Dosen Pengampu :
EKO HARYANTO, MT
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“FUNGSI dan BAGIAN-BAGIAN FONDASI”
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah STRUKTUR BETON II. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang fungsi dan bagian bagian
struktur fondasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
2
ABSTRAK
Beton bertulang adalah material yang paling cocok sebagai fondasi untuk
struktur beton bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara dan struktur
lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada fondasi ini harus disebar
kepermukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan
aman. Maka dari itu pengetahuan tentang fungsi dan bagian-bagian fondasi sangat
diperlukan untuk menambah wawasan pembaca khususnya Mahasiswa Teknik
Sipil.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................2
ABSTRAK ....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.5.2.Fondasi Dalam..............................................................13
4
3.3.2. Fondasi Dalam...........................................................21
3.4. Struktur Pondasi Bisa terbangun............................................22
4.1. Kesimpulan................................................................................23
5
BAB I
PENDAHULUAN
Pondasi dalam istilah ilmu teknik sipil dapat didefinisikan sebagai bagian
dari struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi
untuk menyalurkan beban-beban yang diterima dari struktur atas ke lapisan tanah.
Proses disain struktur pondasi memerlukan analisis yang cukup lengkap, meliputi
kondisi/jenis struktur atas, beban-beban kerja pada struktur, profil dari lapisan
tanah tempat bangunan/struktur tersebut berada serta kemungkinan terjadinya
penurunan (settlement). Pondasi dari suatu struktur pada umumnya terdari dari
satu atau lebih elemen-elemen pondasi. Elemen pondasi adalah elemen transisi
antara tanah atau batuan dengan struktur atas (upperstructure). Banyaknya kasus
bangunan yang rubuh akibat kurang memperhatikan faktor struktur maupun daya
dukung kekuatan fondasi ,menyebabkan kurangnya efisiensi dan kurangnya
kekuatan bangunan yang mengancam keselamatan penghuni didalamnya. Hal
tersebut membuat penulis membahas tentang fungsi dan bagian-bagian fondasi
dalam laporan ini.
Dalam laporan ini Penulis akan membahas tentang Fungsi dan Bagian-
bagian Fondasi, dengan mengkaji berbagai informasi berdasarkan sumber sumber
kajian ilmiah dan literatur lainnya.
6
c. Pereancanaan fondasi harus diperhatikan dengan memperhatikan jenis dan
fungsi dari struktur fondasi.
Tidak semua aspek tentang Struktur Fondasi yang akan kami kaji, aspek-
aspek yang kami kaji dibatasi pada penulisan laporan ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
7
a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan konsep dan pemahaman
didalam memecahkan tugas-tugas atau masalah yang ditekuni
selama perkuliahan.
b. Sarana untuk menyampaikan atau mengaplikasikan ilmu dan teori
yang diperoleh selama bangku perkuliahan, serta memberikan
pemahaman mengenai hubungan teori dan pelaksanaan dilapangan.
c. Sarana untuk meningkatkan kreatififas dan keaktifan melalui
kegiatan penulisan makalah dalam upaya pemenuhan tugas
Matakuliah Struktur Beton II.
2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi Fondasi dan faham
akan matakuliah yang dipelajari.
b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari struktur fondasi.
c. Mahasiswa dapat mengetahui bagian dan jenis fondasi.
Makalah ini terdiri atas empat bab, yaitu bab 1, bab 2, bab3, dan bab 4.
Bab 1 merupakan pendahuluan dari makalah ini. Bab 1 terdiri atas latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, dan sistematika penyajian.
Bagian latar belakang sekilas membahas tentang topic yang diangkat. Bab 2 berisi
tentang pendeskripsian masalah dalam makalah ini. Bab 3 merupakan
pembahasan, penafsiran, dan segala penilaian penulis terhadap topic yang dibahas.
Bab 4 berisi simpulan dan saran dari makalah ini. Bab ini merupakan rangkuman
dari semua hal yang dibahas dalam makalah ini. Selain itu beberapa saran dari
penulis kepada pihak-pihak tertentu juga terdapat dalam bagian ini.
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
a. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah
lateral dari bawah fondasi khususnya untuk fondasi telapak dan fondasi
rakit.
b. Kedalaman harus berada di bawah daerah perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan
tanaman.
c. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah.
d. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan
oleh bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
e. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan
geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu
dilakukan.
f. Metode pemasangan harus se-ekonomis mungkin.
g. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat
ditolerir dan elemen fondasi dan elemen bangunan atas.
h. Fondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan.
10
Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis fondasinya adalah fondasi tiang pancang
atau fondasi bored pile.
11
kondisi lingkungan sekitar, sehingga diharapkan dalam melakukan
pekerjaan bangunan tidak menggagu dan membahayakan lingkungan
sekitar atau bangunan yang telah ada di sekitarnya.
4. Biaya dan waktu pekerjaan. Faktor biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan
perlu diperhatikan karena termasuk dalam manajemen konstruksi sebuah
bangunan dan sangat berhubungan dengan pencapaian kondisi yang tepat
dan ekonomis
12
Material Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor
Penerapan: Rumah Sederhana 1 Lantai.
b. Fondasi Setempat
Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor
Penerapan: Rumah Sederhana 2 Lantai – Ruko.
13
Gambar 2.2 Fondasi Setempat
14
Menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran dari
air tanah.
Pondasi yang terbuat dari kayu harus terletak pada
muka air tanah terendah.
15
a. Fondasi Sumuran
16
Gambar 2.4. contoh Fondasi Tiang Pancang
17
Gambar 2.5.contoh Fondasi Bore Pile
18
BAB III
19
3.2. Bagian-bagian Pondasi
a. Lapisan Pasir Dasar : Ini merupakan lapisan berupa pasir yang
dipadatkan dengan ketebalan mencapai 5-10 cm. Lapisan ini berguna
sebagai saluran drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat
di sekitar badan pondasi. Bagian ini juga dibuat supaya pori-pori di
permukaan tanah dasar dan bidang di bawah pondasi bangunan dapat
tertutup dengan rapat.
b. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping) :Di atas lapisan pasir dasar
terdapat pasangan batu kosong (aanstamping). Bagian ini dibuat dari
batu kali yang berdiameter sekitar 10-15 cm yang disusun secara tegak
dan rapat tanpa penambahan adukan apapun alias cuma batu kosong.
Di sela-sela susunan batu ini diisi dengan pasir yang disiram air, lantas
dipadatkan/ditumbuk sehingga tidak ada rongga kosong yang
terbentuk dan struktur susunan batu pun menjadi kokoh secara
bersama-sama.Bagian pasangan batu kosong ini memiliki ukuran yang
lebih lebar sekitar 10 cm daripada sisi kanan dan kiri bagian badan
pondasi. Tujuannya sebagai lantai kerja dan drainase untuk
mengeringkan air tanah yang ada di sekitar badan pondasi. Jikalau
kondisi lapisan tanah yang digunakan untuk membuat pondasi sudah
mengandung pasir atau cukup kering, maka bagian aanstamping ini tak
usah dibuat. Anda hanya perlu memberi lapisan pasir dasar yang sudah
dipadatkan setebal 10 cm.
c. Badan Pondasi : Badan pondasi terbuat dari pasangan batu kali yang
dicampur dengan bahan perekat. Adapun komposisi bahan-bahan
penyusunnya antara lain 1 kapur : 1 semen : 2 pasir atau 1 semen : 3
pasir. Sedangkan Bahan perekat atau plesteran trasraam (kedap air)
yang dibuat untuk pondasi dinding luar bangunan mulai dari tingkat
ketinggian 10 cm di bawah halaman sampai ke atasnya berupa
campuran 1 semen : 2 pasir.
20
3.3. Jenis-jenis pondasi
Fondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan
berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, fondasi berfungsi
untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya.
3.3.1. Fondasi dangkal
Fondasi dangkal adalah fondasi yang tidak membutuhkan galian tanah
terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi
bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Kekuatan
fondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena fondasi ini berfungsi
untuk meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh
tanah. Fondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke
tanah tidak terlalu besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau
dua lantai. yang termasuk fondasi dangkal antara lain:
a. Fondasi Menerus - Batu Kali
Material Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor
Penerapan: Rumah Sederhana 1 Lantai.
b. Fondasi Setempat
Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor
Penerapan: Rumah Sederhana 2 Lantai – Ruko.
3.3.2. Fondasi Dalam
a. Fondasi Sumuran
21
b. Fondasi Tiang Pancang
Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor (pada umumnya pabrikasi tiang pancang)
Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat.
c. Fondasi Bored Pile
Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor
Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat.
3.4. Struktur Pondasi Bisa terbangun
Suatu struktur pondasi bisa terbangun karena beberapa hal, namaun
sebelum itu harus dipahami :
Galilah tanah kira-kira sedalam 70 cm kemudian buatlah dinding
tanah dalam posisi miring dengan perbandingan 5:1 agar tanah
dapat menahan dengan kokoh.
Lapisi bagian dasar galian dengan timbunan pasir sedalam 10 cm.
Dalam membuat pondasi, usahakan tingginya mencapai 45 hingga
60 cm.
Jika pondasi dibuat dengan batu kali, maka campurannya harus
dibuat dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir.
Bila membuat pondasi menerus, sloof harus dibuat setiap 1,5 m
dengan tulang baja berdiameter 12 mm.
Terakhir, letakkan sloof atau balok pondasi di atas pondasi agar
tumpuan bebannya lebih merata. Slof harus dibuat dari 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil dan air setengah dari volume semen.
Beberapa Langkah yang perlu diambil pada suatu proses desain Struktur
pondasi yaitu:
22
BAB IV
3.1. Kesimpulan
Fondasi adalah konstruksi yang terpenting pada suatu bangunan. Karena
fondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang berada di atasnya
dan gaya-gaya dari luar. Fondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung di bawahnya.
Dalam pembahasan diatas kita dapat mengetahui perancaan yang baik
untuk pembuatan pondasi dangkal maupun pondasi dalam. Selain itu, kita juga
dapat mengetahui jenis-jenis pondasi, serta mengetahui jenis fondasi berdasakan
kriteria tanah yang akan dibangun.
3.2. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-56182aa78aaa6.html?page=1
rahmadsigit.files.wordpress.com/2012/07/pondasi-dangkal.doc
24