Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR STRUKTUR LINGKUNGAN

(MAKALAH STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG)

OLEH :

AHMAD SAFRUDIN 215 01 020

GUSTIAR 215 01 044

LA ODE JEMIS 215 01 017

HIDAYAT MULIAWAN 216 01 042

PROGRAM STUDI (S1) TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah denganjudul “Struktur
Bangunan Gedung”, yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi
tugas. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang
membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah ini disusun, apabila ada kata – kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, penulis pengucapkan mohon maaf yang sebesar –
besarnya

Kendari, Januari 2017

Tim penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................

D. Manfaat........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................

A. Pengertian Struktur.......................................................................................

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Peran Analisis Struktur Dalam Perencanaan Bangunan Gedung..................

B. Bagian-Bagian Struktur Bagunan Gedung....................................................

1. Struktur bawah..........................................................................................

2. Struktur atas..............................................................................................

BAB IV PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................

B. Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak masa tahun 1970-an dimana stabilitas politik mulai terbentuk dan
perekonomian Indonesia bertambah pesat, pembangunan gedung-gedung tinggi mulai
bermunculan di Jakarta. Selain Hotel Indonesia yang dibangun Jepang sebagai
kompensasi penjajahannya, bermunculan pula gedung tinggi lainnya seperti Wisma

3
Nusantara (30 lantai), Wisma Antara, Hongkong Bank, Hotel Mandarin, Hotel
Hilton, Ratu Plaza, dll. Gambar 1 menunjukan bundaran Hotel Indonesia dengan
Hotel Mandarin yang dibangun pada era ini.

Perencanaan bangunan gedung perlu memperhatikan beberapa kriteria, antara


lain kriteria kekuatan, perilaku yang baik pada taraf gempa rencana, serta aspek
ekonomis. Merencanakan bangunan gedung, dari segi struktur memerlukan
pertimbangan yang matang. Pertimbanagan struktur ini akan berpengaruh dalam
menentukan alternatif perencanaan, misalnya tata letak kolom, panjang balok dan
bentang.

Bangunan tinggi tahan gempa umumnya menggunakan elemen-elemen


struktur kaku berupa dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen,
dan gaya aksial yang timbul akibat beban gempa. Dengan adanya dinding geser yang
kaku pada bangunan, sebagian besar beban gempa akan diserap oleh dinding geser
tersebut (Imran 2008). Gaya gempa yang menyeluruh pada bangunan diteruskan
melalui sambungan-sambungan struktur ke diafragma horizontal, diafragma
mendistribusikan gaya-gaya ini ke elemen-elemen penahan gaya lateral vertikal
seperti dinding geser dan rangka, elemen-elemen vertikal mentransfer gaya-gaya ke
dalam pondasi ( Purwono 2005 ).

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan analisis dalam merencanakan struktur bangunan gedung ?
2. Apa saja bagian-bagian struktur bangunan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa peranan analisis dalam merencanakan struktur
bangunan gedung.
2. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian struktur bangunan gedung.

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa peranan analisis dalam merencanakan
struktur bangunan gedung.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja bagian-bagian struktur bangunan
gedung.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian Struktur
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur adalah 1 cara sesuatu disusun atau
dibangun; susunan; bangunan; 2 yang disusun dengan pola tertentu; 3 pengaturan
unsur atau bagian suatu benda; 4 ketentuan unsur-unsur dari suatu benda. Sedangkan
konstruksi merupakan susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah,
dan sebagainya). Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur berupa bagian-bagian
bangunan dan konstruksi ialah bangunan.

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof,


dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur
berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap
bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-
masing. Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari
bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke
tanah. Perancangan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur
ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi dan beban bangunan,
kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.

6
BAB III PEMBAHASAN

A Peran Analisis Struktur Dalam Perencanaan Bangunan Gedung


Analisis Struktur bukan merupakan tahapan akhir dalam proses perancangan, analisis
struktur merupakan alat yang digunakan untuk mendukung proses perancangan.
Tujuan utama dari analisis struktur adalah untuk membantu perancang struktur dalam
membuat keputusan-keputusan penting dalam proses perancangan. Hasil dari suatu
analisis struktur pada sebuah struktur pada beban-beban yang bekerja padanya adalah
respon dari struktur tersebut berupa.

 Perubahan posisi elemen-elemen atau bentuk konfigurasi struktur.


 Gaya-gaya internal pada elemen-elemen struktur : gaya aksial, gaya
geser, momen lentur dan momen torsi.

E. Bagian-Bagian Struktur Bagunan Gedung


1. Struktur bawah
Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.

a. Pondasi
Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan.
Karena pondasi berfungsi sebagai "penahan seluruh beban yang berada di atasnya dan
gaya – gaya dari luar". Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur
apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat
beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini
adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton bertulang adalah material
yang paling cocok sebagai pondasi untuk struktur beton bertulang maupun bangunan
baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada
pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat

7
memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang diizinkan,
maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk membantu memikul tegangan
tekan pada dinding dan kolom pada struktur.

Jenis-jenis pondasi

1) Pondasi dangkal

Pondasi dangkal adalah pondasi yang tidak membutuhkan galian tanah terlalu dalam
karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi bangunan yang akan
dibangun hanya rumah sederhana. Kekuatan pondasi dangkal ada pada luas alasnya,
karena pondasi ini berfungsi untuk meneruskan sekaligus meratakan beban yang
diterima oleh tanah. Pondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke
tanah tidak terlalu besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau dua lantai. yang
termasuk pondasi dangkal antara lain:

 Pondasi menerus (pondasi batu kali)

Pondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai di Indonesia. Pondasi ini
dipasang menerus sepanjang dinding bangunan untuk menahan dinding serta
mengikat kolom-kolom berdekatan. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk
memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Keuntungan memakai
pondasi ini adalah beban bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan
seluruh pondasi berdiri diatas tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya
untuk pondasi cukup besar, memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja
yang banyak. Material Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor, Penerapan :
Rumah Sederhana 1 Lantai.

 Pondasi Setempat

Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor, Penerapan :
Rumah Sederhana 2 Lantai – Ruko. Pondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki
seperti ini.Pondasi ini setempat, gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah

8
satu lantai maupun dua lantai. Jadi, pondasi ini diletakkan tepat pada kolom
bangunan. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang. Dasar pondasi telapak bisa
berbentuk persegi panjang atau persegi.

2) Pondasi dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan dipermukaan tanah dengan kedalam
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan
kondisi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih
dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam
bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi
kompensasi. Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan
tanah yang lebih dalam sampai didapat jenis tanah yang mampu mendukung beban
struktur bangunan.

 Pondasi Sumuran

Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor, Penerapan
: Ruko – Kantor. Pondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan antara
pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada
lapisan tanah keras yang berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter pondasi
sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan
diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.

 Pondasi Tiang Pancang

Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor (pada
umumnya pabrikasi tiang pancang), Penerapan : Perkantoran - Mall - Gedung
Bertingkat Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan dilakukan
apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
beban (bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban bangunan dan beban yang
bekerja padanya atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk

9
memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang
sangat dalam dari permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 8 meter. Fungsi
dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk mentransfer beban-beban
dari konstruksi di atasnya (super struktur) kelapisan tanah keras yang letaknya
sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak
lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan
serta disesuaikan dengan perencanaannya.

 Pondasi Bored Pile

Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Pasir Cor,
Penerapan : Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat Pondasi Bore Pile adalah bentuk
Pondasi Dalam yang dibangun di dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di
tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang
dibor dengan alat bore pile. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian
dilakukan pemasangan begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan
rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran
terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu
dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan
pengecoran, kesing tersebut dikeluarkan kembali.

b. Sloof
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan
Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai dasar.Inilah
sebab nya kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan sudah "Berdiri" tegak.walau
bentuk nya tidak terlihat tapi fungsinya sangat dibutuhkan dalam suatu
bangunan.Seperti dapat kita lihat pada Gambar dibawah ini. Sloof ini berfungsi untuk

10
memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut "BERDIRI" pada beton yang
kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan
dinding rumah menjadi Retak atau Pecah. Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan
salah satu aspek penting bagi rumah. inti dari tugas Sloof adalah mendukung beban
dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk Pondasi Menerus.

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas
Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang
akan dipikul oleh Sloof tersebut nantinya. Untuk menetukan Luas Penampang atau
ukuran Sloof ini, dibutuhkan Perhitungan Teknis yang Tepat agar Sloof tersebut nanti
benar-benar Mampu untuk memikul Beban Dinding Bata diatasnya nanti. Untuk
lebih aman nya sebaiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan
mendisain Dimensi Sloof ini.di Karenakan fungsinya yang sangat penting harus
sangat hati-hati dalam pengerjaan nya dan jangan sampai salah dalam perhitungan
komposisi bahan baku nya sebab akan berakibat fatal pada suatu bangunan.

2. Struktur atas
a Dinding
Dinding adalah bagian bangunan yang terletak di bagian atas sloof dimana dinding
berfungsi sebagai penutup bagaian badan bangunan, penyekat antar ruangan, sebagai
elemen estetika / keindahan bangunan bahkan sebagai elemen pemikul konstruksi
bagian bangunan lain yang ada diatasnya dan meneruskannya ke balok sloof.

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu
area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur
lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau
melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding
struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding
penahan (retaining). Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong
atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.

11
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding
kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan
berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa
bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

Jenis dinding :

 Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang


dalam. Terbuat dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex.
 Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut
dinding Privasi.
 Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan
struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah.
 Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak
menggunakan cor beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan
pasangan batubata dan semen.
 Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya
sebagai pembatas apabila dinding di robohkan, maka bangunan tetap
berdiri. beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu
bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca.

c. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan
sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat
bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta

12
beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak
mudah roboh.

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen


struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis.

1) Kolom utama

Kolom utama kolom yang fungsi utamanya menyangga beban utama yang
berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5
m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan
apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan
harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal
lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan
begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8
– 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

2) Kolom praktis

Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan
juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5

13
meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis
15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga, yaitu :

1) Kolom ikat (tie column).


2) Kolom spiral (spiral column).
3) Kolom komposit (composite column).

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada


tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :

1) Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom


beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada
jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan
ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh
pada tempatnya.
2) Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan
spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen
dan tegangan terwujud.
3) Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan
atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

d. Pintu, jendela dan ventilasi


Pintu adalah tempat keluar masuk orang, hewan, udara , cahaya, barang,
dsb keluar / kedalam bangunan atau ruangan.

Jendela adalah tempat keluar masuknya udara maupun cahaya kedalam


bangunan yang bisa dibuka dan ditutup.

14
Ventilasi adalah tempat keluar masuknya udara maupun cahaya kedalam
bangunan yang selalu terbuka. Letak ketiga elemen bangunan ini menjadi satu
kesatuan dengan dinding bangunan.

e. Balok latei/lintel
Balok Latei / Lintel adalah balok beton yang terletak diatas kusen pintu
dan jendela dimana fungsi dari balok ini adalah agar kusen tidak menerima beban
langsung dari atas melainkan dipikul oleh balok ini sehingga kusen akan tetap
kuat dan tidak melengkung karena berat beban dari atas dan ketika terjadi gempa
beban tidak menimpa langsung kusen sehingga daun pintu tidak terjepi kusan
serta bebas dibuka dan menjadi tempat untuk evekuasi.

f. Balok ring
Balok Ring adalah balok beton yang terletak diatas dinding bangunan.
Balok ini berfungsi mengikat dinding yang ada dibawahnya, stabilisator dan
pengunci ujung atas balok kolom, serta menerima beban dari rangka atap atau
bagian lain yang ada diatasnya meratakannya lalu meneruskannya kebagian
bangunan yang ada dibawahnya terutama pada balok kolom.

g. Langit-langit
Langit – langit adalah bagian bangunan yang menjadi pembatas antara
konstruksi atap dengan ruangan yang ada didalam bangunan. Fungsi dari langit –
langit ini adalah :

 Agar ruangan dibawahnya tampak bersih dan tidak kelihatan rangka atapnya.
 Menahan kotoran / percikan air yang jatuh dari celah – celah bidang atap.
 Mengurangi panas dan sinar matahari melalui bidang atap.
 Sebagai tempat memasang / jalur instalasi listrik.

15
h. Plat lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan
lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-
kolom bangunan.

Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

 Besar lendutan yang diijinkan.


 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
 Bahan konstruksi dan plat lanta.

Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat (Szilard, 1974)

 Pelat kaku.
 Membran.
 Pelat flexible.
 Pelat tebal.

Bahan untuk Plat lantai dapat dibuat dari :

 Plat Lantai Kayu.


 Plat Lantai Beton.
 Plat Lantai Yumen ( Kayu Semen ).

i. Kuda-kuda
Kontruksi kuda-kuda adalah suatu komponen rangka batang yang
berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan
sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya. Kuda – kuda merupakan
penyangga utama pada struktur atap. Umumnya kuda-kuda terbuat dari :

1) Kuda-kuda kayu

Digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang sekitar 12 m.

2) Kuda-kuda bamboo

16
Pada umumnya mampu mendukun beban atap sampai dengan 10 m.

3) Kuda-kuda baja

Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar mendukung
beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m, seperti pada hanggar
pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lain-lain.

4) Kuda-kuda dari beton bertulang

Dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 m.

Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang


selalu membentuk segitiga. Kuda-kuda diletakkan di atas dua tembok selaku
tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya
horizontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban
vertikal saja. Kuda-kuda diperhitungkan mampu mendukung beban-beban atap
dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban mati
(yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup
(angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

j. Atap
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-
beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka
atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga
umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal
dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah
maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat
menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap
tertentu. Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk
segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka
atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas kuda-

17
kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan
dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah. Secara umum dikenal
4 jenis struktur atap yaitu:

1) struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu.


2) kuda-kuda dan rangka kayu.
3) struktur baja konvensional.
4) struktur baja ringan.
a) Atap dan bagian-bagiannya:
1) jurai dalam

Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut
bangunan kedalam.

2) jurai luar

Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan
ke luar.

3) bubungan (nok)

Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan


umumnya menentukan arah bangunan.

4) Gording

Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda.


Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.

5) Kasau

Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.

6) Reng

18
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan
ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan
penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur
jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada
ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin
sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.

b) Penutup Atap

Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga


terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan
penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar
tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca
(angin,panas,hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah.
Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya
konstruksi kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.

c) Komponen pelengkap

Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.

1) Talang

Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah
disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan
ke bawah melalui pipa vertikal.

2) Lisplang

Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak


berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-
batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser.

19
Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap
berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau
yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan
atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.

20
BAB IV PENUTUP

A Kesimpulan
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain
atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi
setiap sistem. Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena
tergantung pada asumsi kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan
mereka.

Tujuan utama dari analisis struktur adalah untuk membantu perancang struktur dalam
membuat keputusan-keputusan penting dalam proses perancangan. Hasil dari suau
analisis struktur pada sebuah struktur pada beban-beban yang bekerja padanya adalah
respon dari struktur tersebut uang berupa :

 Perubahan posisi elemen-elemen atau bentuk konfigurasi struktur

 Gaya-gaya internal pada elemen-elemen struktur : gaya aksial, gaya


geser, momen lentur dan momen torsi.

F. Saran
Saran terhadap makalah ini adalah sekiranya dapat memberikan masukan dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
masyarakat tentang

21
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Struktur

http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-dan-fungsinya

https://id.wikipedia.org/wiki/Dinding

http://griya-java.blogspot.co.id/2014/03/bagian-bagian-bangunan-gedung-bagian-2.html

http://bangunandasar.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-fungsi-sloof-pada.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Fondasi_(arsitektur)

https://civilengginering.wordpress.com/2016/03/28/struktur-atas-upper-structure-dan-
struktur-bawah-lower-structure/

http://arafuru.com/sipil/apa-itu-struktur-dan-konstruksi-bangunan.html

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35957541/makalah_struktur.docx

22

Anda mungkin juga menyukai