Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN BUDIDAYA LELE SANGKURIANG

(Clarias gariepinus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI

Oleh :
1. Ade Ratnawati
2. Adhtyo P
3. Agung Gunawan
4. Raisha Sabrina
5. Rifalda Maisaroh

PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lele sebagai salah satu komoditas air tawar yang memiliki prospek yang bagus
dapat ditingkatkan produksinya melalui budidaya sistem resirkulasi (C-First). Menurut
Sitompul (2012), ikan lele sangkuriang merupakan salah satu jenis ikan lele yang banyak
dibudidayakan. Ikan ini disukai karena mudah diolah, banyak disukai dan memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi. Selain itu, ikan lele sangkuriang memiliki
pertumbuhan yang relatif cepat dibandingkan dengan ikan lele yang lain karena lele
sangkuriang adalah ikan hasil pemuliaan lele dumbo menggunakan teknik backcross. Untuk
memenuhi permintaan ikan lele sangkuriang, beberapa sistem budidaya dapat
diaplikasikan, salah satunya dengan menggunakan sistem resirkulasi. Menurut Tetzlaff dan
Heidinger (1990), sistem ini memiliki kelebihan diantaranya: hemat penggunaan air, tidak
memerlukan lahan yang luas serta memudahkan kegiatan pemeliharaan dan pengendalian.

Sistem budidaya resirkulasi adalah system budidaya ikan dimana air dalam kolam
budidaya disirkulasi kembali melalui proses sedemikian rupa sehingga kotoran ikan, sisa
pakan, dan senyawa serta gas beracun hasil efek samping dari kotoran ikan dapat dijebak
dalam tangki pengendapan dan filtrasi.Setelah melalui tahapan tersebut, air yang kembali
kedalam kolam , kandungan kotoran dan kandungan senyawa berbahaya sudah hilang,
paling tidak berkurang.Dengan proses tersebut diharapkan air yang kembali kekolam tetap
stabil dan sehat, sehingga bakteri pathogen tidak berkembang, kesehatan dan daya tahan
ikan terjaga, nafsu makan ikan tidak menurun, sehingga pertumbuhan ikan tidak terhambat
dan tingkat kematian dapat diminimalisir.C-FIRST 250 merupakan singkatan dari Catfish
Farming in Recirculation System Tank, dengan kapasitas produksi 250 kg ikan lele per m3
media pemeliharaan. Sesuai dengan sistemnya yaitu pemeliharaan lele dalam bak dengan
sistem resirkulasi maka diperlukan beberapa komponen budidaya agar sistem ini dapat
berjalan. Komponen-komponen dari C-FIRST 250 diantaranya: Bak Pemeliharaan, Bak
Sedimentasi, Bak Pengendapan,Bak Biological Reactor, dan Bak Penampungan/Kontrol.
1.2 Tujuan

a. Melakukan praktek perencanaan usaha budidaya lele dengan system resirkulasi


b. Mengetahui cara untuk merencanakan usaha budidaya
c. Dapat menghemat dalam penggunaan air dan ruang, kestabilan system,
pengendalian budidaya, serta menaikan efesiensi dan produktivitas dengan system
padat tebar (high density) ikan budidaya
BAB II
METODE PENGAMATAN
2.1 Waktu dan Tempat
Praktik ini dilaksanakan 1 hari yaitu pada tanggal 19 November 2019 di Kampus
Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan-Sekolah Tinggi Perikanan (BAPPL-
STP) Serang, Banten.

2.2 Lokasi Pengamatan


Pengamatan dilakukan di kampus BAPPL STP Serang tepatnya di TEFA
BUDIDAYA LELE RESIRKULASI.

2.3 Cara Pengamatan


Pengamatan yang dilakukan di tefa budidaya lele dengan sistem resirkulasi yaitu
secara visual, mulai dari mengamati wadah, air dan biota. Adapun untuk lebih meyakinkan
pembaca, maka digunakan studi literatur.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kondisi lapangan
3.1.1 Produktivitas
a. Air
 Sumbernya berasal dari
 Parameter Kualitas Air
Pengukuran kualitas air yang dilakukan terdiri dari suhu, pH, amoniak dan nitrit
yang dilakukan pada pagi (06.00 WIB) dan malam hari (20.00 WIB)
b. Wadah
 Desain

Desain yang akan dibuat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia. Desain ini
akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akibat
kegagalan dapat dihindari. Saluran air dibuat miring kearah pembuangan air untuk
memudahkan pada saat pengeringan kolam dan pemanenan ikan. Pintu air pada bak
tersebut terdiri dari pintu masuk dan pintu keluar yang terpisah.
 Kontruksi
Wadah untuk budidaya ikan lele di tefa budidaya resirkulasi ini terbuat dari beton,
sehingga untuk perawatan maupun ketahanan bak tersebut bisa terjamin. Serta
dengan menggunakan 8 bak pemeliharaan, bak filter, bak penampungan, bak filter
biologi dan bak control.
Untuk ukuran bak pemeliharaan yaitu 2 m × 1,5 m × 0,7 m, sehingga volume bak
tersebut yaitu 2,1 m3.
 Tata Letak Hatchry

Keterangan:
A = Gudang pakan
B = Unit pembenihan ikan lele
C = Bak Induk
D = Backyard udang vannamei
E = Unit resirkulasi ikan lele

c. Biota
 Jenis lele yaitu lele sangkuriang (Clarias gariepinus)
 Benih yang ditebar memiliki ukuran 9-10 cm
 Padat tebar 800-1000 ekor/m3
 Untuk target FCR yaitu 0,9-1
 Pakan diberikan 3 kali sehari dengan kode pakan 781-1
d. Teknik Pembesaran
Pembesaran lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yang merupakan hasil
persilangan induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6)
dengan sistem Resirkulasi (C-FIRST 250). Persipan media dengan menambahkan probiotik
srater (bakteri nitrosomonas dan nitrobacter) dengan dosis 0,1 ppm di bak penampungan
yang bertujuan menumbuhkan bakteri untuk menguraikan amoniak dalam proses nitrifikasi.
Dengan C-first air kolam disirkulasi sepanjang waktu. Yaitu meggunakan pompa
125 watt untuk mengalirkan air. Jika listrik padam maka memanfaatkan genset. Dari kolam
air mengalir melewati talang berdiameter 10 cm menuju filter mekanik. Partikel kasar
dalam air tersaring didalam filter mekanik yang berisi susunan papan kayu. Selanjutnya air
masuk ke bak pengendapan tempat partikel halus terperangkap. Setelah itu air dipompa
keatas melewati filter biologis yang berisi bioball. Didalam filter biologis lah terjadi proses
nitrifikasi. Terakhir air masuk ke bak control dan selanjutnya dialirkan ke masing masing
bak.

e. Monitoring Pertumbuhan
Sampling dilakukan 7 hari sekali yang bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
ikan lele. Manajemen hama penyakit adalah dengan pengamatan tubuh ikan secara visual.

f. Sarana penunjang
 Pompa 125 watt
 Bioball
 Pipa 2 inci
 Generator setting
 Talang berdiameter 10 cm

3.1.2 Nilai Produksi


a. Produksi harga
 Harga ikan lele/ kg yaitu Rp. 19.500
 Keuntungan/ kg yaitu Rp. 8.000 yang menghasilkan 3,7 juta perkolam dan untuk
keseluruhan 8 kolam yaitu 29,9 juta.
 Produksi lele nya meningkat 700% lebih tinggi dibanding dengan pembudidaya
yang lainnya
 Modal awal untuk pembuatan usaha ini yaitu sekitar 60 juta
b. Manajemen
Produksi meningkat karena populasi lele super padat. Karena kebanyakan
pembudidaya lele enggan membudidayakan ikan lele dengan kepadatan tinggi akan
berpotensi mati. Kematian tinggi ini disebabkan oleh kandungan oksigen dalam air rendah
sehingga terjadi kondisi anaerob. Dengan menggunakan teknologi Catfish Farming in
Recirculaton System Tank (C-FIRST) atau budidaya lele dengan sistem resirkulasi ini
kandungan oksigen menjadi lebih baik karena adanya aliran air sepanjang waktu sehingga
kondisi menjadi aerob. Dampaknya proses nitrifikasi atau perubahan ammonia menjadi
nitrit dan nitrit menjadi nitrat berlangsung dengan baik

3.1.3 Daya Dukung Lingkungan


Kelebihan dari sistem resirkulasi ini yaitu:
o Hemat air
o Produksi banyak karena padat tebar tinggi
o Pengelolaan kolam mudah
o Dapat memanfaatkan lahan sempit

Kekurangan dari sistem ini yaitu:


o Biaya mahal
o Mengandalkan listrik agar pompa bekerja mengalirkan air

3.2 Rencana Pembudidayaan


Sistem budidaya resirkulasi adalah system budidaya ikan dimana air dalam kolam
budidaya disirkulasi kembali melalui proses sedemikian rupa sehingga kotoran ikan, sisa
pakan, dan senyawa serta gas beracun hasil efek samping dari kotoran ikan dapat dijebak
dalam tangki pengendapan dan filtrasi.Setelah melalui tahapan tersebut, air yang kembali
kedalam kolam , kandungan kotoran dan kandungan senyawa berbahaya sudah hilang,
paling tidak berkurang.Dengan proses tersebut diharapkan air yang kembali kekolam tetap
stabil dan sehat, sehingga bakteri pathogen tidak berkembang, kesehatan dan daya tahan
ikan terjaga, nafsu makan ikan tidak menurun, sehingga pertumbuhan ikan tidak terhambat
dan tingkat kematian dapat diminimalisir.C-FIRST 250 merupakan singkatan dari Catfish
Farming in Recirculation System Tank, dengan kapasitas produksi 250 kg ikan lele per m3
media pemeliharaan. Sesuai dengan sistemnya yaitu pemeliharaan lele dalam bak dengan
sistem resirkulasi maka diperlukan beberapa komponen budidaya agar sistem ini dapat
berjalan. Komponen-komponen dari C-FIRST 250 diantaranya: Bak Pemeliharaan, Bak
Sedimentasi, Bak Pengendapan,Bak Biological Reactor, dan Bak Penampungan/Kontrol
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sistem budidaya resirkulasi adalah system budidaya ikan dimana air dalam kolam
budidaya disirkulasi kembali melalui proses sedemikian rupa sehingga kotoran ikan,
sisa pakan, dan senyawa serta gas beracun hasil efek samping dari kotoran ikan dapat
dijebak dalam tangki pengendapan dan filtrasi.
2. SR pada lele resirkulasi ini yaitu 80%
3. Dengan menggunakan teknologi Catfish Farming in Recirculaton System Tank (C-
FIRST) atau budidaya lele dengan sistem resirkulasi ini kandungan oksigen menjadi
lebih baik karena adanya aliran air sepanjang waktu sehingga kondisi menjadi aerob.
Dampaknya proses nitrifikasi atau perubahan ammonia menjadi nitrit dan nitrit
menjadi nitrat berlangsung dengan baik

Anda mungkin juga menyukai