)
DI BALAI PENGEMBANGKAN TEKNOLOGI PERIKANAN DAN
BUDIDAYA (BPTPB) CANGKRINGAN, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
Di susun Oleh :
Laporan Kerja Praktek dengan judul Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah Nilasa
(Oreochromis sp.) di Balai Pengembangkan Teknologi Perikanan dan Budidaya
(bptpb) Cangkringan, Daerah Istimewa Yogyakarta
telah disetujui dan diajukan pada ujian kerja praktek pada hari Rabu, 24 oktober
2018
Disusun oleh :
Martinus Atu Lolon
130801424
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
kelimpahan rahmat dan berkatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan segala
tugas dan tanggung jawab penulis dalam melaksanakan kegiatan kerja praktek
untuk memenuhi syarat akademik dan untuk memenuhi mata kuliah yang telah di
tentukan oleh Program Studi Biologi Fakultas Teknobiologi Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. Kerja praktek ini juga di harapkan untuk tempat latihan bagi
mahasiswa dalam menyiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja sesungguhnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan jalan terbaik dan kesehatan
kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan kerja praktek dengan
baik.
2. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan,
motivasi dan telah mendoakan sehingga kerja praktek dapat terselesaikan
dengan baik.
3. Ibu Dr. Mursyanti M.Si Selaku Dekan Fakultas Teknobiologi Universitas
Atma Jaya Yogyakarta,
4. Bapak Drs. A. Wibowo Nugroho Jati, M.S. Sebagai dosen pembimbing
Kerja Praktek.
5. Bapak Sunaryo, S.P selaku pembimbing lapang Praktik Umum terima
kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah dibarikan.
6. Segenap karyawan serta Teknisi Balai Pengembangan Teknologi
Perikanan Budidaya (BPTPB), Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta yang senantiasa memberikan ilmu dan pengalam yang
berharga kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap agar laporan yang masih perlu disempurnakan
ini kiranya dapat bermanfaat bagi semua orang. Terima kasih penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini.
Yogyakarta, Mei 2019
Halaman
Halaman Judul ……………………………………………….............................i
Lembar Pengesahan………………………….…………………………………ii
Kata Pengantar ……………………….……………………………………….iii
Daftar Isi……………………….…………………...………………………….vi
Daftar Tabel ……………………….……………….…………………………vii
Daftar Gambar……………………….…………………………………….…viii
BAB 1. PENDAHULUAN……………….…..………………………………..1
A. Latar Belakang ……………………….…….…………………………1
B. Tujuan Kerja Praktek……………………….…………………………2
C. Manfaat……………………….…………….…………………………2
D. Lokasi Kerja Praktek………………………...………………………...3
BAB II. DESKRIPSI INSTANSI …………………...…….…………………4
A. Deskripsi Instansi ……………………………..………………………4
B. Lokasi Instansi……………………….………….………………….…4
C. Visi dan Misi……………………….…………………………………4
D. Tujuan……………………….…………………….…………………..4
E. Sasaran……………………….…………………….………………….5
F. Struktur Organisasi……………………….………….………………...6
G. Tugas dan Fungsi Pokok……………………….…….………………..7
H. Kebijakan……………………….…………………….……………….8
BAB III. METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK………………..9
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ……………………….…..…………..9
B. Agenda kerja praktek……………………………………….…………9
C. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek……………………………… ….10
D. Alat dan Bahan………………….………………………….………...12
E. Cara Kerja.……………………….……………………..……..……..13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…….……………………………...14
A. Data Hasil Pengukuran……………………………………….………14
B. Peluang Kerja di BPTPB Cangkringan , DIY.………………………..23
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………..…24
A. Kesimpulan ………………………………………………………….24
B. Saran………………………………………………………….………25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…..…26
1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
berbagai macam jenis ikan dan lahan perikanan. Salah satu jenis ikan air tawar
konsumsi yang cukup populer yaitu ikan nila. Salah saru faktor yang menjadi
penyebab ikan nila merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang
Khairuman, 2003).
Ikan nila merah nilasa termasuk salah satu jenis ikan konsumsi air tawar
unggulan yang saat ini sudah dapat dibudidayakan dengan baik secara
eksentif, semi intensif, dan intensif. Ikan nila meraha nilasa memiliki
kelebihan yang sama dengan jenis ikan nila lainnya yaitu pertumbuhan yang
cepat dan pemeliharaan yang mudah karena ikan ini memiliki toleransi yang
cukup terhadap lingkungan yang tidak stabil. Pada ikan ini terdapat perbedaan
dalam pertumbuhan yang cepeat antara ikan jantan dan ikan betina. Ikan
jantan memiliki pertumbuhan dua kali lebih cepat dibandingkan ikan betina
Yogyakarta
C. Manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
dunia pendidikan, guna menciptakan mutu mahasiswa yang lebih baik dan
A.Instansi
B.Lokasi Instansi
1) Visi
2) Misi
a) Mengembangkan teknologi perikanan budidaya yang
tepat guna dan berdaya saing
b) Melaksanakan perbaikan mutu induk dan benih
c) Memfasilitasi penyebaran induk dan benih unggul ke
masyarakat.
D. Susunan Organisasi
KEPALA BALAI
KEPALA BALAI
LABORATORIUM
ASTUTI. SP
E. UPT
Pimpinan
Sunaryo, Sp.
koordinator
Pelaksana Pelaksana
Fungsi Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) adalah salah satu unit
kerja dari seksi Budidaya Air Tawar pada Balai Pengembangan Teknologi
Peikanan Budaya (BPTPB) DIY Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah
langsung kepada UPR dalam pengadaan dan pengendalian mutu benih dan
dan mutu.
Tugas pokok sesuai dengan fungsinya antara lain meliputi sebagai berikut
(Oreochomis sp) meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder yang
Mengikuti semua rangkaian kegiatan pembenihan ikan nila merah nilasa yang ada
pembenihan ikan serta aspek – aspek lain yang berkaitan dengan teknik
terkait dengan kegiatan Kerja Praktik. Metode ini dilaksanakan dengan cara
termometer. Bahan yang digunakan adalah : pelet ikan, pupuk kandang , dan
vitamin.
E.Cara Kerja
1) Persiapan Kolam
Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan yaitu kolam semi
permanen(semi intensif) dengan bentuk persegi panjang dengan ukuran 400m2
berjumlah 2 unit. Pada 2 unit kolam tersebut digunakan untuk pemeliharaan induk
jantan sebanyak 1 unit dan induk betina sebanyak 1 unit. Tahapan untuk persiapan
kolam yang dilakukan yaitu terdiri dari penyurutan air kolam, pengeringan dasar
kolam, pengapuran, pemupukan dan melakukan pengisian air kolam. Persiapan
kolam ini bertujuan untuk menciptakan lingkunngan yang baik dan optimal untuk
pertumbuhan pemeliharaan induk agar bersih dan terbebas dari hama dan penyakit
yang berasal dari lingkungan sekitar. Adapun prosedur dalam persiapan kolam
antara lain :
Gambar 1. Kolam Induk Jantan
d) Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan di Balai Cangkringan yaitu pupuk kandang
atau kotoran sapi. Dosis pupuk kandang yang digunakan yaitu 150 g/m2. Pupuk
kandang ditebar menjadi beberapa titik agar tersebar merata ke seluruh kolam.
Setelah dilakukan pemupukan, kolam dijemur dibawah terik matahari selama 1
hari.
Proses pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami
meningkatkan kesuburan kolam melalui peningkatan produktivitas, serta pakan
alami yang tumbuh dapat digunakan sebagai buffer cahaya.
e) Pengisian Air
Kolam diisi air melalui saluran inlet secara perlahan hingga mencapai
ketinggian 60-70 cm. Jika warna air sudah berubah menjadi hijau kecoklatan
maka air kolam tersebut sudah siap digunakan. Pintu pemasukan dan pintu
pengeluaran dipasang saringan yang berfungsi menahan sampah atau ikan liar
masuk kedalam kolam.
2) Pemeliharaan Induk
Balai Cangkringan memiliki induk yang berasal dair hasil pemijahan
penyilangan 4 strain yaitu Nifi, Singapur, Citralada, dan filiphin. Dari hasil
penyilanan tersebut didapatkan generasi F0 yang dibesarkan hingga menjadi induk
dan dipijahkan kembali hingga F3 atau disebut ikan nila merah nilasa dan
dibesarkan kembali hingga menjadi induk. Bobot induk jantan memiliki bobot
berkisar antara 900-1000 g/ekor, sedangkan bobot induk betina memiliki bobot
berkisar antara 800-900 g/ekor. Ikan nila merah nilasa pada umur 8 bulan dapat
dikatakan sebagai calon induk dan akan menjadi induk setelah berumur 10-12
bulan . Langkah - langkah dalam pemeliharaan induk antara lain :
a) Pemilihan induk.
Pemilihan induk dalam kegiatan pembenihan merupakan hal yang sangat
penting dalam menunjang keberhasilan, karena induuk merupakan salah satu
faktor utama yang dapat menentukan kualitas dan kuantitas benih yang dihasilkan.
Jumlah induk ikan nila merah nilasa pada kolam pemijahan ditentukan oleh induk
jantan dan ukuran induk. Hak ini disebabkan karena ikan nila memiliki sifat
memijah yang dimana induk jantan akan membuat suatu daerah teritorial yang
tidak boleh diganggu ikan lain.
Calon induk maupun induk ikan nila merah nilasa terpilih harus dipelihara
secara khusus ditempat pemeliharaan induk. Syarat yang harus di perhatikan
dalam pemeliharaan induk nila merah nilasa sebagai berikut:
Padat penebaran
Induk ikan yang dipelihara disesuaikan dengan ukuran kolam digunakan.
Padat lebar untuk satu kolam pemeliharaan yaitu 1 ekor/m2.
Penempatan Induk Ikan
Induk ikan nila merah jantan dan betina dipelihara secara terpisah agar tidak
terjadi perkawinan liar.
Ikan nila merah jantan Ikan nila merah betina
Gambar 7. Perbedaan Ikan Nila Jantan dan Betina
b) Pemberian Pakan Induk
Pemberian pakan Induk ikan nila merah nilasa baik jantan ataupun betina
diberi pakan terapung PF-128 dengan warna pakan coklat. Pakan ini memiliki
kandungan nutrisi dapat dilihat pada tabel 3.
Pemberian pakan induk ikan nila merah nilasa menggunakan metode
resticed dengan FR induk jantan dan betina yaitu 3% dari bobot biomassa dengan
frekuensi pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Jumlah pemberian pakan
selama kegiatan PU pakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan,
pemberian pakan dilakukan dengan cara ditebarkan ke dalam kolam secara merata
dengan menggunakan ember. Pemeliharaan induk jantan dalam 1 kolam dengan
padat tebar 1 ekor/m2 sehingga populasi dalam satu kolam yaitu 100 jantan.
Sedangkan pemeliharaan induk betina dalam 1 kolam dengan padat tebar 1
ekor/m2 sehingga populasi dalam satu kolam yaitu 300 ekor.
Minimal 38%
Protein
Minimal 5%
Lemak
Maksimal 6%
Serat Kasar
Maksimal 16%
Kadar Abu
Maksimal 11%
Kadar Air
3) Pemijahan
Pemijahan merupakan proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan
sperma oleh induk jantang yang kemudian diikuti dengan proses perkawinan.
Output dari pemijahan yaitu suatu individu yang baru atau bertambahnya populasi
ikan, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil pemijahan yang maksimal
diperlukan persiapan seperti, menyeleksi induk yang sudah siap memijah,
menyiapkan tempat untuk pemijahan dan penanganan pasca pemijahan. Adapun
langkah - langkah dalam pemijahan antara lain ;
a) Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk pemijahan induk yaitu kolam semi
permanen dengan luas 400m2. Agar optimah sasat digunakan, kolam untuk
pemijahan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Kegiatan pertama dalam persiapan
kolam yaitu pengeringan kolam, kolam dikeringkan dengan cara membuka pintu
saluran outlet dan menutup saluran inlet. Ketika air kolam disurutkan, kemuduan
kolam dikeringkan selama 1-2 hari bergantung pada kondisi cuaca hingga tanah
dasar kolam terlihat retak-retak. Hal ini bertujuan untuk memutus rantai
kehidupan hama yang ada pada kolam. Kegiatan kedua, yaitu melakukan
pembelikan tanah dasar kolam menggunakan cangkul, untuk mengganti kondisi
tanah baru yang ada didasar yang lebih subur.
Kegiatan selanjutnya yaitu memperbaiki pematang kolam untuk mencegah
terjadinya kebocoran kolam. Pematang kolam diperbaiki dengan cara menambal
pematang dengan menggunakan lumpur dan tanah dasar kolam. Selanjutnya
dilakukan pengapuran ini yaitu untuk menetralkan pH tanah dan memutus rantai
kehidupan hama. Kegiatan kelima yaitu pemupukan. Dosis pemupukan yang
diberikan yaitu 250-500 g/m+2+ menggunakan pupuk kandang (kotoran sapi).
Tujuan dari pemupukam yaitu unutk menumbuhkan pakan alami di dalam kolam.
Proses terakhir yaitu pengisian air. Proses pengisian air dilakukan dengan cara
menutup pintu saluran outlet dan membuka saluran inlet. Tinggi air pada kolam
pemmijahan yaitu 60-70 cm.
Jumlah indukan yang diseleksi yaitu sebanyak satu paket. Jumlah satu
paket ikan nila berisi 400 ekor yang terdiri dari 100 ekor jantan dan 300 ekor
betina. Induk tersebut sudah berumur 10-12 bulan pemeliharaan. Setelah diseleksi,
induk dimasukkan kedalam tong besar dan diangkut menuju kolam pemijahan
induk. Penebaran induk dilakukan secara perlahan dengan cara aklimtisasi terlebih
dahulu untuk mengurangi kemungkinan induk yang stres akibat penebaran.
c) Proses Pemijahan
4) Penetasan Telur
Pada tanggal 09 Januari 2019 pemanenan telur dilakuan pada happa 3
dengan berat induk 300 g, dengan cara induk betina diserok menggunakan seser
yang halus lalu mulut induk betina dibuka dan diambil telurnya. Telur ikan nila
ditebar pada ember berisi air yang bagian atas ember ditutupi oleh kain sortir
untuk mempermudah penghitungan telur. Telur yang dibuahi berwarna kuning
cerah, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna kuning pucat. Setelah
penghitungan diperoleh jumlah telur yang dihasilkan oleh induk betina 1.504 butir
telur dan telur yang tidak dibuahi sebanyak 398 butir sehingga derajat pembuahan
telur (FR) sebesar 73,5%.
Telur yang dibuahi sebanyak 1.106 butir telur ditebar pada akuarium
inkubasi telur. Kemudian mengamati proses penetasan telur, pada tanggal 11
Januari 2019 setelah penebaran ke dalam akuarium inkubasi, telur yang sudah
menetas menjadi larva dan masih terdapat kuning telur pada perut larva. Kuning
telur akan habis setelah 2 hari penetasan menjadi larva. Larva yang menetas
secara sempurna, kemudian dihitung untuk mencari data derajat penetasan telur.
5) Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva merupakan kegiatan mendederkan larva hingga ukuran
benih siap jual. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini ditinjau dari nilai SR.
Kegiatan pemeliharaan larva meliputi persiapan wadah, penebaran larva,
pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, pemberantasan hama dan penyakit,
sampling larva, dan pemanenan larva. Pemeliharaan larva meliputi langkah -
langkah sebagai berikut :
a) Persiapan Wadah
Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan larva yaitu menggunakan
kolam semi permanen dengan luas kolam 400 m2 dengan menggunakan happa
ukuran 2x1 m sebanyak 1 unit. Sebelum dilakukan penebaran larva, kolam
disiapkan terlebih dahulu dengan membuka saluran outlet dan menutup saluran
inlet. Kegiatan pertama yang dilakukan dalam persiapan kolam yaitu
pengangkatan lumpur dan pembalikan tanah dasar kolam dengan cara mencangkul
kolam kemudian kolam dibersihkan dari kerang, keong, dan hama lainnya. Setelah
pembersihan kolam tanah dasar kolam diratakan kembali menggunakan garuh.
Kegiatan selanjutnya yaitu pengeringan klam selama 1-2 hari bergantung
pada kondisi cuaca. Setelah koam kering dilanjutkan dengan proses pengapuran
menggunakan kapur dolomit dengan dosis 50 g/m2. Kapur ditebar merata ke
seluruh bagian kolam. Proses selanjutnya yaitu pemupukan kolam menggunakan
pupuk kandang (kotoran sapi) yang sudah kering dengan dosis 250-500 g/m2.
Pemupukan dilakukan agar pakan alami dapat tumbuh dikolam. Kegiatan terakhir
yaitu pengisian air hingga ketinggian 60-70 cm. Pertama – tama saluran outlet
ditutup dan kemudian pintu inlet dibuka agar air dapat masuk ke kolam. Setelah
diisi air, kolam didiamkan selama 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami
larva.
b) Pengambilan Larva Kolam Pemijahan
Pemanenan larva dilakukan pada hari ke 9 – 10 (hari teakhir pemijahan)
setelah menebaran induk ke kolam pemijahan. Pengecekan dilakukan setiap hari
utnuk melihat larva ikan nila yang sudah berenang bergerombol pada kolam
pemijahan. Apabila sudah terlihat larva yang berenang, larva tersebut langsung
dipanen secara parsial. Pengambilan larva menggunakan scopnet halus. Larva
diambil kemudian ditampung pada ember untuk mengambil larva. Pengambilan
larva dilakukan pada pagi hari. Larva tersebut akan dibudidayakan untuk kegiatan
pemelliharaan larva hingga ukuran benih.
Larva yang sudah dipanen kemudian dimasukkan ke dalam happa. Jumlah larva
yang dikeluarkan dalam 1 induk betina yaitu 1271 ekor.
c) Penebaran Larva
Larva yang telah dipanen kemudian dipindahkan ke kolam pemeliharaan
larva atau pendederan 1 dengan menggunakan happa berukuran 2x1 m sebanyak 1
unit. Kolam yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan larva yaitu ditebar
dalam satu happa yaitu sebanyaj 1271 ekor.
6) Pemanenan Larva
Pemanenan larva dilakukan pada pagi hari pukul 07.30 WIB. Hal ini
bertujuan untuk menjaga agar suhu tidak berubah secara drastis yang dapat
mengakibatkan larva akan stres. Proses pemanenan dilakukan dengan cara
menyerok seluruh larva yang ada di happa menggunakan seser halus dan
dimasukkan ke dalam tong penampungan sementara untuk selanjutnya
dihitung jumlahnya menggunakan sendok dan dipindahkan ke kolam F2
untuk dibudidayakan hingga ukuran benih.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4. Suhu Air Pada Kolam Pemeliharaan Ikan Nila Merah Nilasa
Suhu (oC)
Pengamatan ke- Waktu Kolam C4 (Indukan)
Pagi 25oC
1.
Sore 28,2oC
Pagi 26,8oC
2.
Sore 28,4oC
Pagi 26,2oC
3.
Sore 27,7oC
Keterangan : pengambilan sampel air dilakukan pada pagi hari pukul 08.00
WIB, dan sore hari pukul 16.00 WIB.
Air merupakan media atau habitat yang paling vital bagi kehidupan ikan.
Ikan nila. Habitat hidup ikan nila cukuo beragam, bisa hidup di sungai, danau,
waduk, rawa, sawah, atau tambak. Ikan nila dapat tumbuh secara normal pada
kisaran suhu 14-38oC. Pertumbuhan ikan nila biasanya akan terganggu jika suhu
habitatnya lebih rendah dari 14oC atau pada suhu diatas 38oC. Ikan nila akan
mengalami kematian jika suhu habitatnya 6oC atau 42OC (Khairuman dan Amin,
2008). Sedangkan di Balai Cangkringan sekitar 25-29,5OC sehingga lokasi Balai
Cangkringan sangat baik untuk budidaya ikan nila merah nilasa.
Keterangan : pengambilan sampel air dilakukan pada pagi hari pukul 08.00
WIB, dan sore hari pukul 16.00 WIB.
Tabel 6. Oksigen Terlarut (DO) Pada kolam Pemeliharaan Ikan Nila Merah
Nilasa
Oksigen terlarut (DO)
Waktu Kolam C4 (Indukan)
Pengamatan ke-
Pagi 5,2
1.
Sore 7,3
Pagi 5
2.
Sore 7,8
Pagi 5,4
3.
Sore 7,5
Keterangan : pengambilan sampel air dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 WIB,
dan sore hari pukul 16.00 WIB. Hasil pengamatan yang didapatkan yaitu
menunjukkan oksigen terlarut pada pagi hari berkisar antara 2,3 – 3,2 ppm dan
pada siang hari berkisar antara 5,6-5,8 ppm.
Gambar 9. Alat Pengukur Kualitas Air
2) Pemijahan
Kegiatan pemijahan ikan nila merah nilasa, saya berkesempatan untuk
melakukan pemijahan sendiri menggunakan happa denan luas 2x1 m dengan
jumlah happa yang digunakan 2 unit dikolam semi permanen dengan luas 400m2
dengan menggunakan induk sebanyak 1 ekor jantan dan 3 ekor betina. Bobot rata-
rata induk yang digunakan dalam pemijahan ini dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Bobot Rata – rata Induk Pemijahan Pada Hapa
HAPA 1 HAPA 2
Panjang (cm) Bobot (gr) Panjang (cm) Bobot (gr)
Betina 35,4 885,3 21,5 200,3
Betina 36,5 992,8 20 179,4
Betina 33,5 861,5 21,3 191,3
Jantan 38 1129,9 23,5 249,8
3) Penetasan Telur
Jumlah larva yang menetas yaitu sebanyak 980 ekor dengan tingkat
penetasan telur yaitu Hatching Rate (HR) sebanyak 88,6% dan SR 72%. Hasil
pemijahan yang didapat yaitu denga FR 79% HR 88% dan SR 77%. Menurut UK
BAT cangkringan (2012), derajat untuk pembuahan telur sebesar 70-85%, derajat
penetasan telur sebesar 80-85% dan tingkat kelangsungan hidup larva yaitu 75-
80%.(sumber : Balai Cangkringan , 2019)
cm/hari.
Tabel 10. Data Sampling Laju Pertumbuhan Larva Nila Merah Nilasa
Tanggal sampling Berat rata-rata Panjang rata-rata
26 Desember 2018 0,0176 0,96
02 Januari 2019 0,0178 1
07 Januari 2019 0,0544 1,47
7) Pemanenan Larva
Pemanenan larva dilakukan pada pagi hari pukul 07.30 WIB. Hal ini
bertujuan untuk menjaga agar suhu tidak berubah secara drastis yang dapat
mengakibatkan larva akan stres. Proses pemanenan dilakukan dengan cara
menyerok seluruh larva yang ada di happa menggunakan seser halus dan
dimasukkan ke dalam tong penampungan sementara untuk selanjutnya dihitung
jumlahnya menggunakan sendok dan dipindahkan ke kolam F2 untuk
dibudidayakan hingga ukuran benih. Tingkat kelulusanhidup yang didapat dari
pemeliharaan larva sebesar 86,54%.
Menurut Ghufran (1997) tingkat kelulushidupan larva ikan nila merah
mencapai 70-80% jika kualitas air baik dan tempat pemeliharaan baik, sedangkan
tingkat kelulushidupan larva ikan nila merah yang dibudidayakan di Balai
Cangkringan adalah sebesar 86,54%. Jadi, larva ikan nila merah nilasa memiliki
tingkat kelulushidupan yang baik.
SR = 86,54%
2. Ikan nila merah nilasa merupaka ikan yang sangat mudah untuk
berkembang biak atau bereproduksi dengan baik dihabitat aslinya,
sehingga ikan nila merah ini dapat dibudidayakan dengan baik di Balai
Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya(BPTPB) Cangkringan.
A. SARAN
Saran yang diberikan yaitu agar ke depannya dapat memenuhi fasilitas
untuk ruang inkubasi telur pada ikan nila merah nilasa sehingga dapat lebih
efektif dalam kegiatan pembenihan ikan nila merah nilasa
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Amri, K., Dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi.
Agro Media Pustaka. Jakarta.
Popma, T. Dan M. Masser. 1999. Tilapia: Life History And Biology. SRAC.
United States Departement of Agriculture, Cooperative States Research,
Education and Extension Service. 4 Hal.
Sugiarto. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila, cv. Simplex. Bogor,
74 hal.
Watanabe T. 1988. Fish Nutrition Mariculture Jica Texbook The General
Awuaculture Course. Departement of Aquatic Biosiences. Tokyo
University of Fisheries. Japan 233p.
+