Penutup gorong-gorong depan rumah warga yang di cor sehingga sulit di bersihkan
Tanah tidak dapat menyerap air dengan baik
Untuk mencegah genangan air, bahkan banjir beberapa warga setempat membuat
resapan sendiri di rumahnya untuk mencegah air masuk ke dalam rumah. Mereka juga
sempat melakukan gotong royong untuk membersihkan saluran drainase dari tumpukan tanah
yang terbawa oleh air. Namun hal itu hanya di lakukan beberapa waktu saja. Setelah itu
mereka kembali membiarkan saluran drainase di timbun tanah. Saluran drainase yang
berkedalaman sepinggang orang dewasa di biarkan tertumpuk tanah hingga kedalamnnya
hanya semata kaki. Itu di sebabkan kurang kesadaran masyarakat. Bahkan RT/RW setempat
pun tidak peduli dengan hal tersebut kata seorang bapak warga Bumiayu.
Melihat permasalahan tersebut menurut saya cara yang dilakukan warga setempat tidak
efektif. Mereka hanya melakukan pembersihan apabila hujan dan terjadi genangan di jalan
atau banjir. Apabila hal tersebut tidak terjadi mereka tidak akan menjaga kebersihan di saluran
drainase yang ada. Solusi untuk mengatasi genangan dan banjir tersebut adalah kerjasama
dengan melibatkan 2 pihak antara lain : pemerintah kota Malang dan warga Bumiayu.
Pemerintah kota malang seharusnya menormalisasikan kembali saluran drainase dengan
mengadakan sosialisasi berkelanjutan kepada masyarakat setempat, kemudian memantau
perkembangan di lapangan misalnya agenda rutin pembersihan saluran drainase yang
tersumbat, membuang sampah pada tempatnya, menguras tanah yang tertumpuk pada
saluran. Dengan begitu ketika hujan air dapat mengalir. Namun apabila masih terjadi banjir
maka saluran drainase yang harus di perlebar sehingga dapat menampung air lebih banyak.
Permasalahan tersebut harusnya juga bisa diatasi oleh RT/RW setempat dengan
menghimbau masyarakat untuk membuat resapan di rumah masing-masing. Karena
memasuki musim hujan hal tersebut bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya banjir
maupun genangan.