Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISA PERBANDINGAN UJI KUAT TEKAN BETON


MENGGUNAKAN HAMMER TEST DAN COMPRESSION TEST

Digunakan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III Politeknik Negeri Kupang

Oleh :

ELVIS RIALDY NARA HIDA


Nim : 2023716136

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JENJANG PENDIDIKAN DIPLOMA III
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton terbentuk dari campuran agregat halus,agregat kasar,semen dan air dengan
perbandingan tertentu. Campuran beton telah banyak di gunakan dalam bangunan sipil
seperti gedung pencakar langit,jembatan,bendungan, dan lain sebagainya. Kekuatan beton
di pengaruhi oleh banyak hal,diantaranya oleh material penyusunnya,rancangan
campuran,pengerjaan, dan perawatan. Seperti yang telah di ketahui, beton kuat terhadap
gaya tekan namun lemah terhadap gaya tarik.(Asroni Ali 2010) kualitas beton harus
sesuai dengan spesifikasi struktur untuk memastikan kekuatan stabilitas struktur desain,
oleh karena itu di haruskan memverivikasi hal tersebut dengan cara melakukan pengujian
kuat tekan beton.
Ada beberapa bentuk metode pengujian kuat tekan beton yang di gunakan di antara
pengujian-pengujian yang bersifat tidak merusak (semidestructive test),setengah merusak
dan merusak sacara keseluruhan komponen-komponen yang diuji (destructive
test).Desructive test inilah yang paling mendekati nilai kuat tekan beton sebenarnya
dimana pengujian ini harus dilakukan di laboratorium dengan menggunakan alat Hammer
test dan compression test.
Hammer Test adalah suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton impct
(tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang di aktifkan
dengan menggunakan suatu massa yang di aktifkan dengan energy yang besarnya
tertentu, adapun jarak pantulan yang timbul dari massa tersbeut pada saat terjadi
tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi
kekerasan.Secara umum alat ini di digunakan untuk memberikan keseragaman kualitas
beton pada struktur dan mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
Compression test adalah suatu alat yang digunakan untuk pengujian mutu beton yang
bersifat merusak (destructive test) dan inilah yang paling mendekati nilai kuat tekan beton
sebanarnya dimana pengujian ini harus dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
alat compression test.
Standar uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton di laboratorium adalah
kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm (british Standar).untuk benda uji kubus , mutu beton
dinyatakan dengan huruf K dengan angka dibelakangnya yang menyatakan kekuatan
karakteristik beton yang bersangkutan dalam satuan kg/cm 2.
Kekuatan karakteristik beton saat perencanaan dan pelaksanaan umumnya adalah
hasil uji kuat tekan beton benda uji kubus di laboratorium.Pada kenyataannya nilai kuat
tekan yang paling mendekati berasal dari keadaan actual dilapangan.Namun pengambilan
sampel core dilakukan hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja, yaitu apabila nilai hasil
compression test kubus di laboratorium tidak mencapai kuat tekan yang di rencanakan.
Keterbatasan dalam pengambilan sampel core inilah yang menyebabkan uji compression
sampel kubus di laboratorium tetap menjadi standar utama dalam mengontrol
karakteristik dan kekuatan suatu struktur.Sedangkan Hammer Test dapat di lakukan
sebagai pelengkap dan penguat keyakinan akan hasil uji kuat tekan core yang di peroleh.
Berdasarkan hal tersebut diatas,penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
lewat tugas akhir dengan judul “Analisa perbandingan Uji Kuat Tekan Beton
menggunakan Hammer Test dan Compression Test”.
Adapun alasan penulis dalam pengambilan judul ini yaitu penulis ingin
membandingkan hasil uji kuat tekan dan mutu beton menggunakan alat hammer test dan
compression test sesuai dengan ketersediaan alat di laboratorium dimana penulis
melakukan penelitian ini .

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Nilai kuat tekan yang didapat dari hammer test belum dapat mewakili nilai kuat tekan
beton yang sebenarnya.
2. Diperlukan nilai koreksi yang tepat antara nilai kuat tekan yang dihasilkan oleh
hammer test dan compression test.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menentukan hubungan (korelasi) antara pembacaan nilai rebound (R value) oleh
hammer test dengan kuat tekan (compression test) pada benda uji kubus beton dalam
usia 28 hari.
2. Mengetahui perbedaan hasil antara hammer test dan compression test.
1.4 Batasan Masalah
Penulis akan membatasi masalah yang akan didibahas yaitu :
1. Jenis beton yang akan di uji adalah beton normal
2. Mutu beton yang yang direncanakan adalah K-250
3. Agregat halus yang akan digunakan adalah dari quarry takari
4. Agregat kasar atau batu pecah dari quarry takari
5. Semen yang digunakan dalam pengujian ini adalah semen bosowa karena mudah di
dapat di pasaran.
6. Metode ini hanya dilakukan pada satu jenis benda uji saja yaitu pada kubus kubus
beton.
7. Alat yang digunakan adalah Hammer test dan compression test.
8. Metode uji hammer test dan compression test hanya dilakukan pada saat benda uji
berumur 28 hari.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Beton
Beton merupakan campuran agregat kasar,agregat
halus,semen,air secukupnya dan kadang-kadang ditambah Additive/Admixtures.Bahan air dan
semen disatukan akan membentuk pasta semen, dan berfungsi sebagai bahan pengikat,
sedangkan agregat halus berfungsi sebagai pengikat rongga antara aggregate kasar. Bahan dipilih
sesuai dengan ketentuan yang ada,dicampur dengan perbandingan tertentu dan digunakan
sedemikian rupa untuk menghasilkan beton yang di inginkan. Beton adalah campuran antara
agregat kasar,agregat halus,semen dan air atau tanpa menggunakan bahan, tambahan(SK SNI-
15-1990-03) atau beton adalah bahan yang di peroleh dengan campuran dari agregat kasar,semen
dan air.Beton adalah sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.
( Nawy,1985 dalam buku try Mulyono).Beton adalah campuran bahan-bahan agregat kasar dan
halus dan kasr yaitu pasir,batu pecah (Batu kerikil) atau bahan semacam lainnya dengan
menambahkan secukupnya bahan perekat semen,dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan
reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlansung. Beton normal adalah
beton yang mempunyai berat isi 2200-2500 kg/m2, yang menggunakan agregat alam yang di
pecahkan atau tanpa dipecahkan yang tidak menggunakan bahan tambahan (SK SNI-115-1990-
03). Karakteristik bahan pembentuk bangunan adalah
tahan cuaca,kuat,harga murah dan berkualitas. Pemilihan dari bahan akan mempengaruhi beton,
karena banyak variasi yang menuntut dari beton,yaitu dari segi bentuk, kualitas dan mutu dari
beton yang dihasilkan serta di perlukan pencapuran yang merata. Pencampuran bahan-bahan
yang merata akan bersifat homogeny yaitu saling mengikat dan mengisi antara semua bahan
pada waktu dilaksanakan pengecoran dan pencetakan beton.
Secara umum beton terdiri dari bahan pengikat agregat
kasar,halus dan bersifat pencampur,Bahan pengikat yang digunakan adalah bahan pengikat yang
bersifat hidrolis dalam arti bahwa akan mengikat dan mengeras secara baik jika dicampur dengan
air.Bahan-bahan tersebut dicampur dengan perbandingan tertentu atau dengan rancangan
campuran beton (Mix Design) sehingga untuk mendapatkan adukan yang baik dan plastis serta
mudak dikerjakan dan mudah di cetak sesuai dengan bentuk struktur yang di kehendaki.
Beton mempunyai keunggulan antara lain kekuatan tekan
yang di isyaratkan. Kekuatan beton yang diisyratkan pada dasarnya adalah mampu menahan kuat
tekan beton lebih awet terhadap aus, misalnya jlur lalulintas tahan lama selama bertahun-tahun
dengan masa bangunan tersebut yang ditetapkan,serta kedapterhadap air dan kemungkinan kecil
rusak oleh agresi kimia. Kemudian juga beton tahan terhadap kebakaran, selain itu juga dari segi
biaya untuk membuat beton yang baik biaya yang di keluarkan relative kecil. Beton juga dapat di
desain sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dari segi bentuk dan kekuatan nya. Beton
direncanakan terutama mampu menahan berat dengan kekuatan tinggi akibat beban ang berada
diatas atau di sampingnya yang tidak mampu ditahan oleh kayu dan baja.
Kelemahan beton adalah tidak mampu menahan gaya tarik dan
lentur .Biasanya jika beton diusahakan mampu menahan gaya tarik dan lentur sehingga dapat
sedikit mungkin mengurangi keretakan akibat gaya tarik dan lentur. Gaya tarik dan lentur
biasanya diakibatkan oleh bentangan yang terlalu panjang dan tinggi yang berlebihan.
Kekurangan yang lain yaitu beton tidak mampu diubah bentuk dan ukurannya jika terjadi
kesalahan pada waktu pekerjaan struktur telah dilakukan, tetapi apabila dengan menggunakan
struktur beton, desain struktur harus didesain ulang .
Berdasarkan berat dan volumenya beton dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu :

Beton Ringan
Beton ringan merupakan hasil pembakaran shale,lempung,batu bara dan
lainnya. Berat jenis agregat ringan ini kira-kira 1900 kg¿ m3 atau berdasarkan kepentingan
penggunaan struktur berkisar antara 1440-1850 kg¿ m3 ,dengan kekuatan tekan umur 28
hari lebih besar dari 17.2 MPa. SK-SNI memberikan batasan kriteria beton ringan sebesar
1990 kg¿ m 3 .
Beton Berat
Beton berat adalah beton yang dihasilkan dari agregat yang mempunyai berat
isi lebih besar dari beton normal atau lebih dari 2400 kg¿ m3 . Beton yang mempunyai
berat yang tinggi biasanya digunakan untuk kepentingan tertentu seperti menahan radiasi,
menahan benturan dan lain-lain. Beton yang dihasilkan menggunakan biji besi dapat
mencapai 3000-3900 kg¿ m 3 .
Beton Normal
Menurut SK SNI T-15-1990-03 adalah beton yang biasa digunakan untuk
bangunan tempat tinggal atau untuk penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak
melebihi 10 MPa boleh menggunakan campuran semen : 2 : pasir : 3 kerikil slump untuk
mengukur kemudahan pengerjaanya tidak lebih dari 100 mm . Pengerjaan beton dengan
kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan
beton dengan kekuatan tekan lebih besar dari 20 MPa harus menggunakan campuran
berat .

Anda mungkin juga menyukai