Anda di halaman 1dari 41

JAKARTA, 18 NOVEMBER 2019

TUJUAN PENGAJARAN

Tujuan Umum:
Peserta mengetahui peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
terkait pelaksanaan K3.

Tujuan Khusus:
Peserta dapat mematuhi dan menjalankan peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya terkait K3 dengan baik.
DASAR HUKUM
• UUD 1945
• UU No. 3/1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No.120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-
Kantor
• UU No. 14/1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
• UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan
• UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
• UU No. 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• UU No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
• UU No. 02/2017 Tentang Jasa Konstruksi pengganti UU No. 18/1999 Tentang Jasa
Konstruksi
DASAR HUKUM
• PP No. 28/2000 beserta perubahannyaTentang Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Sedang
• PP No. 29/2000 beserta perubahannya Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi proses
revisi
• PP No. 30/2000 beserta perubahannyaTentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
• PP No. 50/2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)
• PP No. 44/2015 Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
• Perpres No. 16/2018 Tentang Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
• Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
• Permen PU No. 05/2014 Tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU
• Peraturan Menteri PU No 07/PRT/M/2019 Tentang Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi Melalui Penyedia
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1987 tentang Tata cara Pembentukan P2K3 dan Pengangkatan
Ahli K3
• Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
DASAR HUKUM

• Keputusan Bersama Menaker-MenPU No. 174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi.
• SE Menteri PU No. 13/SE/M/2012 Tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada
Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian PU
• SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tanggal 24 Agustus 2004 Perihal Pencegahan
Kecelakaan Kerja Pada Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
• Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 2/M/BW/BK/1984 Tentang Pengesahan APD
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

UU No 2/2017 pengganti UU No 18/1999 tentang Jasa UU No 1/1970 UU No 13/2003


Konstruksi tentang tentang
Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan

1. PP no 28/2000 tentang Usaha dan Peran Jasa


Konstruksi & Perubahannya
PP No 50/2012 tentang Penerapan
2. PP no 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Konstruksi & Perubahannya
Kesehatan Kerja (SMK3)
3. PP no 30/2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi
(akan diganti dengan (Rancangan) PP tentang Peraturan
Pelaksanaan UU no 2/2017 tentang Jasa Konstruksi)

Permen PU no 05/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU


DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
UU No 2/2017 tentang Jasa Konstruksi
• Keamanan dan keselamatan menjadi asas Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• Terwujudnya keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun adalah tujuan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi melalui penataan sistem Jasa Konstruksi

Permen PUPR No 5/2014 tentang Pedoman SMK3 Bidang PU


• Penerapan SMK3 Konstruksi • Rencana K3 Konstruksi melekat pada kontrak
• K3 pada dokumen pemilihan • Ahli/petugas K3
• Tugas Tanggung Jawab Wewenang • Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi

Permen PUPR No 28/2015 tentang Pedoman AHSP Bidang Pekerjaan Umum


• Perhitungan biaya untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bersifat umum
dialokasikan dalam Biaya Umum
• Keperluan K3 bersifat khusus diakomodir dalam AHSP Khusus K3

Permen PUPR 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia
Biaya penyelenggaraan K3 dan Keselamatan Konstruksi harus diperhitungkan tersendiri dalam
total biaya penawaran, dengan besaran biaya berkisar sesuai dengan kebutuhan
Peraturan Perundang-undangan K3
UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja


Pasal 9:
Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan,
pemeliharaan moril kerja serta perlakukan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama.
Pasal 10:
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja

8
Peraturan Perundang-undangan K3
UU NO. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Bab I Tentang Istilah-istilah


• Pasal 1 (1)“tempat kerja” ialah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap di ruang kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya yang diperinci dalam pasal
2, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
• Pasal 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu
tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
• Pasal 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ditaatinya Undang-undang ini.

9
Peraturan Perundang-undangan K3
UU
UU NO.
NO. 1
1 Tahun
Tahun 1970
1970 Tentang
Tentang Keselamatan
Keselamatan Kerja
Kerja

Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi


Pasal 2 (1)
K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air,
maupun di udara dalam wilayah Republik Indonesia.
Pasal 2 (2) . c
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan dibawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan.

10
Peraturan Perundang-undangan K3
UU NO. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Pasal 14 Pengurus diwajibkan :


a. Secara tertulis menempatkan semua syarat keselamatan kerja (UU &
semua peraturan pelaksanaan yang berlaku)
b. Memasang gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan.
c. Menyediakan secara cuma-cuma semua perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja dan menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat kerja.

11
Peraturan Perundang-undangan K3
UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan

Pasal 23:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan
kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) dan Ayat (3)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

12
Peraturan Perundang-undangan K3
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.

Pasal 14
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
Indonesia, wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial.

13
UNDANG-UNDANG NO 02 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
(K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, menteri dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
teknis terkait memperhatikan kondisi
geografis yang rawan gempa dan Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
kenyamanan lingkungan terbangun a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
Ayat Ayat c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
5 Pasal 2 pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau
59 teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi

Standar K4 paling sedikit meliputi:


Ayat Ayat a. mutu bahan;
4 3 b. mutu peralatan;
c. K3;
d. prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
Standar K4 setiap produk Jasa Konstruksi e. mutu hasil pelasanaan jasa konstruksi;
diatur oleh menteri teknis terkait sesuai f. operasional dan pemeliharaan;
dengan kewenangannya g. perlindungan sosial tenaga kerja;
h. pengelolaan lingkungan hidup
REGULASI K3
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

KETENTUAN UMUM
• “Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan kesehatan serta
kenyamanan gedung”
PELAKSANAAN TEKNIS K3
• Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
• Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
• Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
• Kelengkapan sarana pengolahan limbah
• Kelengkapan sarana kenyamanan gedung

15
REGULASI K3
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86:
Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.

BAB XVI
Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif:
Ketentuan Pidana:
 Barang siapa yang melakukan pelanggaran yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan dikenakan sanksi
pidana penjara antara 1 (satu) bulan sampai 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah)
sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Sanksi Admistrasi:
 Sanksi Administrasi atas pelanggaran ketentuan-ketentuan berupa:
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Pembatasan kegiatan usaha
d. Pembekuan kegiatan usaha
e. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi
f. Pencabutan izin 16
REGULASI K3

PP No 28 Tahun 2000 beserta perubahannya


tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
Pasal 10 ayat (1): Kriteria risiko pada pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 terdiri dari:
a. kriteria risiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak
membahayakan keselamatan umum dan harta benda;
b. kriteria risiko sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat
berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda, dan jiwa manusia;
c. kriteria risiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko
sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan
lingkungan.

17
REGULASI K3

PP No. 29/2000 beserta perubahannya


Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

• Pasal 15 : Kewajiban dan Hak Pengguna Jasa


Memberikan penjelasan tentang resiko pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya yang dapat
timbul dalam pekerjaan konstruksi dan mengadakan peninjauan lapangan apabila diperlukan.
• Pasal 17 : Kewajiban dan Hak Penyedia Jasa
Menyusun dok penawaran yang memuat rencana metode kerja, rencana usulan biaya, tenaga
terampil dan tenaga ahli, rencana dan anggaran K3.
• Pasal 23 : Kontrak Kerja Konstruksi
Memuat hak dan kewajiban para pihak dalam kontrak kerja konstruksi.
• Pasal 30 : Jaminan Terwujudnya Tertib Penyelenggraan pekerjaan Konstruksi
Keteknikan meliputi keselamatan umum; Keamanan keselamatan tempat kerja; Perlindungan
sosial tenaga kerja; Tata Lingkungan setempat
18
REGULASI K3
PP No. 30 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jakon
Pasal 6 ayat (4):
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan guna tertib usaha, tertib
penyelenggaraan, tertib pemanfaatan Jasa Konstruksi mengenai antara lain: ketentuan
keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan umum, keselamatan ketenagakerjaan dan
lingkungan.
Pasal 8:
Pembinaan jasa konstruksi terhadap pengguna jasa dilakukan unt menumbuhkan pemahaman
dan kesadaran akan hak dan kewajiban pengguna jasa dalam pengikatan dan penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi
Pasal 10 :
Pembinaan jasa jonstruksi terhadap Masyarakat dilakukan unt menumbuhkan pemahaman
akan peran strategis jasa konstruksi dalam pembangunan nasional, keadaran akan hak dan
kewajiban guna mewujudkan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan pemanfaatan
19
REGULASI K3

PP No. 50 Tahun 2012


Tentang Penerapan SMK3
Terdapat 6 BAB, 22 Pasal dan 3 lampiran

Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.

Pasal 4:
Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan SMK3
sebagaimana dimaksud pd ayat (1) sesuai dgn kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan
Per-UU.
Pasal 5:
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Pasal 19:
Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap pelaksanaan
penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuaia dgn ketentuan peraturan Per-UU
20
REGULASI K3
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan SMK3
Lampiran I:
Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Lampiran II:
Pedoman Penilaian Penerapan SMK3
Lampiran III:
Formulir Laporan Audit SMK

21
REGULASI K3

Bukti Penerapan SMK3 oleh Perusahaan dengan sertifikat SMK3 perusahaan yang dikeluarkan
oleh Lembaga Audit Sertifikat SMK3 di Indonesia yang sudah diakreditasi oleh Kementerian
Ketenagakerjaan berdasarkan PP No. 50/2012

Pelaksanaan Penerbitan
Pengajuan Surat Penerbitan
Audit Sertifikasi Sertifikat SMK3
Permohonan Jadwal Audit
SMK3 apabila
Audit SMK3 SMK3
Perusahaan dinyatakan Lulus

Perusahaan yang wajib memiliki Sertifikat SMK3:


1. Perusahaan yang sudah mempekerjakan karyawan/Pekerja/buruh lebih dari 100 orang
2. Perusahaan yang bidang usahanya mempunyai potensi bahaya tinggi

Audit dilakukan oleh Lembaga Audit Sertifikat SMK3 di Indonesia yang telah ditunjuk secara resmi
oleh Kementerian Ketenagakerjaan
22
REGULASI K3

PP No. 44/2015 Penyelenggaraan Jaminan


Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian

Pasal 1
Ayat 1, Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa uang tunai dan/atau
pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja.
Ayat 6, Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.
Pasal 4
Ayat 1, Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai
Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
REGULASI K3

PP No. 44/2015 Penyelenggaraan Jaminan


Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Bagian Kedua
Besarnya Iuran dan Manfaat
Pasal 54 dan Pasal 55

Tarif
Nilai Proyek
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Jaminan Kematian (JKM) Total (JKK+JKM)
Rp 0 s.d. Rp 100 juta 0,21% 0,03% 0,24%
Rp 100 juta s.d. Rp 500 juta 0,17% 0,02% 0,19%
Rp 500 juta s.d. Rp 1 milyar 0,13% 0,02% 0,15%
Rp 1 milyar s.d. Rp 5 milyar 0,11% 0,01% 0,12%
> Rp 5 milyar 0,09% 0,01% 0,10%
REGULASI K3

SKB MENAKER dan MENTERI PU


No: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi

Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang


melibatkan bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi dan
tenaga kerja, dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja
serta pertimbangan bahwa tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi
selaku sumber daya yang membutuhkan bagi kelanjutan
pembangunan, perlu memperoleh perlindungan keselamatan kerja,
khususnya terhadap ancaman kecelakaan kerja.
25
REGULASI K3

SKB MENAKER dan MENTERI PU


No: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi

 PASAL 2, KONTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT –SYARAT K3


 PASAL 3, MENTERI PU MEMBERI SANKSI ADMINISTRASI
 PASAL 4, KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN MENTER PU
 PASAL 5, AHLI K3 KONSTRUKSI
 PASAL 6, PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM

26
REGULASI K3
SKB MENAKER DAN MENTERI PU
No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
PEDOMAN :
• BAB I ADMINISTRASI  KEWAJIBAN KONTRAKTOR terhadap K3 TERMASUK BIAYA YANG
TIMBUL.
 PETUGAS K3 FULL TIME > 100 ORANG
TK > 100 ORANG, MEMBENTUK (P2K3)
• BAB II S/D XIV : PERSYARATAN TEKNIS YANG HARUS DIPENUHI
• Bab III : Perancah (Scaffolding)
• Bab IV : Tangga Kerja Lepas dan Tangga Kerja Sementara
• Bab V : Peralatan untuk Mengangkat (Lifting Appliance)
• Bab VI : Tali, rantai dan Perlengkapan lainnya
• Bab VII : Permesinan
• Bab VIII: Peralatan
• Bab IX : Pekerjaan Bawah Tanah
• Bab X : Penggalian –penggalian
• Bab XI : Pemancangan Tiang Pancang
• Bab XII : Pengerjaan Beton
• Bab XIII : Operasi lainnya dalam pembangunan Gedung
• Bab XIV : Pembongkaran (Demolition) 27
REGULASI K3
Permenaker No. 1/1980
Keselamatan & Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
Pasal 3:
1. Pada setiap pekerjaan konstruksi banguanan harus diusahakan pencegahan atau
dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
2. Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit K3, hal tersebut
harus diberitahu kepada setiap tenaga kerja.
3. Unit K3 tersebut meliputi usaha-usaha terhadap: kecelakaan, peledakan,
penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha
penyelamatan.
REGULASI K3

Permenaker No. 4/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja P2K3 dan Pengangkatan Ahli K3
Pasal 1:
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut P2K3 ialah badan
pembantu di tempat kerja yang meruakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Pasal 2:
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3
Pasal 3:
Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan
Pasal 4:
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
REGULASI K3 Permen 05/PRT/M/2014 Tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang PU
Pasal 2
Ayat (1)
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam
penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
Ayat (2)
Tujuan diberlakukanya Permen PU ini agar SMK3K Bidang PU dapat diterapkan secara konsisten
untuk:
a. Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang terencana, terukur, terstruktur dan
terintegrasi.
b. Dapat mencegah dan mengurangi K3
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien, untuk mendorong
produktivitas.
Ayat (3)
Instansi di luar Kementerian Pekerjaan Umum dapat menggunakan pedoman ini.
*akan dijelaskan lebih lanjut pada Materi Permen PU No. 05/2014
REGULASI BIAYA K3
Peraturan Menteri PUPR Nomor 07 Tahun 2019

Komponen/item pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja


serta Keselamatan Konstruksi
• Dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
• Dengan besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
Perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta
Keselamatan Konstruksi
• Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
• Sosialisasi dan Promosi;
• Alat pelindung kerja (APK) atau alat pelindung diri (APD);
• Asuransi dan perizinan;
• Personel K3;
• Fasilitas prasarana kesehatan;
• Rambu- rambu yang diperlukan;
• Konsultansi dengan ahli keselamatan konstruksi; dan
• Lain- lain terkait pengendalian risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi

Apabila tidak menyampaikan perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan


dan kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi maka dinyatakan gugur.
REGULASI BIAYA K3
Matriks Peraturan Menteri PUPR

Permen PU 5/2014 dan Permen PU Permen PUPR 7/2019


SE Menteri 66/2015 28/2016
Item biaya K3 1. Penyiapan RK3K; Biaya K3 yang 1. Penyiapan RKK,
2. Sosialisasi dan promosi K3; bersifat umum 2. Sosialisasi dan promosi K3,
3. Alat pelindung kerja; sesuai Permen 3. Alat pelindung kerja/diri,
4. Alat pelindung diri; PU 5/2014 4. Asuransi dan perijinan,
5. Asuransi dan perijinan; 5. Personel K3,
6. Personil K3; 6. Fasilitas prasarana kesehatan,
7. Rambu-rambu yang diperlukan,
7. Fasilitas sarana kesehatan;
8. Konsultasi dengan ahli keselamatan
8. Rambu-rambu; dan
konstruksi,
9. Lain-lain terkait
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko
pengendalian risiko K3.
K3 dan Keselamatan Konstruksi

Alokasi Umum Umum Daftar Kuantitas dan Harga


REGULASI BIAYA K3
Matriks Peraturan Menteri PUPR
1. Pada ketentuan pada Permen PU 5/2014, SE Permen PU 66/2015 dan Permen PU 28/2016 disebutkan bahwa
biaya K3 masuk dalam Biaya Umum, sedangkan dalam Permen PUPR 7/2019 disebutkan bahwa biaya K3
memiliki mata pembayaran tersendiri, yaitu mata pembayaran penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan
Kerja serta Keselamatan Konstruksi (yang akan dijumlah secara total dengan mata pembayaran umum, mata
pembayaran pekerjaan utama dan mata pembayaran lainnya menjadi total harga penawaran).
2. Usulan agar ketentuan biaya K3 dalam Permen PU 5/2014, SE Permen PU 66/2015 dan Permen PU 28/2016
selaras dengan ketentuan biaya K3 dalam Permen 7/2019 adalah:
a. PPK dalam menyusun HPS harus mengikuti aturan dalam Permen PU 28/2016 karena Permen ini mengatur
mengenai perhitungan analisa harga satuan pekerjaan.
b. Sebelum menyampaikan dokumen pemilihan ke Pokja Pemilihan, PPK harus mengubah HPS yang sudah
disusun sebelumnya (yang mengacu kepada Permen PU 28/2016) dengan mengikuti ketentuan yang ada di
Permen PU 7/2019 dimana biaya K3 masuk dalam mata pembayaran tersendiri, yaitu mata pembayaran
penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi.
c. Mata pembayaran penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi dihitung
berdasarkan kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Nilai HPS dengan perhitungan AHSP yang mengacu pada Permen PU 28/2016 harus sama dengan nilai HPS
yang mengacu pada ketentuan Permen PUPR 7/2019 dimana biaya K3nya memiliki mata pembayaran
tersendiri, yaitu mata pembayaran penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan
Konstruksi.
REGULASI BIAYA K3 TAHAP PEMILIHAN PENYEDIA

1 2 3 4 5
Permen SE Menteri PUPR SE Menteri PUPR Permen Permen
28/PRT/M/2016 No 66/SE/M/2015 No 14/SE/M/2018 07/PRT/M/2019 05/PRT/M/2014
Biaya K3 dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan Biaya K3 dialokasikan
Biaya K3 dialokasikan dalam biaya umum besaran biaya berkisar antara 1.0% sampai 2.5% dari nilai pekerjaan
atau sesuai dengan kebutuhan dalam biaya umum

Pedoman Biaya Pemberlakuan Standar dan Pedoman Sistem


Analisis Harga Penyelenggaraan Standar Dokumen Pedoman Manajemen
Satuan Pekerjaan Sistem Pemilihan Pengadaan Jasa Keselamatan dan
Pengadaan Jasa
Bidang Pekerjaan Manajemen Konstruksi Kesehatan Kerja
Konstruksi Tahun
Umum Keselamatan dan Melalui Penyedia (SMK3) Konstruksi
Anggaran 2019
Kesehatan Kerja Bidang Pekerjaan
(SMK3) Umum
Konstruksi
Bidang Pekerjaan
Umum

TAHAP PRAKONSTRUKSI
REGULASI BIAYA K3

SE MENTERI PUPR SE MENTERI PUPR PERMEN PUPR


No. 10/SE/M/2018 No. 14/SE/M/2018 No. 07/PRT/M/2019

Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan


kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi dimasukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan besaran biaya
berkisar antara 1.0% sampai 2.5% dari nilai pekerjaan atau sesuai
dengan kebutuhan.
REGULASI BIAYA K3
PERMEN PU No.
PERMEN PUPR No. 07/PRT/M/2019
05/PRT/M/2014
Pasal 20 Ayat 1 Lampiran II BAB III
Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Komponen/Item pekerjaan penyelenggaraan
PU dialokasikan dalam biaya umum yang keamanan dan kesehatan kerja serta Keselamatan
mencakup: Konstruksi dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
1. Penyiapan RK3K dan Harga dengan besaran biaya sesuai dengan
2. Sosialisasi dan Promosi K3 kebutuhan, minimal mencakup:
3. Alat Pelindung Kerja 1. Penyiapan RKK
4. Alat Pelindung Diri 2. Sosialisasi dan Promosi K3
5. Asuransi dan Perijinan 3. Alat Pelindung Kerja/Diri
6. Personil K3 4. Asuransi dan Perizinan
7. Fasilitas sarana kesehatan 5. Personel K3
8. Rambu-rambu 6. Fasilitas prasarana kesehatan
9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 7. Rambu-rambu yang diperlukan
8. Konsultasi dengan ahli keselamatan
konstruksi, dan
*Detail item K3 akan disampaikan pada Materi K3 Konstruksi 9. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3 dan
dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Keselamatan Konstruksi
REGULASI K3

Surat Edaran Menteri PU No 13/2012


tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS
Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian PU

• Maksud: untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan penanggulangan HIV dan
AIDS pada sektor kontruksi di Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada
proyek-proyek konstruksi bersumber dana APBN.
• Tujuan: agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor konstruksi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan umum dilaksanakan mengikuti langkah-langkah
dan upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
REGULASI K3

PERSYARATAN LAINNYA
• UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.13/MEN/X/2011 Tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja

• Permenaker No.3/Men/1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes

• Permenaker No.3/Men/1986 Tentang Syarat K3 di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida


• Permenegara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012, Tentang Jenis Rencana Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Amdal
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998, Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 51/Men/1999 Tentang Faktor Fisika di Tempat Kerja
• Kepmenaker No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
• SE Menteri Tenaga Kerja No. SE- 1 tahun 1997 – Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja
38
REGULASI K3

 SNI:
PERSYARATAN LAINNYA
• SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Semen Portland
• SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
• SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan
Rumah dan Gedung
 Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
• Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan
kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari
resiko kecelakaan.
• Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time) untuk
mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
• Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia pembina
keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia
Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek. 39
REGULASI K3

PERSYARATAN LAINNYA

SNI:
• SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Semen Portland
• SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
• SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada
Bangunan Rumah dan Gedung
Iman Purwoto, ST, MT, IPM
Telp. : 0813-1012-2022
Email : i.purwoto@gmail.com

Pusat Pembinaan Pelatihan Sertifikasi Mandiri


Jl. Pluit Raya Kav. 12 Blok A5
Penjaringan – Jakarta Utara (14440)
Telp. 021-6622925

Kantor LPJK Kepulauan Riau


Jl. Engku Putri No. 39 H
Tanjungpinang – Kepulauan Riau
Telp. 0771-4502435
Email: kepri@lpjk.net

Anda mungkin juga menyukai