I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1
Kondisi Umum
Sebagai kota yang memiliki penduduk terpadat kedua
setelah kota Jakarta. Kota Surabaya saat ini sedang
berkembang sangat pesat salah satunya di dalam sektor
pembangunan perumahan. Ini dikarenakan oleh kebutuhan
akan tempat tinggal yang layak huni bagi masyarakat sekitar
Surabaya terus bertambah dari tahun ke tahun sejalan
dengan meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Seperti halnya pada kawasan Perumahan Puri Mas yang
dulunya merupakan daerah tambak beralih fungsi menjadi
lahan perumahan. Dengan peralihan fungsi lahan,maka
fungsi penyerapan lahan semakin kecil akibatnya surface
run off semakin besar. Sehingga dapat menyebabkan
genangan di kawasan tersebut.
1.1.2
Kondisi Eksisting Sistem Drainase
Perumahan Puri Mas yang terletak di kawasan Gunung
Anyar awalnya memiliki 3 outlet sistem drainase yaitu A, B
dan E untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta lokasi
(Gambar 1.1), untuk outlet E terletak di selatan kawasan
Perumahan Puri Mas dan outlet A dan B terletak di utara
kawasan Perumahan Puri Mas. Lalu didalam Perumahan
Puri Mas sudah terdapat long storage Jimbaran yang
berfungsi untuk menampung air yang berasal dari outlet J, I,
F, D, e dan E yang disebut saluran kiri dan outlet G.6 dan
H.6 yang disebut saluran kanan, akan tetapi long storage
tersebut belum dibangun dengan pintu dan pompa air.
C
B
E
B
2
Dengan kondisi eksisting Perumahan Puri Mas seperti
yang dijelaskan. Perumahan Puri Mas masih mengalami
kendala yaitu terjadi genangan tepatnya di dekat lokasi long
storage Jimbaran. Dikarenakan panjangnya waktu
konsentrasi saluran untuk menuju ke outlet B. Sehingga jika
kondisi genangan ini terjadi maka dapat mengganggu
aktifitas warga kawasan Perumahan Puri Mas.
Oleh karena itu, untuk mengendalikan genangan tersebut
penulis berencana menambah 2 outlet lagi yaitu C dan D
yang akan dibangun berada di timur kawasan Perumahan
Puri Mas. Yang nantinya akan merubah sistem arah aliran
drainase dan ukuran penampang dalam Perumahan Puri
Mas. Lalu long storage Jimbaran nantinya akan diarahkan
ke outlet D dan dibangun pintu dan pompa air. Dan terakhir,
pada outlet E direncanakan kolam tampungan dengan pintu
dan pompa air juga yang berfungsi untuk membuang debit
didalam kawasan seminimal mungkin.
Dengan adanya kondisi diatas, diharapkan dengan
dirubahnya kondisi sistem drainase sedemikian rupa,
Perumahan Puri Mas dapat terbebas dari genangan.
1.2
Perumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
1. Berapakah besar debit dan waktu konsentrasi yang
terjadi pada masing-masing ruas saluran?
2. Berapakah kebutuhan dimensi penampang untuk
masing-masing saluran?
3. Bagaimana sistem drainase Perumahan Puri Mas
agar tidak membebani saluran di kawasan sekitar
Perumahan Puri Mas?
1.3
Tujuan
Dengan adanya permasalahan diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui besar debit dan waktu konsentrasi
yang terjadi pada masing-masing ruas saluran.
2. Mengetahui kebutuhan dimensi penampang untuk
masing-masing saluran.
3. Mendapatkan solusi agar debit yang keluar tidak
membebani saluran di kawasan sekitar Perumahan
Puri Mas.
1.4
Batasan Masalah
Dalam Penulisan tugas akhir ini perlu adanya
pembatasan masalah dalam penulisannya. Adapun
batasan masalah tersebut antara lain:
1. Tidak menghitung besarnya limbah rumah tangga.
2. Tidak menghitung rancangan anggaran biaya.
3. Data-data sekunder yang digunakan dalam
perencanaan diperoleh dari instansi yang terkait.
1.5
Manfaat
Manfaat dari adanya penulisan tugas akhir ini
adalah mendapatkan perencanaan sistem drainase
kawasan Perumahan Puri Mas yang menjamin
kelancaran sistem drainase dari kawasan dan tidak
memberikan dampak buruk terhadap sistem drainase di
sekitar kawasan Perumahan Puri Mas.
II. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah
sebagai berikut :
3
a. Data Hujan
Data hujan yang digunakan adalah data hujan dari 1
stasiun yaitu Stasiun Hujan Wonorejo didapat dari metode
Thiessen. Adapun data hujan yang digunakan adalah data
hujan selama 14 tahun yaitu tahun 2000 sampai dengan
tahun 2013.
Tabel Rekapitulasi Curah Hujan Maksimum Tiap Tahun
No
Tahun
Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
23 Maret
2 Maret
30 Januari
4 April
6 Januari
15 Desember
4 Januari
26 Desember
20 November
9 Januari
3 Desember
9 November
30 Januari
23 April
Rmaks/th
(mm)
115
200
115
76
85
90
153
71
68
98
98
94
95
85
Kz
Kz . z
zT
(years)
x T = antilog zT
(mm)
-0.194
-0.025
1.970
93.224
0.381
0.048
2.043
110.291
10
1.340
0.170
2.164
145.958
Saluran tersier
tipe=100x100x100
Saluran sekunder tipe=100x100x100
Saluran primer tipe=120x120x120
Syarat
Hasil
Keterangan
Kurang
memenuhi
Cs 0
Cs = 1,893
Ck = 3
Ck = 7,211
Cs 1,1396
Cs = 1,893
Ck 5,4002
Ck = 7,211
Tidak
Memenuhi
Cs 0
Cs = 1,211
Memenuhi
Normal
Gumbel Tipe I
Log Pearson Tipe III
Cs 3Cv + Cv = 3
Cs = 1,211
Ck = 5,383
Ck = 12,235
Tidak
Memenuhi
Log Normal
Jenis
Distribusi
Log
Pearson
Tipe III
X
<
kr
5,991
Dmaks
OK
0.067
<
Do
Ket.
0.354
OK
4
Outlet D
tc = 11,208 menit Q = 0,517 m3/det
Outlet e
tc = 8,608 menit Q = 0,380 m3/det
Outlet E
tc = 11,205 menit Q = 0,551 m3/det
Saluran Kanan
Outlet G6 tc = 8,369 menit Q = 0,306 m3/det
Outlet H6 tc = 3,492 menit Q = 0,121 m3/det
5
Berikut hasil perhitungan hidrograf dan volume kolam
tampungan td = tc pada tabel 4.15 diketahui :
Volume hujan yang tertampung
= 895,796 m3
Kedalaman
= 0,78 m
Dengan kondisi seperti diatas, kolam tampungan masih
mampu menampung besarnya volume hujan. Oleh karena
itu, dimensi kolam tampungan yang telah direncanakan
perlu dihitung kembali dengan nilai td > tc untuk
mengetahui seberapa lama kolam tampungan dapat
menampung volume hujan yang terjadi.
Berikut hubungan waktu dengan debit inflow pada grafik
hidrograf kolam tampungan ditampilkan pada gambar 4.9.
td
menit
(1)
(2)
Long storage Jimbaran
1
td = tc
2
td = tc td = 15 menit
Kolam tampung
1
td = tc
2
td = tc td = 20 menit
3
td = tc td = 30 menit
Vol.
Tampung
m3
(3)
Elevasi Kolam
Keterangan
m
(4)
(5)
2158
3282
1,537
2,338
Aman
Meluap
1019,924
1114,179
2081,063
0,95
1,04
1,94
Aman
Aman
Meluap
y1
m /s
m3/s
0.8
0.1
0.8
0.2
9.81
1.6
0.4482285
9.81
1.5
0.8
0.8679907
0.3
9.81
1.4
1.2578381
0.8
0.8
0.4
9.81
1.3
1.6161108
0.5
9.81
1.2
0.8
1.940886
0.6
9.81
1.1
2.229908
6
b. Ketika hujan akan turun pintu air dibiarkan terbuka
dengan perencanaan bukaan pintu air yang sudah
ditentukan.
1. Ketika elevasi muka air dalam long storage Jimbaran
sudah mencapai elevasi = +0,972 m
Pintu air dibuka dengan debit outflow untuk long
storage Jimbaran 1,616 m3/det
2. Ketika elevasi muka air kolam tampungan sudah
mencapai elevasi = +1,17 m
Pintu air dibuka dengan debit outflow untuk kolam
tampungan 0,448 m3/det.
c. Prosedur ini dilakukan berulang setiap menghadapi
hujan yang diprediksi akan turun.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan analisa yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
Vol. Tampung
m3
(3)
Elevasi
m
(4)
Keterangan
1.825
1,30
Aman
1547,079
1,34
Aman
(5)
5.2 Saran
1. Pengoperasian pintu air dan pompa air diharapkan
mengikuti petunjuk pola operasi.
2. Pemberian pagar atau tanaman mengelilingi long storage
Jimbaran dan kolam tampungan untuk keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anggrahini,Ir. 2005. Sistem Bangunan Drainase.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[2] Chow, Ven Te. 1985. Hidrolika Saluran Terbuka,
Jakarta: Erlangga
[3] Ditjen, Cipta Karya. 1998. Petunjuk Teknis
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan.
[4] Imam Subarkah, 1980. Hidrologi untuk Bangunan Air.
Bandung: Nova.
[5] Sholeh, M. Diktat Hidrologi. Surabaya: ITS
[6] Soekibat R.S,Ir. 2010, Sistem Bangunan Irigasi.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[7] Soewarno. 1995. Hidrologi : Aplikasi Metode Statistik
untuk Analisis Data Jilid 1. Bandung: NOVA.
[8] Soewarno 1995. Hidrologi : Aplikasi Metode Statistik
untuk Analisis Data Jilid 2. Bandung: NOVA.
[9] Sofia F,Ir dan Sofyan R,Ir. 2006. Sistem Bangunan
Drainase. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[10] Sosrodarsono, S., Takeda, K. 2002. Hidrologi untuk
Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
[11] Sosrodarsono, S., Takeda, K. 2006. Bendungan Tipe
Urugan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
[12] Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi