Anda di halaman 1dari 149

KONTRAK DAN PELAKSANAAN

PROYEK KONSTRUKSI

Pertemuan 4:
Dokumen SMKK (1) Regulasi-Format dan konten
dokumen (2) Evaluasi Dokumen SMKK pada PCM
SMKK
(SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI)

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah


bagian dari sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dalam rangka menjamin terwujudnya “keselamatan konstruksi”,
yaitu pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan
keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan
lingkungan.

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


SMKK
(SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI)

(1)Regulasi, Format dan Konten Dokumen SMKK


(2)Evaluasi Dokumen SMKK pada Pre- Construction
Meeting

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


Undang-Undang No 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Undang_Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22
REGULASI Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi
Terkait
Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi
SMKK

Peraturan PUPR Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan


Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

SE N0.10/SE/N/ Tahun 2022 tentang Panduan Operasional Tertib


Penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
4
Peraturan dan Perundangan Kementerian Tenaga Kerja

7/44
DAFTAR PERATURAN DAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 DARI KEMENTERIAN TENAGA KERJA

7/44
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

DIFINISI

Petugas Keselamatan Konstruksi adalah orang yang memiliki kompetensi khusus di


bidang Keselamatan Konstruksi dalam melaksanakan dan mengawasi penerapan SMKK
yang dibuktikan dengan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi

Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi adalah tanda bukti pengakuan kompetensi


tenaga kerja konstruksi.

7/44
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB I-ISTILAH
PASAL 1

(1) TEMPAT KERJA UNSUR TEMPAT KERJA


MELIPUTI:
• RUANGAN/ LAPANGAN • PENGURUS
• TERTUTUP/ TERBUKA • SUMBER BAHAYA
• USAHA
• BERGERAK/ TETAP
(2) PENGURUS: PUCUK PIMPINAN (BERTANGGUNG JAWAB/ KEWAJIBAN)
(3) PENGUSAHA: ORANG/ BADAN HUKUM YANG MENJALANKAN USAHA ATAU TEMPAT
KERJA

8/44
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB 2-RUANG LINGKUP
PASAL 2
1. TEMPAT KERJA, DALAM WILAYAH HUKUM REPUBLIK INDONESIA
A. DARAT, TANAH, UDARA
B. PERMUKAAN AIR, DALAM AIR
C. UDARA
2. RINCIAN TEMPAT KERJA, TERDAPAT SUMBER BAHAYA YANG BERKAITAN DENGAN:
A. KEADAAN MESIN/ ALAT/ BAHAN
B. LINGKUNGAN KERJA
C. SIFAT PEKERJAAN
D. CARA KERJA
E. PROSES PRODUKSI
3.KEMUNGKINAN UNTUK PERUBAHAN ATAS RINCIAN TEMPAT KERJA

9/44
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat perlindungan diri pada para pekerja.

10/44
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

11/44
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat
kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan
orang, binatang, tanaman atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis
bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan
bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan
pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
UU 2 tahun 2017 UU 11 tahun 2020
tentang Jasa Konstruksi tentang Cipta Kerja Pasal 52
Ps. 4 ayat 1 huruf c Perubahan Ketentuan UU 2/2017
Ps. 5 ayat 3

Pemerintah Pusat bertanggung Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam


jawab atas terselenggaranya Pasal 4 ayat (l) huruf c, Pemerintah Pusat memiliki
Jasa Konstruksi yang sesuai kewenangan
a. mengembangkan Standar Keamanan,
dengan Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberianjutan
Keselamatan, Kesehatan, dan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Keberlanjutan b. menyelenggarakan pengawasan penerapan
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan
pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha
Jasa Konstruksi;
Ay
Ayat at
1 2
Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Konstruksi, Pengguna Jasa dan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa, dan Penyedia
Jasa wajib memenuhi standar Keamanan,
Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Ps 59 Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
dan Keberlanjutan. Peraturan Pemerintah.
SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA Pasal 70

(1) Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki
Sertifikat Kompetensi Kerja.
(2) Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja
konstruksi yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
(3) Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui uji
kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja.
25/
08/

(4) Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diregistrasi oleh
14
20
18

Menteri.
(5) Pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh
lembaga sertifikasi profesi.
(6) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib mengikuti
ketentuan pelaksanaan uji kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
15/44
SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA Pasal 71

(1) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (5) dapat dibentuk oleh:
a. asosiasi profesi terakreditasi; dan
b. lembaga pendidikan dan pelatihan yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
(2) Akreditasi terhadap asosiasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan oleh
Menteri kepada asosiasiprofesi yang memenuhi persyaratan:
a. jumlah dan sebaran anggota;
b. pemberdayaan kepada anggota;
15
c. pemilihan pengurus secara demokratis;
d. sarana dan prasarana di tingkat pusat dan daerah; dan
e. pelaksanaan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(3) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan lisensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan setelah mendapat rekomendasi dari Menteri.
15

16/44
17/44
18/44
19/44
20/44
21/44
22/44
23/44
SUBLAMPIRAN PERMEN PUPR NO 10 /2021 TENTANG SISTEM
MANAJAMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

A. Tugas, Tanggung jawab dan Wewenang Pengguna dan Penyedia


B. Tata Cara PMPM Keselamatan Konstruksi
C. Rancangan Konseptual SMKK
D. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
E. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi
F. Program Mutu
G. Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKLPP)
H. Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan
I. Laporan Pelaksanaan
J. Kriteria Penentuan Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi
K. Komponen Penerapan Kegiatan SMKK

24/44
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

- Per .Menaker No. 04/1980 - APAR


- Per. Menaker No. 37/2016 - K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbuna
n
- Per. Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik
- Per. Menaker No. 03/1985 - K3 Pemakaian Asbes
- Per. Menaker No. 38/2016 - K3 Pes. Tenaga & Prod.
- Per. Menaker 05/2018: K3 Lingkungan Kerja

25/44
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

- Per. Menaker No. 03/1998 - Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

- Per. Menaker No. 12/2015 - K3 Listrik di Tempat Kerja


- Per. Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
- Per. Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kualifikasi Juru Las

26/44
MELAKSANAKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG
TELAH DIPILIH SESUAI DENGAN
DOKUMEN SMKK
5 (LIMA) ELEMEN SMKK
RENCANA KESELAMATAN
KONSTRUKSI (RKK)
Kepemimpinan dan partisipasi
1 tenaga kerja dalam
Keselamatan Konstruksi
RKK
2 Perencanaan Keselamatan
Konstruksi

3 Dukungan Keselamatan
Konstruksi

4 Operasi Keselamatan
Konstruksi

5 Evaluasi Kinerja Penerapan


SMKK
28/44
RKK PENGAWASAN
1 DISUSUN OLEH PENYEDIA JASA KONSULTANSI
PENGAWASAN

RKK MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

RKK
KONSTRUKSI
2 DISUSUN OLEH PENYEDIA JASA MANAJEMEN
PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI

RKK PELAKSANAAN PEKERJAAN


3 KONSTRUKSI
DISUSUN OLEH PENYEDIA JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI
29/44
PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
CONTOH SUMBER:
Definisi Bahaya  Orang
A  Material, Benda
 Alat
• Bahaya adalah segala kondisi yang dapat  Lokasi
merugikan baik cidera atau kerugian lainnya;  Metode Kerja
CONTOH KONDISI:
• Bahaya adalah segala sesuatu berupa sumber,
 lubang lantai tanpa railing
kondisi atau tindakan tidak selamat yang berpotensi
 lantai licin
mengakibatkan kerugian  jalan berlubang
 kabel listrik terkelupas,
Kerugian dapat berupa :  tepian lantai tanpa railing
 Cedera (fatalitas, luka berat, cacat, luka ringan)
 Kerusakan harta benda (alat, material, mesin dsb) CONTOH TINDAKAN:
 Kerusakan lingkungan (tanah, udara, dan air)
 mengemudi terlalu cepat
 Terganggunya proses  naik tanpa tangga
 Kombinasi dari semuanya.  bekerja tanpa APD
 bekerja tanpa kompetensi
30/44
PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
B Definisi Risiko dan Tingkat Risiko
Tingkat Risiko Keparahan
Risiko adalah kemungkinan akibat atau Kekerapan 1 2 3 4 5
kemungkinan terjadinya kerugian, yang 1 1 2 3 4 5
disebabkan karena terpapar oleh suatu 2 2 4 6 8 10
bahaya. 3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
Tingkat Risiko adalah perpaduan antara tingkat
kekerapan (frekuensi, probability) dan tingkat
keparahan (besarnya akibat, severity) yang Keterangan
merupakan besaran dari kemungkinan kerugian 1-4 : Tingkat risiko kecil
dari suatu kecelakaan atau penyakit akibat kerja 5-12 : Tingkat risiko sedang
15-25 : Tingkat risiko besar

Tingkat Risiko = Tingkat Kekerapan x Tingkat Keparahan


31/44
PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
C Hirarki Pengendalian Risiko
HIRAR JENIS
FUNGSI CONTOH
KI PENGENDALIAN
• Menghindari bahaya dan risiko dengan
1 Eliminasi Meniadakan Bahaya dan Risiko
menggunakan robot dan remote control
Mengganti alat, material, metode, proses, • Memasang bola lampu dengan stick
2 Substitusi tata letak, dengan yang bahaya dan risikonya sebagai ganti tangga
lebih kecil • Mengganti panel asbes dengan panel GRC

Mencegah / mengurangi kemungkinan • Menggunakan perancah, tangga, platform


Rekayasa teknis dan railing ketika mengecor beton kolom
terjadinya kecelakaan dengan merubah tinggi > 2 m
3 Engineering
kondisi tidak selamat (unsafe condition)
• Memasang turap pada pekerjaan galian
Control menjadi kondisi yg selamat (safe condition) tanah, untuk mencegah longsor

Pengendalian • Untuk melaksanakan pekejaan berbahaya,


Mengurangi kemungkinan & keparahan selain menggunakan SOP harus mengikuti
Administratif terjadinya kecelakaan, dengan merubah prosedur ijin kerja, dengan lebih dulu
4 melakukan AKK
Administrative perilaku atau tindakan tidak selamat (unsafe
act) menjadi tindakan selamat (safe action). • Pelatihan dan sertifikasi, memasang rambu
Control rambu
• Menggunakan fullbody harness dan life line
Alat Pelindung Diri Melindungi dan mengurangi keparahan
5 ketika bekerja di ketinggian
(APD) cedera jika kecelakaan terjadi
• Menggunakan topeng ketika mengelas 32/44
JENIS JENIS BAHAYA

JENIS JENIS BAHAYA KESEHATAN


JENIS JENIS BAHAYA KESELAMATAN

• Kebisingan  Tuli
Meliputi semua bahaya yang menciptakan kondisi • Pencahayaan  Tingkat Paparan  Buta
kerja yang tidak selamat, karena terjadi kontak • Tekanan  Dosis – respon  Depresi
BAHAYA •
dengan energi tertentu. Misal:
Radiasi  Konsentrasi  Kanker
FISIK • Suhu ekstrim  Intensitas  Kelelahan Fisik
1. Bahaya ketinggian (energi gravitasi)
• Getaran  Lama paparan  Jaringan otot rusak
2. Bahaya struktur ambruk (energi mekanika) • Partikulat K  Silikosis, asbestosis
3. Bahaya kesetrum, meledak (energi listrik)  Flamable, eksplosif A  Tingkat Paparan R
BAHAYA  Iritasi Kulit
•G  Beracun D  Dosis – respon I
4. Bahaya benda bergerak (energi kinetik)  Keracunan
KIMIA •P  Iritan, Korosif  Konsentrasi
A S  Cacat Pance Indera
5. Bahaya tabrakan (energi kinetik) •C  Karsinogen,  Intensitas
I  Kanker, Alergi
6. Bahaya longsor (energi mekanik/gravitasi)
Alergen R  Lama paparan
• Virus  Intensitas K  DB, HIV, Malaria
7. Bahaya kebakaran (energi panas) BAHAYA • Serangga  Lama Paparan O  Inifeksi
W  
8. Bahaya terdsandung (enegi kinetik) BIOLOGI • Bakteri Imunitas Bisa/Racun
• Jamur, dll A  Sensitivitas  Alergi
9. Bahaya radiasi (energi radiasi)
• Salah posisi K  Sakit punggung
10. Bahaya lainnya yang umumnya termasuk
BAHAYA • Gerakan janggal T  Terkilir
 Lama Paparan
dalam kategori bahaya fisik.
ERGONOMI • Gerak monoton
U  Carpal Syndrome
• Letak tidak sesuai  Cacat permanen
BAHAYA • Stress beban kerja  Intensitas  Gangguan mental
PSIKOLOGI • Pelecehan, kekerasan  Imunitas  Depresi, Gelisah
• Intoleran, dll  Sensitivitas  Tidak konsentrasi
FAKTOR BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
1 FAKTOR FISIK 3 FAKTOR BIOLOGIK 5 FAKTOR PSIKOLOGIS
BAHAYA BENDA BERGERAK PENGARUH MAKHLUK HIDUP TERHADAP Sikap terhadap pekerjaan
MANUSIA DI TEMPAT KERJA
IKLIM/CUACA KERJA Hubungan dengan atasan
• Virus • Serangga
KEBISINGAN: Hubungan dengan bawahan
• Bakteri • Tumbuhan
GETARAN MEKANIK • Jamur • Binatang Berbisa Hubungan dengan teman

PENCAHAYAAN • Parasit • Binatang Buas Pengorganisasian kerja

PANAS Beban kerja, kelelahan

4 FAKTOR ERGONOMIS Kepuasan kerja


Imbalan
2 FAKTOR KIMIA • Bahaya yang timbul sebagai akibat Waktu istirahat, rekreasi
interaksi antara pekerja dengan
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran desain tempat kerja.
yang berdasarkan sifat kimia; fisika atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan
6 FAKTOR RADIOLOGIS
lingkungan.
ü Meminimalisir risiko kanker
Bahan sangat Cairan mudah
ü Manfaat kegunaan radiologi harus lebih
Bahan beracun
beracun terbakar
besar dari risiko paparan terkena radiasi
Cairan sangat
Gas mudah terbakar
Bahan mudah ü Jumlah dosis yang terima tidak melebihi
mudah terbakar meledak
batas maksimal dosis dan dilakukan
33
Bahan reaktif Bahan oksidator pada daerah kerja tertentu
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KESEHATAN
Faktor Kimia

Aspiksian (Gas-gas beracun)


• N2
• sesak napas
• Argon
• kekurangan oksigen
• Helium
• Pusing
• CO2
• Kejang
• C2H2
Iritasi (Kulit terkena HNO3) • hilang kesadaran
Iritasi (Kulit terkena H2SO4) Korosif (Terkena Natrium • dll
Hidroksida)
Faktor Fisik Faktor Biologik Faktor Ergonomis Faktor Psikologis Faktor Radiologis
• Terkena virus
• Dehidrasi
• Terkena • Lowback Pain
• Kelelahan
Bakteri • Nyeri sendi • Gangguan psikologis • Syaraf
• Struk
• Gatal • Perubahan • Emosional • Gangguan janin
• Gangguan Pendengaran
• Luka akibat postur tubuh • kanker
• Gangguan sendi
gigitan hewa
• Gangguan penglihatan
JENIS BAHAYA KONSTRUKSI
Technological
1 Hazard 5 Lifting Hazard

2 Structure Hazard 6 Traffic Hazard

Temporary Works
3 Hazard 7 Mechanical Hazard

Moving and
4 Vehicles Hazard
8 Electrical Hazard

34/44
SUMBER BAHAYA KONSTRUKSI
ORANG/ TENAGA KERJA
01

02 PERALATAN

03 BAHAN

METODE KERJA
04

05 LOKASI / LINGKUNGAN

35/44
Unsafe Condition & Unsafe Action
Unsafe Condition
adalah kondisi pekerjaan yang
belum terlindung dari bahaya,
risiko, dan kerugian
Keselamatan adalah kondisi terlindung
dari bahaya, risiko, atau cedera atau
kerugian

Unsafe Action
25/
08/

37
20
18

adalah perilaku atau sikap dari pekerja atau orang di


tempat kerja yang tidak mematuhi/ tidak sesuai
dengan persyaratan, prosedur standar keselamatan
dan kesehatan kerja

Kesehatan adalah kondisi fisik, mental, dan sosial


yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya
penyakit atau kelemahan.
36/44
DEFINISI KECELAKAAN KONSTRUKSI
KECELAKAAN KONSTRUKSI TEORI KECELAKAAN
Suatu kejadian akibat kelalaian pada tahap ACCIDENT PRONENESS THEORY
pekerjaan konstruksi karena tidak Terdapat orang tertentu yang dari bawaan
terpenuhinya Standar Keamanan, pribadinya lebih rawan kecelakaan dibandingkan
Keselamatan,Kesehatan dan Keberlanjutan orang lain
yang mengakibatkan harta benda, waktu kerja, GOALS FREEDOM ALERTNESS THEORY
kematian, cacat tetap dan/atau kerusakan
lingkungan. Pekerja yang diberi kebebasan untuk menetapkan
target kerjanya sendiri akan menghasilkan hasil
kerja yang lebih berkualitas dan berperilaku lebih
aman.
ADJUSTMENT STRESS THEORY
39

Terdapat faktor negatif dalam lingkungan kerja, baik


internal maupun eksternal.

38/44
PENYEBAB KECELAKAAN DAN AKIBAT KERUGIANNYA
KECELAKAAN ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN
SEBAB-AKIBAT (DOMINO EFFECTS)

LACK OF BASIC IMMEDIATE INCIDENT LOSS


CONTROL CAUSES CAUSES

LEMAH PENGENDALIAN/ SEBAB-SEBAB SEBAB LANGSUNG KONTAK DENGAN KERUGIAN


PENGAWASAN DASAR 1. TINDAKAN TAK AMAN ENERGI ATAU BAHAN 1. MANUSIA
1. PROGRAM TAK SESUAI 1. FAKTOR 2. KONDISI TAK AMAN 2. HARTA BENDA
2. STANDAR TAK COCOK PERSONAL 3. PROSES KERJA
3. TAK PATUH STANDAR 2. FAKTOR 4. LINGKUNGAN
PEKERJAAN 5. MASYARAKAT
39/44
MENGEVALUASI PENERAPAN TINDAK
LANJUT HASIL PELAKSANAAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG ADA DI DALAM DOKUMEN SMKK
PEMASANGAN PERANCAH
BAHAYA LONGSOR PADA PEKERJAAN YANG TIDAK SESUAI
GALIAN PERATURAN

41/44
Permenaker No.01 Tahun 1980, pasal (1) huruf (e): Perancah adalah bangunan pelataran kerja
(platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan dan
alat pada setiap pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.

PEMASANGAN PERANCAH YANG PEMASANGAN PERANCAH


TIDAK SESUAI PERATURAN YANG BENAR

OK
X
42/44
CONTOH CONTOH
Penggunaan panel listrik yang Penggunaan perancan yang tidak
tidak memenuhi Persyaratan sesuai Permenaker No 1 tahun
Umum Instalasi Listrik ( PUIL )
1980
2011

43/44
MENYUSUN LAPORAN PELAKSANAAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
OUTLINE
Menginventarisasi Data
01 Hasil Pelaksanaan
Keselamatan Konstruksi

Mengelompokkan
02 Data Laporan
Penerapan SMKK

Membuat Laporan
03 Pelaksanaan
Dokumen SMKK

BIMBINGAN TEKNIS
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2022
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta mampu memahami Unit


Kompetensi : Menyusun Laporan
Pelaksanaan Keselamatan
Konstruksi
2. Peserta mampu menjelaskan Unit
Kompetensi Menyusun Laporan
Pelaksanaan Keselamatan
Konstruksi
3. Peserta kompeten Menyusun
Laporan Pelaksanaan
Keselamatan Konstruksi
INVENTARISASI DATA HASIL PELAKSANAAN
DataKESELAMATAN
dan Informasi diidentifikasi untuk penyusunan laporan sesuai dengan
1.1 ketentuan
a. Mengidentifikasi data dan informasi dari Elemen, Sub Elemen SMKKdan
pelaksanaan program kegiatanSMKK;
b. Mengidentifikasi data dan Informasi sesuai dengan jenis laporan:
2 • Pada Laporan Harian, data dan informasi diidentifikasi dari isi buku harian yang berisi catatan
mengenairencana dan realisasi pekerjaanharian
• Pada Laporan Mingguan, data dan informasi diidentifikasi dari capaian pelaksanaan pekerjaan
selama1 (satu) minggu dan rencana capaian minggu berikutnya yang disampaikan setiap
minggu.
• Pada Laporan Bulanana, data dan informasi diidentifikasi dari capaian pelaksanaan selama sati
(1) bulan dan rencana capaian bulan berikutnyayang disampaian setiap bulan

PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021


tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
MENGIDENTIFIKASIDATADANINFORMASIDARIELEMEN,SUBELEMENDA
ProgramKegiatan SMKK
No Elemen Subelemen Rencana&Realisasi Kegiatan Laporan
A Kepemimpin Kepedulian PimpinanTerhadap Isu Eksternaldan Internal KunjunganPimpinanPenyedia Jasa ke site I
an dan Organisasi Pengelola SMKK Konsultasi dan Partisipasi Pekerja I
Partisipasi KomitmenKeselamatan Konstruksi &partisipasi tenagakerja Pemantauandanevaluasi I
Tenaga Kerja Supervisi,training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan
B Perencanaan IdentifikasiBahaya, PenilaianRisiko, Penentuan Tinjauan ulangpengendalianrisiko I
Keselamatan PengendalianRisikodanPeluang Pelaksanaan ProgramUmumSMKK I
Konstruksi RencanaTindakan keteknikan, manajemen,dantenaga kerja, Pengendalianitempekerjaan berbahaya I
sasaran danprogram Pelaksanaan peraturanperundangan I
PemenuhanStandardan PeraturanPerundang-undangan
C Dukungan Sumber Daya PenggunaanAlat, Material,APD,APK, Sarana I
Keselamatan Kompetensi Tenaga Kerja KesiagaanTanggapDarurat I
Konstruksi Kepedulian Organisasi Pelatihan kompetensi tenagakerja I
ManajemenKomunikasi Induksi, safety talk, TBM, safety meeting I
Informasi Terdokumentasi Pemasanganrambu, papaninformasi I
D Operasi PerencanaanImplementasi RKK KegiatanAnalisis Keselamatan Konstruksi I
Keselamatan PengendalianOperasi Kegiatan kinerja keselamatan I
Konstruksi Kesiapan dan Tanggapan Terhadap KondisiDarurat Kegiatan kinerja kesehatan kerja I
Investigasi Kecelakaan Konstruksi Kegiatan kinerja Lingkungankerja I
Kegiatan kinerja KeamananLingkungan I
E Evaluasi dan PemantauanatauInspeksi InspeksiAlat, Material, APD,APK, Pek berbahaya I
Peningkata Audit Patroli Keselamatan Konstruksi I
Kinerja Evaluasi Audit Internal I
Keselamatan Tinjauan Manajemen EvaluasiRencanaVSRealisisi program I
Konstruksi Peningkatan Kinerja KeselamatanKonstruksi TinjauanManajemen Berkala I
ProgramPeingkatanKinerja Keselamatan !
INVENTARISASI DATA HASIL PELAKSANAAN
KESELAMATAN

Data dan informasi diperiksa kelengkapannya sesuai dengan ketentuan


1.2 1) Memeriksa Kelengkapan data dan informasi untuk Laporan Harian,
2) Memeriksa Kelengkapan data dan informasi untuk Laporan Mingguan,
3) Memeriksa Kelengkapan data dan informasi untuk Laporan Bulanan)
Kelengkapan Data dan informasi Untuk Laporan Harian

a. Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan;


b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan yang diperlukan;
c. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia;
d. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
e. Taksirankuantitas pekerjaanyang dilaksanakan;
f. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
g. Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alamlainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan;
h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahandesign, gambar kerja (shop
drawing), spesifikasi teknis, keterlambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
KELENGKAPAN DATA DAN INFORMASI UNTUK LAPORAN MINGGUAN
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu sebelumnya
dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian pada minggu
berikutnya;
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu berikutnya;
c. Dukungan yang diperlukan dari Pimpinanunit kerja Pelaksana Kegiatan/ Penanggung Jawab
Kegiatan, Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;
d. Ringkasan permohonanpersetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan
kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain
KELENGKAPAN DATA DAN INFORMASI UNTUK LAPORAN BULANAN
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkancapaian di
bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran dari
Pengguna Jasa;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah
dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana pencegahan atau
penanggulangan yang akan dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan
h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan
kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain.
INVENTARISASI DATA HASIL PELAKSANAAN
KESELAMATAN
Data dan informasi dikumpulkansebagai bahan penyusunan laporan
sesuai dengan ketentuan:
1.3 1) Mengumpulkandata dan informasisebagai bahan penyusunan untuk
Laporan Harian
2) Mengumpulkandata dan informasi sebagai bahan penyusunan
untLaporan Mingguan
3) Mengumpulkandata dan informasi sebagai bahan penyusunan
untLaporan Bulanan
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI UNTUK BAHAN
LAPORAN
Pengumpulkan Data & Informasi yang
diperlukan *)
No Dokumen Pelaksanaan RKK dan RMPK
Harian Mingguan Bulanan

1 • Dikumpulk
KegiatanKepemimpinan danPartisipasi Tenaga Kerja • Dikumpulkan • Dikumpulkan
an dari dari dari Rekapitulasi
2 Pelaksanaan RKK catatan Rekapitulasi laporan
Buku laporan Mingguan; dan
3 Kegiatan Dukungan Keselamatan Konstruksi Harian harian, dan Hasil Evaluasi
(RKK) Evaluasi Mingguan
• Termasuk
4 Kegiatan Operasi Keselamatan Konstruksi (RKK) hasil Harian. • Realisasi dan
5 Kegiatan Evaluasi dan Peningkatan Kinerja dokumentasi • Realisasi dokumentasi
Keselamatan Konstruksi (RKK) harian dan Pelaksanaan
dokumentasi Bulan ini dan
6 RencanaMutuPekerjaan Konstruksi(RMPK) Pelaksanaan • Rencana
Minggu ini Kerja Bulan
*) Lihat Permen PUPR No 10/2010, dan
Sub Lampiran I, Laporan Pelaksanaan berikutnya
• Rencana
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT kerja
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
Minggu
berikutnya
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI UNTUK LAPORAN HARIAN

Pengumpulan data dan Informasi UntukLaporan Harian:


• Disusunberdasarkan catatan buku harian berisi mengenai rencana dan realisasi pekerjaan harian
• Bukuharian disusun untuk kepentingan pengendalian danpengawasan pelaksanaan pekerjaan, yangpaling
sedikit memuat hal hal sbb:
a. Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macamtugas dan keterampilan yang diperlukan;
c. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia;
d. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
e. Taksirankuantitaspekerjaan yang dilaksanakan;
f. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
g. Kondisi cuaca antara lain hujan,banjir dan peristiwa-peristiwaalam lainnya yang berpengaruhterhadap
kelancaran pekerjaan;
h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahandesign,gambar kerja (shop drawing),
spesifikasiteknis, keterlambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.

PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI UNTUK
LAPORAN MINGGUAN

Pengumpulan data dan Informasi Untuk Laporan Mingguan:


 Laporan Mingguan disusun dengan mengumpulkanrekapitulasi data dan informasi dari
laporan harian
 Laporanmingguandisusun dandisampaikandi setiap minggupada hari Senin di
mingguberikutnya kepada Unit kerja Pelaksana Kegiatan/ Penanggung JawabKegiatan
setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
 Laporanmingguanpaling sedikit memuatcapaianpelaksanaan pekerjaan selama 1
(satu) minggu dan rencana capaian minggu berikutnya yang disampaikansetiap minggu
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
UNTUK LAPORAN BULANAN
Pengumpulan data dan Informasi Untuk Laporan Bulanan :
 Laporan Bulanan disusun dengan mengumpulkanrekapitulasi data dan informasi dari
laporan Mingguan
 Laporan bulanan disusun dan disampaikan di setiap bulan, pada tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya kepadapimpinan Unit kerja PelaksanaKegiatan/PenanggungJawabKegiatan
setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;
 Periode pelaporan adalah tanggal 26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya;
FORMAT LAPORAN

Sesuai Permen PUPR No 10/2021, SubLampiran I, Laporan Pelaksanaan :

01 Laporan Harian

02 Laporan Mingguan

03 Laporan Bulanan
LAPORAN HARIAN (1/2)
1. Laporan harian disusun berdasarkan buku harian yang berisi catatan mengenai rencana dan realisasi pekerjaan harian.
2. Buku harian disusun untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
3. Buku harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Kuantitas dan jenis bahanyang ada di lapangan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan yang diperlukan;
c. Jumlah, jenis dankondisi peralatanyang tersedia;
d. Jumlah volume cadanganbahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
e. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
f. Jenis danuraian pekerjaan yang dilaksanakan;
g. Kondisicuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadapkelancaran
pekerjaan;
h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan design, gambarkerja (shop drawing), spesifikasi
teknis, keterlambatan pekerjaan dan penyebabnya danlain sebagainya.
1. Laporan harian disusun dan disampaikan setiap hari kepada Pimpinan Unit kerja pelaksana kegiatan/ PenanggungJawab
Kegiatansetelah mendapatverifikasi dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub pekerjaan, pemenuhan kualitas dan kuantitas bahan yang
digunakan; daftar peralatanyang meliputi jenis, jumlahdankondisiperalatan; serta penempatantenaga kerja untuk
setiap pekerjaan dan/atau sub pekerjaan;
b. Kondisicuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadappelaksanaan pekerjaan;
LAPORAN HARIAN (2/2)
5. Laporan harian paling sedikit memuathal-hal sebagai berikut:
c. Hambatandan kendala yang dihadapi berkenaan denganpelaksanaan pekerjaan di lapangan serta kondisi khusus
lainnya yang berdampakatau berpotensi berdampakpada pelaksanaan pekerjaan;
d. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan
kerja (nearmiss record), danlain-lain sebagaimana yang disyaratkan di dalam peraturan;
e. Informasiterkait KeselamatanKonstruksiharus diperiksaolehDireksi Teknis/Konsultan Pengawas.Laporanharian
Keselamatan Konstruksi dapat dapat dijadikan satu dalam format Laporan harian atau dapat juga menggunakan format
terpisah;
f. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya; dan
g. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan desain, gambarkerja (shop drawing), spesifikasi
teknis, kelambatan pekerjaan dan penyebabnya danlain sebagainya.
6. Dalamlaporan harian harus dapat diperoleh informasi terkait sebab-sebab terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
apakahdisebabkankarena kerusakanperalatan, Penyedia Jasa PekerjaanKonstruksi personil/bahan/peralatan terlambat,
atau disebabkan keadaan cuaca buruk.
7. Dokumen asli laporan harian dipelihara oleh PenanggungJawab Kegiatan;
8. Laporan Harian tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, diperiksa oleh
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan MKdengandistribusi sebagai berikut:
a. Asli untuk pimpinan Unit kerja Pelaksana Kegiatan/ Penanggung JawabKegiatan;
b. Lembarke dua untuk Direksi Lapangan/ Konsultan MK;
c. Lembarke tiga untuk Direksi Teknis / Konsultan Pengawas;dan
d. Lembar ke empat untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
LAPORAN MINGGUAN
1. Laporan mingguan disusun &disampaikan di setiap minggu pada hari Senin di minggu berikutnya kepada Unit kerja Pelaksana
Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Laporan mingguan paling sedikit memuat capaian pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) minggu dan rencana capaian minggu
berikutnya yang disampaikan setiap minggu.
3. Dalam hal Unit kerja Pelaksana Kegiatan/ Penanggung Jawab Kegiatan melakukan rapat mingguan, laporan mingguan yang telah
diverifikasi kepada Direksi Teknis/Konsultan Pengawas harus disampaikan sebelum pelaksanaan rapat mingguan dan akan dibahas
pada saat rapat mingguan.
4. Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu sebelumnya dan capaian pada minggu
berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian pada minggu berikutnya;
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1(satu) minggubeserta tindakan penanggulangan yang telah dilakukan
dan potensi kendala pada minggu berikutnya;
c. Dukungan yang diperlukan dari Pimpinanunit kerja Pelaksana Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan, Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas, dan pihak-pihaklain yang terkait;
d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi,termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang
kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain
3. Dokumenasli persetujuan laporan mingguan dipelihara oleh Unit kerja Pelaksana Kegiatan/PenanggungJawab Kegiatan.
4. Laporan mingguan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangkap untuk didistribusikan kepada:
a. Asli untuk Pimpinan unit kerja Pelaksana Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan;
b. Lembar ke dua untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;dan
c. Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
LAPORAN BULANAN
1. Laporan bulanan disusun dan disampaikan di setiap bulan, pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya kepada pimpinanUnit kerja
Pelaksana Kegiatan/PenanggungJawab Kegiatan setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;
2. Periode pelaporan adalah tanggal 26 sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya;
3. Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal – hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkan capaian di bulan sebelumnya,
capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi,status pembayaran dari Pengguna Jasa;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan
selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang
akan dilakukan;
g. Statuspersetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan
h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi,termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang
kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain.
1. Laporan bulanan dibuat paling sedikit dalam 6 (enam) rangkap untuk didistribusikan kepada:
a. 4 (empat) dokumen untuk Unit kerja Pelaksana Kegiatan/PenanggungJawab Kegiatan;
b. 1 (satu) dokumen untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;dan
c. 1 (satu) dokumen untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
FORMAT – LAPORAN PELAKSANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Cover Laporan Pelaksanaan Keselamatan Konstruksi


FORMAT – FORMAT
LAPORANHARIAN,LAPORANMINGGUAN,DAN LAPORANBULANANKESELAMATANKONSTRUKSI
FORMAT FORMAT LAPORAN HARIAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 1/16

Format Daftar Hadir


Induksi Keselamatan

Format Daftar Hadir PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHA N R A K Y AT
H a r ia n Pekerja te
ntang Perubahan atas PPNomor22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 2/16

Format Tanda
Terima APD

Format Daftar Per- PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAK YAT
alatan yang ditagging
tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 3/16

Format Daftar Peralatan


yang diisolasi

PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021


tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 4/16

Format Rekapitulasi
Inspeksi Keselamatan
Konstruksi Harian

Format
Pemeriksaan
Instalasi Listrik
PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAH AN RAKYAT
0 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 5/16

Format Lembar
Periksa Patroli
Keselamatan

Format Lembar
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAH ANPReArKikYsAaTScaffolding PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
& Tangga tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 6/16

Format Lembar
Periksa Tabung
Pengelasan

Format Lembar
Periksa Tabung PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAH AN RPAeKm
YAaTdam Api
32 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Ringan (APAR) Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 7/16

Format Lembar
Periksa Alat /
Mobilisasi Alat

Format Lembar
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN R AKYAT Periksa PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
33
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Persediaan APDtenta ng Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 8/16

Format Lembar
Periksa Medis
Karyawan

Format Daftar
Pemeriksaan Alat
PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHA NSReAbKeYlA
uTm Digunakan
34 (pre-use inspectiont)ent ang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT – FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 9/16

Format Laporan
Harian Tindakan
Pencegahan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHA N FRoArKm


YAaTt Ijin Kerja PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
35 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT–FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 10/16

Format
Persetujuan
Gambar Kerja

Format
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN R AKYAPTesetujuan PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
36 Material tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT–FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 11/16

Contoh Format Pengajuan


Perubahan di Lapangan

PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
37 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT–FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 12/16

Format Laporan
Ketidaksesuaian
Oleh Pengawas
Pekerjaan

Format Laporan
Ketidaksesuaian
Oleh Pelaksana PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYPAeTkerjaan
38 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT–FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 13/16

Contoh Format
Analisis Keselamatan
Konstruksi

PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
79 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
FORMAT–FORMAT LAPORAN HARIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI 14/16

Contoh Format
Ijin Kerja
Pekerjaan Khusu

Format Laporan
Harian
Keselamatan
PERATURAN PEMERINTAHNO14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKKYoAnTstruksi
80 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
MATRIKS CHECK LIST PELAKSANAAN SMKK DI LAPORAN 15/16

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
BIMBINGAN TEKNIS
41 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2022
MATRIKS CHECK LIST PELAKSANAAN SMKK DI LAPORAN 16/16

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
42 tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Format–Format Laporan Mingguan Keselamatan Konstruksi
1/3
Format–Format Laporan Mingguan Keselamatan Konstruksi
2/3
Format–Format Laporan Mingguan Keselamatan Konstruksi
3/3

BIMBINGAN TEKNIS
85 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2022
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
1/32

BIMBINGAN TEKNIS
46 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2022
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
2/32

BIMBINGAN TEKNIS
87 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2022
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
3/32

88
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
4/32

49 Sistem M
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
5/32

SistemManaje
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
6/32

91
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
7/32

92
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
8/32

93
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
9/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
10/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
11/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
12/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
13/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
14/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
15/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
16/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
17/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
18/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
19/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
20/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
21/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
22/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
23/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
24/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
25/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
26/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
27/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
28/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
29/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
30/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
31/32
Format–Format Laporan Bulanan Keselamatan Konstruksi
32/32
PENGELOMPOKAN DATA LAPORAN PENERAPAN SMKK
Formatlaporan pelaksanaan dokumen SMKKdibuatsesuai dengan peraturan
2.1  MembuatFormat Laporan Pelaksanaan DokumenSMKK sesuai Permen PUPR No 10/2021,
tentang PedomanSMKK sesuai jenis laporan sebagaimanadiuraikn di baba sebelumnya
 Format Laporan terdiri dari Format Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan

Data laporan pelaksanaan dokumen SMKK diklasifikasikan berdasarkan teknis dan non teknis.
 Mengklasifikasikan Data laporan Pelaksanaan dokumen SMKK berdasarkan yang bersifat
2.2 Teknis dan Non Teknis
 Data Laporan yang bersifat teknis yaitu yang dapat diukur dan diuji sesuai dengan spesifikasi
teknis, dan yang non teknis bersifat administrative dan kualitatif

Data laporan pelaksanaan dokumen SMKK dibuat sesuai dengan format laporan.
 Menyusun data laporan pelaksanaan dokumen SMKK sesuai dengan format laporan yang
2.3 sesuai dengan format baku dan contoh yang diberikan dalam Pedoman SMKK
 Fomat Laporan yang dimodfikasi untuk perbaikan harus mendapat persetujuan Ahli
Keselamatan Konstruksi/ Ahli K3 Konstruksi
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peratur a
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstru n
2.1 Format laporan pelaksanaan dokumen SMKK dibuat
sesuai dengan peraturan.

Rujukan : PermenPUPRNo10/2021, Sub-Lampiran I : Laporan Pelaksanaan


Keselamatan Konstruksi
Format Laporan terdiri dari
 Format Laporan Harian,
 Format Laporan Mingguan, dan
 Laporan Bulanan, serta
 LaporanAkhir
LAPORAN HARIAN
FORMAT FORMAT LAPORAN MINGGUAN
FORMAT FORMAT LAPORAN BULANAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas PPNomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2.2 Data laporan pelaksanaan dokumen SMKK diklasifikasikan berdasarkan teknis
dan non teknis.
 Mengklasifikasikan Data laporan Pelaksanaandokumen SMKKberdasarkan yang bersifat Teknis & Non Teknis
No Jenis Laporan Data Teknis Data Non Teknis
1. Pengadaan & Penggunaan Persyaratan / Standar (SNI dsb) Brosur/ Manual/ Surat Ijin/ Hasil Uji / Inspeksi
Peralatan
a. Stamper
b. Mesin Las
c. Perancah Frame
c. Dst
2 Pengadaan & Penggunaan Material Persyaratan / SpesifikasiTaknis Hasil Uji / Lembar Data Keselamatan
a. BBM (Bio Solar)
b. Cement Additive
c. Dst
3. Pengadaan & Penggunaan APD Standar Brosur/ Hasil Inspeksi
a. Helmet
b. Sepatu
c. Dst
BIMBINGAN TEKNIS
DATA TEKNIS DIISIKAN SESUAI SNI ATAU STANDAR LAIN YANG DITENTUKAN
KRITERIA UNJUK KERJA
2.3 Data laporan pelaksanaan dokumen SMKK dibuat sesuai dengan format laporan.

 Menyusundata laporan pelaksanaan dokumen SMKKsesuai dengan format laporan yang sesuai dengan
format baku dan contoh yang diberikan dalam Pedoman SMKK

 FormatLaporanBaku dan yang sesuai contoh adalah sebagaiman diuraikan dalam SubLampiran I pada
Permen PUPR No 10/2021 tentang Pedoman SMKK
LAPORAN PELAKSANAAN DOKUMEN SMKK
Laporan pelaksanaan dokumen SMKK disusun sesuai dengan ketentuan.
 Menyusun Laporan Pelaksanaan Dokumen SMKK sesuai dengan ketentuan (Pedoman SMKK)
3.1  Contoh format dan cara menyususv Laporan Pelaksanaan adalah sebagaiamana contoh contoh
seperti yang telah diuraikan

Laporan pelaksanaan dokumen SMKK didokumentasikan sesuai dengan peraturan.


 Mendokumentasikan Laporan Pelaksanaan Dokumen SMKK sesuai dengan peraturan.
3.2
 Prosedur dokumentasi meliputi, penyusunan, pemeriksaan, revisi/perbaikan, pengesahan,
penggandaan, penyimpanan, dan distrusibusi, serta pengendalian dokumen baik dalam
penggunaannya maupun penyimpanan, peninjauan ulang, update dan revisi

Laporan pelaksanaan dokumen SMKK didistribusikan kepada pihak terkait sesuai dengan ketentuan.
 Mendistribusikan Laporan Pelaksanaan Dokumen SMKK kepada pihak terkait sesuai dengan
ketentuan
3.3
DAFTAR LAPORAN PELAKSANAAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
88 Tabel Laporan dari BINA
Materi PMPM SubLampiran B, Permen PUPR Notentang
10/2021Perubahan atas PPNomor
Pedoman SMKK22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
MATRIK PELAPORAN DALAM RANGKA PENJAMINAN
DAN PENGENDALIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN PEMERINTAHNO 14 TAHUN 2021
89 Tabel Matrik Pelaporan pada SubLampiran I, Permen PUPR No 10/2021
tentang Pedoman
Perubahan atas PPNomor SMKK
22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
PENINJAUAN KEMBALI DOKUMEN
SMKK PADA KEGIATAN PCM
FORMAT RENCANA
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
DOKUMEN RKK
FORMAT RENCANA
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
DOKUMEN RMPK
TINJAUAN ULANG IBPRP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI [PCM]
Hasil persetujuan tinjauan ulang tersebut didokumentasikan sesuai peraturan.

Kepala Proyek Petugas Keselamatan Konstruksi


1. Item uraian Pekerjaan dalam IBPRP disesuaikan
dengan item pekerjaan yang ada pada Daftar
Kuantitas Harga;
2. IBPRP meninjau dampak pada Pekerja, Material,
Alat & Lingkungan;
3. Pengendalian Risiko Awal merupakan Sasaran
POIN TINJAUAN Khusus;
4. Level Keparahan ada 5 Level & Level Kekerapan
PADA IBPRP juga 5 level;
5. Tingkat Risiko Kecil 1-4, Risiko sedang 5-12,
Risiko Besar 15-25 Eiminasi: meniadakan bahaya dan risiko dengan
tildak mempekerjakan manusia pada aktivitas

6. Urutan Tingkat Pengendalian Risiko dimulai Substitusi: penggantian proses, operasi, bahan, atau
peralatan dengan yang tidak berbahaya atau
memiliki bahaya lebih kecil
dengan Eliminasi, Substitusi, Rekayasa Rekayasa engineering: pengendalian terhadap
desain peralatan, tempat kerja untuk memberikan
perlindungan Keselamatan Konstruksi
Engineering, Pengendalian Administrasi, Pengendalian administrasi: mengendalikan prosedur,
izin kerja, analisis keselamatan pekerjaan, dan

penggunaan APD; peningkatan kompetensi tenaga kerja

7. IBPRP ditanda tangani oleh Petugas


Keselamatan Konstruksi atau Pemimpin UKK dan
Pemimpin Lapangan atau Kepala Proyek.
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TINDAKAN
KETEKNIKAN, MANAJEMEN DAN TENAGA KERJA
YANG ADA DALAM SASARAN DAN PROGRAM UMUM
DAN KHUSUS PADA DOKUMEN SMKK
SASARAN & PROGRAM UMUM
No Sasaran Umum Program Umum
A Kinerja Keselamatan Kerja
- Severity Rate (SR) / Tingkat Keparahan = 0 Komunikasi:
SR = Jumlah hari hilang x 1.000.000  Induksi Keselamatan Konstruksi (construction safety induction)
Jumlah jam orang kerja tercapai  Pertemuan pagi hari (safety morning)
(Perhitungan SR mengikuti peraturan terkait)  Pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting)
 Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting)
Ratio Keparahan /Severity Rate adalah: statistik atau perhitungan banyaknya hari  Inspeksi Keselamatan Konstruksi
hilang akibat kecelakaan kerja dalam satu juta jam kerja selama kurun waktu tertentu
Pelatihan / Sosialisasi
- Penilaian Indikator Kunci Kinerja Keselamatan Konstruksi (Construction Safety  Bekerja pada ketinggian;
KPI/Key Performance Indicator) = 85/100 (cara menghitung score KPI,  Dasar Keselamatan Konstruksi
target/capaian X 100%  Simulasi Tanggap Darurat

B Kinerja Kesehatan Kerja


- Tidak ada Penyakit Akibat Kerja (PAK) Pemeriksaan Kesehatan:
- Meminimalkan pekerja yang sakit  Pemeriksaan kesehatan (awal & berkala)
Peningkatan kesegaran jasmani
 Olahraga setiap minggu satu kali
 Pemberantasan Penyakit Menular
C Kinerja Pengelolaan Lingkungan Kerja
- Tidak ada pencemaran lingkungan Melaksanakan rekomendasi yang tertuang dalam dokumen Lingkungan AMDAL /
UKL-UPL/SPPL
Tata Graha (Housekeeping)
Pengolahan Sampah dan Limbah
5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)
D Kinerja Keamanan
Petugas Keamanan
- Tidak ada gangguan keamanan yang mengakibatkan berhentinya pelaksanaan pekerjaan Koordinasi dengan pihak terkait
Pemasangan ID Card Pekerja
POIN TINJAUAN SASARAN & PROGRAM UMUM
1. Program Umum adalah Program yang dibuat agar Sasaran Umum bisa tercapai;
2. Sasaran Umum ada 4 yaitu: Kinerja Keselamatan Kerja, Kinerja Kesehatan, Kinerja Lingkungan & Kinerja Keamanan;
3. Sasaran Umum & Program Umum ditandatangani Petugas Keselamatan Konstruksi & Kepala Proyek;
4. Agenda Program Umum adalah: Komunikasi, Pelatihan / Sosialisasi, Pemeriksaan Kesehatan, peningkatan Kesegaran
Jasmani, Amdal, Tata Graha, Pengelolaan Sampah, 5R, ketersediaan Petugas Keamanan, Penggunaan ID Card
5. Induksi kepada Pekerja baru, tamu, sub-kon, penyedia dilaksanakan rutin;
6. Pertemuan Pagi Hari dilaksanakan setiap hari untuk pembiasaan datang tepat waktu, penggunaan APD & penjelasan informasi
potensi bahaya pada hari itu;
7. Pertemuan Kelompok Kerja juga untuk pembiasaan mengenal penggunaan APD, tatacara kerja, potensi bahaya &
penanggulangannya pekerjaan tertentu;
8. Rapat Keselamatan Konstruksi membahas kinerja keselamatan Konstruksi per-minggu;
9. Bila diperlukan, rencanakan pelatihan yang memang diperlukan Proyek untuk pekerja agar tercapai sasaran Nihil Kecelakaan;
10. Pemeriksaan Kesehatan pada saat awal bekerja dan secara periodik diperlukan bagi pekerja;
11. Untuk menjaga Kesehatan Pekerja, dilakukan olahraga setiap minggu sekali, seperti senam, futsal, volley dll;
12. Karena masih adanya pandemi Covids, prokes tetap dilakukan dan juga diperlukan program Pemberantasan Penyakit
Menular. Proyek juga perlu menjaga Lingkungan dengan menerapkan rekomendasi yg tertuang dalam UKL &
UPL/SPPL, termasuk pelaksanaan 5R, pengelolaan sampah & limbah;
13. Untuk keamanan diperlukan Petugas Keamanan, setiap Pekerja diberi kartu Identitas;
14. Program yang sudah direncanakan dalam Sasaran & Program Umum, dimonitor implementasinya & di evaluasi;
15. Hasil Evaluasi didokumentasikan;
SASARAN & PROGRAM UMUM
Pertemuan Kerja

Induksi Keselamatan Konstruksi adalah:


Pemberian informasi Persyaratan Keselamatan Konstruksi
untuk pekerja baru/pekerja yang dipindah tugaskan, tamu,
pemasok, dan pihak terkait pada pelaksanaan pekerjaan
yang akan masuk ke dalam area Pelaksanaan Pekerjaan
Induksi Pekerja Baru Konstruksi
SASARAN & PROGRAM UMUM
Pertemuan Kerja

Pertemuan Pagi KK , adalah Pertemuan yang dilaksanakan secara periodik


minimum sekali dalam satu minggu dengan jadwal yang ditetapkan oleh Kepala
Proyek/Plant/Kawasan, diutamakan lebih baik setiap Hari, membahas:

1)Penjelasan kondisi yang berbahaya dari setiap proses pekerjaan. yang akan
dikerjakan setelah kegiatan pertemuan pagi Keselamatan Konstruksi.

2)Penyimpangan keadaan yang ditemukan saat inspeksi Keselamatan Konstruksi


sebelumnya
Pertemuan Pagi Hari 3)Insiden/Kecelakaan dan dijelaskan maksud dan tujuan pencegahannya.

4)Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek dan/atau Pemberi Pekerjaan.

5)Peraturan dan ketetapan perundang-undangan


SASARAN & PROGRAM UMUM
Pertemuan Kerja

Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan


minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama, dapat
dilaksanakan setiap hari sesuai dengan aktifitas harian,
yang membahas semua peringatan KK harus di
tekankan dalam pelaksanaan pekerjaan ke semua
tingkatan pekerja, semua masalah diatas harus berbasis
identifikasi potensi sumber bahaya
Pertemuan Kelompok Kerja
SASARAN & PROGRAM UMUM
Rapat Kerja
Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting)
dipimpin oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
dan/atau Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan diikuti
oleh seluruh Staf Unit Kerja, yg membahas antara lain:
1.PERMASALAHAN YANG LALU YANG BELUM SELESAI
2.PERMASALAHAN SAAT INI
3.KECELAKAAN YANG TERJADI
4.HASIL INSPEKSI
Rapat Keselamatan Konstruksi 5.HASIL AUDIT INTERNAL / EKSTERNAL
membahas kinerja keselamatan 6.KETENTUAN / PERATURAN BARU
Konstruksi per minggu 7.HAL/ TEKNOLOGI / SYSTEM BARU
SASARAN & PROGRAM UMUM
Jadwal Pelatihan di Proyek
Penanggung Waktu
No Jenis Pelatihan Target Peserta
Jawab Pelaksanaan
Teknik, Staf,
1 Dasar Keselamatan Konstruksi Petugas KK 20 Juli 2021
Pelaksana

Pedoman Keselamatan Teknik, pelaksana,


2 Petugas KK 25 Juli 2021
Konstruksi pekerja konstruksi

Seluruh Pekerja, Pelaksana


3 Penggunaan APD Petugas KK 27 Juli 2021
& Staf

4 Tanggap Darurat Tim Tanggap Darurat Petugas KK 6 Agustus 2021

5 Pengenalan P3K Teknik, pelaksana Petugas KK 31 Juli 2021


SASARAN & PROGRAM UMUM
Contoh kegiatan program kesehatan

Program Pencegahan Covids


Pemeriksaan Kesehatan
Pekerja

Senam Bersama di Proyek


SASARAN & PROGRAM KHUSUS

Pekerjaan Pemasangan Perancah

Pastikan pekerja
kompeten dan
paham prosedur

Pertemuan
kelompok kerja

Pasang rambu

Penggunaan APD
POIN TINJAUAN SASARAN & PROGRAM KHUSUS
1. Pastikan bahwa semua Pengendalian Risiko Awal sudah
menjadi Sasaran Khusus;
2. Program Khusus adalah: Program agar sasaran Khusus yg
ditetapkan bisa tercapai;
3. Sasaran & Program Khusus ditandatangani Petugas
Keselamatan Konstruksi & Kepala Proyek;
4. Sasaran & Program Khusus dimonitor implementasinya & di
evaluasi;
5. Penanggung jawab Program memastikan bahwa sasaran Khusus
yang menjadi tanggungjawabnya dapat tercapai;
6. Hasil Evaluasi didokumentasikan;
TINJAUAN ULANG PEMENUHAN STANDAR DAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
DENGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PERATURAN PERUNDANGAN
Peraturan Perundangan Pasal/ Bagian sesuai dengan
No Pengendalian Risiko
& Persyaratan Lainnya Pengendalian Risiko
(1) (2) (3) (4)
1 Penggunaan tenaga kerja yang UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 1 ayat (6)
berkompeten
2 Kewajiban perusahaan UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 86
melindungi pekerja
3 Standar Keamanan, UU Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal 59
Keselamatan, Kesehatan,
Keberlanjutan (K4)
4 Penerapan SMKK PP No.14 tahun 2021. tentang Perubahan PP 22 tahun 2020 Pasal 84i
5 RKK Permen PUPR No 10 tahun 2021 Dst ...
6 Penerapan SMKK Surat Edaran no 10 tahun 2022, tentang Panduan Operasional Tertib
Penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi Di Kementerian PUPR
7 Penggunaan APD Undang-Undang no 1 tahun 1970, Keselamatan Kerja Pasal 12
6 Tool Box Meeting Prosedur Pelaksanaan TBM (Tool Box Meeting) di UU No 1 Tahun 1970 -
dan Permen PUPR 10 Tahun 2021

7 Rambu Prosedur Pembuatan & Pemasangan Rambu -

Dst ... Sesuai dengan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya terkait Dst ...
dengan mutu bahan dan peralatan
POIN TINJAUAN PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN

1. Pastikan Peraturan perundangan yang terkait pada kolom 5 IBPRP sudah


ada pada format Pemenuhan Peraturan Perundangan;
2. Berbagai PERPU dari Kementerian PUPR, Kementerian Ketenagakerjaan,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Pemda Tingkat I
& II yang terkait dengan Pekerjaan Konstruksi yang dimasukkan;
3. Kontraktor yang sudah mempunyai Daftar Pemenuhan PERPU dapat
meninjau Kembali daftar yang ada untuk disesuaikan dengan Jenis Proyek,
Lokasi Pekerjaan;
4. Yang belum pernah membuat, segera membuat Daftar Pemenuhan
Peraturan Perundangan ini;
5. Setiap ada Peraturan Baru, daftar ini perlu ditinjau kembali; dan
6. hasil Evaluasi Peraturan Perundangan didokumentasikan.
PERATURAN PERUNDANGAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI LAINNYA
No PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG
1 Undang-undang (UU) No 22 Tahun 2009 Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
2 Undang-undang (UU) No 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja & K3 pada tempat Kegiatan Konstruksi
Menteri PU No 174 tahun 1986 & No 104 Tahun 1986
4 Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2021 Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
5 Permen PUPR No 27 tahun 2006 Pedoman Teknis Persyaratan Bangunan Gedung
6 Permen PU No 20 tahun 2009 Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan
7 Permen PUPR No 19 tahun 2017 Standar Remunerasi
8 Permen PUPR No 10 tahun 2021 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
9 Surat Edaran Menteri PU No 13 tahun 2012 Program Penanggulangan HIV & AIDS pada sector Konstruksi di lingkungan
Kementerian PU
10 Surat Edaran Menteri PUPR No 18 tahun 2020 Pelaksanaan Tatanan Dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
11 Surat Edaran Menteri PUPR No 10 tahun 2022 Panduan Operasional Tertib Penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi Di
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
12 Surat Keputusan Dirjen Bina Konstruksi No 12.1 tahun Penetapan Jabatan Kerja Dan Konversi Jabatan Kerja Eksisting Serta Jenjang
2022 Kualifikasi Bidang Jasa Konstruksi
PERATURAN PERUNDANGAN
KESELAMATAN KONSTRUKSI LAINNYA
No PERATURAN PERUNDANGAN TENTANG
15 Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transkop Nomor : Kewajiban Latihan Hiperkes ( penggabungan Higiene Perusahaan dan
PER.01/MEN 1976 Kesehatan Kerja) Bagi Dokter Perusahaan
16 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Penunjukan dan Wewenang, Serta Kewajiban Pegawai Pengawas K3 dan
No. Per.03/MEN/1978 Ahli Keselamatan Kerja
17 Permenakertrans No 4 tahun 1980 Syarat Pemasangan & Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
18 Permenaker No 2 tahun 1982 Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja
19 Permenaker No 3 tahun 1998 Tatacara Pelaporan & Pemeriksaan Kecelakaan
20 Permenaker No 15 tahun 2008 P3K
21 Permenaker No 9 tahun 2016 K3 Pekerjaan pada Ketinggian
22 Permenaker No 5 tahun 2018 K3 Lingkungan Kerja
23 Keputusan Menteri Naker No 186 tahun 1999 Unit Penanggulangan Kebakaran
24 Permen Kesehatan No 48 tahun 2016 Standar K3 Perkantoran
25 Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
HK.01.07/MENKES/413/2020 2019 (COVID-19)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai