KELOMPOK 2:
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah s.w.t. yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah devisi pekerjaan tanah ini merupakan
tugas yang diberikan dosen setelah pembahasan materi mengenai metoda pelaksanaan
konstruksi jalan & K4 dan dilakukan lakukan secara berkelompok pada semester 5
(lima) program studi Manajemen Rekayasa Konstruksi jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Padang sebagai salah satu mata kuliah yang diwajibkan. Dalam menyelesaikan
makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, di antaranya :
Penulis
i
Pekerjaan Tanah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
ii
Pekerjaan Tanah
2.3.1 Cakupan Pekerjaan 17
2.3.2 Pengujian Kesiapan Kerja 18
2.3.3 Pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan 19
2.3.4 Toleransi Dimensi 20
BAB 3 PENUTUP
31. KESIMPULAN 27
32. SARAN 27
DAFTAR PUSTAKA 28
iii
Pekerjaan Tanah
LAMPIRAN 29
iv
Pekerjaan Tanah
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satunya adalah dengan cara melakukan pemadatan agar diperoleh tanah
yang strukturnya stabil dan baik. Kekuatan tanah dasar yang baik akan
mendukung kekuatan struktur di atasnya, dimana kekuatannya dapat diperoleh
dengan cara melakukan pemadatan. Kepadatan tanah dasar dipengaruhi antara
lain oleh besar kecilnya energi pemadatan yang diberikan. Akan tetapi,
peningkatan energi yang diberikan pada proses pemadatan tidak berpengaruh
secara linear pada peningkatan kepadatan tanah.
Hal ini dibuktikan pada kasus-kasus dimana pemadatan berlebihan pada tanah
justru menyebabkan struktur tanah menjadi rusak dan tidak mencapai kepadatan
optimum yang diharapkan.
Pekerjaan Tanah
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Maksud yang akan dibahas dalam makalah ini ialah memberikan pengetahuan
dan pemahaman bagi penyusun dan pihak-pihak lain mengenai penentuan dan
pengaturan alat berat yang optimal berdasarkan pemilihan metode dari berbagai
macam pekerjaan tanah. Sehingga sasaran dari manajemen alat berat dapat tercapai.
Serta dapat mengidentifikasi bahaya yang mungkin timbul dari bagian pekerjaan
tanah ini. Serta pencegahan dan penanggulangannya dapat dilakukan.
Pekerjaan Tanah
BAB 2
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan galian terdiri atas galian tanah di dalam maupun di luar Rumija
(Ruang Milik Jalan). Untuk pembentukan badan jalan baik jalan baru maupun
pelebaran jalan lama dimana hasil galian dipergunakan untuk penggalian,
penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah/batu atau bahan lain dari jalan atau
sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak.
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan badan jalan atau
pelebaran badan jalan termasuk selokan samping dan saluran air, yang sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Untuk pengadaan jalan baru pekerjaan galian dilakukan untuk penyiapan
pondasi dan penyiapan badan jalan yang akan dibangun. Perkerjaan ini dilakukan
berdasarkan elevasi terhadap gambar rencana yang ada. Seperti pada contoh gambar
berikut:
Garis biru putus – putus menunjukan elevasi tanah dilapangan, maka d butuhkan
pekerjaan galian untuk mencapai elevasi yang direncanakan untuk pengadaan jalan.
Pada gambar dapat dilihat ada dua jenis galian yaitu galian tanah biasa dan galian
tanah untuk drainase jalan.
Pekerjaan Tanah
GALIAN BIASA
Dalam pekerjaan tanah ada beberapa jenis pekerjaan galian diantaranya yaitu:
Galian Struktur, mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.
Modul SIB-07 : Pekerjaan Tanah Bab II : Pekerjaan Galian Pelatihan Site
Inspector of Bridge (SIB)II-2. Galian struktur terbatas untuk galian lantai
pondasi jembatan, tembok penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban
4
Pekerjaan Tanah
lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan galian struktur
meliputi penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat
kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.
Pekerjaan Tanah
Langkah pelaksanaan pekerjaan galian sebagai berikut
Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan
dilakukan perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan pekerjaan
selanjutnya semua galian akan diberi rambu peringatan dan penghalang yang
cukup untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pekerjaan Tanah
2.1.4. PENGGUNAAN DAN PEMBUANGAN BAHAN GALIAN
Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana
memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan
atau penimbunan kembali.
Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah
kompresif yang akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau yang
mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak
dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan
permanen.
Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan,
harus dibuang dan diratakan di luar Daerah Milik Jalan (DMJ).
Untuk galian biasa, galian batu dan galian struktur, Kelandaian akhir,
garis dan formasi sesudah galian tidak boleh lebih dari 2 Cm dari yang
ditentukan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
pada setiap titik.
Pekerjaan Tanah
Untuk galian biasa, galian batu , Jika galian telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air, permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan
Pengaman pekerjaan yaitu, hasil dari identifikasi resiko bahaya yang mungkin
terjadi saat pelaksanaan pekerjaan. Sehingga pada pengamanan ini telah
didapat bagaimana cara mengurangi resiko dan penanganan jika resiko
kecelakaan kerja terjadi. Pengamana pekerjaan penggalian antara lain:
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian
tanah yang lebih dari 5 m harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 m.
Pekerjaan Tanah
terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam
galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui dan telah dipadatkan.
Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya
untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana
mestinya dan cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak
yang dapat membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi
galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja,
berada di bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan
seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya
memantau keamanan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian
cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia
pada tempat kerja galian.
Pekerjaan Tanah
Berikut contoh rambu peringatan dan alat pelindung diri:
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan
untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan
drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan
cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara
sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam
pengeringan dengan pompa.
10
Pekerjaan Tanah
2.2. PEKERJAAN TIMBUNAN
11
Pekerjaan Tanah
yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau
dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25
atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258
sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai
bahan timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas
/ PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-
1994).
Pekerjaan Tanah
memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai dengan
SNI 03-1742-1989.
Bahan timbunan pilihan dapat berupa pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat nilai CBR setelah dilakukan pengujian
dilapangan yaitu senilai 17,5%
13
Pekerjaan Tanah
2.2.3. PROSEDUR TIMBUNAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini menggunakann Motor grader sebagai alat hampar,
Vibro Roller sebagai pemadat dan Dump truck sebagai transport material.
Urutan Pelaksanaan :
14
Pekerjaan Tanah
Setelah gambar design penampang melintang disetujui,
kemudiandilaksanakanpemasangan patok-patok elevasi (bowplang).
Setelah itu, material dari Quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truk,
dan pada lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta
water tank untuk menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar
air yang telah disepakati bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Material dihampar dengan Motor grader secara per layer dengan tebal
hampar maksimum 20 cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh vibro
Roller yang juga telah disepakati jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.Kemudian. apabila penghamparan dilaksanakan pada saat
terik matahari yangmengakibatkan material menjadi kering dan terburai oleh
hembusan angin makasegera dilakukan penyiraman air dengan water tank.
Motor Grader
Vibro roller
Dump truck
Water tank
15
Pekerjaan Tanah
2.2.4. PENGENDALIAN MUTU
Pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan bahan atau sumber
bahannya dapat diamati. Untuk setiap 1.000 m3 bahan timbunan yang
diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu
pengujian Nilai Aktif.
Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum
yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
16
Pekerjaan Tanah
sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan
kembali yang telah selesai dikerjakan. Untuk timbunan, paling sedikit 1
rangkaian pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1.000
m3 bahan timbunan yang dihampar.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan.
Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu
drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa
pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang
berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistim drainase permanen.
Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian
kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan. Segala pihak yang
terlibat harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, untuk meminimalisir
resiko yang mungkin terjadi.
17
Pekerjaan Tanah
rusak berat, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan
Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi
Beraspal di daerah jalur lalu-lintas (termasuk jalur tempat pemberhentian dan
persimpangan).
Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan
motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa
penambahan bahan baru.
Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan
minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan
berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan
ditempatkan diatasnya.
18
Pekerjaan Tanah
2.3.3. PELAKSANAAN PENYIAPAN BADAN JALAN
19
Pekerjaan Tanah
menjamin ke-efektifan drainase, dengan demikian dapat mencegah
kerusakan tanah dasar atau permukaan jalan oleh aliran air permukaan.
Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti
oleh penghamparan lapis pondasi bawah, maka permukaan tanah dasar
dapat menjadi rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar
yang tidak dapat dilindungi pada setiap saat harus dibatasi sedemikian rupa
sehingga daerah tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan
yang tersedia dan Kontraktor harus mengatur penyiapan tanah dasar dan
penempatan bahan perkerasan dimana satu dengan lainnya berjarak cukup
dekat.
Bahan
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis
Pondasi Agregat, atau tanah asli di daerah galian yang memenuhi syarat.
Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih
rendah 1 cm dari yang disyaratkan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki
kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air
permukaan.
20
Pekerjaan Tanah
2.4. CARA KHUSUS PELAKSANAAN JALAN PADA DAERAH RAWA
Cara : dengan berat timbunan, beban tambahan, berat timbunan ditambah dengan
bahan peledak, pemancaran air.
Selain itu, suatu parit selebar timbunan jalan diledakkan dan segera
ditimbun kembali dengan material yang baik.
21
Pekerjaan Tanah
2.4.4. METODE RELATIF
22
Pekerjaan Tanah
2.4.8. METODE PEMANCARAN MANDREL
Pada saat bor dicabut, pasir yang mengisi rongga diberikan melalui
bagian tengah batang bor.
23
Pekerjaan Tanah
8. Pekerja terjatuh kedalam galian
9. Dan lainya.
1. keadaan tanah
2. air tanah
3. jaringan utilitas dibawah tanah (listrik, air, gas )
1. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja, lakukan
pemeriksaan.
2. Lakukan pemeriksaan seminggu sekali untuk
1. mesin-mesin
2. peralatan
3. penyangga
4. jalan keluar dll
PEMILIK
KONSULTAN
KONTRAKTOR
PENGELOLA
24
Pekerjaan Tanah
2.5.4. SASARAN K3
Untuk menjamin dan meningkatkan keamanan total dari ancaman Resiko bahaya
yaitu dengan cara
Life Safety
Property Safety
Environmental Safety
25
Pekerjaan Tanah
2.5.6. PENGENDALIAN RESIKO
26
Pekerjaan Tanah
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN:
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
27
Pekerjaan Tanah
DAFTAR PUSTAKA
28
Pekerjaan Tanah
LAMPIRAN 1
Jalan Raya Gubeng ini amblas sepanjang 30 meter dengan lebar 10 meter dan
kedalaman 10 meter hingga membentuk lubang besar menganga. Fenomena ini mirip
dengan fenomena alam sinkhole.
Sinkhole adalah fenomena saat seberkas tanah turun di area tertentu atau jatuh
kebawah dengan gerakan vertical dengan kedalaman yang cukup dalam.
29
Pekerjaan Tanah
LAMPIRAN 2
Rambu Rambu K3
30
Pekerjaan Tanah
2. Rambu Rumbu Umum di Lapangan
31
Pekerjaan Tanah