Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

PEMERIKSAAN LOLOS SARINGAN NO. 200


AGREGAT KASAR DAN HALUS

6.1 Teori Ringkas

Tanah liat dan lumpur yang sering terdapat dalam agregat,  berbentuk

gumpalan atau lapisan yang menutupi lapisan butiran agregat.Tanah liat

dan lumpur pada permukaan butiran agregat akan mengurangi kekuatan

ikatan antara pasta semen dan agregat sehingga dapat mengurangi

kekuatan dan ketahanan beton.

Lumpur dan debu halus hasil pemecahan batu adalah pertikel

berukuran 0,0075. Adanya lumpur dan tanah liat menyebabkan

bertambahnya air pengaduk yang diperlukan dalam pembuatan beton,

disamping itu pula akan menyebabkan berkurangnya ikatan antara pasta

semen dengan agregat sehingga akan menyebabkan turunnya kekuatan

beton yang bersangkutan serta menambah penyusutan dan creep. Kadar

lumpur yang berlebih dalam Agregat dapat menurunkan kekuatan beton,

sehingga mutu beton yang telah direncanakan akan tidak terpenuhi.

Bahan pengisi (filler) dapat terdiri atas debu batu kapur, debu

dolomit, semen portland, abu terbang (fly ash), debu tanur tinggi pembuat

semen atau bahan mineral tidak plastis lainnya.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-1
Bahan pengisi (filler) di jadikan sebagai bahan tambahan dan

pengisi, berfungsi sebagai pengeras selaput aspal yang menyelimuti

partikel- partikel agregat, sehingga dapat diperoleh kedudukan agregat

yang lebih stabil dan kekakuan adukan mortar dalam campuran.

Persyaratan teknik yang harus dipenuhi adalah bahan pengisi (filler)

tersebut dalam keadaan kering dan tidak bercampur dengan bahan

lainnya yang dapat mengganggu.

Persyaratan kadar butir No. 200

1. Untuk agregat halus berdasarkan :

 PBI 71 tidak boleh lebih dari 5%

 Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 tidak boleh lebih dari 3%

untuk permukaan terabrasi dan 5% untuk kondisi umum

 ASTM C.33 tidak boleh lebih dari 3%

2. Untuk agregat kasar berdasarkan :

 PBI 71 tidak boleh lebih besar dari 1%

 Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 tidak boleh lebih dari 1%

 ASTM C.33 tidak boleh lebih dari 1%

Dibawah Ini merupakan prosedur Praktikum Pengujian kadar Lumpur

dalam Agregat kasar dan halus, Pengujuan ini dilakukan untuk

menentukan berapa persen (%) kadar lumpur yang terkandung dalam

Suatu Agregat.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-2
6.2 Prosedur Pengujian

6.2.1 Maksud

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan lumpur/

lempung dalam agregat kasar dan halus.

6.2.2 Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

b. Cawan

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-3
c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu

d. Saringan no. 200

e. Air bersih dan wadah untuk mencuci benda uji menggunakan

saringan No. 200

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-4
6.2.3 Benda Uji

a. Agregat kasar (kerikil)

b. Agregat halus (pasir).

6.2.4 Prosedur Percobaan

1. Timbang benda uji (kerikil dan pasir).

2. Cuci benda uji hingga bersih menggunakan saringan no. 200.

3. Masukkan benda uji yang telah di cuci ke dalam oven pada

suhu 1100 ± 50 C selama 24 jam.

4. Keluarkan benda uji dari dalam oven dan dinginkan hingga

mencapai suhu ruang, kemudian timbang benda uji tersebut.

5. Analisa data.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-5
6.2.5 Perhitungan

( A−B)
Kadar lumpur = x 100
A

Dimana :

A = Berat awal (gram)

B = Berat akhir (gram)

6.2.6 Pelaporan

Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka

dibelakang koma.

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-6
6.3. Alur Bagan Pemeriksaan Kadar Lumpur

Agregat kasar dan Halus

Timbang benda uji (kerikil dan pasir)

Cuci benda uji hingga bersih menggunakan saringan no. 200

Masukkan benda uji yang telah di cuci kedalam oven pada

suhu (110 ± 5) 0C selama 24 jam.

Keluarkan benda uji dari oven dan dinginkan hingga

mencapai suhu ruang.

Timbang benda uji yang sudah dingin dan analisa data untuk

mengetahui kandungan lumpur pada agregat halus dan kasar.

Analisa Data

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-7
6.4. Analisi Data

A. Berat Lumpur
Rumus :
Berat Lumpur = A - B

Dimana :
A = Berat Benda Uji Sebelum dicuci (gr)
B = Berat Benda Uji Setelah dicuci (gr)

1. Kerikil
Sampel I
Berat Lumpur = 2000 - 1971,30
= 28,70 gram

Sampel II
Berat Lumpur = 2000,40 - 1970,70

= 29,70 gram

2. Pasir

Sampel I
= 1000 - 882,20
Berat Lumpur
= 117,80 gram

Sampel II
= 1000,40 - 958,00
Berat Lumpur
= 42,40 gram

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-8
B. Kadar Lumpur
Rumus :

Kadar Lumpur A-B x 100


= A %

Dimana : A = Berat Sebelum di cuci (gr)


B = Berat Sesudah Dicuci (gr)
1. Kerikil
Sampel I
Kadar Lumpur 2000 - 1971,30
× 100%
= 2000
= 1,44 %

Sampel II
Kadar Lumpur 2000,40 - 1970,70
× 100%
= 2000,40
= 1,48 %
2. Pasir
Sampel I
Kadar Lumpur
= 1000 - 882,20 × 100%
1000
= 11,78 %

Sampel II
Kadar Lumpur 1000,40 - 958
× 100%
= 1000,40
= 4,24 %
C. Kadar Lumpur Rata – Rata

Rumus :
A+B+C
Kadar Lumpur rata - rata =
2
Dimana :
A = Kadar Lumpur Sampel I (%)
B = Kadar Lumpur Sampel II (%)
C = Kadar Lumpur Sampel III (%)
1. Kerikil
Laboratorium Struktur dan Bahan Beton
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-9
Kadar Lumpur rata - 1,44 + 1,48  
=
rata 3
= 1,46 %

2. Pasir
Kadar lumpur rata - rata = 11,78 + 4,24  
3
= 8,01 %

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-10
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA

PEMERIKSAAN LOLOS SARINGAN NO.200 AGREGAT KASAR

(SNI 03-4142-1996/ASTM C.117-95)

Material : Batu pecah Maksimum 20 mm Asisten : Azizah Sahdin, ST

Tanggal : 28, Oktober 2019 Kelompok : XII (Dua Belas)

Sumber : Tombongi

      I II
Berat benda uji sebelum dicuci gram A 2000 2000,40
Berat benda uji setelah diopen
gram B 1971,30 1970,70
(sudah dicuci)
Berat Lumpur gram C= ( A - B ) 28,70 29,70

Kadar Lumpur % (C/A)*100 1,44 1,48

Kadar Lumpur Rata- rata % 1,46

PEMERIKSAAN LOLOS SARINGAN NO.200 AGREGAT KASAR

Material : Pasir Asisten : Azizah Sahdin, ST

Tanggal : 28, Oktober 2019 Kelompok : XII (Dua Belas)

Sumber : Tombongi

      I II
Berat benda uji sebelum dicuci gram A 1000 1000,4

Berat benda uji setelah diopen 882,2


gram B 958
(sudah dicuci) 0
117,8
Berat Lumpur gram C(A-B) 42,40
0
11,78
Kadar Lumpur % (C/A)*100 4,240
0
Kadar Lumpur Rata- rata % 8,01

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-11
6.5. Kesimpulan

1. Lumpur dalam beton adalah partikel yang melewati saringan

no.200 (0,075 mm)

2. Pada pengujian ini untuk mengetahui jumlah bahan yang

terdapat dalam agregat lewat saringan No. 200 dengan cara

pencucian.

3. Dari hasil pengujian kadar air di peroleh

a) Agregat Kasar : 1,46 %

b) Agregat Halus : 8,01 %

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-12
6.6. Dokumentasi

(Melakukan Penyaringan Agregat)

(Melakukan Penimbangan Pada Agregat)

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-13
(Melakukan Pencucian Dengan Air Pada Agregat)

(Menimbang Benda Uji Setelah Pengeringan)

Laboratorium Struktur dan Bahan Beton


Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar VI-14

Anda mungkin juga menyukai