Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI ALAT-ALAT PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI PERTANIAN

JURNAL

OLEH :
Norhalimah Ramadhani
NPM. 205431101014
PAP Non Reguler

PENGELOLAAN AGRIBISNIS PERKEBUNAN

POLITEKNIK SERUYAN

2021
IDENTIFIKASI ALAT-ALAT PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI PERTANIAN

JURNAL

DOSEN PENGAMPU : Muhammad Nazarul Yanis, SP. MP.


NIK :
MATA KULIAH : Klimatologi Pertanian
TANGGAL PENGESAHAN :

PENGELOLAAN AGRIBISNIS PERKEBUNAN

POLITEKNIK SERUYAN

2021
I. Judul Praktikum :
Identifikasi Alat-Alat Praktikum Klimatologi Pertanian

II. Waktu dan Tempat Praktikum :


Selasa, 02 Maret 2021 di Kampus Politeknik Seruyan

III. Tujuan Pratikum :


Mahasiswa mampu mengidentifikasi alat-alat pratikum Klimatologi Pertanian

IV. Tinjauan Pustaka :


Gun Bellani adalah alat yang digunakan untuk mencatat intensitas cahaya
matahari dan untuk mengukur pengembunan di pagi hari. Intensitas cahaya
matahari dihitung dari selisih pembacaan skala dikalikan dengan konstanta
kemudian dibagi 21 yang dinyatakan dalam satuan kalori/cm 2 (Langley).
Radiasi matahari harian telah diukur secara rutin setiap hari menggunakan
Gun Bellani Pyranometer sejak tahun 1997 (Abbadieet al., 2006). Untuk
mengukur intensitas cahaya matahari, Gun Bellani selalu diamati setiap pagi
pada jam 07.00 waktu setempat (Tio, 2010). Gun Bellani yang terdapat di
taman alat BMKG Kota Semarang penggunaannya masih secara manual.
Keseluruhan cara kerja Gun Bellani memerlukan tenaga manusia untuk
mengoperasikannya, yaitu dengan pemasangan alat di pagi hari, dan dibalik
pada sore hari kemudian dikembalikan agar permukaan air dalam tabung
mendekati nol (Kimei dan Khabongo, 2004). Volume air dalam alat konstan
dan akan menguap bila terkena cahaya matahari yang kemudian akan terjadi
kondensasi dan air akan turun.
Psikrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kelembaban relatif udara. Psikrometer terdiri dari thermometer bola basah
dan thermometer bola kering, thermometer maksimum dan thermometer
minimum, serta piche evaporimeter yang digunakan untuk mengukur suhu
ruangan (Arief, 2012). Psikrometer diletakkan di dalam bangunan berbentuk
rumah berwarna putih yang disebut sangkar meteorologi. Hal ini bertujuan
agar semua alat terlindung dari radiasi surya dan hujan. Thermometer bola
kering menunjukkan suhu udara, sedangkan thermometer bola basah
digunakan untuk mencari kelembaban udara dengan bantuan tabel. Kedua
thermometer diletakkan secara bersebelahan. Thermometer bola basah yang
mengandung air raksa dibalut dengan kain muslin agar selalu basah oleh air
murni, sedangkan thermometer bola kering dibiarkan kering. Pengukuran
suhu diperoleh menggunakan thermometer bola kering dalam satuan derajat
celcius, sedangkan thermometer bola basah menunjukkan kelembaban yang
dinyatakan dalam persen (Sunitra, 2011). Suhu dan kelembaban udara
merupakan unsur yang berpengaruh terhadap iklim. Iklim yang baik
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman (Kartasapoetra, 2004).
Thermometer tanah berumput merupakan thermometer yang digunakan
untuk mengukur suhu tanah yang ditumbuhi vegetasi. Thermometer tanah
gundul digunakan untuk mengukur suhu tanah yang tidak ditumbuhi
vegetasi. Kedua thermometer tersebut pada dasarnya sama, yang
membedakan hanya jenis tanahnya yaitu tanah berumput dan tanah gundul
(Muldawati, 2013). Penggunaan thermometer tanah berumput dan
thermometer tanah gundul yaitu dengan cara ditanam pada tanah dengan
kedalaman yang berbeda-beda (Pardosi, 2013). Bagian-bagian alat
thermometer tanah berbentuk bengkok yang ditanam dalam tanah pada
kedalaman yang berbeda dengan kemiringan 45 derajat. Thermometer tanah
yang berbentuk silinder disebut juga thermometer berselubung logam dengan
kedalaman 50 dan100 cm. Hal ini bertujuan untuk memperlambat perubahan
suhu ketika thermometer terbaca di udara. Thermometer tanah sangat
berkaitan dengan cuaca karena suhu dan kelembaban menentukan kondisi
cuaca pada suatu daerah (Gusniawati, 2012).
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
angin dan tekanan angin yang biasanya dipakai pada bidang Meteorologi dan
Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca (Azwar & Kholiq, 2013). Secara
umum ada dua jenis anemometer, yaitu anemometer yang mengukur
kecepatan angin (velocity anemometer) dan yang mengukur tekanan angin
(anemometer tekanan). Velocity anenometer merupakan anemometer yang
paling banyak digunakan. Salah satu jenisnya adalah thermalanemometer
atau lebih dikenal dengan hot wire anemometer yaitu anemometer yang
mengkonversi perubahansuhu menjadi kecepatan angin. Kecepatan angin
adalah perpindahan udara tiap satuan waktu dengan satuan meter per detik
atau meter per menit. Kecepatan angin ditentukan oleh perbedaan tekanan
udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor pendorong) dan
resistensi medan yang dilaluinya (Lakitan, 2004). Angin berbanding lurus
dengan tekanan udara.
Thermohygrograph merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur suhu
dan kelembaban (Falahnsia, 2013). Alat ini mencatat otomatis temperatur
dan kelembaban sebagai fungsi waktu selama 24 jam. Bimetal pada
Thermohygrographberbentuk spiral dan terpasang pada sumbu horizontal
yang terletak di luar kotak Thermohygrographdan satu ujung bimetal lainnya
dipasang pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak pena pada
Thermohygrographdapat diatur. Ujung lain dihubungkan ke tangkai pena
melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track rekaman pada
kertas pias yang berputar selama 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik,
ujung bimetal menggerakkan tangkai pena ke atas begitu juga sebaliknya.
Sebelum dipakai, Thermohygrographharus dikalibrasi terlebih dahulu. Alat
ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk mengukur
atmosfer. Satuan suhu pada Thermohygrographadalah Celcius (oC),
sedangkan satuan pada kelembaban/Relative Humadity (RH) adalah (%)
(Asri, 2013).
Ombrometer tipe observasi termasuk alat pengukur curah hujan secara
manual. Penakar ini terdiri dari corong (mulut penampung air hujan) dengan
permukaan horizontal. Jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan
gelas ukur yang telah dikonversi dalam gelas ukur yang kemudian dibagi 10
karena luas penampangnya 100 cm sehingga dihasilkan mm. Pengamatan
dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada
pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini (Sofendi, 2000). Bagian dasar
dari corong tersebut terdiri dari pipa sempit yang menjulur ke dalam tabung
kolektor dan dilengkapi dengan kran. Jumlah air yang tertampung dalam
tabung diketahui bila kran dibuka kemudain air diukur dengan gelas ukur
(Nugroho, 2012).

V. Prosedur Kerja :
Menggunakan studi literatur online

VI. Hasil dan Pembahasan Pratikum :

Gun Bellani adalah alat yang digunakan untuk mencatat intensitas cahaya
matahari, dan di pagi hari digunakan untuk mengukur pengembunan. Intensitas
cahaya matahari dihitung dari selisih pembacaan skala dikalikan dengan
konstanta kemudian bagi 21 yang dinyatakan dalam satuan kalori/cm 2
(Langley). Gun Bellani mengukur intensitas cahaya dari terbit hingga
terbenamnya matahari dan pengukuran dilakukan setiap 24 jam sekali yaitu
pada jam 07.00 waktu setempat. Hal ini sesuai dengan pendapat Abbadie et al.
(2006) yang menyatakan bahwa radiasi matahari harian telah diukur secara
rutin setiap hari menggunakan alat ukur Gun Bellanipyranometer sejak tahun
1977. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Tio (2010) yang menyatakan
bahwa Gun Bellani diamati setiap jam 07.00 waktu setempat. Gun Bellani
yang terdapat di taman alat BMKG Kota Semarang penggunaannya masih
secara manual karena alat harus dipasang pagi hari, dibalik dan dikembalikan
lagi masih dengan bantuan tenaga manusia untuk memastikan bahwa
permukaan air dalam tabung mendekati nol. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kimei dan Khabongo (2008) yang menyatakan bahwa keseluruhan cara kerja
Gun Bellani memerlukan tenaga manusia untuk mengoperasikannya, prinsip
kerjanya yaitu dengan pemasangan alat saat pagi hari, dan dibalik pada sore
hari lalu dikembalikan agar permukaan air dalam tabung mendekati nol.
Volume air dalam alat konstan dan akan menguap bila terkena cahaya matahari
yang kemudian akan terjadi kondensasi dan air akan turun.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa


psikrometer standar diletakkan dalam sangkar meteorologi dengan letak
yang berbeda. Thermometer bola basah dan thermometer bola kering
diletakkan bersebelahan secara vertikal, thermometer maksimum dan
thermometer minimum diletakkan pada ketinggian yang berbeda, serta
piche evaporimeter diletakkan dalam posisi vertikal. Hal ini sesuai dengan
pendapat Arief (2012) yang menyatakan bahwa psikrometer terdiri dari
thermometer bola basah dan thermometer bola kering, thermometer
maksimum dan thermometer minimum, serta piche evaporimeter. Pada
thermometer bola basah tabung air raksa dibasahi air dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat penguapan di tempat tersebut serta agar suhu yang
terukur adalah suhu saturasi atau titik jenuh yaitu suhu yang diperlukan agar
uap air dapat berkondensasi. Ketika terjadi kenaikan suhu maka air yang
terdapat di dalam kain tersebut akan menguap sehingga berpengaruh pada
air raksa dalam pipa kapiler akan turun atau menyusut. Thermometer bola
kering dibaca terlebih dahulu kemudian thermometer bola basah karena suhu
udara yang ditunjukkan thermometer bola kering lebih mudah berubah.
Penguapan air dari kain kasa basah menyebabkan suhu bola basah lebih
rendah dari pada suhu bola kering.Suhu udara didapat dari thermometer bola
kering, sedangkan kelembaban udara diperoleh melalui perhitungan dalam
persen. Jika kelembaban udara naik maka air raksa dalam pipa kapiler akan
ikut naik ke atas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunitra et al., (2011) yang
menyatakan bahwa kelembaban relatif merupakan nilai hasil dari
thermometer bola basah yang dinyatakan dalam persen. Thermometer
maksimum digunakan untuk mengetahui suhu udara maksimum pada saat
tertentu. Jika terjadi kenaikan atau penurunan suhu maka air raksa dalam
pipa kapiler akan memuai. Thermometer minimum digunakan untuk
mengukur suhu udara minimum pada waktu tertentu. Jika terjadi kenaikan
suhu udara maka alkohol akan memuai dalam pipa kapilersehingga
permukaan menjadi naik. Sebaliknya, jika terjadi penurunan suhu, maka
alkohol juga akan turun.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa


thermometer tanah berumput dan tanah gundul mempunyai prinsip kerja yang
sama, tetapi yang membedakan adalah jenis tanahnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Muldawati (2013) yang menyatakan bahwa kedua thermometer pada
dasarnya sama, hanya dibedakan oleh jenis tanah. Pengukuran dilakukan pada
tanah dengan kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm
dengan kemiringan 45 derajat. Hal ini sesuai dengan pendapat Pardosiet al.,
(2013) yang menyatakan bahwa thermometer ditanam pada tanah dengan
kedalaman yang berbeda-beda. Pengukuran dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu
pada pukul 07.00 WIB, 13.00 WIB, dan 17.00 WIB. Bagian thermometer
tanah berbengkok merupakan bentuk dari thermometer air raksa. Prinsip kerja
thermometer tanah bekerja berdasarkan proses pemuaian. Jika suhu naik maka
air raksa dalam reservoir akan naik. Cara kerja thermometer ini terdiri dari 5
buah alat yang pada bagian bawahnya ditanam dalam tanah, apabila alat ini
terkena sinar matahari, maka suhu tanah akan naik menyebabkan air raksa
dalam reservoir thermometer akan naik dan menunjukkan skala pada pipa.
Thermometer ini diselubungi dengan parafin agar tidak terjadi perubahan suhu
yang signifikan saat terbaca di udara. Thermometer tanah sangat berkaitan
dengan cuaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Gusniawati (2012) yang
menyatakan bahwa suhu dan kelembaban menentukan kondisi cuaca pada
suatu daerah. Pengukuran tanah dengan thermometer dapat berguna untuk
mengetahui perbedaan suhu pada setiap lahan yang mempunyai karakteristik
berbeda sehingga baik untuk pertanian.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa


anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
angin dan arah angin. Hal itu sesuai dengan pendapat Azwar dan Kholiq
(2013) yang menyatakan bahwa anemometer adalah sebuah alat yang
digunakan dalam pengamatan klimatologi untuk mengukur kecepatan angin
dan tekanan angin yang biasanya dipakai pada bidang Meteorologi dan
Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Anemometer yang paling sering
digunakan adalah Thermal Anemometer atau Hot Wire Anemometer. Cara
kerja dari Hot Wire Anemometer yaitu dengan mengkonversi perubahan
suhu menjadi kecepatan angin. Hot Wire Anemometer menggunakan kawat
yang sangat kecil dialiri panas hingga suhu di atas temperatur Ambient.
Bila ada udara / angin yang mengalir melewati kawat maka akan terjadi efek
pendinginana pada kawat, perubahan temperatur dari kawat sebagai indikasi
perubahan dari kecepatan angin yang diukur. Hal itu sesuai dengan pendapat
Lakitan (2004) yang menyatakan bahwa kecepatan angin ditentukan oleh
perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor
pendorong) dan resistensi medan yang dilaluinya.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakasanakan dapat diketahui


bahwa Thermohygrograph merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
suhu dan kelembaban udara. Hal itu sesuai dengan pendapat Falahnsia
(2013) yang menyatakan bahwa Thermohygrograph merupakan alat yang
berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban. Bagian-bagian alat ini
terdiri dari bola gelas, lensa cembung yang berfungsi untuk mengumpulkan
sinar matahari ke suatu titik api, tempat menyisipkan kertas pias, pengatur
kertas pias, penunjuk yang menyatakan lintang pada waktu alat di setel, dan
tiga buah sekrup penyetel kedudukan horisonta. Cara kerja dari
Thermohygrograph adalah mencatat lamanya penyinaran sinar matahari
dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas
hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus
dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Bola gelas
digunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung
yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat
mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini,
maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika
matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus.
Sensor suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam akan memuai dan
menggerakkan pena ke atas, bila udara dingin logam akan mengkerut dan
gerakan pena turun. Satuan yang digunakan adalah Celcius (oC) dan
Prosentase (%). Hal itu sesuai dengan pendapat Asri (2013) yang
menyatakan bahwa satuan suhu pada Thermohygrograph adalah celcius
(oC), sedangkan satuan pada kelembaban/Relative Humidity (RH) adalah
(%).
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui
bahwa ombrometer tipe observasi termasuk alat pengukur curah hujan
secara manual. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sofendi (2000) yang
menyatakan Ombrometer Observasi merupakan alat pengukur curah hujan
secara manual yang terdiri dari corong (mulut penampung air hujan) dengan
permukaan horizontal, pipa sempit yang menjulur ke dalam tabung kolektor
dan dilengkapi dengan kran, jumlah air yang tertampung dalam tabung dapat
diketahui bila kran dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur.
Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari pukul 07.00
WIB yang dilakukan adalah dengan menggunakan hujan kemarin. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa hujan
yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari iniBagian dasar
dari corong tersebut.
VII. Kesimpulan dan Saran :

Kesimpulan : Pengukuran unsur cuaca dan iklim dilakukan dengan


berbagai jenis peralatan.Alat ukur unsur cuaca dan iklim antara lain Gun
Bellani yang digunakan untuk mencatat intensitas cahaya matahari,
Actinograph Bimetal untuk mengukur radiasi matahari, Campbell Stokes untuk
mengukur lama penyinaran matahari, Psikrometer Standar untuk mengukur
kelembaban relatif udara, Termometer Tanah Gundul dan Bervegetasi untuk
mengukur suhu tanah gundul dan berumput, Anemometer digunakan untuk
mengukur kecepatan dan tekanan angin, Cup Counter untuk mengukur rata-
rata kecepatan angin dalam suatu periode pengamatan, Wind Force untuk
menunjukkan arah angin berhembus, Thermohygrograph untuk mengukur suhu
dan kelembaban udara secara otomatis, Open Pan Evaporimeter untuk
mengukur evaporasi, Piche Evaporimeter untuk mencatat jumlah penguapan,
Ombrometer Observatium untuk mengukur curah hujan secara manual,
Ombrometer tipe Hellman merupakan alat penakar hujan otomatis, Automatic
Rain Sampler untuk mengambil sampel air hujan secara otomatis, dan High
Volume Sampler digunakan untuk pengumpulan kandungan partikel.
Pemasangan alat ukur pada umumnya dilakukan di tempat yang sudah
dipertimbangkan letaknya agar memperoleh hasil pengukuran yang akurat.
Saran :Praktikum sebaiknya dilaksanakan dengan pembagian waktu
yang jelas agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Ketika praktikum
sebaiknya ada pembagian waktu untuk foto alat dan penjelasan alat, agar
praktikan tidak berebut untuk mendokumentasikan dan tindak gaduh saat
penjelasan sedang disampaikan.
VIII. Daftar Pustaka :

Abbadie, L., E.O. Falayi, J.O. Adepitan, and A.B. Rabiu. 2006. Empirical models
for the correlation of global solar radiation with meteorological data for
Iseyin, Nigeria. International Journal of Physical Sciences.3(9):210-216.
Allan. 2004. Guide to Meteorogical Instruments and Metods of Observation (7th
ed). Geneva : Author.
Aprianti, D., Hermawati, O. Ombasta, dan Z. Mediawaty. 2010. High Volume Air
Sampler dengan Metode Gavimetri. Jakarta : Universitas Indonesia.
Arief, L. M. 2012. Monitoring Lingkungan Kerja Tekanan Panas atau Heat
Stress.Jakarta : Universitas Esa Unggul.
Asri, N. 2013. Dasar-dasar Klimatologi. Yogjakarta : Universitas Gadjah Mada.
As’ari. 2013. Rancang bangun anemometer analog. Jurnal Ilmiah Sains.11(1): 1-
4.
Azwar, T. dan A. Kholiq. 2013. Anemometer digital berbasis mikrokontroler
atmega-16. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia.2(3) : 41-45.

Falahnsia, A. R. dan T. Hariyanto. (2013). Pemanfaatan Citra Landsat 7 ETM+


untuk Menganalisa Kelembaban Hutan Berdasarkan Nilai Indeks
Kekeringan (Studi Kasus : Hutan KPH Banyuwangi Utara). Jurnal
Teknik Pomits, X(X).
Gusniwati, M. P. 2012. Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi. Jambi :
Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai