Oleh
Oleh
Disetujui oleh:
Mengetahui
Ketua Program Studi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya,
sehingga Praktik Kerja Lapangan ini dapat berjalan dengan baik dan tersusun
hingga selesai. Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada hari Senin, 13
Maret 2018 s/d 23 Maret 2018 di Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Karawang.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
kepada pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya dalam penyusunan laporan ini, yaitu:
1. DH. Guntur Prabowo, A.Pi.,M.M., selaku Kordinator Politeknik Kelautan
dan Perikanan Pangandaran
2. Kurniawan Wahyu Hidayat S.Pi,.M.Si., selaku Kepala Program Studi
Budidaya Ikan
3. DH. Guntur Prabowo, A.Pi.,M.M., dan Atiek Pietoyo S.ST.,MP., selaku
dosen pembimbing pembuatan laporan.
4. Enjelina Rona Dewi Silalahi S.Tr.Pi., sebagai pembina lapangan
5. Warga desa Ciparagejaya yang telah menerima kami dengan baik
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak memiliki
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak.semoga laporan praktik kerja
lapangan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal kegiatan harian Praktik Kerja Lapang ....................................... 24
Lampiran 2. Analisa Usaha ..................................................................................... 24
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapang 1 yang dilaksanakan oleh Politeknik Kelautan dan
Perikanan Pangandaran adalah suatu kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) atau
pelatihan bagi para taruna untuk dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan
pengalaman di sektor perikanan dan kelautan. Kegiatan ini juga sebagai pelatihan
bagi taruna untuk dapat melatih diri sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya. Taruna juga mendapatkan bekal dari Praktik Kerja Lapang yang
sudah dilaksanakan.
Pentingnya Praktik Kerja Lapang ini agar taruna dapat belajar, bekerja dan
mempraktikan seluruh materi yang sudah diajarkan pada perkuliahan. Kampus
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran memilih lokasi yang dekat dengan
masyarakat pesisir agar taruna dapat mengenal lebih dekat dengan kehidupan
masyarakat. Taruna ditempatkan di lokasi-lokasi yang sesuai dengan bidang
keilmuannya masing-masing. Lokasi PKL bisa berupa perusahaan swasta ataupun
usaha perikanan milik sendiri.
Praktik Kerja Lapang ini juga bertujuan untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat tentang kondisi aktual dan kegiatan pekerjaan masyarakat
nelayan/pesisir yang ada di lapangan khususnya di sekitar Desa Ciparagejaya.
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan 1 terdapat beberapa tujuan
diantaranya sebagai berikut :
Mengenal kehidupan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat pesisir.
Menambah wawasan tentang kehidupan masyarakat pesisir.
Berbaur dengan masyarakat luar.
1
BAB II
TINJAUAN UMUM LOKASI PKL
2
oleh seorang Kuwu atau disebut Kepala Desa. Sejak itu Desa Ciparagejaya sering
berganti kepemimpinan dikarenakan situasi dan kondisi Desa Ciparagejaya masih
labil. Kepala Desa masih sebatas PjS (Pejabat Sementara) yang dipilih oleh
sebagian tokoh masyarakat setempat dengan jalan ditunjuk dan diberi mandat oleh
pihak Pemda Kabupaten Karawang.
Gambar 1
Peta Desa Ciparagejaya
3
BAB III
METODOLOGI
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Budidaya Ikan
Budidaya ikan adalah kegiatan memproduksi (organisme) akuatik di
lingkungan terkontrol untuk menghasilkan keuntungan (Effendi, 2004). Kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ciparagejaya adalah budidaya dengan sistem
polikultur. Sistem polikultur dengan memelihara Udang Windu (Panaeus monodon),
Bandeng (Chanos chanos) dan Mujair (Oreochromis mossambicus) dalam satu
wadah secara bersama-sama. Sistem polikultur adalah sistem budidaya dengan
memelihara beberapa spesies yang tidak bersaing untuk sumber daya yang sama
dalam satu wadah (Mulyana,2018).
Tambak yang menjadi bahan pengamatan kami adalah milik Bapak Nanang
Mulyana. Bapak Nanang memiliki tambak dengan luas lahan 2 hektar dengan
kedalaman 2 meter. Setelah proses pemanenan, dilakukan persiapan lahan untuk
pemeliharaan siklus berikutnya. Kolam terlebih dahulu disurutkan dengan cara
memompa air dengan menggunakan mesin khusus pendorong air, seperti mesin
perahu ke pipa spiral berukuran 7 inc. Proses pemompaan air dilakukan mulai dari
jam 4 pagi hingga ketinggian air didalam kolam surut dan menutup saluran
pemasukan air (inlet).
Setelah surut, tambak diberikan insektisida (endosulfan) sebanyak satu botol
untuk luas tambak 2 hektar. Tujuan pemberian insektisida adalah untuk
memusnahkan segala jenis hama dan segala jenis ikan kompetitor yang terdapat
pada tambak (Mulyana, 2018). Hama dan ikan kompetitor yang terdapat pada
tambak diantaranya Ular Sawah (Hypsiscopus plumbea), Biawak (Vanarus
albigularis), Kepiting (Brachyura sp), Belut (Monopterus albus), Ikan Kakap Putih
(Lates calcarifer), Ikan Kiper (Scatophagus argus), (Wikipedia,2017). Setelah proses
pemberian insektisida, hama dan kompetitor yang ada pada tambak akan mati.
Hama dan kompetitor yang mati akan mengambang. Biasanya banyak warga yang
menunggu di tepian kolam untuk mengambil ikan dan kompetitor yang baru mati.
Gambar insektisida (endosulfan) dapat dilihat pada Gambar 2 dan proses pemberian
insektisida dapat dilihat pada Gambar 3.
5
Gambar 2. Endosulfan Gambar 3. Pemberian Insektisida
6
Tambak selanjutnya dikeringkan atau dijemur dengan bantuan sinar
matahari. Tujuan penjemuran adalah agar gas atau racun yang terkandung di sisa-
sisa pengangkatan lumpur dapat menguap. Pengeringan tambak membutuhkan
waktu kurang lebih 10-14 hari tergantung kadar air yang terkandung dalam tanah
pada kolam.
Proses yang dilakukan setelah pengeringan tambak yakni pemupukan
tambak. Pupuk yang digunakan yakni pupuk urea dan TSP. Pupuk yang diberikan
untuk luas lahan 2 hektar biasanya memerlukan sebanyak 50 kg pupuk urea dan 50
kg pupuk TSP. Tujuan dari proses pemupukan adalah untuk menumbuhkan pakan
alami bagi organisme yang dibudidayakan (Mulyana, 2018).
Setelah proses pemupukan selanjutnya dilakukan pengisian air. Pengisisan
air dilakukan dengan cara membuka saluran inlet pada tambak. Pengisisan
dilakukan pada saat air laut pasang. Jika air laut sedang surut, pemilik tambak
biasanya menggunakan alat bantu berupa mesin sedot air (jet pump). Saluran inlet
milik Bapak Nanang terbuat dari cor-coran atau beton dengan 2 pintu saluran air
yang terbuat dari kayu (Mulyana, 2018).
Tambak diisi air hingga mencapai ketinggian 1,5 meter. Setalah ketinggian
air tercapai, dilakukan penebaran benih Udang Windu, Bandeng dan Mujair. Udang
Windu yang di tebar sebanyak 3.000 ekor dengan ukuran PL (post larvae) 15. Benih
Ikan Bandeng (nener) yang ditebar sebanyak 3.000 ekor dengan panjang 5 cm. Bibit
Ikan Mujair yang ditebar sebanyak 50 kg. Lama pemeliharaan membutuhkan jangka
waktu 4 bulan. Selama kegiatan pembudidayaan udang dan ikan tidak diberi pakan
buatan, hanya memanfaatkan pakan alami berupa plankton dan ganggang hijau
(Chlorophyta).
Setelah lama pemeliharaan tercapai, selanjutnya dilakukan pemanenan.
Proses pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan kolam. Proses penyurutan
kolam dilaksanakan mulai pukul 4 pagi. Penyurutan dilakukan menggunakan mesin
khusus pendorong air, seperti mesin perahu ke pipa spiral berukuran 7 inc. Proses
pemompaan air dilakukan mulai dari jam 4 pagi hingga ketinggian air didalam kolam
surut hingga ketinggian 30-50 cm dan menutup saluran pemasukan air (inlet).
Tujuannya agar proses pemanenan lebih mudah dilakukan. Setelah kolam di
surutkan kemudian ikan di tangkap menggunakan alat tangkap berupa jaring agar
ikan lebih mudah didapatkan, ikan yang ditangkap lalu dikumpulkan disebuah wadah
7
(tong) kemudian ditimbang (Mulyana, 2018). Hasil pemanenan di tambak milik pak
nanang tidak sesuai dengan yang ditanam. Udang yang dipanen sebanyak 300 ekor
dengan berat sekitar 100 kg. Bandeng yang dipanen sebanyak 700 kg dengan size
5-8 ekor/kg. Mujair yang dipanen sebanyak 10 kg. Berikut merupakan gambar hasil
tangkapan panen:
8
• Untuk melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam,
mikro organisme dan lain-lain.
• Untuk menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain sebagain
4.2.3 Jenis-Jenis Mangrove
1. Rhizophora Mucronata
Deskripsi :
Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Batang
memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan
terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari
percabangan bagian bawah (Ahmad, 2011)
Daun
Daun berkulit. Gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5 cm. Pinak
daun terletak pada pangkal gagang daun berukuran 5,5-8,5 cm. Unit dan Letak:
sederhana dan berlawanan. Bentuk: elips melebar hingga bulat memanjang. Ujung:
meruncing. Ukuran: 11-23 x 5-13 cm (Ahmad, 2011). Berikut merupakan gambar
dari daun Rhizophora Mucronata :
9
Gambar 8. Bunga Rhizophora Mucronata
Buah :
Buah lonjong/panjang hingga berbentuk telur berukuran 5-7 cm, berwarna
hijaukecoklatan, seringkali kasar di bagian pangkal, berbiji tunggal. Hipokotil silindris,
kasar dan berbintil. Leher kotilodon kuning ketika matang. Ukuran: Hipokotil: panjang
36-70 cm dan diameter 2-3 cm (Ahmad, 2011). Berikut merupakan gambar dari buah
Rhizophora Mucronata :
10
sepanjang tahun. Anakan seringkali dimakan oleh kepiting, sehingga menghambat
pertumbuhan mereka. Anakan yang telah dikeringkan dibawah naungan untuk
beberapa hari akan lebih tahan terhadap gangguan kepiting. Hal tersebut mungkin
dikarenakan adanya akumulasi tanin dalam jaringan yang kemudian melindungi
mereka (Ahmad, 2011).
Manfaat :
Kayu digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Tanin dari kulit kayu
digunakan untuk pewarnaan, dan kadang-kadang digunakan sebagai obat dalam
kasus hematuria (perdarahan pada air seni). Kadang-kadang ditanam di sepanjang
tambak untuk melindungi pematang (Ahmad, 2011).
2. Pedada merah (Sonneratia caseolaris)
Deskripsi :
Pidada merah atau perepat merah (Sonneratia caseolaris) adalah sejenis
pohon penghuni rawa-rawa tepi sungai, yang termasuk ke dalam suku Lythraceae
(dulu, Sonneratiaceae). Pidada merah adalah salah satu jenis pidada yang kerap
ditemui. Secara lokal, pohon ini sering disebut pidada atau perepat saja (Indonesia,
2016).
Daun :
Permukaan halus, bagian atas hijau mengkilat, bawahnya pucat. Unit dan
Letak: sederhana dan berlawanan. Bentuk: lanset (seperti daun akasia) kadang
elips. Ujung: meruncing, Ukuran: 16 x 5 cm (Indonesia, 2016). Berikut merupakan
gambar dari Daun Pidada Merah :
11
Bunga :
Seperti trisula dengan gerombolan bunga (kuning) hampir di sepanjang ruas
tandan. Letak: di ujung/pada tangkai bunga. Formasi: bulir (ada 10-30 bunga per
tandan). Daun Mahkota: 4, kuning cerah, 3-4 mm. Kelopak Bunga: 5. Benang sari: 4.
(Indonesia, 2016).
Buah
Buahnya berbiji banyak berbentuk bola pipih, hijau, 5–7,5 cm diameternya
dan tinggi 3–4 cm, duduk di atas taju kelopak yang hampir datar. Daging buah
kekuningan, masam asin, berbau busuk (Indonesia, 2016). Berikut merupakan
gambar dari buah Pidada Merah :
12
Kayunya berkualitas rendah, dan hanya kadang-kadang digunakan sebagai kayu
api. Akar nafasnya relatif lunak dan banyak mengandung rongga renik di dalamnya,
sehingga kerap digunakan sebagai pengganti gabus untuk membuat tutup botol,
kok, dan juga bagian dalam sol sepatu (Indonesia, 2016).
4.3 Pengolahan
4.3.1 Pengertian Pengolahan
Pengolahan adalah upaya yang dilakukan terhadap sumberdaya ikan melalui
proses secara tradisional maupun modern, baik secara fisika, kimia, mikrobiologis
atau kombinasinya, untuk dijadikan produk akhir yang dapat berupa ikan segar, ikan
beku dan bentuk olahan lainnya, guna mengawetkan dan memperbaiki
penampakan/penampilan (appearance) sifat-sifat fisika, kimia dan nilai gizi serta nilai
tambahnya (value added) untuk memenuhi konsumsi manusia (Wikipedia, 2017).
a. Pembuatan Ikan Asin :
Ikan asin mengalami proses penggaraman menjadi awet karena garam dapat
menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan, oleh
karena itu, kemurnian garam sangat menentukan. Garam yang dipakai adalah
garam dapur (NaCl) murni, artinya garam yang sebanyak mungkin mengandung
NaCl dan sekecil mungkin unsur-unsur lainnya (Fikri, 2018). Berikut merupakan
gambar dari pembuatan ikan asin :
13
Alat dan Bahan.
Alat yang digunakan untuk pembuatan ikan asin menurut Fikri (2018).
Drum / Bak / Ember sebagai tempat untuk perendaman ikan bersama air
garam dalam proses pembuatan ikan asin.
Anyaman bambu sebagai tempat penjemuran ikan telah diasinkan.
Pisau untuk membersihkan ikan.
Bahan yang digunakan dalam membuat ikan asin menurut Fikri (2018).
Air bersih untuk membersihkan ikan dari kotoran dan sebagai campuran dalam
proses pengasinan di dalam bak/drum.
Garam untuk ikan lebih tahan lama.
Ikan air laut dan ikan air tawar sebagai bahan utama pembuatan ikan asin
Cara pembuatan ikan asin menurut Fikri (2018).
Pertama siapkan ikan yang akan dibikin ikan asin.
Ikan ini dikumpulkan dalam satu wadah.
Ikan ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang besar
biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah
meresap ke dalam daging.
Diamkan selama 10-24 jam.
Jemur ikan yang sudah direndam dibawah terik matahari selama 1-3 hari.
b. Pembuatan Terasi
Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan atau udang
rebon yang difermentasikan, berbentuk seperti pasta yang berwarna hitam-coklat,
kadang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Terasi
merupakan bumbu penting di kawasan Asia Tenggara dan China Selatan. Terasi
memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi,
tetapi juga ditemukan dalam berbagai resep tradisional Indonesia (Fikri, 2018).
Berikut merupakan gambar dari pembuatan terasi :
14
Gambar 13. Pembuatan Terasi
Alat dan Bahan.
Alat yang digunakan untuk membuat terasi menurut Fikri (2018).
Mesin penggiling untuk proses penghalusan udang rebon
Anyaman bambu sebagai tempat penjemuran
Ember sebagai wadah penampungan dan pencucian
Bahan yang digunakan untuk membuat terasi menurut Fikri (2018).
Udang rebon sebagai bahan utama pembuatan terasi
Garam bahan tambahan supaya terasi lebih awet dan sebagai bahan
pengasin
Air untuk pencucian udang rebon, ember, tempat penggilingan dll.
Gula sebagai bahan tambahan pembuatan terasi.
Cara Pembuatan Terasi menurut Fikri (2018).
Pertama anda harus mencuci udang sampai benar-benar bersih dan biarkan
utuh
Jika semua sudah selesai rebuslah udang bersama dengan 150 gram garam,
Lalu jemur dibawah sinar matahari kira-kira satu hari
Setelah proses penjemuran haluskan dengan menggunakan mesin
penggiling
Setelah itu berilah sisa garam yang 50 gram, kemudian digiling kembali
sampai benar-benar halus.
15
4.4 Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap merupakan kegiatan memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau dengan cara apapun,
melainkan kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut,
menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan mengawetkan. Perikanan
tangkap merupakan kegiatan ekonomi dalam penangkapan atau pengumpulan
binatang dan tanaman air, baik di laut maupun perairan umum secara bebas.
4.4.1 Penangkapan Ikan
Penangkapan Ikan merupakan semua usaha yang terkait dengan
Pengelolaan, pemanfaatan sumber daya ikan, serta mengelola lingkungannya dari
mulai pra produksi, produksi sampai pasca produksi sampai pemasaran produk
semua dilaksanakan dalam satu sistem yang bernama bisnis perikanan (Alam
ikan,2014). Kegiatan penangkapan yang kami lakukan yaitu di kapal Jaya Bahari
dengan pemilik kapal atas nama Pak Agus dan dinahkodai oleh Pak Kadis dengan
spesifikasi kapal sebagai berikut :
Kapal ukuran 9GT
Panjang = 9m
Lebar = 4 m
Tinggi = 1,5 m
1. Perlengkapan kapal
a. Mesin :
Mesin mobil yaitu mesin diesel berbahan bakar solar seharga 20 juta. Berikut
merupakan gambar dari mesin kapal :
16
Mesin Gardan : mesin untuk menarik tambang yang sudah terikat dengan
jaring. Berikut merupakan gambar dari Mesin Gardan
17
merupakan gambar dari Jaring Bolga (Alam ikan,2014). Berikut merupakan gambar
dari jaring bolga :
18
Gambar 19. Katrol
c. Pemberat jaring :
Untuk pemberat jaring agar jaring turun hingga dasar laut. Berikut merupakan
gambar dari pemberat jaring :
19
Gambar 21: Baling-baling Kapal
Kegiatan Penangkapan
Adapun tahapan-tahapan kegiatan penangkapan sebagai berikut (Kadis,2018):
1. Kegiatan Penangkapan Ikan di Laut Jawa, sebelah utara Desa Ciparage
Jaya Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang
2. Dilakukan selama 14 jam diatas air laut (16.00-06.00)
3. Berlayar sampai ±20KM dari pesisir Karawang
4. Menggunakan kapal Purse Seine milik Bapak Agus, dinahkodai oleh Bapak
Kadis
5. Kapal Purse Seine bermesin diesel yaitu mesin truk, dan bahan bakar solar
6. Ikan yang ditangkap : Ikan Tandan (Stolepherus sp) dan Teri Kasar
(Stolepherus sp)
7. Menangkap menggunakan Jaring.
4.4.2 Pelelangan Ikan
Tempat para penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan melalui
pelelangan dimana proses penjualan ikan dilakukan di hadapan umum dengan cara
penawaran bertingkat (Alam ikan,2014). Berikut merupakan gambar dari pelelangan
ikan :
20
Gambar 22. Kegiatan Pelelangan
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kegiatan yang dilakukan oleh Taruna Taruni Politeknik Kelautan dan
Perikanan Pangandaran di Desa Ciparagejaya yaitu untuk mengenal kehidupan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat pesisir, menambah wawasan tentang
kehidupan masyarakat pesisir serta dapat berbaur dengan masyarakat luar.
5.2 Saran
Untuk lebih memajukan kehidupan masyarakat pesisir desa Ciparagejaya
diperlukan adanya penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan mengolah
sampah dengan baik oleh perangkat desa setempat, serta menanamkan sikap
keperdulian terhadap kebersihan lingkungan, kedepannya dalam pelakanaan PKL
diperlukan bimbingan lebih dari para dosen agar kegiatan PKL lebih terkontrol lagi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Alam Ikan. 2014. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai bagian Pangkalan
Pendaratan Ikan.< http://www.alamikan.com/2012/12/tempat-pelelangan-ikan-
tpi-sebagai.html>
Komunikasi pribadi (Kamis,15 Maret 2018.Fikri.Ciparagejaya).
Komunikasi pribadi (Sabtu, 17 Maret 2018.Mulyana N.Ciparagejaya).
M.Arman Ahmad.2011.GAMBAR DAN CIRI MANGROVE.
<https://serdaducemara.wordpress.com/2013/12/27/gambar-dan-ciri-ciri-
mangrove/>
Seputar COM pengetahuan.2016. Pengertian Konservasi, Tujuan Dan Manfaat
Konservasi.< http://www.spengetahuan.com/2016/08/pengertian-konservasi-
tujuan-dan-manfaat-konservasi.html>
Wikipedia. 2017. Budi daya.< https://id.wikipedia.org/wiki/Budi_daya>
Wikipedia. 2017. Konservasi.< https://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi>
Wikipedia. 2017. Pengolahan.< https://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan>
23
LAMPIRAN
Lampiran 1
JURNAL KEGIATAN HARIAN PRAKTIK KERJA LAPANG
24
-.SR sebesar 85%.
Biaya Tetap
Biaya Tetap adalah pengeluaran yang tidak bergantung pada tingkat
barang atau jasa yang dihasilkan oleh usaha tersebut.
Tabel. 2. Biaya Tetap
No Keterangan Jumlah Harga Jumlah
satuan (Rp)
1. Sewa lahan 1,3 ha 4.000.000/ 4.000.000
tahun
Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang hanya dikeluarkan oleh balai untuk
melakukan proses produksi dan nilainya tergantung pada volume produksi.
Tabel. 3 . Biaya Variabel
No Keterangan Jumlah Harga Jumlah
satuan/ (Rp)
kg
1. Pupuk urea 100 kg 4.000 400.000
Biaya perbaikan pematang
1. Tenaga kerja 1 100 700.000
Total Biaya Variabel 1.100.000
Biaya Total
Biaya total merupakan total biaya produksi biaya operasional yang
dikeluarkan selama produksi 1 siklus.
25
A. Penerimaan
Penerimaan merupakan sejumlah uang yang diterima dari hasil
penjualan produk. Penerimaan total dalam analisis usaha dihitung selama 1
siklus.
Penerimaan
Udang windu = Volume produksi x Harga jual
= 80 kg x Rp. 110.000,-
= Rp. 8.800.000
Ikan bandeng = Volume produksi x Harga jual
= 50 kg x Rp. 27.000,-
= Rp. 1.350.000
B. Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dengan total biaya
produksi (biaya operasional). Keuntungan diperoleh jika selisih antara
pendapatan dengan total biaya adalah positif.
Keuntungan = Penerimaan – Total biaya produksi
= 10.150.000 – 5.100.000
= Rp. 5.050.000
26
R/C Ratio adalah perbendingan revenue (penerimaan) dan cost(biaya)
merupakan parameter yang digunakan untuk menanganilis kelayakan suatu
usaha. Rasio tersebut menentukan nilai rupiah yang diterima dengan nilai
rupiah yang dikeluarkan sebagai biaya.
R/c Ratio = Penerimaan: Total biaya produksi
= 10.150.000 : 5.100.000
= 1,99
Setiap Rp.1, - yang dikeluarkan akan mendapat penerimaan sebesar
Rp.1,99 atau mendapat keuntungan Rp. 1,99,-
27