Oleh :
1. Ade Ratnawati
2. Adhtyo P
3. Agung Gunawan
4. Raisha Sabrina
5. Rifalda Maisaroh
PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem budidaya resirkulasi adalah system budidaya ikan dimana air dalam kolam
budidaya disirkulasi kembali melalui proses sedemikian rupa sehingga kotoran ikan, sisa
pakan, dan senyawa serta gas beracun hasil efek samping dari kotoran ikan dapat dijebak
dalam tangki pengendapan dan filtrasi.Setelah melalui tahapan tersebut, air yang kembali
kedalam kolam , kandungan kotoran dan kandungan senyawa berbahaya sudah hilang,
paling tidak berkurang.Dengan proses tersebut diharapkan air yang kembali kekolam tetap
stabil dan sehat, sehingga bakteri pathogen tidak berkembang, kesehatan dan daya tahan
ikan terjaga, nafsu makan ikan tidak menurun, sehingga pertumbuhan ikan tidak terhambat
dan tingkat kematian dapat diminimalisir.C-FIRST 250 merupakan singkatan dari Catfish
Farming in Recirculation System Tank, dengan kapasitas produksi 250 kg ikan lele per m3
media pemeliharaan. Sesuai dengan sistemnya yaitu pemeliharaan lele dalam bak dengan
sistem resirkulasi maka diperlukan beberapa komponen budidaya agar sistem ini dapat
berjalan. Komponen-komponen dari C-FIRST 250 diantaranya: Bak Pemeliharaan, Bak
Sedimentasi, Bak Pengendapan,Bak Biological Reactor, dan Bak Penampungan/Kontrol.
1.2 Tujuan
Desain yang akan dibuat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia. Desain ini
akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akibat
kegagalan dapat dihindari. Saluran air dibuat miring kearah pembuangan air untuk
memudahkan pada saat pengeringan kolam dan pemanenan ikan. Pintu air pada bak
tersebut terdiri dari pintu masuk dan pintu keluar yang terpisah.
Kontruksi
Wadah untuk budidaya ikan lele di tefa budidaya resirkulasi ini terbuat dari beton,
sehingga untuk perawatan maupun ketahanan bak tersebut bisa terjamin. Serta
dengan menggunakan 8 bak pemeliharaan, bak filter, bak penampungan, bak filter
biologi dan bak control.
Untuk ukuran bak pemeliharaan yaitu 2 m × 1,5 m × 0,7 m, sehingga volume bak
tersebut yaitu 2,1 m3.
Tata Letak Hatchry
Keterangan:
A = Gudang pakan
B = Unit pembenihan ikan lele
C = Bak Induk
D = Backyard udang vannamei
E = Unit resirkulasi ikan lele
c. Biota
Jenis lele yaitu lele sangkuriang (Clarias gariepinus)
Benih yang ditebar memiliki ukuran 9-10 cm
Padat tebar 800-1000 ekor/m3
Untuk target FCR yaitu 0,9-1
Pakan diberikan 3 kali sehari dengan kode pakan 781-1
d. Teknik Pembesaran
Pembesaran lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yang merupakan hasil
persilangan induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6)
dengan sistem Resirkulasi (C-FIRST 250). Persipan media dengan menambahkan probiotik
srater (bakteri nitrosomonas dan nitrobacter) dengan dosis 0,1 ppm di bak penampungan
yang bertujuan menumbuhkan bakteri untuk menguraikan amoniak dalam proses nitrifikasi.
Dengan C-first air kolam disirkulasi sepanjang waktu. Yaitu meggunakan pompa
125 watt untuk mengalirkan air. Jika listrik padam maka memanfaatkan genset. Dari kolam
air mengalir melewati talang berdiameter 10 cm menuju filter mekanik. Partikel kasar
dalam air tersaring didalam filter mekanik yang berisi susunan papan kayu. Selanjutnya air
masuk ke bak pengendapan tempat partikel halus terperangkap. Setelah itu air dipompa
keatas melewati filter biologis yang berisi bioball. Didalam filter biologis lah terjadi proses
nitrifikasi. Terakhir air masuk ke bak control dan selanjutnya dialirkan ke masing masing
bak.
e. Monitoring Pertumbuhan
Sampling dilakukan 7 hari sekali yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
ikan lele. Manajemen hama penyakit adalah dengan pengamatan tubuh ikan secara visual.
f. Sarana penunjang
Pompa 125 watt
Bioball
Pipa 2 inci
Generator setting
Talang berdiameter 10 cm