25
Menurut Soedarno (1992) dalam Dayamasari (2018), Jenis kelamin
mempengaruhi keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi.
Biasanya pemikiran laki-laki dan perempuan mengenai suatu permasalahan
berbeda sudut pandangnya. Jumlah penduduk di Desa Labuhan Bontong
sebanyak 2.723 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.327 jiwa dan
perempuan sebanyak 1.396 jiwa. Berdasarkan data Profil Desa Labuhan
Bontong jumlah penduduk Desa Labuhan Bontong dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Labuhan Bontong Kecamtan Tarano Tahun
2019 Berdasarkan Jenis Kelamin
26
Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
(Jiwa)
17% 21%
62%
27
Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Labuhan Bontong Jum-
lah (Orang)
6%
8% Petani dan buruh Tani
Nelayan dan beternak
pengusaha dan Lain-
lain
86%
28
fasilitas perdagangan. Kedua aspek tersebut di atas saling berkaitan dan
membentuk struktur wilayah dan jangkauan pelayanannya. Sarana dan
prasarana jasa yang terdapat di Desa Labuhan Bontong dititik beratkan pada
pelayanan jasa untuk kegiatan pertanian yang diperankan oleh
individu/perorangan sedangkan untuk memenuhi tambahan modal bagi usaha,
kios,pengecer gas dan BB minyak, pangkalan minyak tanah dan air melalui
simpan pinjam BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan koperasi. (Profil Desa
Labuhan Bontong, 2019).
Mengiringi derap langkah pembangunan dalam era reformasi ini
kebutuhan pendidikan bukan semata merupakan milik segelintir orang, akan
tetapi sudah merupakan kebutuhan bagi hampir setiap manusia. Adanya
gambaran kearah itu setidaknya mulai terlihat diwilayah Desa Labuhan Bontong
Kecamatan Tarano. Jumlah sarana pendidikan yang ada pada tahun 2019 di
Kecamatan Tarano ini adalah 4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 2 Taman
Kanak-Kanak (TK), 2 Sekolah Dasar dan 1 sekolah menengah pertama .
Di lihat dari segi penduduk di Desa Labuhan Bontong Kecamatan Tarano
sebagian besar sudah pernah mengecap pendidikan. Keadaan ini tentunya
mempengaruhi pendidikan perekonomian didaerah ini dimana kita ketahui
sebagian besar masyarakat sangat tergantung dari sektor pertanian.
Penduduk di Desa Labuhan Bontong Kecamatan Tarano mayoritas
memeluk agama Islam. Sehingga sarana ibadah yang terdapat diKecamatan ini
hanya ada sarana ibadah untuk pemeluk agama Islam saja yaitu sebanyak 3
Masjid dan 3 mushola (Profil Desa Labuhan Bontong, 2019).
29
4.4. Gambaran UmumUsaha Kelompok Olahan Udang Rebon Menjadi
Terasi
Usaha produk olahan udang rebon menjadi terasi berlokasi di Desa
Labuhan Bontong Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa. Berdirinya
Kelompok Rebon II tersebut merupakan motivasi dari Ibu Nur Nani terhadap
potensi keberadaan udang rebon dan untuk menambah nilai pada udang rebon
yang semulanya tidak bernilai untuk dipasarkan. Selain hal tersebut, untuk
mengangkat khas produk lokal dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga dan
ibu-ibu kepala kelurga dalam menambah penghasilan rumah tangga. Adanya
motivasi dan keinginan ibu-ibu serta dukungan dari Ibu Nur Nani, sehingga
dibentuk kelompok usaha produk olahan udang rebon. Pembagian dan
pembentukan kelompok usaha produk olahanan udang rebon ditinjau dari
keberadaan ibu-ibu di rumah dan kelompok usaha tersebut mulai berdiri tahun
1994 serta langsung mengolah udang rebon menjadi produk olahan yang siap
dijual.
Pada kelompok usaha tersebut Kelompok Rebon II, kelompok Rebon II
Desa Labuhan Bontong, produksi olahan udang rebon dilaksanakan di rumah
ketua, kemudian hasil olahan disimpan di rumah ketua. Pada setiap olahan,
bahan baku yang digunakan dalam memproduksi produk olahan adalah udang
rebon kering yang berasal dari laut yang berada di Desa Labuhan Bontong
Kecamatan Tarano Kabupaten Sumbawa. Hasil olahan tersebut berbentuk terasi.
Adapun proses pengolahan produk udang rebon menjadi terasi dapat dilihat pda
gambar 4.3 berikut :
30
a) Rumah Produksi Terasi b) Udang Rebon Kering
Dari Gambar 4.3 Proses pengolahan persiapan bahan baku udang rebon
yang sudah di jemur sampai kering selanjutnya dimasukan ke dalam baskom
untuk persiapan ditumbuk, penumbukan dilakukan masih menggunakan alat
moderen seperti lesung setelah ditumbuk dalam proses penumbukan ditamahkan
air sedikit sampai benar-benar hancur, terasi yang sudah selsai ditubuk sudah
siap dikemas dengan pengemasan tradisional berupa daun lontar dan dilabeli
dengan bentuk khas kemasan berbentuk copok (buka) dari daun Lontar.
Selanjutnya, pemasaran hasil olahan dilakukan dengan cara secara online
maupun offline. Secara online, kelompok Rebon II Desa Labuhan Bontong,
memanfaatkan haenphone untuk melayani pesanan. Sedangkan secara offline
pengecer membeli ke tempat olahan untuk dijual kembali kepada konsumen
ataupun dikonsumsi secara pribadi. Setiap 1 kali hasil produksi semuanya habis
31
terjual dalam waktu 1-3 Bulan, bahkan masih banyak konsumen yang berminat
untuk membeli kemudian memesan pada waktu sebelum produksi, sehingga
kelompok Rebon II Desa Labuhan Bontong, berjalan hingga sampai saat ini.
Desa Labuhan Bontong Kecamatan Tarano, Umur kelompok Rebon II
memiliki 5 pengrajin olahan dengan kriteria kelompok diketuai oleh satu ketua.
Kelompok Rebon II Desa Labuhan Bontong pengrajin olahan yang secara aktif
dalam memproduksi produk olahan udang rebon berjumlah 5 orang yang terdiri
dari 1 orang ketua berumur 50 tahun dan 4 anggota adapun rata-rata berumur
dari 35-50 tahun.
Umur berpengaruh terhadap kemampuan fisik seseorang dalam
mengelolah usaha. Setelah melewati umur tertentu, maka kemampuan kerjanya
relative menurun. Di samping itu, umur juga merupakan salah satu faktor yang
menentukan produktivitas responden dalam menjalankan usahanya untuk
memperoleh hasil dan keuntungan yang maksimal. Struktur umur dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu : kelompok umur muda (dibawah 15 tahun), kelompok
umur produktif atau usia kerja (15-65 tahun) dan kelompok umur tua yaitu 65
tahun keatas (Tjiptoherijanto, 2008).
Kelompok Rebon II memiliki pendidikan tingkat pendidikan yang berbeda.
Menurut Rusastra (2000), tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikir
individu, maka semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin besar peluang
mereka untuk menjalankan usahanya. Tingkat pendidikan terakhir responden
pada kelompok Rebon II Desa Labuhan Bontong Kecamatan tarano rata-rata
pendidikan SD berjumlah 4 orang dengan persentese sebesar 80% dan tamatan
SMP berjumlah 1 orang dengan persentase sebesar 20%. Dilihat dari tingkat
pendidikan yang mayoritas responden adalah tingkat pendidikan SD, maka perlu
ditingkatkan mengingat bahwa tingkat pendidikan seseorang akan
mempengaruhi pola pikir individu. Namun, selain dilihat dari tingkat pendidikan
responden tetapi juga bisa dilihat dari kemauan dan semangat kerja ibu-ibu
rumah tangga dan bapak bapak dalam menjalankan usahanya, sehingga dalam
pengolahan Terasi tingkat pendidikan tidak terlalu mempengaruhi. Semangat
kerja merupakan keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan
pekerjaanya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang
maksimal (Hasibuan 2009). Hal ini dibuktikan dengan semangat dari kelompok
Rebon II dalam melakukan pengolahan dari sebuah olahan yang sedikit
32
mempunyai nilai jual sehingga mempunyai nilai jual dan hasil produksi habis
terjual di dalam maupun di luar daerah.
Dengan jumlah tanggungan ketua Kelompok Rebon II berjumlah 3 orang,
anggota 1 berjumlah 2 orang, anggota 2 berjumlah 1 orang, anggota 3 berjumlah
2 orang, anggota 4 berjumlah 3 orang.
33
waktu 2 jam, Terasi yang sudah dikemas dengan berbagai berat
dan ukuranyang berbeda yaitu kemasan 1,kg, kemasan 0,5kg,
kemasan 0,2kg, kemasan 0,1kg. Selsai dikemas, Terasi siap
dipasarkan.
3) Tahap Pemasaran
Proses pemasaran hasil olahan udang rebon menjadi terasi
dilakukan dengan cara secara online maupun offline. Secara online,
kelompok Rebon II Desa Labuhan Bontong, memanfaatkan haenphone
untuk melayani pesanan. Sedangkan secara offline pengecer membeli ke
tempat olahan untuk dijual kembali kepada konsumen ataupun
dikonsumsi secara pribadi.
34