Anda di halaman 1dari 57

TUGAS BESAR

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN


SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2020/2021

Disusun oleh :

Kelompok 5

Fahri Alif Putra / 41187011170037

Jodi Darmawan / 41187011170045

Maskrib / 411870111

Rifki Ardiansyah / 41187011170043

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

2021
LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS BESAR
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2020/2021

Lembar pengesahan ni dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan


kelengkapan Tugas Besar Perencanaan Struktur Jembatan Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2020/2021

Ketua Kelompok 5 Dosen Pengajar

Fahri Alif Putra Eko Darma, S.T.,M.T.


NPM : 41187011170037 NIP : 45101111998131
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas besar Perencanaan
Struktur Jembatan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Perencanaan Struktur Jembatan Semester. Selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perencanaan Struktur Jembatan
bagi para pembaca dan juga kami selaku penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eko Darma, S.T.,M.T., selaku
dosen mata kuliah Perencanaan Struktur Jembatan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kamidapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.

Bekasi, Januari 2021


Penulis

Kelompok 5
LEMBAR ASISTENSI

Kelompok :5

Mata Kuliah : Perencanaan Struktur Jembatan

Dosen : Eko Darma, S.T.,M.T.

No. Tanggal Keterangan Paraf


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
LEMBAR ASISTENSI............................................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................................2
TEORI JEMBATAN...............................................................................................................2
1.1. Pengertian Jembatan..........................................................................................2
1.2. Komponen Jembatan.........................................................................................2
1.2.1. Struktur Jembatan Atas..............................................................................2
1.2.2. Struktur bawah jembatan...........................................................................3
BAB II..................................................................................................................................5
DENAH PERENCANAAN JEMBATAN....................................................................................5
2.1. Denah Tampak Atas............................................................................................5
2.2. Denah Pelat........................................................................................................5
2.3. Denah Balok dan Diafragma...............................................................................5
2.4. Denah Abutment dan Pondasi............................................................................5
BAB III.................................................................................................................................6
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN...............................................................................6
3.1. Perhitungan Plat Lantai Jembatan......................................................................6
3.2. Perhitungan dan Desain Gelagar Jembatan......................................................13
3.3. Perhitungan dan Desain Diafragma Jembatan.................................................28
3.4. Perhitungan dan Desain Abutmen Jembatan...................................................32
3.5. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang.................................................................44

1
BAB I

TEORI JEMBATAN

1.1. Pengertian Jembatan


Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama
tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya
mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan
estetika-arsitektural yang meliputi: aspek lalu lintas, aspek teknis, aspek estetika
(Supriyadi dan Muntohar, 2007).
Sementara menurut (Asiyanto, 2008) jembatan rangka baja adalah struktur
jembatan yang terdiri dari rangkaian batang-batang baja yang dihubungkan satu
dengan yang lain. Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan
diuraikan dan disalurkan kepada batang-batang baja struktur tersebut, sebagai
tekan dan tarik, melalui titik-titik pertemuan batang (titik buhul). Garis netral tiap-
tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik
saja, untuk menghindari timbulnya momen sekunder.

1.2. Komponen Jembatan


Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti
dibawah ini.

1.2.1. Struktur Jembatan Atas


Struktur jembatan atas merupakan bagian-bagian jembatan yang
memindahkan beban-beban lantai jembatan ke perletakan arah horizontal yang
meliputi hal berikut.

a) Gelagar induk atau Gelagar utama


Komponen ini merupakan suatu bagian struktur yang menahan beban
langsung dari pelat lantai kendaraan. Komponen ini letaknya memanjang
arah jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai.

b) Gelagar melintang atau Diagframa


Komponen ini berfungsi mengikat beberapa balok gelagar induk
agar menjadi suatu kesatuan supaya tidak terjadi pergeseran antar
gelagar induk. Komponen ini letaknya melintang arah jembatan yang
mengikat balok-balok gelagar induk (Supriyadi, 1997).

c) Pelat lantai jembatan


Berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang menahan
langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan. Komponen ini

2
merupakan komponen yang menahan suatu beban yang langsung dan
ditransferkan secara merata keseluruh lantai.

d) Perletakan atau Andas


Komponen ini terletak menumpu pada abutment dan pilar yang
berfungsi menyalurkan semua beban langsung jembatan ke abutment dan
diteruskan ke bagian pondasi (Supriyadi, 1997).

e) Pelat injak
Komponen ini berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga
tidak terjadi perbedaan tinggi keduanya, juga menutup bagian sambungan
agar tidak terjadi keausan antara jalan dan jembatan pada pelat lantai
jembatan.

1.2.2. Struktur bawah jembatan


Struktur bawah jembatan merupakan suatu pengelompokan bagian-bagian
jembatan yang menyangga jenis-jenis beban yang sama dan memberikan jenis
reaksi yang sama, atau juga dapat disebut struktur yang langsung berdiri diatas
dasar tanah yang meliputi hal berikut (Supriyadi, 1997).

a) Fondasi
Fondasi merupakan perantara dalam penerimaan beban yang bekerja
pada bangunan fondasi ke tanah dasar bawahnya. Beberapa jenis pondasi
yang sering digunakan, yaitu fondasi dangkal dan fondasi dalam.
1. Fondasi dangkal, digunakan bila lapisan tanah pendukung yang
keras terletak pada kedalaman maksimum 12 m dibawah pondasi.
Beberapa jenis pondasi dangkal adalah sebagai berikut.
a. Fondasi langsung, bila keda laman tanah keras < 5 m.
b. Fondasi sumuran, bila kedalaman tanah keras antara 5 - 12 m.
2. Fondasi dalam, digunakan bila kedalaman lapisan tanah
pendukung yang keras > 12 m dibawah pondasi. Beberapa jenis
pondasi dalam adalah sebagai berikut.
a. Fondasi tiang pancang: kayu, tiang baja, beton bertulang pracetak,
dan beton prategang.
b. Fondasi tiang bor (bored pile).

b) Abutment
Abutment terletak pada ujung jembatan, berfungsi sebagai penahan
tanah dan menahan bagian ujung dari balok gelagar induk. Umumnya
dilengkapi dengan konstruksi sayap yang berfungsi untuk menahan tanah
dalam arah gerak lurus as jembatan dari tekanan lateral (menahan tanah ke
samping) (Supriyadi, 1997)

c) Pilar

3
Bentuk pilar harus mempertimbangkan pola pergerakan aliran
sungai sehingga dalam perencanaannya selain pertimbangan dari segi
kekuatan juga memperhitungkan masalah keamanannya. Dalam segi
jumlah pun bermacam-macam tergantung dari jarak bentangan yang
tersedia, keadaan topografi sungai, dan keadaan tanah.

4
BAB II

DENAH PERENCANAAN JEMBATAN

2.1. Denah Tampak Atas

2.2. Denah Pelat

2.3. Denah Balok dan Diafragma

2.4. Denah Abutment dan Pondasi

5
BAB III

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN

3.1. Perhitungan Plat Lantai Jembatan


3.1.1. Data Perencanaan
Berikut ini adalah data perencanaan dari desain dan perhitungan plat
lantai jembatan,yaitu sebagai berikut :
Lebar jembatan :9 meter
Panjang jembatan : 16 meter
Tebal plat lantai (h) : 20 cm
Tebal aspal (t) : 10 cm
Tebal lapisan air hujan (th) :5 cm
Tebal selimut beton (p) :4 cm
Lx : 1,5 meter
Ly :4 meter
Mutu baja U39 : 2250 kg/cm²
Fy : 225 Mpa
Mutu beton K350 (fc) : 29.05 Mpa
Berat jenis beton : 2400 kg/m³
Berat jenis aspal : 2200 kg/m³
Berat jenis air hujan : 1000 kg/m³

3.1.2. Perhitungan Pembebanan


Berikut ini adalah perhitungan pembebanan, beban mati, beban hidup
dan perhitungan momen lentur pada jembatan.
a) Beban Mati
Berat Plat lantai = 0.2 x 1 x 2400 = 480 kg/m
Berat Aspal = 0.1 x 1 x 2200 = 220 kg/m
Air hujan = 0.05 x 1 x 1000 = 50 kg/m
q total = 750 kg/m

6
b) Momen Inersia
(Ikhtisar momen-momen dan gaya melintang menurut pasal 13.2 PBBI
1971, hal. 200)

 Momen Lapangan (M+) = 5/6 . Mo


= 5/6 . 1/10 . qL2
= 5/6 . 1/10 . 750 . 1,52 = 140,625 kgm

 Momen Tumpuan (M-) = 4/5 . Mo


= 4/5 . 1/14 . qL2

= 4/5 . 1/14 . 750 . 1,52 = 96,4286 kgm

 Beban Mati
Plat lantai jembatan dianggap bertumpuan jepit pada arah Lx, sehingga
untuk menghitung tulangan dipakai Mlx sebagai tulangan arah Mly
sebagai tulangan bagi (PBBI 1971, hal.204-206)

c) Lebar Plat Lantai


Lebar kerja maksimal di tengah-tengah bentang Lx ditentukan oleh
rumus sebagai berikut. Peraturan PBBI 1971 hal. 206 dan PPPJJR 1987

7
Gambar .1 Plat yang menumpu pada 2 tepi yang sejajar yang memikul
beban terpusat

r =1/2 (untuk plat yang terjepit penuh pada kedua tumpuanya)

 Untuk Ly > 3rLx


Sa = 3/4a + 3/4r Lx
Sesuai PBBI 1997 hal. 207 maka ditentukan
a = 30 cm
b = 50 cm
Sa = ¾ x 30 + ¾ x ½ 150 = 78,75 cm

 Akibat t tekanan roda


Gambar penyaluran beban oleh roda

Gambar.2 Penyaluran Beban oleh Roda

 Keadaan 1 (As roda belakang)


P = ½ tekanan as gandar
= ½ x 20 ton = 10 ton
a = 30 cm
b = 50 cm
1
a’ = a  2( 20) = 30 + 40 = 70 cm
tg 450
1
b’ = b  2( 20) = 50 + 40 = 90 cm
tg45 0

B = √(a' + L)+b ' 2


8
=√ (0,7 +1,5)+ 0 , 92 = 1,735 m

p 10
q = = = 8,2341 m
a'b 0,7 x 1,735

M = ½ q a’ (1/2L – 1/4a’)

= ½ . 8,2341 . 0,7 (1/2 . 1,5 – 1/4 . 0,7) = 1,6571 tm

 Momen Lapangan
(M+) = 5/6 . M
= 5/6 . 1,6571 = 1,38094 tm ≈ 1380,94 kgm

 Momen Tumpuan
(M-) = 4/5 . M
= 4/5 . 1,6571 = 1,32570 tm ≈ 1325,70 kgm
d) Akibat beban sementara (beban angin)

Gambar .3 pembebanan sementara pada kendaraan

 Keadaan 1 (As roda belakang)

P = W (2.9)
= 150 (2 . 9) = 2700 kg
M = ¼ PL
= ¼ x 2700 x 1,5 = 1012,5 kgm

9
 Momen Lapangan (M+) = 5/6 . M
= 5/6 . 1012,5 = 843,75 kgm

 Momen Tumpuan (M-) = 4/5 . M

= 4/5 . 1012,5 = 810 kgm

e) Momen max. Total untuk plat lantai


 Momen Lapangan
Muatan Mati = 140,625 kgm
Muatan T = 1380,935 kgm
M. sementara = 843,75 kgm
Mlx = 2365,31 kgm

 Momen Tumpuan
Muatan Mati = 96,429 kgm
Muatan T = 1325,698 kgm
M. sementara = 810 kgm
MTx = 2232,127 kgm

MLx
 Mly = 4. a
1+
3 Lx .
2365,31
2365,31
= 1+ 4 x 0,3 = 1,32 = 1867,35 kgm
3 x 1,5

1.1 Perhitungan Tulangan Plat


a) Penulangan arah X lapangan
dx = h – p – ½ ø tulangan utama

= 200 – 40 – ½ . 16 = 152 mm

MLx
Mn =
0,8

10
2365,31
= 0,8 = 2956,638 kgm ≈ 2956638 kgmm

Mn 2956638
Rn = = = 0,12797 Mpa
bd ² 1000 x 152²

0,85 fc
ρ perlu = ¿
fy

0,85 x 29,05
= ¿ = 0,00057
225

1,4
ρ min =
fy

1,4
= = 0,0062
225

Karena ρ min > ρ perlu, maka dipakai ρ min

As = ρ.b.d

= 0.00062 x 1000 x 162 = 1004,4 mm2

Dipakai tulangan Ø13 dengan luas penampang 132,665 mm2

b. Jarak tulangan

Axb
S =
As

132,665 x 1000
= = 131,612 mm ≈ 125 mm
1008

Dipakai tulangan Ø13 - 125

Penulangan arah X tumpuan

dx = h – p – ½ ø tul.utama

= 200 – 30 – ½ . 16 = 162 mm

11
MTx 1825,44
Mn = = = 2281,796 kgm
0,8 0,8

≈ 2281796 kgmm

Mn 2281796
Rn = = = 0,86945 Mpa
bd ² 1000 x 162²

0,85 fc
ρ perlu = ¿
fy

0,85 x 29,05
= ¿ = 0,00393478
225

1,4
ρ min =
fy

1,4
= = 0,0062
225

Karena ρ min > ρ perlu, maka dipakai ρ min

As = ρ.b.d

= 0.0062 x 1000 x 162 = 1004 mm2

Dipakai tulangan ø13 dengan luas penampang 132,665 mm2

a) Jarak tulangan yang diperlukan

A xb
S =
As

132,665 x 1000
= = 131,612 mm ≈ 125 mm
1008

Dipakai tulangan Ø13 - 125

b) Penulangan arah Y lapangan

Mly = 1461,67 kgm

MLy 1461,67
Mn = = = 1827,08 kgm
0,8 0,8

12
≈ 2871543 kgmm

Mn 2871543
Rn = =
bd ² 1000 x 162²

= 0,69619 Mpa

0,85 fc
ρ perlu = ¿
fy

0,85 x 29,05
= ¿ = 0,003139907
225

1,4
ρ min =
fy

1,4
= = 0,0062
225

Karena ρ min > ρ perlu, maka dipakai ρ min

As = ρ.b.d

= 0.0062 x 1000 x 162 = 1008 mm2

Dipakai tulangan Ø13 dengan luas penampang 132,665 mm2

c) Jarak tulangan
S = A.b / As
= 132,665 . 1000 / 1008 = 131,612 mm ≈ 125 mm

Dipakai tulangan Ø13 - 125

13
Gambar .4 Penulangan plat lantai jembatan

14
3.2. Perhitungan dan Desain Gelagar Jembatan
3.2.1. Data Perencanaan
Berikut ini adalah data perencanaan dari desain dan perhitungan
gelagar jembatan,yaitu sebagai berikut :
Panjang total jembatan : 16 meter
Panjang bentang : 16 meter
Jumlah bentang : 1 buah
Lebar jembatan : 9 meter
Lebar perkerasan : 9 meter
Panjang gelagar : 16 meter
Jumlah gelagar : 4 buah
Mutu baja U39 : 2250 kg/cm2
Fy : 225 Mpa
Mutu beton K350 (fc) : 29.05 Mpa

15
3.2.2. Perhitungan Pembebanan
Berikut ini adalah perhitungan pembebanan, beban mati, beban hidup
dan perhitungan momen lentur pada jembatan.
a) Beban Mati
Plat lantai = 0.2 x 1 x 2400 = 480 kg/m
Aspal = 0.1 x 1 x 2200 = 220 kg/m
Air hujan = 0.05 x 1 x 1000 = 50 kg/m
Gelagar = 0.5925 x 1 x 2400 = 1422 kg/m
qdl = 2172 kg/m
Diafragma,Tb = 0.35 x 0,8 x 0.5 x 2400 = 336 kg/m

b) Momen Lentur Akibat Beban Mati


Mqdl = Mx
x x
Mx = ½ qdl L² (
(1 - ))
L L
 Momen pada potongan 1, x = 2m (M1.DL)

2 2
Mqdl = 1/2 x 2172 x 16² ( (1 - ))
16 16

= 278016 (0.109) = 30408 kgm

Mtb = ½ x 336 x 2 = 336 kgm


M1 DL = 30744 kgm

≈ 307440 Nm

 Momen pada potongan 2, x = 4m (M2.DL)

4 4
Mqdl = ½ x 2172 x 16² ( (1 - ))
16 16

= 278016 . (0.188) = 52128 kgm

Mtb = ½ x 336 x4 = 672 kgm


M2 DL = 52800 kgm
≈ 528000 Nm

16
 Momen pada potongan 3, x = 6m (M3.DL)

6 6
Mqdl = ½ x 2172 x 16² ( (1 - ))
16 16

= 278016 . (0.234) = 65160 kgm

Mtb = ½ x 336 x 6 = 1008 kgm


M3 DL = 66168 kgm

≈ 661680 Nm

 Momen pada potongan 4, x = 8m (M4.DL)


8 8
Mqdl = ½ x 2172 x 16² ( (1 - ))
16 16
= 278016 . (0.250) = 69504 kgm

Mtb = ½ x 336 x 8 = 1344 kgm


M4 DL = 70848 kgm
≈ 708480 Nm
c) Beban Hidup
20
 Koefisien kejut (K) =1+
50+l
20
=1+ = 1,3
50+16
8400
 Beban garis (P) = 1,3 x x 1,25
2,75
= 4975,2 kg
1540
 Beban terbagi merata (q) = x 1,25
2,75
= 700 kg/m
d) Momen lentur akibat beban hidup
x x
Mx (P) =P x L ( (1 - ))
L L

x x
Mx (q) = ½ ql L² ( (1 - ))
L L

17
 Momen pada potongan 1, x = 2 m (M1.LL)

2 2
Mqdl = 4975,2 x 16 ( (1 - ))
16 16

= 79603.3. (0.109) = 8706.6 kgm

2 2
Mx(q) = ½ x 700 x 16² ( (1 - ))
16 16

= 89600 x (0.109) = 9800 kgm

M1.LL = 18506.6 kgm

≈ 185066 Nm

 Momen pada potongan 2, x = 4m (M2.LL)

4 4
Mqdl = 4975,2 x 16 ( (1 - ))
16 16

= 79603.3 . (0.188) = 14925.62 kgm

4 4
Mx(q) = ½ x 700 x 16² ( (1 - ))
16 16

= 89600 x (0.188) = 16800 kgm

M2.LL = 31725.62 kgm

≈ 317256.2 Nm

 Momen pada potongan 3, x = 6m (M3.LL)

6 6
Mqdl = 4975,2 x 16 ( (1 - ))
16 16

=79603.3 x (0.234) = 18657.02 kgm

6 6
Mx(q) = ½ x 700 x 16² ( (1 - ))
16 16

= 89600 x (0.234) = 21000 kgm


M3.LL = 39657.02 kgm

18
≈ 396570.2 Nm
 Momen pada potongan 4, x = 8m (M4.LL)

8 8
Mqdl = 4975,2 x 16 ( (1 - ))
16 16

= 79603.3 . (0.250) = 19900.83 kgm

8 8
Mx(q) = ½ x 700 x 16² (( (1 - ))
16 16

= 89600 . (0,250) = 22400 kgm

M4.LL = 42300.83 kgm

≈ 423008.3 Nm

Berikut adalah Tabel .1 Hasil Perhitungan Pembebanan


M1 M2 M3 M4
Pemebanan
(Nm) (Nm) (Nm) (Nm)
B. Mati (DL) 307440 528000 661680 708480
B. Hidup (LL) 185066 317256.2 396570.2 423008.3
Total 492506 845256.2 1058250.2 1131488.3

e) Momen pada tumpuan


Msupport = 1/3 Mmax = 1/3 x 1131488.3 = 377162,77 Nm

f) Gaya geser
Beban mati terbagi merata = 1/3 x 2172 x 75 = 54300 kg
Beban melintang = 2,5 x 336 = 840 kg
Beban hidup garis P = ½ x 4975,2 = 2487.6 kg
B. hidup terbagi merata, q = ½ x 700 x 22.5 = 7875 kg
V = 65450.74 kg
≈ 654,5074 N

19
3.2.3. Perhitungan Tulangan Gelagar
Berikut adalah perhitungan tulangan dari gelagar jembatan, yaitu
sebagai berikut :
a) Tulangan pada tumpuan
Diketahui :
Msupport = 377162,77 Nm
V = 645,5074 N
B = 700 mm
h = 1800 mm
d = 1800 – 60= 1740 mm

Mu 687028,13 x 10³
Mn =
0,8
= 0,8

= 858785162.5 Nmm

Mn
Rn =
bd ²

858785162.5
= = 0.4052 Mpa
700 x 1740²

0.85 fc 2 Rn
ρ perlu =
fy √
( 1 - 1−
0.85 fc

0.85 x 29.05 2 x 0.4052


=
225 √
( 1 - 1−
0.85 x 29.05
= 0,002983415

1,4 1,4
ρ min = = = 0.0062
fy 225

Karena ρ min > ρ perlu, maka dipakai ρ min

As = ρ.b.d

= 0.0062 x 700 x 1740 = 7578,6667 mm2

Dipakai tulangan Ø28 dengan luas penampang 615.44 mm2

20
b) Jumlah tulangan
As
n = = 7578,667 / 615.44 = 12,314 ≈ 14 bh
A

Jadi dipakai tulangan 14 Ø 28

As1 =nxA

= 14 x 615.44 = 8616,16 mm2

NT = ND

As x fy
a =
0,85 x fc x b

8616,16 x 225
= = 112,1588 mm
0,85 x 29,05 x 700

α 112,1588
c = = = 131,9515 mm
β1 0,85

d−c
fs = 600 x
c

1740−131,9515
= 600 x = 7311,998
131,9515

fs > fy

7311,998 > 225 ........ ( Ok )

Mn = As fy (d – a / 2 )

= 8616,16 x 225 (1740 – 112,1588 / 2 )

= 1938636 x 1683,9206 = 3264675804 Nmm

≈ 3264675,804 Nm

Mn 3264675,804
= = 4,1819 ........ ( Ok )
Mu 780655,75

21
c) Perencanaan tulangan geser

Vu = 746007,4 N

Vu 746,0074
Vn = = = 1243,346 N
0,6 0,6

1
Vc = √f ' c x b x d
6

1
= √ 29,05 x 700 x 1740 = 1094130,454 N
6

øVc = 0.6 x 1094130,454

= 656478,2723 N

Karena Vu < ØVc maka diperlukan tulangan sengkang

Smax =½xd
= ½ x 700 = 350 mm ( d diganti b )

1
√ fcbs
Avmin = 3
fy

= ¿ ¿ = 1956,2997 mm2

Dipakai tulangan Ø13 dengan luas penampang 132.665 mm2

Av x fy
S = 1
√ fcb
3

3 x 132,665 x 225
= 1 √ 29,05 x 700 = 71,205 ≈ 80 mm
3

Jadi dipakai tulangan sengkang Ø13 – 80 mm

3.2.4. Kontrol Penampang Balok T Pada Potongan 1


M1 = 673509,07 Nm
Perhitungan lebar efektif balok

22
b = 1/4 x L

= ¼ x 22500 = 5625 mm

b = bw + 16 hf

= 200 +16 x 200 = 3400 mm

b = jarak antar gelagar memanjang balok T

= 1250 mm ( diambil lebar efktif balok terkecil )

Dianggap seluruh flens menerima desakan sepenuhnya

Mnf = 0.85 x Fc x bhf (d-hf/2 )

= 0.85 x 29.05 x 1250 x 200 (1740 – 200 / 2 )

= 10123925000 Nmm

= 1012,3925x10³ Nm

Mnf > M1 ,maka balok berperilaku sebagai balok T persegi

a) Tulangan Utama

Mu
Mn =
0,8

673509,07 x 10³
= Nm
0,8

= 841886,3375 x 10³ Nmm

Mn
Rn =
bd ²

841886,3375 x 10³
= = 3,972 Mpa
700 x 1740²

0.85 fc
p perlu = ¿)
fy

23
0.85 x 29.05
= ¿ = 0,01936
225

ρmin = 1.4 / fy

= 1.4 / 225 = 0.0062

Karena ρ min < ρ perlu, maka dipakai ρperlu

As = ρ x bd
= 0.01936 x 700 x 1740 = 23581,93 mm²

Dipakai tulangan Ø32 dengan luas penampang 803.84 mm²

b) jumlah tulangan

n = As / A

= 23581,93/ 803.84

= 29,34 ≈ 30 bh

Jadi dipakai Tulangan 30 Ø32

As1 =nxA

= 30 x 803.84 = 24115,2 mm

NT = ND

As x fy
A =
0,85 x fc x b

24115,2 x 225
=
0,85 x 29,05 x 700

= 313,9137 mm

C = α / β1

= 313,9137 / 0.85 = 369,31 mm

24
d−c 1740−369,31
Fs =600 x = 600 x
c 369,31

= 2226,8934

Karena , Fs > fy

= 2226,8934 > 225 ........( Ok )

Mn = As x fy (d – a / 2 )

= 24115,2 x 225 (1740 – 313,9137 / 2 )

= 5425920 x 1583,04 = 8589465488 Nmm

≈ 8589465,488 Nm

Mn / Mu = 8589465,488 / 673509,07 = 5,7851........( Ok )

c) Cek daktilitas tulangan

Asmax = 0.0319 x ht {b+ bw ( 0.510


hf
d
−1) }

= 0.0319 x 200 {1250+ 200 ( 0.510200x 1740 −1) }


= 13630,232 mm²

Asmin = ρ min x bd

= 0.0062 x 700 x 1740 = 7551,6 mm²

Dengan demikian penampang memenuhi syarat daktilitas

d) Tulangan pembagi

Tulangan pembagi = 0.2 x As tul. Utama

= 0.2 x 24115,2 = 4823,04 mm²

25
Maka dipakai tulangan Ø13 dengan luas penampang 132.665 mm²

e) jumlah tulangan
n = As / A
= 4823,04 / 132.665 = 36,355
≈ 36 bh
Jadi tulangan yang dipakagi adalah 36Ø13
3.2.5. Kontrol Penampang Balok T Pada Potongan 5

M5 = 2087576,6 Nm < 10123925000 Nm

Perilaku balok sebagai balok T persegi

Mn
Rn =
bd ²

= 2087576,6 x 10³ / 700 x 1740² = 0,985 Mpa

0.85 fc
ρ perlu = ¿
fy

0.85 x 29.05
= ¿ = 0.0045
225

1,4 1,4
ρ min = = = 0.0062
fy 225

Karena ρ min > ρ perlu, maka dipakai ρ min

As = ρ. b d

= 0.0062 x 700 x 1740 = 7551,6 mm²

Dipakai tulangan Ø32 dengan luas penampang 803.84 mm²

a) Jumlah Tulangan

As 7551,6
n = =
A 803,84

= 9,39 ≈ 10 bh

26
Jadi dipakai tulangan 10 Ø32

As1 = A x n

= 803.84 x 10 = 8038.4 mm

b) Jarak bersih antara tulangan


Tebal selimut beton (p) = 30 mm
Diameter sengkang (ds) = 12 mm
Jml. tulangn tiap baris (nt) = 6

b−nt x D−2 x p−2 x ds


Xs =
nt −1

700−5 x 32−2 x 32−2 x 12


= = 90,4
6−1

kontrol jarak bersih = Xs > 1,5D

= 90,4 > 1,5 x 32

= 90,4 > 48 ...... ( OK )

c) Kontrol kapasitas momen ultimit


hf = 200 mm
beff = 700 mm
b = 700 mm
h = 1800 mm

Jumlah Y
Baris ke- Tulangan n.y
(mm)
(n)
1 4 75 300
2 4 135 540
3 2 195 390
Ʃ 10   1230

d) Letak titik berat tulangan tarik terhadap sisi bawah balok T

d' =Ʃny / Ʃn

27
= 1230 / 10 = 123 mm

e) Tinggi efektif balok T

d = h - d'

=1800 - 123 = 1677 mm

fc = 29.05 Mpa
fy = 225 Mpa
Cc > Ts
f) Gaya internal tekan beton pada sayap

Cc =0.85 x fc x beff x hf

= 0.85 x 29.05 x 1250 x 200 = 6173125 N

g) Gaya internal tarik baja tulangan

Ts = As x fy

= 8038.4 x 225 = 1808640 N

h) Garis netral didalam sayap


a = As. Fy
0,85 fc bw

= 8038,4 x 225 = 366,233 mm


0,85 x 29,05 x 600

i) Jarak garis netral terhadap sisi atas


C = α
β1

= 366,233 = 430,862 mm
0,85

j) Regangan pada baja tulangan tarik

Ε = 0,003 x (d – c) < 0,03


c

28
= 0,003 ( 1677 – 430,862) = 0,03 < 0,03
430,862

k) Momen nominal
Mn = As . fy . (d- a/2)
= 8038,4 x 225 ( 1677 – ( 366,233/2))
= 2701897453 Nmm
≈ 2701897,45 Nm

l) Kapasitas momen ultimit


Ø Mn > Mu

= 0,9 x 2701897,45 > 2087576,6

= 2431707,705 > 2087576,6 ...... Aman (OK)!!

29
Gambar 3.5 Penulangan gelagar jembatan

3.3. Perhitungan dan Desain Diafragma Jembatan


3.3.1. Data Perencanaan
Berikut adalah data perencanaan dari diafragma jembatan,yaitu
sebagai berikut :

Tinggi (h) : 1300 mm


Lebar (b) : 350 mm
Selimut beton (p) : 30 mm
Mutu baja U39 : 2250 kg/cm2
fy : 225 Mpa
Mutu beton K350 (fc) : 29,05 Mpa
Bj beton : 2400 kg/cm3
Ø Tulangan utama : 16 mm
Ø Sengkang : 10mm
d = h – p - Ø sengkang-1/2 tul. Utama)
= 1300 – 30 – 10 - ½ 16 : 1252 mm
qd : 1,25 x 0,35 x 1,252 x 2400
: 1314,6 kg/m ≈ 13146 N/m
3.3.2. Perhitungan Tulangan Diafragma
Berikut adalah perhitungan tulangan dari diafragma jembatan, yaitu
sebagai berikut :
a) Tulangan Utama
M = 1/8 .q.L2
= 1/8 x 13146 x 1,252
= 2567,578 Nm ≈ 2567578 Nmm
Rn = Mn
b.d2
= 2567578

30
350 x 12522
= 0,0468 Mpa

0,85 fc
ρ.perlu = ¿
fy

0,85 x 29.05
= ¿
225

= 0,000208

1,4 1,4
ρ.min = = = 0,0062
fy 225

Karena ρ min > ρ perlu, maka dipakai ρ min

As = ρ. b.d

= 0,00622 x 350 x 1252 = 2726,6 mm2

Dipakai tulangan utama Ø16 dengan luas penampang 200,96 mm2

b) Jumlah Tulangan Utama

As 2726,6
n = = = 13,57
A 200,96
≈ 14 bh

Jadi dipakai tulangan 14 - Ø16

As1 = 14 x 200,96 = 2813,44 mm2

c) Perhitungan Tulangan Pembagi


Tulangan Pembagi = 0,2 x Asl
= 0,2 x 2813,44 = 562,69 mm2

Dipakai tulangan utama Ø13 dengan luas penampang 132,66 mm2

d) Jumlah Tulangan Pembagi

31
As 562,66
n = = = 4,24
A 132,66
≈ 6 bh

Jadi dipakai tulangan 6 - Ø13

e) Perhitungan Tulangan Geser


Gaya geser
 Beban mati terbagi merata = ½ x 2136 x75 = 80100 kg
 Balok melintang = ½ x 1386 = 1663,2 kg
 Beban hidup garis P = ½ x 4655 = 2327,5 kg
 Beban hidup terbagi merata = ½ x 672 x 25 = 8400 kg
V = 92490,7 kg
≈ 924907 N
Vu = 924907 N

Vu 924907
Vn = = = 1541511,67 N
0,6 0,6

1
Vc = √ f ' c bd
6

1
= √ 29.05 x 350 x 1252
6

= 393635,43 N

ØVc = 0,6 x 393635,43 = 236181,26 N

Vu < ØVc

Karena 924907 > 236181,26 maka diperlukan tulangan sengkang

f) Perhitungan Tulangan Sengkang


Dipakai tulangan Ø10 dengan luas penampang 157 mm2
Av x fy
S = 1
√ fc b
3
2 x 157 x 225
= 1 = 112,35
√29.05 x 350
3

32
≈ 100 mm

Jadi dipakai tulangan sengkang Ø10 - 100

Gambar 3.6 Penulangan diafragma jembatan

3.4. Perhitungan dan Desain Abutmen Jembatan


3.4.1. Data Perencanaan
Berikut ini adalah data perencanaan dari desain dan perhitungan
abutmen:
Tipe jembatan : Jembatan beton bertulang balok T
Panjang jembatan : 22.5 meter
Jumlah bentang : 1 buah
Lebar lalu-lintas : 7.5 meter
Lebar trotoar : 1 meter
Lebar jembatan : 8.5 meter
Jumlah gelagar utama : 5 buah
Jarak antara gelagar utama: 1.25 meter
Tinggi abutment : 9.5 meter
Panjang abutment : 11 meter
γ : 2.4 ton/m3

3.4.2. Pembebanan Abutment


Gaya vertikal

33
Gambar 3.7 Titik Berat Abutmen

Tabel 3.2 Perhitungan Titik Berat Abutmen


A W
b h x Y
No bxh A.x A.y A.L.γ
(m) (m) (m2) (m) (m) (ton)
I 4.5 2 9.00 2.3 1.00 20.7 9,00 237,6
10.4 38.566 276,67
II 1.65 6.35 8 3.68 5.18 4 54,286 2
0.3184
III 0.6 0.4 0.12 2.65 6.52 8 0,7824 3,168
IV 0.6 0.35 0.21 2.55 6.83 0.5355 1,4343 5,544
1.8781
V 1.05 0.45 0.47 3.98 8.58 9 4,0326 12,408
VI 0.75 0.7 0.53 3.83 9.15 2.0299 4,8495 13,992
20.8 549,38
∑     1     64.028 74,3848 4

 Titik berat penampang abutment (dari A)

∑ Ax
x =
∑A

64,028
= = 3.0768 m
20,81

∑ Ay
y =
∑A

34
74,3848
= = 3,5745 m
20,81

Berat sendiri abutment

Wtotal = 549,384 ton

Lengan gaya terhadap titik acuan awal = 3.0768 m

Momen yang terjadi = 549,384 x 3.0768 = 1690,34 tm

3.4.3. Beban mati akibat konstruksi atas


Lantai kendaraan = 0.2 x 8.5 x 2.4 = 4.08 t
Air hujan = 0.05 x 8.5 x 22.5 x 1 = 9,56 t
Trotoar = 2 x 0.5 x 22.5 x 2 = 45 t
Pipa sandaran = 4 x 22.5 x 5.08 x 0.001 = 0.46 t
Tiang sandaran = 0.15 x 0.12 x 0.5 x 2.4 = 0.02 t
Gelagar memanjang = 5 x 1.353 x 22.5 = 152,2 t
Diafragma = 0.35 x 1.3 x 20 x 2.4 = 21.84 t
Ptot = 233,16 t

Beban mati yang diterima abutment = 233,16 / 2 = 116,58 t

3.4.4. Beban hidup akibat konstruksi atas


 Beban merata

q = 2.2 t/m

q = muatan merata L < 30m

karena lebar jembatan > 5,5 m maka muatan q adalah 100% dan sisanya
dihitung 50%

5,5 0,5
q' =( x 2,2 x 100% + x 2,2 x 50%)
2,75 2,75

= 4.6 t/m

 Beban garis

12 ton = PPJJR 1987

35
karena lebar lantai jembatan > 5,5 m maka muatan q adalah 100% dan
sisanya 50%

20
K =1+
(50+ L)

20
=1+ = 1.276
50+22,5

12 x 0,75 x 9 2 x ( 12 x 0,75 x 9 ) x 0,5


P = + x 1,276
2,75 2,75

= 75,168

Beban hidup total = 22,5 x 4,6 x 75.168 = 7779,888

Beban tiap abutment = 7779,888 / 2 = 3889,944 t

3.4.5. Berat tanah vertikal

W =A.L.γ

L = 11 m ( panjang total abutment )

γ = 1.6 t/m2 ( tanah urug )

b H A W x y W.x W.y
Segmen
0.1 2,11 4.3 9. 9,18 19,64
Tanah (A) 0.3 0.4
2 2 5 3 7 2

3.4.6. Gaya Horizontal


 Gaya Rem dan Traksi
Dihitung 5% dan beban D tanpa koefisien kejut dengan titik
tangkap 1,8 m diataspermukaan lantai kendaraan
Rm = 5% (216 + 75,168 / 1.276 )
= 13.745 t

Jarak terhadap titik A, y = 9,5 + 1,8 = 11,3 m


MRm = 13,745 x 11,3 = 155,323 t

 Gaya Gesekan pada Tumpuan


F = 0,25 x beban mati

36
0,25 koefisien gesek (PPJR 1987,pasal 2.6.2)
= 0.25 x 116,58 = 29,145 t

Jarak terhadap titik A, y = 8.35 m

MGg = 29,145 x 8,35 = 243,36 t

 Gaya Akibat Gempa


T =CxW

Keterangan

T : Gaya horizontal akibat gempa

C : Koefisien gempa (koefisien gempa kutai barat = 0,10)

W : Muatan mati dari bagian konstruksi yang ditinjau

 Gaya gempa terhadap bangunan atas

Wba = 116,58 t
Tba = 0,1 x 116,58 = 11,658
y = 8,35 lengan gaya terhadap titik A
Mba = 11,658 x 8,35 = 97,3443 tm

 Gaya gempa terhadap abutment

Wab = 549,384 t

Tba = 0,1 x 549,384 = 54,938

y = 6.01 lengan gaya terhadap titik A

Mab = 54,938 x 6,01 = 330,1798 tm

 Gaya gempa terhadap beban tanah

Wta = 2,112 t

Tta = 0,10 x 2,112 = 0,2112 t

y = 9,15 lengan gaya terhadap titik A

Mta = 0,2112 x 9,15 = 1,9324 tm

37
 Gaya tekanan tanah aktif

γ tanah = 1,6 t/m²

b = 11 m (panjang abutment)

ø = 30°

Ka = Tg² (45 – Ø / 2 )

= Tg² (45 – 30 / 2 ) = 0,333

Pa1 = Ka x q x h x b

= 0,333 x 2,2 x 9,5 x 11 = 76,5567 t

Pa2 = ½ γ x Ka x q x h2 x b

= ½ x 1.6 x 2.2 x 9,5 x 11 = 183,92 t

Ptot = 260,8097 t

 Titik berat dari titik A, y


( 76,5567 x 4,65 ) +(183,92 x 3,1)
=
260,8097
= 3,55 m

3.4.7. Kombinasi pembebanan


Kestabilan konstruksi harus ditinjau berdasarkan komposisi
pembebanan dan gaya yang mungkin akan terjadi. Kombinasi
pembebanan pada perencanaan abutment sesuai dengan aturan yang
tercantum dalam PPJJR 1987 halaman 21.

Tabel 3.3 Kombinasi Pembebanan dan Gaya

Tegangan yang dipakai


No Kombinasi Pembebanan
terhadap tegangan ijin
I M+(H+k)+Ta+Tu   100%
II M+Ta+Ah+Gg+SR+Tm 125%
III Kombinasi(I)_Rm+Gg+Sr+Tm+S 140%
IV M+Gg+Tag+Gg+Ahg+Tu 150%

Berikut ini disajikan dalam tabel kombinasi dari pembebanan dan


gaya yang bekerja pada abutment.

38
Tabel 3.4 Kombinasi Pembebanan dan Gaya I

        Jarak terhadap    
Beban   Gaya (T)   acuan (A) Momen (Tm)
Bagia
Jenis   n   V   H   X y Mv Mh
549,38
M   Wab   4   -   3.0768 - 1690,3447  -
    Wba   116,58   -   3.25 - 378,885  -
    Wt   2.112   -   4.45 - 9,3984  -
(H+K 3889,9
)       4 -   3.25 - 12642,3  -
899,794
Ta       -   260,81   - 3.45  - 5
Tu       -   -   - - -  - 
4558,0 899,794
Total       2   260,81   - - 14720,93 5

Tabel 3.5 Kombinasi Pembebanan dan Gaya II

                Jarak terhadap    
Beban   Gaya (T)   acuan (A) Momen (Tm)
Bagia
Jenis   n V H X y Mv Mh
549,38 1690,344
M   Wab 4 - 3.0768 - 7 -
    Wba 116,58 - 3.25 - 378,885 -
    Wt 2,112 - 4.45 - 9,3984 -
3.4
Ta   - 260,81 - 5 - 899,7945
Ah   - - - - - -
8.3
Gg   Gg - 29,145 - 5 - 243,36
Ah   - - - - - -
Sr   - - - - - -
Tm   - - - - - -
Tota 668,07
l   6 289,955 - - 2078,628 1143,155

Tabel 3.6 Kombinasi Pembebanan dan Gaya III

 
              Jarak terhadap    
Beban   Gaya (T)   acuan (A) Momen (Tm)
        V H x y Mv Mh
Kombimasi I   4558,0 260,81 - - 14720,9 899,794

39
2 3 5
Rm       - 13,745 - 11.3 - 155.319
G
Gg   g   - 29,145 - 8.35 - 243,36
A       - - - - - -
SR       - - - - - -
Tm       - - - - - -
s       - - - - - -
Tota 4558,0 14720,9 1298,47
l       2 303,7 - - 3 4

Tabel 3.7 Kombinasi pembebanan dan gaya IV

        Jarak terhadap
Beban   Gaya (T) acuan (A) Momen (Tm)
Bagia
Jenis   n   V H x Y Mv Mh
549,38 3,076 1690,34
  Wab   4 - 8 - 5 -
 M   Wba   116,58 - 3,25 - 378,885 -
    Wt   2,112 - 4,45 - 9,3984 -
Gh   Tba   - 11,658 - 8,35 - 97,344
6,0106
    Tab   - 54,938 - 9 - 330,215
    Tt   - 0,2112 - 9,15 - 1,93248
Gg   Gg   - 29,145 - 8,35 - 243,361
Ahg       - - - - - -
Tu       - - - - - -
Tota 668,07 2078,62
l       6 95,9522 - - 8 672,85

3.4.8. Penulangan abutment


 Penulangan badan abutment
Gaya rem = 13,745 t
Mr = 13,745 x 9,5 =130,581 tm
 Beban mati akibat konstruksi atas
Mba = 378,885 tm
 Beban hidup
W = 3889,94
Mql = 3889,94 x 3,0768 = 11968,5674 tm
 Gaya horisontal akibat beban gempa Mg
= 330,215

40
Mtotal = 130,581 + 378,885 + 11968,5674 + 330,215
= 12808,2484 tm
≈ 12808248,4 Nm

Mu = Mtotal / Lebar Abutment

= 12808248,4 / 11 = 1164386,218 Nmm

Data perencanaan
Berikut adalah data perencanaan perhitungan tulangan abutment
jembatan:
Mutu baja U39 : 2250 kg/cm²
fy : 225 Mpa
Mutu beton K350 (fc) : 29,05 Mpa
BJ beton : 2400 kg/cm³
h : 1000 mm
b : 100 mm
L : 11 meter
d : 1000 – 30 – ½ . 32 – 22 = 932 mm

 Tulangan utama

Mn 1164386,218
Rn = = = 0,00134 Mpa
bd ² 1000 x 932²

0.85 fc 2 Rn
ρperlu =
fy √
(1− 1−
0.85 fc
)

0.85 x 29.05 2 x 0,00134


=
225 √
(1− 1−
0.85 x 29.05
) = 0,00000596

1,4
ρmin =
fy

1,4
= = 0,0062
225

Karena ρ min > ρ perlu, maka dipakai ρ min

41
As =ρxbd

= 0,0062 x1000 x 932 = 5778,4 mm²

Dipakai tulangan Ø32 dengan luas penampang 803,84 mm²

 Jarak tulangan yang dipelukan

Axb 803,84 x 1000


S = =
As 5778,4

= 139,11 mm ≈ 100 mm

Jadi dipakai Tulangan Ø32 - 100

 Tulangan Bagi
Tul.Pembagi = 0,2 x As Tul. Utama

= 0,2 x 5778,4 = 1155,68 mm²

Dipakai tulangan Ø13 dengan luas penampang 132,665 mm²

 Jarak tulangan yang dipelukan

Axb 132,665 x 1000


S = =
As 1155,68

= 114,794 mm ≈ 100 mm

Jadi dipakai Tulangan Ø13 – 100

 Tulangan Geser
Syarat tulangan geser Vu > øVc

Pu = 1,05 x Wba

= 1,05 x 116580 = 112409 N

1
øVc = 0.6 x x fc
6 √

1
= 0.6 x x 29.05 = 0.539
6 √
Vu =Pu / bd

= 112409 / 10000 x 932 = 0.0121

Karena Vu < øVc, maka tidak diperlukan tulangan geser

42
Gambar 3.8 Penulangan kepala abutmen jembatan

Penulangan Badan Abutmen

Penulangan badan abutment ditinaju terhadap momen yang terjadi


di dasar badan abutment. Dari tabel kombinasi pembebanan dan gaya
diperoleh (ambil dengan nilai Mh terbesar kombinasi III)

PV = 4558,02

PH = 303,7

MH = 1298,474

 Data perencanaan
Berikut adlah data perencanaa perhitungan tulangan abutmen
jembatan :
Mutu baja U39 : 2250 kg/cm2
fy : 225 Mpa
Mutu beton K350 (fc) : 29.05 Mpa
BJ beton : 2400 kg/cm3
h : 1000 mm
b : 1000 mm
L : 11 meter
D : 1000 – 30 – ½ .32 – 22 = 932 mm

RI = 0,85 x fc

= 0,85 x 29,05= 24,692 Mpa

MH = 1298,474 t

= 12984740 N

43
Mu = Mh / Lebar Abutmen

= 12984740 / 11

= 1180430,909 Nm

= 1180430909 Nmm

 Tulangan utama

Mn
Rn =
bd ²

1180430909
= = 1,359 Mpa
1000 x 932²

0.85 fc
p perlu = ¿
fy

0.85 x 29.05
= ¿ = 0.0062
225

1,4 1,4
p min = = = 0.0062
fy 225

karena p min > ρ perlu,maka dipakai ρ min

As =ρxbxd

= 0.0062 x 1000 x 932 = 5799,1 mm2

Dipakai tulangan Ø32 dengan luas penampang 803,84 mm2

 Jarak tulangan
Axb
S =
As
803,84 x 1000
= = 138,614 mm ≈ 100 mm
5799,1

Jadi dipakai tulangan Ø32 - 100

 Tulangan pembagi

Tul.Pembagi = 0,2 x As Tul. Utama

= 0,2 x 5799,1 = 1159,822 mm²

Dipakai tulangan Ø13 dengan luas penampang 132.665 mm²

 Jarak tulangan yang dipelukan

44
Axb
S =
As

132,665 x 1000
= = 114,38 mm ≈ 100mm
1159,822

Jadi dipakai Tulangan Ø13 - 100

 Tulangan Geser
Syarat tulangan geser Vu > øVc

Hu = 1,05 x Hmax

= 1,05 x 3037000 = 3188850 N

1
øVc = 0.6 x x fc
6 √

1
= 0.6 x x 29.05 = 0,539
6 √

Vu = HU / bd

= 3188850 / 10000 x 932 = 0,342

45
Dipakai tulangan geser praktis Ø25 - 500

Gambar 3.9 Penulangan Badan Abutmen Jembatan

3.5. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang


3.5.1. Data Perencanaan
Berikut adalah data perencanaan dari pondasi tiang pancang jembatan,
yaitu sebagai berikut :
Kekuatan Bahan Tiang
Dia. Tiang pancang : 45 cm
Mutu beton K-350 (fc) : 29,05 Mpa
Kekuatan beton karakteristik (σ' bk) : 290,5 kg/cm²
Tegangan ijin bahan tiang (σ' b ) : 95,865 kg/cm²

46
Luas penampang tiang pancang (A)
A = ¼ x 3,14 x 45² : 1589,63 cm²
P tiang ( A x σ' b)
P = 1589,63 x 95,865 : 152389,9 kg
≈ 152,389 t

3.5.2. Perhitungan Daya Dukung Tanah


Berikut adalah perhitungan daya dukung tanah dengan rumus
Boegemenn.
qc x A K x Tf
P =
3
+ 5
250 x 1589,63 141,3 x 1200
=
3
+ 5
= 165661,167 kg
≈ 165,661 t
Keterangan:
A = luas total tiang pancang
K = keliling tiang pancang
Tf:JHL = total friction kedalaman 13,80 m
Qc =conus resisrance = 250 kg/cm²

3.5.3. Perhitungan Daya Dukung Kelompok Tiang Pancang

Gambar 3.10 Denah Pondasi Tiang Pancang

47
Jarak tiang pancang arah x = 135 cm

Jarak tiang pancang arah y = 150 cm

Pv My x X
Pmax =
n
+ ny x Ʃx 2

4558,02 1298,474 x 1,35


=
24
+ 8 x 29,16

= 197,43 t

Keterangan:

Pmax = beban max yang diterima 1 tiang pancang

PV = beban vertikal normal = 4558,02 (kombinasi III)

My = momen arah y = 1298,474 (kombinasi III)

Xmax = jarah terjauh tiang pancang = 1,35 m

n = jumlah pondasi tiang pancang = 24 buah

ny = jumlah tiang pancang 1 baris = 8 buah

Efisiensi tiang pancang berdasarkan rumus dari Uniform Building Code


(AASHO), syarat :

1,575 d . m. n
S <
m+n−2

1,575 x 0,45 x 2 x 8
S < = 1,4175
2+ 8−2

θ (n−1) m+( m−1) n


E = 1− { }
90 mxn

18,435 (8−1) 3+(3−1) 8


E = 1− { } = 0,98
90 3 x 10

Daya dukung tiap tiang pada kelompok tiang

P ult =ExP

= 0,98 x 165,661 = 162,348 ton

48
Kontrol Pmax = terhadap Pult yang terjadi

P ult > Pmax

162,348 > 197,43

Perhitungan pergeseran tanah akibat gaya lateral


Dari hasil penyelidikan tanah pada kedalaman 15 m dari muka tanah didapat data
tanah sebagai berikut :
 = 16o

C = 1,3 ton/m2

Ketahanan lateral ultimit (Ql) rencana untuk tanah kohesif

Q1 = 36 . Cu . D2 + 54 . Ts . D3

= (36 . 1,3 . 0,452 ) + (54 . 1,63 .0,453 ) = 17,497 ton

Q1 total = n x Q1

= 24 x 17,497 = 419,828 ton

Gaya lateral terbesar terjadi pada kombinasi III yaitu H = 303,7 ton

Ketahanan lateral ultimit (Q°l)

(Q°l) = 140% x 419,948 = 587,927 ton

(Q°l) > H

587,927 > 303,7 , maka tidak diperlukan tiang pancang miring.

3.5.4. Perhitungan dan Desain Poer Jembatan

Data Perencanaan
Berikut adalah data perencanaan dari poer jembatan, yaitu sebagai
berikut :
Mutu baja U39 : 2250 kg/cm2
Fy : 225 Mpa
Mutu beton K-350 (fc) : 29,0 Mpa
h : 1200 mm
b : 1000 mm
Selimut beton (p) : 40 mm

49
ɸ tulangan utama : 32 mm
d (1200-40- ½ 32) : 1144 mm

Besarnya gaya pada P yang diterima 1 tiang pancang Pmax = 197,43 t

Jarak antara badan terluar abutment dengan titik berat pondasi tiang
pancang (x) = 1.50 m

Pmax = 197,43 x 1,5 meter

= 296,145 tm

296,145
Mu = = 370,18125 tm
0,8
= 3701812500 Nmm

Perhitungan Tulangan Poer


Berikut adalah perhitungan tulangan dari poer jembatan, yaitu sebagai
berikut :
a) Tulangan Utama
Mn 3701812500
Rn = =
bd ² 1000 x 1144²

= 2,8285 Mpa

0,85 fc
ρ.perlu = ¿
fy

0,85 x 29.05
= ¿
225

= 0,013

ρ.min = 1,4 / fy

= 1,4 / 225 = 0,00622

Karena ρ min < ρ perlu, maka dipakai ρ perlu

As = ρ. b.d

=0,013 x 1000 x 1144 = 14872 mm²

50
Dipakai tulangan utama Ø32 dengan luas penampang 803,84 mm²

Jarak tulangan yang diperlukan,


Axb 803,84 x 1000
S= =
As 14872
= 54,05 mm ≈ 60 mm

Jadi, tulangan utama pada poer jembatan dipakai tulangan 32 - 60.

b) Tulangan Bagi
Tul. Pembagi = 0,2 x As tul. Utama
= 0,2 x 14872 = 2974,4 mm²
Dipakai tulangan Ø22 dengan luas penampang A = 380 mm²
Jarak tulangan yang diperlukan,
Axb 803 x 1000
S = =
As 2974,4
= 269,97 mm ≈ 250 mm
Jadi, tulangan pembagi dipakai tulangan Ø22 – 250

c) Tulangan Geser
Syarat tulangan geser Vu > øVc
Pu = 1,05 x Wba + Wab
=1,05 x 116,58 + 549,384
= 671,793 t ≈ 6717930 N
1
ØVc = 0,6 x x √ fc
6
1
ØVc = 0,6 x x √ 29,05 = 0,539
6
Pu
Vu =
bd
6717930
= 11000 x 1144 = 0,534

Karena Vu < øVc maka tidak diperlukan tulangan geser

51
52
Dipakai tulangan geser Ø25-500

Gambar 3.11 Penulangan poer jembatan

53

Anda mungkin juga menyukai