Anda di halaman 1dari 33

TYPES OF CONCRETE

Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas cement, pasir, dan air. Ada tiga
ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. Beton
mortar semen yang dipasangi anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai
ferro cement. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.

Disebut hampa karena dalam
pembuatannya dilakukan penyedotan air
pengencer adukan beton memakai vacuum
khusus. Akibatnya beton pun hanya
mengandung air yang telah bereaksi dengan
semen saja sehingga memiliki kekuatan yang
sangat tinggi. Beton hampa banyak sekali
dimanfaatkan dalam pendirian bangunan-
bangunan pencakar langit.

Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan
beton dan tulangan baja. Perlu diketahui, beton
mempunyai sifat kuat terhadap gaya tekan, tetapi
lemah dengan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan
baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar
kekuatan beton tersebut terhadap gaya tarik
meningkat. Beton bertulang biasanya dipasang
pada struktur bentang lebar seperti pelat lantai,
kolom bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya.

Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang
mirip sekali dengan beton bertulang. Perbedaan
tipis hanyalah terletak pada tulangan baja yang
bakal dimasukkan ke beton harus ditegangkan
terlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak
mengalami keretakan walaupun menahan
beban lenturan yang besar. Penerapan beton
pra-tegang juga banyak dilakukan untuk
menyangga struktur bangunan bentang lebar.

Beton yang dicetak di luar area
pengerjaan proyek pembangunan
disebut beton pra-cetak. Beton ini
memang sengaja dibuat di tempat lain
agar kualitasnya lebih baik. Selain itu,
pemilihan beton tersebut juga kerap
didasari pada sempitnya lokasi proyek
dan tidak adanya tenaga yang tersedia.
Beton pra-cetak biasanya diproduksi
oleh perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang pembangunan dan
pengadaan material.

Beton massa yaitu beton yang dibuat
dalam jumlah yang cukup banyak.
Penuangan beton ini juga sangat besar
di atas kebutuhan rata-rata. Begitu
pula dengan perbandingan antara
volume dan luas permukaannya pun
sangat tinggi. Pada umumnya, beton
massa memiliki dimensi yang
berukuran lebih dari 60 cm. Beton ini
banyak diaplikasikan pada pembuatan
pondasi besar, pilar bangunan, dan
bendungan.

Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup
besar sebagai bahan pengisi tambahannya. Ukuran penampang
agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm. Bahan ini lantas
ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapat meningkatkan
kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada bendungan,
jembatan, dan bangunan air lainnya.

Secara prinsip, beton serat dibuat dengan
menambahkan serat-serat tertentu ke dalam
adukan beton. Contoh-contoh serat yang
lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik,
kawat baja, hingga tumbuh-tumbuhan.
Penambahan serat dimaksudkan untuk
menaikkan daktailitas pada beton tersebut
sehingga tidak mudah mengalami keretakan.

Beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan. Beberapa orang juga
kerap menambahkan zat aditif yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam
beton. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan pada beton, maka pori-
porinya pun akan semakin bertambah sehingga ukurannya juga bakal kian membesar.
Hasilnya, bobot beton tersebut lebih ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran sama
persis. Beton ringan biasanya diaplikasikan pada dinding non-struktur.

• Lightweight aggregate concrete


• Autoclaved Aerated Concrete (AAC), Foamed Concrete, Cellular concrete

Proses pembuatan beton non-pasir
sama sekali tidak menggunakan pasir,
melainkan hanya kerikil, semen, dan air.
Hal ini menyebabkan terbentuknya
rongga udara di celah-celah kerikil
sehingga total berat jenisnya pun lebih
rendah. Karena tidak memakai pasir,
kebutuhan semen pada beton ini juga
lebih sedikit. Penggunaan beton non-
pasir misalnya pada struktur ringan,
kolom dan dinding sederhana, bata
beton.
BETON EKSPOSE
Istilah beton ekspose mungkin kurang tepat, karena sebetulnya yang
diekspose adalah material semen yang menjadi bahan utama untuk
plesteran dan acian dinding. Setelah selesai dinding dibiarkan apa adanya
tanpa finishing sedikitpun. Warna abu-abu mentah yang dihasilkan oleh
semen yang telah mengering justru bisa menghasilkan nuansa yang eksotis.
Karena identik dengan warna beton, maka sistem semen ekspose seperti ini
biasa dikenal dengan istilah beton ekspose.
METODE PELAKSANAAN pre-cast concrete
(BETON PRACETAK)
Properties OF CONCRETE
Density
Physical

Drying shrinkage
Properties

Compressive
strength

Flexural strength
Properties
Mechanical

Ultrasonic pulse
velocity

Water absorption

Porosity
Permeability
Durability
Properties

Carbonation

Thermal
conductivity
PROPERTIES OF CONCRETE

Thermal

Microstructure
Properties

analysis
CONCRETE PROPERTY TEST
Specimens and testing apparatus

Test Size Shape Units /per Testing Apparatus


mix
Drying shrinkage 15 x 15 x 285 mm Prism 2 ASTM C 596

Compressive strength 100 x 100 x 100 mm Cubes 15 BS EN 12390-3

Flexural strength 100 x 100 x 500 mm Prism 15 BS EN 12390-5

Ultrasonic pulse velocity BS 1881-203


Water absorption Ø75 x 100 mm Cylinder 3 BS 1881-122

Porosity Ø45 x 50 mm Cylinder Vacuum Saturation Apparatus


15
Permeability Ø45 x 50 mm Cylinder Permeability cells and flow rate
measurement
Thermal conductivity and 25 x 50 x 10 mm Hot Disk Thermal Conductivity
specific heat Analyzer (ASTM C518)
Air void measurement 45 x 45 x 15 mm ASTM C457
Kekuatan beton

Beton bersifat getas, mempunyai kuat tekan tinggi namun kuat tariknya rendah.
Pada dasarnya kuat tekan beton tergantung pada 3 hal, yaitu :
1.Kekuatan pasta (semen dan air)
2.Daya rekat antara pasta dengan butir agregat
3.Kuat tekan agregat

Secara lebih rinci kuat tekan beton dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut :
1.Umur beton
2.Fas (faktor air semen)
3.Kepadatan
4.Jumlah pasta semen
5.Jenis semen
6.Sifat agregat
UMUR BETON
Kuat tekan beton makin tinggi dengan bertambahnya umur
beton. Laju kenaikan kuat tekan mula-mula cepat, lama-lama
makin lambat, laju kenaikan menjadi relatif sangat kecil setelah
berumur 28 hari, maka standar kuat tekan beton adalah pada
umur 28 hari.
Laju kenaikan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
• Jenis semen
• Faktor air semen
• Suhu sekeliling
FAKTOR AIR SEMEN
• Faktor air semen (FAS) merupakan perbandingan berat antara air dan
semen portland di dalam campuran beton. Hubungan antara fas dengan
kuat tekan beton secara umum menurut Duff Abrams adalah sebagai
berikut :
• Kepadatan
Kuat tekan beton berkurang jika kepadatan berkurang. Beton yang kurang
padat berarti di dalam beton berisi rongga rongga sehingga kuat tekannya
berkurang.

• Jumlah pasta semen


Fungsi pasta semen untuk merekatkan butir butir agragat. Pasta semen
berfungsi maksimal jika seluruh pori antar butir agragat terisi penuh
dengan pasta semen.
Jika pasta semen terlalu banyak maka kuat tekan didominasi oleh pasta,
bukan agregat. Umumnya kuat tekan pasta semen lebih rendah dari
agregat.
• Jenis semen
Masing masing jenis semen mempunyai sifat tertentu sehingga akan
mempengaruhi terhadap kuat tekan beton.

• Sifat agregat
Agregat terdiri dari agregat halus (pasir dan agregat kasar (kerikil atau batu
pecah)
Sifat agregat yang mempengaruhi kekuatan beton antaranya:
1. Kekasaran permukaan
2. Bentuk agragat
3. Kuat tekan agregat
BERAT JENIS BETON
• Menurut berat jenisnya beton dapat dibagi
menjadi :
1. Beton ringan, Bj < 1,9
2. Beton normal, Bj 2,2 – 2,5
3. Beton berat, Bj > 3
MODUS ELASTISITAS
• Modulus elastisitas beton dipengaruhi oleh modulus elastisitas
agregat dan pastanya. Modulus elastis untuk beton normal (E =
4700 √ fc’). Modulus elastisitas dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
SHRINGKAGE - SUSUT PENGERASAN BETON
Volume beton setelah keras sedikit lebih kecil dari volume
sewaktu masih segar, karena selama mengeras mengalami
penyusutan yang disebabkan oleh penguapan air. Yang susut
adalah pastanya, agregat tidak susut karena tidak berubah
volume. Susutan beton sekitar 2.10-3, sedangkan susutan pasta
sekitar 6.10-3. Untuk mengurangi susut yang tidak terarah
biasanya dibuat celah celah pada jarak tertentu.
KEDAP AIR
Bagian bangunan yang diharapkan kedap air antara lain plat atap, dinding
basement, tandon air, kolam renang. Kedap air juga berfungsi supaya tulangan
yang ada di dalam beton tidak berkarat. Pembuatan beton kedap air dengan
cara :
1. Menambah butiran pasir halus
2. Menambah jumlah semen ( 280 – 380 kg per m3 )
3. Fas sekitar ( 0,4 – 0,5)
4. Memakai jenis semen tertentu
ADVANTAGES OF CONCRETE
Kelebihan dari beton antara lain:

 Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal,
kecuali semen Portland.
 Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk
rendah
 Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan
terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
 Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun
dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.
KEKURANGAN BETON
Kekurangan daripada beton antara lain:
• Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
• Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah
sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar
untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
• Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu
dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat
perubahan suhu.
• Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air
yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.
• Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama
agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama
pada struktur tahan gempa.
Kelemahan Beton & Cara Mengatasinya
Berat sendiri beton besar, sekitar 2.400 kg/m3. Untuk elemen struktur: membuat beton mutu tinggi, beton pratekan,
atau keduanya, sedangkan untuk elemen non-struktur dapat memakai
beton ringan.

Kekuatan tariknya rendh meskipun kekuatan tekannya besar. Memakai beton bertulang atau pratekan.

Beton cenderung untuk retak karena semen hidraulis. Baja tulangan Melakukan perawatan (curing) yang baik untuk mencegah terjadinya
bisa berkarat, meskipun tidak terekspose separah struktur baja. retak, memakai beton pratekan, atau memakai bahan tambahan yang
mengembang (expansive admixture)

Kualitas sangat tergantung cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan dan kontrol
baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran kualitas yang baik. Bila perlu bisa memakai beton jadi (ready mix) atau
yang sama. beton pracetak.

Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau daur Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast) sehingga dapat
ulang sulit dan tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja lebih unggul, dilepas per elemen seperti baja. Kemungkinan untuk melakukan beton
misalnya tinggal melepas sambungannya saja. recycle sedang dioptimasikan.
CONCRETE APPLICATION IN CONSTRUCTION
PROBLEMS ARISING FROM USE OF THE CONCRETE

High economic growth, rapid increase of population and urbanization


in developing countries, especially in the tropics

Increasing building demand (Aldawi, 2013)

People adopted foreign building material such as brick, concrete, iron,


glass and metal that commonly used in western cold climate country
(Rattanongphisat and Rordprapat, 2014)

Reduce thermal comfort to occupants Concrete absorb solar


• CO2 released radiation, store and
during cement transfer the heat into
production Contributes to the embodied energy building
• CO2 released consumption and CO2 emission (Chaurasia, 2000;
from air Rattanongphisat and
conditioner Rordprapat, 2014)
Global warming, climate change and
environmental damage

Utilization lightweight material for building to


increase thermal comfort and reduce energy
consumption
Fig. 1: Transformation of building
• Recorded air temperature on December 2016 is in the range Indoor air temperature is higher than environment
from 19.3oC to 35.8oC (Malaysian Meteorological Department temperature due to hot and humid air trapped and
MMD, 2016) stored in concrete walls and floor slab (Davis et al.,
• Recorded temperature in range 23oC to 33oC and even achieve 2005)
37oC in particular city (Meteorological Department of Indonesia The more comfortable provided, the higher the energy
in 2015)
consumption used (Abu Bakar, et al., 2015; Kwong and
• Thermal comfort achieved when indoor air temperature is Ali, 2011)
between 24.5oC to 28oC (ASHARE standard ANSI 55-2004)

Fig.2: Comparison between outdoor and indoor temperature on thermal comfort in


Malaysia (Davis, et.al, 2005)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai