BAB I
PENDAHULUAN
pangan dari sektor perikanan. Dalam satu dekade terakhir, produksi perikanan dari sektor
perbaikan manajemen kualitas air, sudah harus diterapkan mulai dari tahap pemijahan,
tahap pendederan merupakan fase yang penting untuk menghasilkan benih unggul
dibesarkan. Jika benih berukuran 100 g/ekor hasil pendederan dipindahkan ke kolam
pembesaran, maka benih akan memiliki laju pertumbuhan yang cepat (Jangkaru, 1998).
Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting dalam pemeliharaan ikan, karena
akan menentukan hasil yang diperoleh. Kondisi kualitas air juga berperan dalam menekan
pemeliharaan. Sebagai tempat hidup ikan, kualitas air sangat dipengaruhi oleh faktor faktor
fisika dan kimia air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, amonia, nitrit dan nitrat (Forteath et
al., 1993).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan di atas
Aquaculture System).
2
2. Bagaimana cara mengatasi sisa pakan dengan sistem filtrasi dalam kolam
resirkulasi?
1.3. Tujuan
2. Mengetahui cara mengatasi sisa pakan dengan sistem filtrasi dalam kolam
resirkulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Kolam Sistem resirkulasi adalah sistem air yang dipakai terus menerus dengan
memakai sistem filtrasi. Sistem ini memerlukan aliran air yang dapat terkendali serta
pompa untuk mengalirkan air tersebut. Ide utama dari sistem ini adalah terus mendaur
ulang air dengan bantuan sirkulasi pompa. Dengan sistem filtrasi biologis dengan bantuan
bakteri pengurai, filter mengurai ammonia yang menjadi racun atau polutan utama pada
kolam, sehingga kualitas air tetap terjaga di level yang diinginakan. Jadi sistem ini akan
menghemat penggunaan air dalam kegiatan budidaya. Air yang digunakan adalah sebatas
pada air dalam kolam dan air dalam bak filter. Tapi air juga perlu ditambahakan jika terjadi
telah digunakan sejak tahun 1990-an, merupakan teknik budidaya yang relatif baru dan
unik dalam industri perikanan (Suantika, 2001). Sistem ini menggunakan teknik akuakultur
dengan kepadatan tinggi di dalam ruang tertutup (indoor), serta kondisi lingkungan yang
terkontrol sehingga mampu meningkatkan produksi ikan pada lahan dan air yang terbatas,
penyakit dan tidak tergantung pada musim (Tetzlaff dan Heidinger, 1990). Sistem
menggantikan sistem ekstensif, dan cocok diterapkan di daerah yang memiliki lahan dan
Resirkulasi ini menjadi 2 macam, yaitu resikulasi penuh atau tertutup dan resirkulasi
1. Sistem resirkulasi tertutup , sistim resirkulasi yang mendaur ulang 100% air (CRS)
2. Sistem resirkulasi semi tertutup, sistim resirkulasi yang mendaur ulang sebagian
1. Bak pemeliharaan ikan atau tangki budidaya (growing tank) yaitu tempat
pemeliharaan ikan, dapat dibuat dari plastik, logam, kayu, kaca, karet atau bahan
lain yang dapat menahan air, tidak bersifat korosif, dan tidak beracun bagi ikan.
padat terlarut agar tidak menyumbat biofilter atau mengkonsumsi suplai oksigen.
dan NO2-. Pada dasarnya, biofilter adalah tempat bakteri nitrifikasi tumbuh dan
berkembang.
aliran air. Peralatan yang digunakan pada sistem ini relatif mudah ditemukan dan
Secara umum sistem kerjanya, air dalam wadah pemeliharaan akan diisi terus
hingga batas selang atau pipa pembuangan, kemudian air yang berlebihan akan keluar
melalui selang atau pipa menuju got atau talang pembuangan air yang sudah disediakan.
Air akan mengalir keluar menuju bak filter yang diisi dengan bahan-bahan filter
seperti zeolit dan bioball namun sebelumnya diberi kapas filter untuk membuang partikel
yang lebih besar. Hasil filtrasi akan menghasilkan air bersih yang akan dipompa masuk
melalui pipa kesetian wadah kolam atau akuarium budidaya kembali. begitu seterusnya.
6
pada unit filtrasi. Unit filtrasi dirancang sebagai filtrasi biologis (biofiltration) dengan sistem
tenggelam (submerged filter) untuk memanfaatkan kerja bakteri melalui proses amonifikasi
dan nitrifikasi. Air media pemeliharaan dialirkan secara gravitasi dari setiap wadah
pemeliharaan melalui pipa ke bak filter. Bak filter disusun menjadi beberapa bagian, yaitu:
Pada bagian atas filter fisika menggunakan spon untuk menyaring kotoran yang
berukuran besar, seperti kotoran ikan. Pada bagian bawah menggunakan cangkang
kerang air tawar, sebagai alternatif dapat juga digunakan arang atau kerikil ukuran besar.
bagian kedua menggunakan kerikil lebih kecil atau ijuk untuk memperluas permukaan
ditambahkan aerasi (alat: aerator akuarium 1 titik) guna menambah suplai oksigen.
pemeliharaan ikan. Penambahan air baru hanya dilakukan untuk mengganti air yang
menguap.
7
Dari sini bisa dilihat bak berwana hijau lumut merupakan bak filtrasi. Kemudian air
yang bersih dipompa dulu pada bak penampungan air dan disalurkan kembali
menggunakan pompa pada pipa berwana merah. Pipa biru digunakan untuk aerasi pada
kolam menggunakan blower. Air akan terus mengalir dalam kolam atau akuarium sampai
ketinggian pipa pembuangan. Kemudian akan mengalir pada got atau parit atau talam
2.3. Cara Mengatasi Sisa Pakan Dengan Sistem Filtrasi Dalam Kolam Resirkulasi
merancang RAS. Semua RAS harus mampu memanfaatkan proses-proses alami untuk
kandungan oksigen terlarut. Jumlah pakan, komposisi pakan, tingkat metabolisme ikan
dan kuantitas pakan yang terbuang dapat memiliki dampak merugikan terhadap kualitas
tangki air dan harus diperhitungkan dalam mendesain dan mengatur sebuah RAS.
Komposisi pakan ikan terutama terdiri dari protein, karbohidrat, abu, lemak dan air.
Jumlah pakan yang tidak dikonsumsi ikan akan diekskresikan menjadi sampah organik
(kotoran padat). Feses yang padat dan pakan yang tidak dimakan ikan dimanfaatkan oleh
bakteri dalam sistem. Proses ini membutuhkan oksigen yang tinggi dan menghasilkan
amonia-nitrogen sehingga harus ditangani dengan desain yang baik. Untuk meminimalkan
dampaknya terhadap kualitas air, limbah padat perlu dihapus dari sistem secepat mungkin.
Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu limbah padat
tengelam, melayang, terapung dan larut.Limbah padat yang tenggelam di dasar sistem
harus segera dikeluarkan dalam kolam secepat mungkin. Limbah ini akan bertahan di
dalam air selama satu jam bila air dalam system dalam keadaan diam. Limbah padat yang
8
tenggelam ini dapat dikeluarkan dengan menggunakan wadah yang bundar sehingga
terpusat di bagian tengah dan dapat dengan mudah dibuang keluar system.Padatan
tersuspensi tidak akan kluar dari system yang menggunakan air tenang. Padatan
tersuspensi halus lebih kecil dari 30 mikron dapat berkontribusi lebih dari 50% dari beban
terhadap total kebutuhan oksigen RAS jika tidak dibuang. Padatan terlarut dan padatan
menguapkan busa protein. Busa fraksinasi diaerasi dengan kuat pada bagian dasar kolam.
Gelembung udara yang naik membawa partikel-partikel padat tersuspensi halus yang
menempel pada permukaan gelembung, sebagai tempat melekat protein di bagian atas
kolam
1. Kelebihan
1) Hemat Air
air rutin. Ganti air yang dilakukan terbilang cukup banyak, hal ini tentu bukan
Dengan aplikasi sistem resirkulasi maka kualitas air akan berada dalam level
yang relatif stabil. Salah satu hal yang menjadi polutan utama dalam budidaya
9
ikan adalah ammonia (racun dari kotoran ikan). Dengan sistem resirkulasi
level ammonia bisa sangat direduksi sehingga kadar ammonia bisa konstan di
level yang aman. Dengan kadar ammonia yang terjaga tetap rendah ini
tentunya pertumbuhan ikan akan lebih pesat dan ikan pun akan lebih sehat.
ditentukan volume air dan frekwensi penggantian air (syphoon). Pada kolam
dengan sistem resirkulasi populasi ikan bisa kita atur, semakin banyak ikan
dan pemberian pakan maka kita bisa menggunakan pompa yang sesuai dan
besar filter yang seimbang untuk menghandle pakan dan menjaga kadar
filter kadar oksigen terlarut bisa jauh lebih tinggi sehingga populasi ikan bisa
lebih banyak dan pertumbuhan lebih pesat di kolam dengan kadar oksigen
Pada wilayah potensial yang memiiki harga tanah mahal, system RAS dapat
memproduksi ikan budidaya lebih banyak pada area yang sempit. Kebutuhan
lokasi kurang dari 1/20 dibanding dengan kebutuhan untuk tambak tradisional.
Sistem RAS dengan volume 100 metrik ton pertahun hanya memerlukan dua
Salah satu ancaman budidaya ikan adalah kondisi cuaca yang tidak menentu
seperti badai, banjir dan lain-lain yang dapat merusak fasilitas budidaya.
disaring oleh filter biologi sehingga kualitas air yang dilepas ke perairan bebas
7) Meningkatkan biosekuritas.
RAS dbuat dan didesain berdasarkan pengawasan kendali mutu yang ketat ,
2. Kelemahan
Kelemahan dari penerapan budidaya dengan sistem filtrasi pada kolam resirkulasi
adalah adanya kecenderungan kualitas air kurang baik sehubungan dengan air buangan
yang digunakan kembali secara terus menerus selama periode waktu pemeliharaan.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kelebihan :
1. Hemat air.
7. Meningkatkan biosekuritas.
Kelemahan :
Kelemahan dari penerapan budidaya dengan sistem filtrasi pada kolam resirkulasi
adalah adanya kecenderungan kualitas air kurang baik sehubungan dengan air buangan
yang digunakan kembali secara terus menerus selama periode waktu pemeliharaan.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun
akan lebih fokus dan detil dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
12
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya
DAFTAR PUSTAKA