregasi yang lebih baik dari beton normal
5. Permukaan yang dihasilkan lebih halus, karena mengalir dengan baik dan
mempunyai permukaan nyaris horisontal setelah dialirkan
6. Mengurangi paparan terhadap kebisingan dan penggetaran yang dialami oleh
pekerja dan lingkungan
7. Lebih tahan terhadap resiko thermal cracking akibat panas dibandingkan beton
normal
Kombinasi antara pelaksanaan yang mudah dan performance yang baik serta
keuntungan dalam kesehatan dan keselamatan kerja, membuat SCC menjadi solusi
yang sangat menarik bagi industri beton pracetak maupun konstruksi teknik sipil
umumnya. SCC sering digunakan sebagai salah satu alternatif pemakaian beton
normal pada:
 Pembetonan struktur dengan tulangan rapat, terutama pada struktur-struktur
penahan beban dinamis
 Pembetonan dengan banyak lokasi maupun titik-titik yang sulit dijangkau,
misalnya: cetakan dengan bentuk yang rumit dan pile
 Kepentingan arsitektural, untuk menghasilkan permukaan yang sempurna tanpa
lubang dan retak-retak
 Struktur yang terekspos kondisi cuaca buruk sehingga memerlukan durabilitas
yang lebih tinggi
Sifat Beton SCC

 Kuat tekan
Untuk Self compacting concrete biasanya memiliki kuat tekan yang sedikit lebih
tinggi dari beton normal dengan FAS yang sama. Hal ini diakibatkan ikatan yang
lebih baik antara agregate dan pasta yang telah mengeras, karena tidak adanya
penggetaran.
 Kuat tarik
Besarnya kuat tarik pada Self Compacting Concrete dapat diasumsikan sama
dengan beton normal, karena volume pasta (semen+agregat halus+air) tidak
memiliki efek yang signifikan terhadap kuat tarik
 Modulus elastisitas
Self compacting concrete memiliki modulus elastisitas yang sedikit lebih rendah
dari beton biasa karena memiliki pasta semen yang lebih banyak dari beton biasa
• Karena bagian terbesar dari beton adalah agregatnya, maka jenis dan jumlah
agregat sebagaimana juga nilai modulus elastisitasnya (E) memiliki pengaruh
terbesar. Memilih agregat dengan nilai E yang makin tinggi akan membuat E beton
juga makin tinggi. Semakin tinggi volume pasta semen, semakin rendah nilai E
 Rangkak
Self compacting concrete memiliki koefisien rangkak yang lebih besar akibat
volume pasta semen yang lebih banyak dibandingkan beton biasa dengan
kekuatan yang sama. Semakin tinggi kekuatan beton, rangkak semakin berkurang.
Jika menggunakan semen dengan kemampuan hidrasi yang lebih cepat akan
memiliki kekuatan yang lebih tinggi saat pembebanan, memiliki rasio
stress/strength yang lebih rendah dan rangkak yang makin berkurang pula. Makin
tinggi volume agregat kasar, rangkak makin berkurang. Makin tinggi nilai modulus
elastisitas (E) agregat, rangkak makin berkurang
 Susut
Susut pada Self compacting concrete lebih kecil dibandingkan beton normal
karena FAS-nya lebih rendah
- Semakin tinggi volume agregat, susut semakin berkurang
- Semakin tinggi nilai modulus elastisitas agregat (E), susut semakin berkurang
- Semakin kecil ukuran agregat maksimum (yang berarti volume pasta semen
semakin besar), semakin besar susutnya
 Koefisien ekspansi thermal
Menggunakan agregat dengan koefisien ekspansi thermal yang rendah, akan
mengurangi koefisien ekspansi thermal dari beton yang dihasilkannya juga
 Lekatan terhadap tulangan
Dibandingkan beton biasa dengan kuat tekan yang sama, Self compacting
concrete (SCC) memiliki fluiditas dan kohesi yang lebih baik, sehingga memiliki
ikatan dengan tulangan yang lebih kuat. Sedangkan beton biasa sering mengalami
kegagalan untuk meyelimuti tulangan secara menyeluruh akibat segregasi dan
bleeding saat penuangan maupun sebelum mengeras
 Kapasitas gaya geser pada bidang pengecoran
Permukaan SCC yang telah mengalami pengerasan agak lebih halus dan
impermeabel/tidak tembus air, oleh karena itu kapasitas gaya geser antara lapis
pertama dan kedua lebih rendah dari beton yang dipadatkan dengan penggetaran
konvensional dan tidak mampu menahan gaya geser. Oleh karena itu perlu
diberikan perawatan untuk permukaannya, misalnya retarder permukaan,
penyikatan atau dengan membuat permukaan menjadi kasar
 Ketahan terhadap api
Ketahanan terhadap api yang dimiliki Self compacting concrete (SCC) hampir sama
dengan beton normal. Tetapi jika menginginkan ketahanan api yang lebih tinggi
dapat menggunakan serat polypropylene. Serat ini akan meleleh dan akan diserap
matrix semen saat terbakar. Rongga bekas serat yang telah meleleh akan menjadi
ruang pemuaian untuk uap yang terjadi, sehingga mengurangi resiko
pengelupasan.

---- 000 ----

Anda mungkin juga menyukai