PENDAHULUAN
sebagai suatu teknis dalam mengurangi kelebihan air serta dapat juga diartikan
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Dengan cara,
air akan meresap kedalam tanah, sehingga akan mencegah intrusi air hujan. Secara
umum, drainase dapat diartikan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
membuang atau mengurangi kelebihan air dari suatu tempat atau lahan sehingga
lahan dapat digunakan secara optimal (Dr. Ir. Suripin, M.Eng, 2004).
mengalirkan air dari suatu daerah ke daerah lain, termasuk air permukaan dan air
tanah. Sistem drainase juga merupakan bagian penting untuk kawasan pemukiman.
Suatu kawasan pemukiman yang tertata dengan baik juga harus memiliki
pengaturan sistem drainase yang berfungsi dengan baik juga, sehingga tidak
kegiatan dan kebutuhan. Saat ini salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
sebagian wilayah pemukiman adalah timbulnya genangan air karena curah hujan
1
yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan dampak perubahan tata guna lahan yang
menyebabkan berkurangnya infiltrasi tanah dan bisa juga karena saluran yang tidak
dipenuhi oleh sedimentasi dan juga sampah-sampah, akibatnya saluran tidak dapat
Saat ini begitu banyak saluran drainase yang keadaannya tidak baik dan
kurang memenuhi standart, serta sudah tidak mampu lagi menampung air hujan,
sehingga air meluap dan menyebabkan terjadinya genangan. Maka saluran drainase
yang ada harus di evaluasi apakah kapasitasnya mampu menampung debit rencana
pemukiman.
warga disana masih ditemui beberapa permasalahan pada sistem drainase yang
kurang memenuhi standar. Pada saat curah hujan yang cukup tinggi akan
mengakibatkan terjadinya genangan air di badan maupun bahu jalan, bahkan jika
curah hujannya tinggi jalan yang ada disekitar saluran drainase tidak bisa terlihat
saluran di wilayah desa Triloro, Purworejo Kec. Sanankulon Kab. Blitar. Hasil
evaluasi ini nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak setempat dalam
melakukan penanganan yang tepat terhadap kondisi wilayah studi, agar tercapai
2
1.2 Identifikasi Masalah
drainase.
berikut :
3
2. Untuk Mengetahui Perhitungan Aliran dasar pada saluran drainase di
Blitar.
Agar dapat lebih dipahami dalam pembuatan karya ilmiah ini, penulisan
1. Data curah hujan yang diolah adalah data curah hujan dari tahun 2013-
1.6 Manfaat
Dengan melakukan penelitian karya iliyah ini yang bertempat di daerah aliran
drainase desa Triloro, Purworejo Sanan Kulon Kab. Blitar diharap akan menjadi
acuan yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi pihak yang membutuhkan, serta
hasil dari karya ilmiyah ini dapat digunakan sebagai bahan informasi juga sebagai
bahan referensi dan masukan untuk peneliti selanjutya khususnya yang berkaitan
4
dengan penggunaan software HEC-RAS dan Perhitungan menggunakan Log
Untuk dapat memperoleh penulisan yang sistematis dan terarah, maka alur
penulisan laporan praktek kerja lapangan ini akan dibagi dalam lima bab dengan
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
tema yang dibahas pada laporan hasil praktek kerja lapangan ini.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Apabila awan yang terbentuk di angkasa terus naik akan menjadi butir-butir
halus dan berubah menjadi butir-butir air yang besar-besar danakhirnya jatuh ke
bumi sebagai air hujan. Jadi hujan dapat didefinisikansebagai peristiwa jatuhnya
butir-butir air dari langit ke permukaan bumi. Hujan juga dapat diartikan sebagai
presipitasi yang berbentuk cair (presipitasi : semua bentuk hasil konsumsi uap air
yang terkandung diatmosfer). Hujan merupakan salah satu gejala cuaca yang
memiliki perananpenting bagi kehidupan di bumi (hujan sebagai sumber air tawar).
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)
milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar
tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.
Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif
terhadap tanaman.
rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan
rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curahhujan pada titik tertentu.
Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah atau daerah dan dinyatakan dalam mm.
Distribusi curah hujan wilayah atau daerah (regional distribution) adalah persebaran
intensitas curah hujan yang dihitung dengan mengacu pada pengukuran curah hujan
6
di stasiun–stasiun meteorologi dengan menggunakan metode tertentu (Asdak,
Chay. 2007).
Untuk mengukur curah hujan digunakan alat ukur hujan (rain gauge) yang
dikenal antara lain, adalah alat ukur hujan yang dapat mengukur sendiri dan alat
ukur hujan biasa. Alat pengukur hujan biasa, digunakan untuk mengukur curah
hujan dalam satu hari dan kurang tepat untuk mengetahui intensitasnya dan lamanya
hujan itu berlangsung. Alat pengukur hujan yang mencatat sendiri sesuai untuk
mengukur intensitas dan lamanya hujan, sangat cocok dan tepat untuk pengukuran
hujan dengan jangka waktu yang lama di daerah-daerah pegunungan dimana para
Jumlah curah hujan yang diterima oleh suatu daerah di samping tergantung
2. Ketinggian tempat.
Seyhan, 1995).
mendapatkan data curah hujan yang akurat maka data lapangan harus diperiksa dan
7
diteliti kebenarannya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk keperluan
Untuk mencirikan jumlah curah hujan yang jatuh pada suatu wilayah/daerah,
Derajat hujan adalah jumlah curah hujan dalam satuan waktu tertentu.
jumlah curah hujan dalam waktu relatif singkat (biasanya dalam waktu 2 jam).
Besarnya curah hujan tidak bertambah sebanding dengan waktu. Jika waktu
ditentukan lebih lama, maka penambahan curah hujan itu adalah lebih kecil
ataupun berhenti.
Derajat curah hujan sangat membantu dalam melihat kondisi suatu wilayah,
peralatan yang dibutuhkan. Derajat curahhujan juga berguna untuk melihat keadaan
Berikut ini disajikan kondisi daerah berdasarkan derajat hujan danintensitas hujan
(Tabel 2.1) dan keadaan curah hujan berdasarkan intensitas hujan (Tabel 2.2).
8
Tabel 2.1. Kondisi Daerah Berdasarkan Derajat Dan Itensitas Hujan
Intensitas
Derajat Hujan hujan (mm) Kondisi
Hujan normal 0,05 – 0,25 Tanah dapat dibutat pudel dan bunyi
Hujan Normal 5 - 20 20 – 50
9
2.2.2. Lama hujan/Durasi hujan
Durasi hujan dapat dinyatakan dengan satuan menit, jam, dan hari, tergantung dari
pencatatan yang dilakukan. Hampir setiap stasiun penakar hujan akan mencatat
lama hujan setiap hari dengan bantuan alat pengukur otomatis, dengan menganalisis
Frekuensi hujan adalah harapan hujan yang akan jatuh dalam waktu tertentu.
Frekuensi hujan dapat diperkirakan dengan beberapa analisis data hujan hari-hari
terdahulu, karena frekuensi hujan setiap hari, bulan, dan tahun akan berbeda-beda.
Luas areal adalah penyebaran hujan menurut ruang. Luas areal dapat dilihat
dengan peta isohiet yang dibuat dengan data-data curah hujan yang diperoleh dari
stasiun hujan/meteorologi daerah yang akan diteliti. Hujan dapat bersifat lokal dan
dapat juga bersifat menyeluruh dalam suatu daerah, tergantung dari potensi awan
yang akan menjadi hujan. Peta isohiet akan membantu daerah-daerah yang
mempunyai curah hujan yang sama dengan bantuan stasiun penakar hujan yang
adalah merupakan data hujan suatu titik (point rainfall).Padahal untuk kepentingan
analisis yang diperlukan adalah data hujan suatu wilayah (areal rainfall). Ada
10
1. Cara rata-rata aljabar/ matematik
3. Cara isohiet
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu hanya dengan
membagi rata pengukuran pada semua stasiun hujan dengan jumlah stasiun dalam
disarankan digunakan untuk wilayah yang relatif mendatar dan memiliki sifat
hujan yang relatif homogen dan tidak terlalu kasar. Secara aljabar/ matematik
Rata-rata CH = (∑ 𝑅𝑖)/n…....2.3
Dimana :
Cara ini selain memperhatikan tebal hujan dan jumlah stasiun, juga
digunakan sebagai salah satu faktor dalam menghitung hujan rata-rata daerah yang
diagonal terpendek dari para stasiun hujan yang ada.Cara ini untuk daerah yang
11
tidak seragam dan variasi CH besar. Menurut Shaw (1985) cara ini tidak cocok
Gambar 2.1 Daerah-daerah poligon (a1, a2, a3, a4) yang dibatasi oleh garis putus-
Dimana :
tinggi hujan yang sama. Metode ini menggunakan isohiet sebagai garis-garis yang
membagi daerah aliran sungai menjadi daerah- daerah yang diwakili oleh stasiun-
12
stasiun yang bersangkutan, yang luasnya dipakai sebagai faktor koreksi dalam
perhitungan hujan rata-rata.Cara ini dipandang paling baik, tetapi bersifat subyektif
curah hujan pada daerah setempat. Isohiet adalah garis pada peta yang
Dalam metode isohiet ini wilayah dibagi dalam daerah -daerah yang masing-
masing dibatasi oleh dua garis isohet yang berdekatan. Sercara sederhana bisa juga
menggunakan kertas milimeter block dengan cara menghitung kotak yang masu ke
hujan terhadap perilaku aliran air sungai terutama untuk daerah dengan tipe curah
dengan periode ulang tertentu. Berdasarkan curah hujan rencana tersebut kemudian
dicari intensitas hujan yang digunakan untuk mencari debit banjir rencana. Dalam
ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat macam jenis
distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi, yaitu distribusi log-
13
a) Metode Gumbel
X1 = XRT + s . K…….2.2
Dimana:
K = Faktor Frekuensi
sebagai berikut :
𝒀𝒕−𝒀𝒏
K= ….2.3
𝑺𝒏
Dimana:
Yt = Reduced Variate
14
Tabel 2.3. Reduced Standart Deviation
15
Tabel 2.5. Harga Rata – Rata (Yn)
dari distribusi Log- pearson tipe III dengan nilai variatnya X apabila
16
Tahapan untuk menghitung hujan rancangan maksimum dengan
(Suwarno,1995:142):
…….2.4
Dimana:
n = jumlah kelas
………2.5
Dimana:
S = Standar deviasi
n = jumlah kelas
……….2.6
Dimana:
C = koefisien kemencengan
S = Standar deviasi
17
Xi = titik tetap tiap interval kelas (mm)
n = jumlah kelas
………2.7
Dimana:
S = Standar deviasi
18
Tabel 2.5 Nilai K untuk distribusi Log-Person III
Debit aliran adalah laju air ( dalam bentuk volume air ) yang melewati suatu
dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik ( m3/dt).Sedangkan dalam laporan-
laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukan dalam bentuk hidrograf aliran.
19
Hidrograf aliranadalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan
karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan
pengelolaan DAS dan / atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan)
iklim lokal. Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang
diabaikan, dan kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang
lintang yang besarnya sama dengan kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:
Q = A x V…………2.8
Dimana :
langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase,
sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase dari yang berbentuk
trapesium, persegi, dan lingkaran. Variabel yang diamati adalah debit air pada
masing-masing saluran drainase. Debit air sungai merupakan tinggi permukaan air
sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai ( Mulyana, 2007).
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik,
untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk
20
Pada dasarnya debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh
1. Intensitas hujan
2. Penggundulan hutan
3. Pengalihan hutan
(Arsyad,1989):
sungai.
adanya kegiatan pengelolaan DAS dan adanya perubahan iklim lokal ( Asdak,
1995). Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk kedalam alur sungai berupa
aliran permukaan dan aliran air dibawah permukaan,debit aliran sungai akan naik
setelah terjadi hujan yang cukup , kemudian yang turun kembali setelah hujan
selesai. Grafik yang menunjukan naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut
hidrograf, bentuk hidrograf sungai tergantung dari sifat hujan dan sifat daerah aliran
sungai ( Arsyad,2006). Terdapat tiga kemungkinan perubahan debit sungai yaitu laju
pertambahan air bawah tanah lebih kecil dari penurunan aliran air bawah tanah
normal, laju pertambahan air bawah tanah sama dengan laju penurunannya, sehingga
debit aliran menjadi konstan untuk sementara, dan laju pertambahan air bawah tanah
21
melebihi laju penurunan normal, sehingga terjadi kenaikan permukaan air tanah dan
Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat
ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan setiap hari atau dengan
pengertian yang lain debit. Aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
adanya kegiatan pengelolaan DAS dan adanya perubahan iklim lokal (Asdak,
1995). Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk kedalam alur sungai berupa
aliran permukaan dan aliran air dibawah permukaan,debit aliran sungai akan naik
setelah terjadi hujan yang cukup , kemudian yang turun kembali setelah hujan
selesai. Grafik yang menunjukan naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut
hidrograf, bentuk hidrograf sungai tergantung dari sifat hujan dan sifat daerah aliran
sungai ( Arsyad,2006). Terdapat tiga kemungkinan perubahan debit sungai yaitu laju
pertambahan air bawah tanah lebih kecil dari penurunan aliran air bawah tanah
normal, laju pertambahan air bawah tanah sama dengan laju penurunannya, sehingga
22
debit aliran menjadi konstan untuk sementara, dan laju pertambahan air bawah tanah
melebihi laju penurunan normal, sehingga terjadi kenaikan permukaan air tanah dan
Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam aluran tidak sama
arah horizontal maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi
alur tidak sama dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak
Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat
ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan
pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per
detik (m3/dt).
berikut ini :
2. Keliling basah (P), adalah panjang dasar dan sisi – sisi sampai
permukaan cairan.
23
5. Kedalaman hidrolis (D), adalah perbandingan luas Penampang melintang
6. Faktor Penampang (Z) untuk aliran kritis, adalah perkalian antara luas
7. Faktor Penampang (Z) untuk aliran seragam, adalah perkalian antara luas
penampang melintang (A) dan pangkat dua pertiga dari jari- jari hidrolis
(R).
Seperti yang telah diketahui, bahwa perhitungan untuk aliran melalui saluran
adanya banyak variabel yang berubah. Untuk itu berikut ini disampaikan rumus-
rumus empiris yang banyak digunakan untuk merencanakan suatu saluran terbuka.
Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui saluran terbuka
akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada dinding saluran, dan akan
diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah aliran.
Di dalam aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang
dengan tahanan geser, dimana tahanan geser ini tergantung pada kecepatan aliran.
Rumus Chezy:
V = ∁ √𝑅. 𝐼……..2.9
Dimana :
24
R =A/P=adalah Jari-jari Hydraulik (m)
A = luas basah
P = keliling basah
C = Koefisien Chezy,
1. Rumus Kutter :
0,00155 1
23+ +
C= 𝑡 𝑛
0,000155 𝑛 ……….2.10
1+(23+ )
𝑆 √𝑅
2. Rumus Bazin :
87
C= …………………….2.11
𝛾
1+
√𝑅
Dimana :
Dimana :
n = Koefisien Manning
25
R = Jari-jari Hydraulik
Dimana :
K = Koefisien Strikler
26
R = Jari-jari Hidrolik, R= A/P
P = keliling basah
dapat dilakukan secara gravitasi atau dengan bantuan pompa air. Jenis-jenis irigasi
27
primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air.
Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
daerah akar tanaman yang membutuhkannya melalui aliran air tanah. Dengan
demikian tanaman yang diberi air lewat permukaan tetapi dari bawah
Irigasi siraman adalah irigasi yang dilakukan dengan cara meniru air
hujan dimana penyiramannya dilakukan dengan cara pengaliran air lewat pipa
dengan tekanan (4 –6 Atm) sehingga dapat membasahi areal yang cukup luas.
Pemberian air dengan cara ini dapat menghemat dalam segi pengelolaan tanah
karena dengan pengairan ini tidak diperlukan permukaan tanah yang rata,
juga dengan pengairan ini dapat mengurangi kehilangan air disaluran karena
air dikirim melalui saluran tertutup. Sistem ini biasanya digunakan apabila
karena itu pengunaan sistem seperti ini akan lebih mahal, tetapi lebih
awet.
28
dihindari,kehilangan air sedikit, serta suhu udara dapat diatur.
siraman tetapi pipa tersiernya dibuat melalui jalur pohon dan tekanannya
lebih kecil karena hanya menetes saja. Keuntungan sistem ini yaitu tidak ada
aliran permukaan.
samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air,
kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran.
2.12 Drainase
Menurut (Silvia, 2017), drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang
khususnya). Drainase juga merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang
tidak diinginkan pada suatu daerah serta cara-cara penanggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Besarnya saluran air ditentukan oleh
29
banyaknya kapasitas debit air buangan (air hujan dan air kotor dari sisa pemukiman)
yang dianalisa berdasarkan kondisi topografi dan luas wilayahnya. Drainase yang
berasal dari bahasa inggris yaitu drainage memiliki arti mengalirkan, menguras,
untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan,
maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi
kawasan atau lahan tidak dapat terganggu. Menurut (Astika & Cahyonugroho,
perencanaan sistem drainase untuk mengalirkan air hujan atau air limbah dari hulu
ke hilir.
guna lahan, topografi jalan, ukuran saluran, garis besar wilayah, kemiringan
saluran, arah aliran, dan badan air lainnya yang akan digunakan sebagai umpan
2013). Sistem drainase yang baik juga sangat tergantung pada volume debit yang
30
2.13 Jenis Drainase
Menurut Hasmar (Almahera et al., 2020), drainase memiliki banyak jenis dan
jenis drainase tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek. Adapun jenis-jenis saluran
air yang bergerak karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan
31
b. Drainase buatan (artificial drainage)
tertentu.
32
a. Single Purpose : Saluran yang berfungsi untuk mengalirkan satu
jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan
yang lain.
bersamaan.
4. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka
hujan.
b. Saluran tertutup
2.14 Banjir
daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir ada dua
33
peristiwa, pertama peristiwa banjir atau genangan yang terjadi pada daerah yang
biasanya tidak terjadi banjir. Kedua peristiwa banjir terjadi karena limpasan air
banjir dari sungai karena debit banjir tidak mampu dialirikan oleh alur sungai atau
debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada.
Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (Maulana et al., 2017), banjir terjadi karena
1. Faktor Manusia
membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal ini menyebabkan air yang
2. Faktor Alam
3. Dikarenakan oleh curah hujan yang terlalu tinggi, dataran yang rendah,
Menurut (Almahera et al., 2020), Waktu konsentrasi untuk saluran air hujan
daerah perkotaan terdiri dari waktu yang diperlukan oleh limpasan untuk mengalir
34
dipermukaan tanah untuk mencapai saluran terdekat (to) dan waktu pengaliran
dalam saluran ke titik yang dimaksud (td). Menurut (Rindi Nurlaila Sari, 2014),
𝐿
Td = 𝑣 …………………………....2.14
Dimana:
L = panjang saluran dari titik yang terjauh sampai dengan titik yang ditinjau
(m)
td = waktu pengaliran air yang mengalir di dalam saluran sampai titik yang
ditinjau.
Menurut (Rizki et al., 2017), catchment area adalah kawasan yang memiliki
fungsi mengalirkan air ke saluran drainase. Daerah tangkapan air dapat dihitung
berdasarkan luas jalan. Daerah tangkapan air juga merupakan daerah daratan yang
dibatasi oleh punggung bukit atau batas topografi yang berfungsi untuk menerima,
menyimpan, dan mengarahkan air hujan yang jatuh di atasnya ke dalam alur sungai
dan terus mengalir ke anak-anak sungai dan sungai-sungai utama, yang pada
35
2.17 Koefisien Pengaliran
tergantung pada kondisi permukaan tanah, kemiringan, jenis tanah, serta lamanya
3. Bahu Jalan :
Marga)
36
2.18 Daerah Aliran Sungai (DAS)
hamparan wilayah atau kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung
bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkan melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau
ke danau.
Menurut Asdak (1995), Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang
dibatasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah
tersebut akan ditampung oleh punggung gunung dan dialirkan melalui sungai kecil
ke sungai utama.
Daerah Aliran Sungai (DAS) biasanya dibagi menjadi daerah hulu, tengah,
dan hilir. Daerah hulu merupakan daerah konservasi dengan percepatan drainase
lebih tinggi dan berada pada kemiringan lebih besar (>15%), bukan merupakan
daerah banjir karena pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.
Daerah hilir merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai sangat kecil
(<8%), pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi. Daerah tengah
DAS merupakan daerah transisi dari dua keadaan DAS yang berbeda tersebbut
diatas (Asdak,2010).
Sumber : (Wordpress.com)
37
Karena air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah
sepanjang lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling
sebuah sungai. Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa
dilihat, tetapi dapat digambarkan pada peta. Batas DAS kebanyakan tidak sama
dengan batas wilayah administrasi. Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih
2.19 Sungai
Sungai adalah aliran air di permukaan yang besar dan berbentuk memanjang
tempat yang lebih rendah, Sungai juga merupakan salah satu wadah tempat
berkumpulnya air dari suatu kawasan. Apabila aktivitas manusia yang berada di
sungai, maka kualitas air sungai akan buruk. Tetapi jika sebaliknya aktivitas
manusia diimbangi oleh kesadaran menjaga lingkungan sungai, maka kualitas air
sungai akan relatif baik. Arah aliran sungai sesuai dengan sifat air mulai dari tempat
yang tinggi ke tempat rendah. Sungai bermula dari gunung atau dataran tinggi
menuju ke danau atau lautan. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana
mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui
sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk
mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari
beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa
anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya
berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan.
38
Pengujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan
bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju.
Sungai juga terdapat kapasitas, tidak semua sungai bisa menampung aliran
air dengan debit yang tidak sesuai, berikut ini penjelasan dari kapasitas sungai :
dan daya tampung. Secara umum kapasitas berarti jumlah maksium output
fisik yang dapat disimpan atau di tampung oleh suatu wadah atau tempat.
lagi mengalirkan debit air, maka akan terjadi luapan pada sungai dan
apakah dimensi penampang sungai yang mampu mengalirkan debit banjir rencana.
39
memperbesar kapasitas pengaliran sungai. Hal ini dimaksud untuk menampung
debit banjir yang terjadi untuk dialirkan ke hilir atau laut, sehingga tidak terjadi
limpasan. Pekerjaan ini pada dasarnya dapat meliputi kegiatan anatara lain:
sungai.
2.21 HEC-RAS
40
River Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydraulic Engineering Center
(HEC) yang merupakan suatu devisi di dalam institute for water resources (IWR)
suatu satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (stedy and unstedy one -
memperhitungkan penampang muka air aliran subkritis dan superkrikis. Sistem ini
penampang muka air aliran tetap (steady flow), aliran tidak tetap (unsteady flow),
Dalam bagian ini HEC-RAS memodelkan suatu sungai dengan aliran steady
berubah lambat laun. System ini dapat mensimulasikan aliran pada seluruh jaringan
saluran ataupun pada saluran tunggal tanpa percabangan, baik itu aliran kritis,
subkritis, ataupun campuran sehingga didapat profil muka air yang diinginkan.
saluran atau sungai yang ditinjau. Pada system permodelan ini, HEC-RAS
unsteady hanya di disain untuk memodelkan aliran subkritis, tetapi versi terbaru
dari HEC-RAS yaitu versi 6.0 dapat juga untuk memodelkan aliran superkritis,
kritis, subkritis ataupun campuran, srta loncatan hidrolik. Selain itu penghitungan
kehilangan energi pada gesekan saluran, belokan serta perubahan penampang juga
di perhitungkan.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Khalayak sasaran dari penelitian ini ialah seluruh elemen masyarakat. Hasil
dari laporan skripsi ini bertujuan untuk memberi referensi Evaluasi Saluran
Drainase pada daerah Triloro, Purworejo Sanankulon. Khususnya bagi yang akan
Waktu Uraian
42
3.4. Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, sumber data dibagi menjadi dua yaitu, data primer
Data primer merupakan data umum atau data yang diambil melalui survey
a. Survey lapangan agar dapat diketahui kondisi real di lapangan secara garis
besar.
beberapa teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data adalah metode yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data yang relevan saat melakukan penelitian.
43
3.5.1. Dokumentasi
Sanankulon dan data curah hujan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab. Blitar . Oleh karena itu, hasil pengumpulan data dijadikan sebagai data
3.5.2. Observasi
yang dipilih. Variabel yang ada dalam penelitian ini meliputi variabel bebas
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi
akibat adanya variabel independen. Variabel terikat dalam penelitian yaitu jumlah
44
3.7. Diagram Alir Kerangka Konsep Pemikiran Skripsi
MULAI
Pengumpulan Data
Primer : Sekunder :
1. Survey lapangan 1. Perhitungan data lapangan
2. Data Hujan dari Dinas PUPR
2. Data Hujan yang sudah diolah
EVALUASI
Pembahasan
SELESAI
45
3.8.1. Metode Analisa Data
Ada beberapa data yang digunakan dalam penelitian yang digunakan yaitu
sebagai berikut :
Pengolahan data, dilakukan jika semua data yang diperlukan dirasa cukup.
Dalam analisa data yang digunakan yaitu analisa data yang dimana data
tersebut mencakup perhitungan debit air yang melintasi saluran drainase desa
46