Anda di halaman 1dari 24

FUNGSI DAN BAGIAN-BAGIAN FONDASI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi

Tugas Mata Kuliah Struktur Beton II

Dosen Pengampu :
EKO HARYANTO, MT

Disusun oleh :

MOCH. HASRIL FATTA AL GHINA(20101120060)

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“FUNGSI dan BAGIAN-BAGIAN FONDASI”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah STRUKTUR BETON II. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang fungsi dan bagian bagian
struktur fondasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak EKO HARYANTO, MT.,


selaku dosen mata kuliah STRUKTUR BETON II yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Blitar, 28 April 2022

2
ABSTRAK

Fondasi adalah konstruksi yang terpenting pada suatu bangunan. Karena


fondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang berada di atasnya
dan gaya-gaya dari luar. Fondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung di bawahnya. Dalam struktur
apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat
beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini
adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut.

Beton bertulang adalah material yang paling cocok sebagai fondasi untuk
struktur beton bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara dan struktur
lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada fondasi ini harus disebar
kepermukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan
aman. Maka dari itu pengetahuan tentang fungsi dan bagian-bagian fondasi sangat
diperlukan untuk menambah wawasan pembaca khususnya Mahasiswa Teknik
Sipil.

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................2

ABSTRAK ....................................................................................................3

DAFTAR ISI .................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................6

1.2 Identifikasi Masalah...............................................................6

1.3 Rumusan Masalah .................................................................7

1.4 Batasan Masalah ...................................................................7

1.5 Tujuan dan Manfaat ..............................................................7

1.6 Sistematika Pembahasan .......................................................8

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pondasi ................................................................9

2.2. Perencanaan Fondasi..............................................................9

2.3. Fondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah............................10

2.4. Aspek-Aspek dalam pemilihan Fondasi ...............................11

2.5. Jenis-Jenis Fondasi..................................................................12


2.5.1.Fondasi Dangkal...........................................................12

2.5.1.1. Syarat-syarat perencanaan pondasi dangkal ..13

2.5.2.Fondasi Dalam..............................................................13

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Definisi Pondasi ....................................................................19


3.2. Bagian-bagian Pondasi ..........................................................20
3.3. Jenis-jenis pondasi ................................................................21
3.3.1. Fondasi dangkal ........................................................21

4
3.3.2. Fondasi Dalam...........................................................21
3.4. Struktur Pondasi Bisa terbangun............................................22

BAB IV KESIMPULAN dan SARAN

4.1. Kesimpulan................................................................................23

4.2. Saran .........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 24

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondasi dalam istilah ilmu teknik sipil dapat didefinisikan sebagai bagian
dari struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi
untuk menyalurkan beban-beban yang diterima dari struktur atas ke lapisan tanah.
Proses disain struktur pondasi memerlukan analisis yang cukup lengkap, meliputi
kondisi/jenis struktur atas, beban-beban kerja pada struktur, profil dari lapisan
tanah tempat bangunan/struktur tersebut berada serta kemungkinan terjadinya
penurunan (settlement). Pondasi dari suatu struktur pada umumnya terdari dari
satu atau lebih elemen-elemen pondasi. Elemen pondasi adalah elemen transisi
antara tanah atau batuan dengan struktur atas (upperstructure). Banyaknya kasus
bangunan yang rubuh akibat kurang memperhatikan faktor struktur maupun daya
dukung kekuatan fondasi ,menyebabkan kurangnya efisiensi dan kurangnya
kekuatan bangunan yang mengancam keselamatan penghuni didalamnya. Hal
tersebut membuat penulis membahas tentang fungsi dan bagian-bagian fondasi
dalam laporan ini.

Dalam laporan ini Penulis akan membahas tentang Fungsi dan Bagian-
bagian Fondasi, dengan mengkaji berbagai informasi berdasarkan sumber sumber
kajian ilmiah dan literatur lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat diidentifikasi


sebagai berikut :

a. Kurangnya pemahaman tentang bagian-bagian fondasi mempengaruhi


kekuatan struktur fondasi dan bangunan diatasnya.
b. Perlunya mengetahui jenis jenis fondasi untuk digunakan disetiap
bangunan agar tidak terjadi hal hal yang merugikan.

6
c. Pereancanaan fondasi harus diperhatikan dengan memperhatikan jenis dan
fungsi dari struktur fondasi.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa permassalahan,


yaitu :

1. Apa definisi dari Fondasi?


2. Apa Bagian-bagian dari Fondasi?
3. Apa jenis-jenis dari Fondasi?
4. Bagaimana struktur fondasi bisa terbangun?

1.4 Batasan Masalah

Tidak semua aspek tentang Struktur Fondasi yang akan kami kaji, aspek-
aspek yang kami kaji dibatasi pada penulisan laporan ini adalah:

1. Pengertian Struktur Fondasi


2. Bagian-bagian dari Fondasi
3. jenis-jenis dari Fondasi

1.5 Tujuan dan Manfaat

Tujuan kami menulis laporan atau makalah ini adalah :

4. Mengetahui arti struktur Fondasi.


5. Mengetahui bagian-bagian Fondasi.
6. Mengetahui jenis-jenis Fondasi.
7. Mengetahui Bagaimana struktur fondasi bisa terbangun.

Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini bagi pembaca maupun


penulis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

7
a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan konsep dan pemahaman
didalam memecahkan tugas-tugas atau masalah yang ditekuni
selama perkuliahan.
b. Sarana untuk menyampaikan atau mengaplikasikan ilmu dan teori
yang diperoleh selama bangku perkuliahan, serta memberikan
pemahaman mengenai hubungan teori dan pelaksanaan dilapangan.
c. Sarana untuk meningkatkan kreatififas dan keaktifan melalui
kegiatan penulisan makalah dalam upaya pemenuhan tugas
Matakuliah Struktur Beton II.
2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi Fondasi dan faham
akan matakuliah yang dipelajari.
b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari struktur fondasi.
c. Mahasiswa dapat mengetahui bagian dan jenis fondasi.

1.6 Sistematika Pembahasan

Makalah ini terdiri atas empat bab, yaitu bab 1, bab 2, bab3, dan bab 4.
Bab 1 merupakan pendahuluan dari makalah ini. Bab 1 terdiri atas latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, dan sistematika penyajian.
Bagian latar belakang sekilas membahas tentang topic yang diangkat. Bab 2 berisi
tentang pendeskripsian masalah dalam makalah ini. Bab 3 merupakan
pembahasan, penafsiran, dan segala penilaian penulis terhadap topic yang dibahas.
Bab 4 berisi simpulan dan saran dari makalah ini. Bab ini merupakan rangkuman
dari semua hal yang dibahas dalam makalah ini. Selain itu beberapa saran dari
penulis kepada pihak-pihak tertentu juga terdapat dalam bagian ini.

8
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fondasi


Fondasi dalam istilah ilmu teknik sipil dapat didefinisikan sebagai bagian
dari struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi
untuk menyalurkan beban-beban yang diterima dari struktur atas ke lapisan tanah.
Proses disain struktur pondasi memerlukan analisis yang cukup lengkap, meliputi
kondisi/jenis struktur atas, beban-beban kerja pada struktur, profil dari lapisan
tanah tempat bangunan/struktur tersebut berada serta kemungkinan terjadinya
penurunan (settlement). Pondasi dari suatu struktur pada umumnya terdari dari
satu atau lebih elemen-elemen pondasi. Elemen pondasi adalah elemen transisi
antara tanah atau batuan dengan struktur atas (upperstructure).
Fondasi adalah konstruksi yang terpenting pada suatu bangunan. Karena
fondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang berada di atasnya
dan gaya-gaya dari luar. Fondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung di bawahnya. Dalam struktur
apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat
beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini
adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut.
Beton bertulang adalah material yang paling cocok sebagai fondasi untuk
struktur beton bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara dan struktur
lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada fondasi ini harus disebar
kepermukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan
aman.

2.2 Perencanaan Fondasi


Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe fondasi,
terdapat syarat-syarat umum dari sebuah fondasi yaitu:

9
a. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah
lateral dari bawah fondasi khususnya untuk fondasi telapak dan fondasi
rakit.
b. Kedalaman harus berada di bawah daerah perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan
tanaman.
c. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah.
d. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan
oleh bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
e. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan
geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu
dilakukan.
f. Metode pemasangan harus se-ekonomis mungkin.
g. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat
ditolerir dan elemen fondasi dan elemen bangunan atas.
h. Fondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan.

2.3 Fondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah


Struktur tanah sangat mempengaruhi kekuatan konstruksi bangunan
diatasnya, karena Beban dari kolom yang bekerja pada fondasi ini harus disebar
ke permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan
aman. Maka dari itu berikut fondasi bedasarkan daya dukung tanah :
 Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di
bawah permukaan tanah maka jenis fondasinya adalah fondasi
dangkal. (misal: fondasi jalur, fondasi telapak atau fondasi strauss).
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis fondasinya adalah fondasi tiang
minipile, fondasi sumuran atau fondasi bored pile.

10
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis fondasinya adalah fondasi tiang pancang
atau fondasi bored pile.

Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia


Untuk Gedung tahun 1983 adalah:

 Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2)


 Tanah sedang (2–5 kg/cm2)
 Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
 Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)

Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian


secara sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg
tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan
tanah keras.

2.4. Aspek-aspek Pemilihan Jenis Pondasi 


Perencanaan pondasi harus didasari beberapa aspek, antara lain yaitu;
fungsi dari bangunan, jenis tanah, kedalaman tanah keras pendukung pondasi,
maupun dari aspek biaya (finansial). Adapun penjelasan masing-masing aspek
pemilihan pondasi adalah sebagai berikut: 
1. Keadaan tanah pondasi. Keadaan tanah di bawah pondasi erat kaitannya
dengan pemilihan tipe pondasi. Hal ini dikarenakan setiap tipe pondasi
memiliki bentuk serta mekanisme penyaluran beban yang berbeda
tergantung pada kondisi tanahnya. Faktor tanah yang diperhitungkan
antara lain jenis tanah, parameter tanah, daya dukung, kedalaman tanah
keras dan sebagainya. 
2. Batasan akibat struktur di atasnya. Kondisi beban struktur atas dapat
meliputi total besar beban akibat struktur atas, arah gaya beban baik beban
vertikal maupun horizontal dan penyebaran beban serta sifat dinamis yang
dimiliki oleh struktur tersebut. 
3. Batasan keadaan lingkungan dari sekitar. Batasan lingkungan yang
dimaksud dalam poin ini ialah kondisi lingkungan sekitar proyek.
Mengingat dalam mengerjakan suatu pembangunan perlu memperhatikan

11
kondisi lingkungan sekitar, sehingga diharapkan dalam melakukan
pekerjaan bangunan tidak menggagu dan membahayakan lingkungan
sekitar atau bangunan yang telah ada di sekitarnya. 
4. Biaya dan waktu pekerjaan. Faktor biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan
perlu diperhatikan karena termasuk dalam manajemen konstruksi sebuah
bangunan dan sangat berhubungan dengan pencapaian kondisi yang tepat
dan ekonomis

2.5. Jenis-Jenis Fondasi

Fondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan


berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, fondasi berfungsi
untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan
bangunan yang kokoh, fondasi juga harus direncanakan dan dikerjakan dengan
hati-hati. Fondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa baik dari segi ukuran,
kekuatan dan kualitas material.

Pada beberapa kondisi yang dijumpai di lapangan, terkadang lapisan tanah


keras sebagai dasar pondasi, terletak cukup dalam dari lapisan muka tanah. Atau
dengan kata lain, lapisan tanah tersebut memiliki daya dukung yang kurang bagus.
Sebagai akibatnya maka seorang ahli teknik tidak dapat menggunakan sistem
pondasi dangkal, dan sebagai alternatifnya dapat dipilih sistem pondasi dalam
berupa tiang pancang atau tiang bor. Secara garis besar fondasi dibagi menjadi 2
jenis yaitu :

2.5.1 Fondasi Dangkal

Fondasi dangkal adalah fondasi yang tidak membutuhkan galian


tanah terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras,
apalagi bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Kekuatan
fondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena fondasi ini berfungsi untuk
meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh tanah. Fondasi
dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke tanah tidak terlalu
besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau dua lantai. yang
termasuk fondasi dangkal antara lain:

a. Fondasi Menerus - Batu Kali

12
 Material Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor
 Penerapan: Rumah Sederhana 1 Lantai.

Gambar contoh Fondasi Menerus-Batu Kali.

Fondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai di


Indonesia. Fondasi ini dipasang menerus sepanjang dinding bangunan
untuk menahan dinding serta mengikat kolom-kolom berdekatan. Fondasi
menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi
ataupun trapesium. Keuntungan memakai fondasi ini adalah beban
bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh fondasi
berdiri diatas tanah keras. Sementara kelemahan fondasi ini, biaya untuk
fondasi cukup besar, memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga
kerja yang banyak.

b. Fondasi Setempat
 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor
 Penerapan: Rumah Sederhana 2 Lantai – Ruko.

13
Gambar 2.2 Fondasi Setempat

Fondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki seperti ini. Fondasi


ini setempat, gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah satu
lantai maupun dua lantai. Jadi, fondasi ini diletakkan tepat pada kolom
bangunan. Fondasi ini terbuat dari beton bertulang. Dasar fondasi telapak
bisa berbentuk persegi panjang atau persegi.

2.5.1.1. Syarat-syarat perencanaan pondasi dangkal

Di dalam merencanakan suatu pondasi harus


memperhatikan beberapa persayaratan di bawah ini : Syarat yang
berhubungan dengan konstruksi dan beban yang diterima oleh
pondasi, adalah :

 Beban maksimum yang diterima.


 Muatan sedapat mungkin merata.
 Tanah dasar pondasi terlindung dari penggerusan air.

Syarat yang berhubungan dengan perencanaan dan perluasan


pondasi, adalah :

 Galian tanah sekecil-kecilnya.


 Lubang pondasi harus dapat dikeringkan.

14
 Menghindari kemungkinan terjadinya kebocoran dari
air tanah.
 Pondasi yang terbuat dari kayu harus terletak pada
muka air tanah terendah.

Syarat yang berhubungan dengan stabilitas dan deformasi, adalah :

 Kedalaman pondasi harus cukup untuk menghindari


kerusakan tanah dalam arah lateral di bawah pondasi.
 Kedalaman pondasi harus di bawah daerah yang
mempunyai sifat kompresibilitas yang tinggi.
 Konstruksi harus aman terhadap guling, geser, rotasi
dan keruntuhan geser tanah.
 Konstruksi harus aman terhadap korosi atau kegagalan
akibat bahan-bahan kimia yang ada di dalam tanah.
 Konstruksi diharapkan mudah untuk dimodifikasi jika
terdapat perubahan geometri konstruksi.
 Pondasi harus dapat memberikan toleransi terhadap
pergerakan diferensial akibat pergerakan tanah.
 Pondasi harus memenuhi persyaratan standar.
 Pondasi harus ekonomis dalam pelaksanaan.

2.5.2. Fondasi Dalam

Fondasi dalam adalah fondasi yang didirikan dipermukaan tanah


dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar fondasi dipengaruhi
oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Fondasi dalam
biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi
permukaan tanah. Fondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk fondasi
tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau fondasi kompensasi.
Fondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan tanah
yang lebih dalam sampai didapat jenis tanah yang mampu mendukung
beban struktur bangunan. Adapun jenis - jenis fondasi dalam:

15
a. Fondasi Sumuran

 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /


Koral - Pasir Cor
 Penerapan: Ruko – Kantor.

Gambar 2.3. contoh Fondasi Sumuran

Fondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan antara


fondasi dangkal dan fondasi dalam. Fondasi sumuran sangat tepat
digunakan pada lapisan tanah keras yang berada pada kedalaman lebih dari
3m. Diameter fondasi sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada
kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini
dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.

b. Fondasi Tiang Pancang


 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor (pada umumnya pabrikasi tiang pancang)
 Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat.

16
Gambar 2.4. contoh Fondasi Tiang Pancang

Penggunaan fondasi tiang pancang sebagai fondasi bangunan


dilakukan apabila tanah yang berada di bawah dasar bangunan tidak
mempunyai daya dukung beban (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul beban bangunan dan beban yang bekerja padanya atau apabila
tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat
dalam dari permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 8 meter.

Fungsi dan kegunaan dari fondasi tiang pancang adalah untuk


mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan
pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah,
tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan
gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga di mana terdapat tekanan ke samping dari kapal dan perahu.
Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
dipergunakan serta disesuaikan dengan perencanaannya.

c. Fondasi Bored Pile


 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor
 Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat.

17
Gambar 2.5.contoh Fondasi Bore Pile

Fondasi Bore Pile adalah bentuk Fondasi Dalam yang dibangun di


dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Fondasi di tempatkan sampai ke
dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang yang dibor dengan
alat bore pile. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian
dilakukan pemasangan bekisting yang terbuat dari plat besi, kemudian
dimasukkan rangka besi fondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu
dilakukan pengecoran terhadap lubang yang sudah di bor tersebut.
Pekerjaan fondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk
mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran, kesing
tersebut dikeluarkan kembali.

18
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Definisi Pondasi


Pondasi merupakan bagian dari satu sistem rekayasa yang meneruskan
beban yang di topang oleh pondasi dan beratnya sendiri ke dalam tanah dan
batuan yang terletak di bawahnya. Pembuatan pondasi bangunan harus
diperhitungkan dan menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-
beban berguna dan gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-
lain, serta tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun penurunan
pondasi yang merata lebih dari batas tertentu.
Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan
oleh pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan.
Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka penurunan yang berlebihan atau
keruntuhan dari tanah akan terjadi. Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang
diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan pondasi tiang untuk membantu
memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur bangunan. Berikut
pengertian dan definisi pondasi dari beberapa sumber buku: 
 Menurut Sardjono (1988), pondasi adalah salah satu dari konstruksi
bangunan yang terletak dibagian bawah sebuah konstruksi, pondasi
mempunyai peran penting terhadap sebuah bangunan, dimana pondasi
menanggung semua beban konstruksi bagian atas ke lapisan tanah yang
berada di bagian bawahnya. 
 Menurut Gunawan (1991), pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi
bangunan yang bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban
bangunan atas (upper structure/super structure) ke dasar tanah yang cukup
kuat mendukungnya. 
 Menurut Hardiyatmo (2002), pondasi adalah komponen struktur terendah
dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan
yang berada di bawahnya.

19
3.2. Bagian-bagian Pondasi
a. Lapisan Pasir Dasar : Ini merupakan lapisan berupa pasir yang
dipadatkan dengan ketebalan mencapai 5-10 cm. Lapisan ini berguna
sebagai saluran drainase untuk mengeringkan air tanah yang terdapat
di sekitar badan pondasi. Bagian ini juga dibuat supaya pori-pori di
permukaan tanah dasar dan bidang di bawah pondasi bangunan dapat
tertutup dengan rapat.
b. Pasangan Batu Kosong (Aanstamping) :Di atas lapisan pasir dasar
terdapat pasangan batu kosong (aanstamping). Bagian ini dibuat dari
batu kali yang berdiameter sekitar 10-15 cm yang disusun secara tegak
dan rapat tanpa penambahan adukan apapun alias cuma batu kosong.
Di sela-sela susunan batu ini diisi dengan pasir yang disiram air, lantas
dipadatkan/ditumbuk sehingga tidak ada rongga kosong yang
terbentuk dan struktur susunan batu pun menjadi kokoh secara
bersama-sama.Bagian pasangan batu kosong ini memiliki ukuran yang
lebih lebar sekitar 10 cm daripada sisi kanan dan kiri bagian badan
pondasi. Tujuannya sebagai lantai kerja dan drainase untuk
mengeringkan air tanah yang ada di sekitar badan pondasi. Jikalau
kondisi lapisan tanah yang digunakan untuk membuat pondasi sudah
mengandung pasir atau cukup kering, maka bagian aanstamping ini tak
usah dibuat. Anda hanya perlu memberi lapisan pasir dasar yang sudah
dipadatkan setebal 10 cm.
c. Badan Pondasi : Badan pondasi terbuat dari pasangan batu kali yang
dicampur dengan bahan perekat. Adapun komposisi bahan-bahan
penyusunnya antara lain 1 kapur : 1 semen : 2 pasir atau 1 semen : 3
pasir. Sedangkan Bahan perekat atau plesteran trasraam (kedap air)
yang dibuat untuk pondasi dinding luar bangunan mulai dari tingkat
ketinggian 10 cm di bawah halaman sampai ke atasnya berupa
campuran 1 semen : 2 pasir.

20
3.3. Jenis-jenis pondasi
Fondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan
berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, fondasi berfungsi
untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya.
3.3.1. Fondasi dangkal
Fondasi dangkal adalah fondasi yang tidak membutuhkan galian tanah
terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi
bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Kekuatan
fondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena fondasi ini berfungsi
untuk meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh
tanah. Fondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke
tanah tidak terlalu besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau
dua lantai. yang termasuk fondasi dangkal antara lain:
a. Fondasi Menerus - Batu Kali
 Material Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor
 Penerapan: Rumah Sederhana 1 Lantai.
b. Fondasi Setempat
 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor
 Penerapan: Rumah Sederhana 2 Lantai – Ruko.
3.3.2. Fondasi Dalam

Fondasi dalam adalah fondasi yang didirikan dipermukaan tanah


dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar fondasi dipengaruhi
oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Fondasi dalam
biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi
permukaan tanah. Adapun jenis - jenis fondasi dalam:

a. Fondasi Sumuran

 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /


Koral - Pasir Cor
 Penerapan: Ruko – Kantor.

21
b. Fondasi Tiang Pancang
 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor (pada umumnya pabrikasi tiang pancang)
 Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat.
c. Fondasi Bored Pile
 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /
Koral - Pasir Cor
 Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat.
3.4. Struktur Pondasi Bisa terbangun
Suatu struktur pondasi bisa terbangun karena beberapa hal, namaun
sebelum itu harus dipahami :
 Galilah tanah kira-kira sedalam 70 cm kemudian buatlah dinding
tanah dalam posisi miring dengan perbandingan 5:1 agar tanah
dapat menahan dengan kokoh.
 Lapisi bagian dasar galian dengan timbunan pasir sedalam 10 cm.
 Dalam membuat pondasi, usahakan tingginya mencapai 45 hingga
60 cm.
 Jika pondasi dibuat dengan batu kali, maka campurannya harus
dibuat dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir.
 Bila membuat pondasi menerus, sloof harus dibuat setiap 1,5 m
dengan tulang baja berdiameter 12 mm.
 Terakhir, letakkan sloof atau balok pondasi di atas pondasi agar
tumpuan bebannya lebih merata. Slof harus dibuat dari 1 semen : 2
pasir : 3 kerikil dan air setengah dari volume semen.

Beberapa Langkah yang perlu diambil pada suatu proses desain Struktur
pondasi yaitu:

1. Penentuan Beban Rencana


2. Penyelidikan Tanah
3. Pemilihan jenis pondasi
4. Penentuan dimensi Pondasi
5. Taham Kontruksi

22
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Fondasi adalah konstruksi yang terpenting pada suatu bangunan. Karena
fondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang berada di atasnya
dan gaya-gaya dari luar. Fondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung di bawahnya.
Dalam pembahasan diatas kita dapat mengetahui perancaan yang baik
untuk pembuatan pondasi dangkal maupun pondasi dalam. Selain itu, kita juga
dapat mengetahui jenis-jenis pondasi, serta mengetahui jenis fondasi berdasakan
kriteria tanah yang akan dibangun.

3.2. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-56182aa78aaa6.html?page=1

a home base to excellen.Universitas pembanguna Jaya.Struktur brton lanjutan.

Respati, Sri., Zainal (1995). PONDASI, Bandung: Penerbit Pusat Pengambangan


Pendidikan Politeknik

rahmadsigit.files.wordpress.com/2012/07/pondasi-dangkal.doc

24

Anda mungkin juga menyukai