Anda di halaman 1dari 12

Daftar Is

Daftar Isi.....................................................................................................................................1
Daftar Gambar............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................2
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................3
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN..........................................................................................3
1.3.1 Maksud.................................................................................................................3
1.3.2 Tujuan..................................................................................................................3
1.4 LOKASI STUDI..........................................................................................................3
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN...................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................6
KONDISI LAPANGAN............................................................................................................6
2.1 UMUM........................................................................................................................6
2.2 KONDISI GEOGRAFIS.............................................................................................6

12
Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Peta Administratif kota tegal.................................................................................6

13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kota Tegal merupakan kota yang tergolong dalam dataran rendah yang
berbatasan langsung dengan laut jawa disebelah utara. Secara geografis kota tegal
dilintasi oleh 5 sungai yaitu Ketiwon, Gang Lama, Sibelis, kemiri dan Gangsa. Di
daerah ini segala aktivitas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan terutama di bidang
transportasi, industry, pemanfaatan sumber daya air, dan sebagainya. Selaras dengan
perkembangan ini diimbangi pula dengan potensi kerugian akibat bajir yang terus
meningkat. hal ini disebabkan karena terjadinya pengalihan fungsi lahan yang
mengakibatkan berkurangnya lahan daerah resapan yang berfungsi untuk menahan atau
menampung air. Sehingga menyebabkan siklus air hujan tidak seimbang dan akhirnya
terjadi kekurangan air diwaktu atau musim kemarau dan kelebihan air (terjadinya
banjir) di waktu musim penghujan.

Permasalahan yang sekarang sedang dihadapi pemerintah kota Tegal adalah


permasalahan drainase berupa genangan air atau banjir, terutama dimusim hujan akibat
aliran di saluran melampaui kapasitas alir penampang saluran. Penurunan kapasitas alir
juga disebabkan oleh adanya bangunan-bangunan illegal di bantaran. Selain itu
permasalaan ini juga muncul disebabkan karena pesatnya perkembangan kawasan
terbangun yang sering tidak terkendali dan tidak sesuai dengan konsep pembangunan
yang berkelanjutan, yang berdampak pada rendahnya kemampuan drainase perkotaan
dan rendahnya kapasitas sarana serta prasarana pengendali banjir ( sungai, kolam
tampungan, pompa banjir dan pintu pengatur ) untuk mengalirkan air ke pembuangan
akhir yaitu ke laut.

Dengan permasalahan yang ada maka diperlukan peningkatan kualitas dan


kinerja pengelolaan drainase serta kerjasama dengan pemerintah setempat yang terkait.
Untuk itu maka diselenggarakanlah Kegiatan Perencanaan Sistem Drainase Kota Tegal.

14
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah di dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan desain sistem drainase baru

2. Analisis kapasitas saluran drainase yang direncanakan.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud
Maksud diadakannya kegiatan perencanaan sistem drainase Kota Tegal adalah
membuat perencanaan sistem drainase dalam memberikan suatu acuan pada
pembangunan sistem drainase Kota Tegal yang mengacu pada masterplan yang ada

1.3.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan desain sistem
Drainase yang dapat digunakan untuk pengembangan selanjutnya.

1.4 LOKASI STUDI


Kajian sistem drainase mencakup wilayah sungai kaligangsa yang berada di
daerah Kota Tegal lokasi pekerjaan sistem drainase nantinya terdiri dari area …

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Laporan Tugas Akhir “Perencanaan Sitem Drainase Kota Tegal” terbagi
menjadi Sembilan bab, dengan masing-masing pokok bahasan sebagi berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah,


maksud dan tujuan, lokasi studi, dan sistematika penulisan.

BAB 2 STUDI PUSTAKA

Menjelaskan secara umum teori dan dasar-dasar Analisa dalam laporan


Tugas Akhir.

BAB 3 METODOLOGI

Menguraikan urutan pekerjaan dan cara penyelesaian yang dilakukan


dalam perencanaan sistem drainase. Perencanaan diawali dengan

15
mengumpulkan dan menganalisis data. Kemudian identifikasi masalah
dilakukan untuk memperoleh pemecahan masalah tersebut

BAB 4 ANALISIS DAN PERENCANAAN

Melakukan analisis terhadap data-data yang didapat dan melakukan


perhitungan guna perancangan sistem drainase

BAB 5 METODE PELAKSANAAN

Menguraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan


dengan pengelompokan jenis pekerjaan. Kemudian setiap pekerjaan
dijelaskan cara pelaksanaan dan peralatan yang dibutuhkan dimana
setiap kelompok saling berkaitan satu dengan lainnya.

BAB 6 RENCANA ANGGARAN BIAYA

Menguraikan daftar harga bahan, peralatan, dan upah sumber daya


manusia (SDM), analisis harga satuan, dan volume pekerjaan selanjutnya
digunakan untuk menghitung rencana anggaran biaya (RAB)

BAB 7 RENCANA KERJA SYARAT

Membahas syarat-syarat umum, administratif, dan teknis.

BAB 8 PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis perencanaan


sistem drainase kota tegal.

16
BAB 2
STUDI PUSTAKA

.1 UMUM
Pada bab ini dibahas secara umum mengenai pengenalan wilayah atau daerah
sasaran perencanaan. Bahan bahasan diperoleh melalui literatur, data sekunder,
maupun hasil pengamatan atau wawancara secara langsung di lapangan.

Karakteristik lingkungan diperlukan untukmengatur pembangunan dan pola


pertumbuhan, agar dapat dipakai untuk memperkirakan biaya pelaksanaan
pembangunan serta dampak-sampak lainnya.

1.2 KONDISI GEOGRAFIS


kota Tegal merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Tengah yang berada
di ujung barat dan terletak di pantai utara pulau Jawa. Secara astronomis terletak pada
109° 08’ sampai 109° 10’ garis Bujur Timur dan 6° 50’ sampai 6° 53’ garis Lintang
Selatan, dan secara geografis terletak pada pertigaan jalur Purwokerto – Jakarta dan
Semarang – Jakarta. Wilayah Kota Tegal berbatasan langsung dengan tiga  kabupaten,
yaitu sebelah Timur Kabupaten Pemalang, sebelah Selatan Kabupaten Tegal dan
sebelah barat Kabupaten Brebes. Di sebelah Utara Kota tegal berbatasan langsung
dengan Laut Jawa. (Sumber: )

Posisi dan peta administrative kota tegal disajikan dalam gambar 2.1

Gambar 2. 1 Peta Administratif kota tegal

17
2.7. ANALISIS HIDROLOGI
Dalam perencanaan bangunan air, analisis yang sangat penting dilakukan adalah
analisis hidrologi. Analisis hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir
rencana yang akan berpengaruh terhadap besarnya debit maksimum maupun kestabilan
konstruksi yang akan dibangun. Pada perencanaan drainase di laporan ini, digunakan
data curah hujan harian selama periode 15 tahun terhitung dari tahun 2004 hingga 2018
sebagai dasar pehritungan dalam menentukan debit banjir rencana.
Data hujan yang digunakan berasal dari stasiun pengukur hujan yang berada di
sub system drainase. Adapun langkah – langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya.
2. Menentukan luas pengaruh terhadap DAS untuk setiap stasiun – stasiun pengukur
hujan.
3. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan.
4. Menganalisa curah hujan rencana dengan periode ulang (T) tahun.
5. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana pada
peridoe ulang (T) tahun.

2.7.1. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

Dari lokasi rencana drainase, tinjau daerah ke arah hulu mengenai sungai
dan anak – anak sungai. Selanjutnya, tentukan batas daerah aliran sungai
dengan menarik garis imajiner yang menghubungkan titik – titik kontur
tertinggi sebelah kiri dan kanan sungai yang ditinjau dengan
mempertimbangkan hujan yang turun di daerah aliran sungai tersebut akan
mengalir ke sungai lokasi perencanaan.

18
Pada laporan ini, dalam menentukan DAS dan luasnya menggunakan
bantuan program Arcgis dan peta topografi lokasi. Rencana lokasi bendung
berada di Sungai KaliGangsa . Peta DAS KaliGangsa dapat dilihat pada
Gambar 2.1. dengan luas 85,105 km2.

Gambar 2. 2 Peta Administratif kota tegal

2.7.2. PENGUJIAN KONSISTENSI DATA CURAH HUJAN

Data curah hujan pada kedua stasiun pada Gambar 3.1. perlu diuji
konsistensinya. Untuk menguji konsistensi data curah hujan dapat dilakunan
dengan metode analisis massa ganda (double mass curve analysis), yaitu
menguji konsistensi hasil pengukuran pada suatu stasiun dengan
membandingkan akumulasi dari hujan yang bersamaan untuk suatu kumpulan
stasiun yang mengelilinginya. Data tidak konsisten berarti data mengandung
kesalahan, sehingga harus diuji kebenarannya, dengan langkah sebaga berikut:
6. Pilih stasiun pertama yang akan diuji konsistensi datanya. (Contoh: Stasiun
Brebes).
7. Data curah hujan stasiun lain (Stasiun Sidapurna) dirata – rata. Nilai rata –
rata dari stasiun ini merupakan nilai data acuan/indeks.
8. Akumulasikan nilai curah hujan pada Stasiun Brebes dan nilai curah hujan
pada stasiun acuan/indeks.
9. Bandingkan nilai akumulasi dari data Stasiun Brebes dengan data stasiun
acuan/indeks menggunakan grafik. Data akumulasi Stasiun Brebes sebagai
absis dan data di stasiun acuan/indeks sebagai ordinat.
10. Lakukan dengan langkah yang sama untuk menguji konsistensi data pada
stasiun Sidapurna.

Jika grafik yang terbentuk berupa garis lurus (tidak terjadi patahan),
maka data Stasiun Brebes dapat dikatakan konsisten. Namun, jika terjadi
patahan berarti data tersebut tidak konsisten, sehingga perlu dikoreksi. Jika
data sebelum patahan (kemiringan b) dan sesudah patahan (kemiringan a),
maka data stasiun tersebut harus dikoreksi dengan dikalikan suatu faktor
koreksi yaitu b/a. Data yang sudah dikoreksi berarti data yang terukur dan
dihitung adalah benar dan teliti seusai dengan fenomena saat hujan terjadi.
Data pengujian konsistensi untuk masing
– masing stasiun dan grafik Double Mass Curve dapat dilihat pada Tabel
3.1. hingga Tabel 3.4. dan Gambar 3.2. hingga Gambar 3.5.

Tabel 3.1. Pengujian Konsistensi Stasiun Brebes.

Rata- Kumulatif
Rata
Tahun Stasiun Brebes Stasiun sidapurna Stasiun Stasiun
Stasiun
Indeks Indeks Brebes
2004 125 110 110 110 125
2005 86 113 113 223 211
2006 106 119 119 342 317
2007 124 93 93 435 441
2008 122 105 105 540 563
2009 110 80 80 620 673
2010 108 90 90 710 781
2011 66 91 91 801 847
2012 81 75 75 876 928
2013 97 160 160 1036 1025
2014 53 83 83 1119 1078
2015 114 110 110 1229 1192
2016 150 139 139 1368 1342
2017 124 99 99 1467 1466
2018 114 158 158 1625 1580
Double Mass Curve Station Brebes
1800
1600

kumulatif stasiun Brebes


R² = 0.99
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
kumulatf stasiun indeks

Gambar 3.2. Grafik Double Mass Curve Stasiun Brebes.

Tabel 3.2. Pengujian Konsistensi Stasiun Sidapurna.

Kumulatif
Rata-Rata
Stasiun Stasiun
Tahun Stasiun Stasiun Stasiun
Sidapurna Brebes
Indeks Indeks Sidapurna
2004 110 125 125 125 110
2005 113 86 86 211 223
2006 119 106 106 317 342
2007 93 124 124 441 435
2008 105 122 122 563 540
2009 80 110 110 673 620
2010 90 108 108 781 710
2011 91 66 66 847 801
2012 75 81 81 928 876
2013 160 97 97 1025 1036
2014 83 53 53 1078 1119
2015 110 114 114 1192 1229
2016 139 150 150 1342 1368
2017 99 124 124 1466 1467
2018 158 114 114 1580 1625
Double Mass Curve Station Sidapurna
1800

kumulatif stasiun Sidapurna


1600
R² = 0.99
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
kumulatif stasiun indeks

Gambar 3.3. Grafik Double Mass Curve Stasiun Sidapurna

2.7.3. ANALISIS CURAH HUJAN RATA – RATA DAS

Untuk menghitung curah hujan rata – rata DAS digunakan metode


poligon Thiessen. Kedua stasiun yang berada di sekitar lokasi DAS Kaligangsa
saling dihubungkan. Melalu ketiga garis tersebut, tarik garis tegak lurus tepat di
tengah dua stasiun sehingga akan terbentuk daerah pengaruh masing – masing
stasiun yang dibatasi oleh garis sumbu tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan program AutoCAD luas pengaruh stasiun dapat dilihat pada Gambar
3.6. dan Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Luas Pengaruh Tiap Stasiun DAS Kaligangsa

No Stasiun Pengamatan Luas Area (km2) Bobot (%) Desimal


1 Brebes 85,105 83,916 0,839
2 Sidapurna 16,312 16,084 0,161
Luas Total 101,417 100,000 1,000
Gambar 3.6. Poligon Thiessen DAS KaliGangsa

Anda mungkin juga menyukai