Anda di halaman 1dari 79

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK) PADA


PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI SESUAI
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kupang, 17 Oktober 2022


Outline
01 LATAR BELAKANG

02 PENERAPAN SMKK
• Dokumen SMKK
• Penerapan SMKK Tahap Pembangunan

03 KOMPONEN KEGIATAN PENERAPAN SMKK


• Komponen Penerapan SMKK
• Unit Keselamatan Konstruksi
• Biaya Penerapan SMKK

04 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

05 MANAJEMEN MUTU PEKERJAAN


KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR ... TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan 2
LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
3
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN 4
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

UU No. 2 tahun 2017 UU No. 11 tahun 2020


tentang Jasa Konstruksi tentang Cipta Kerja Pasal 52
Pasal 4 ayat (1) huruf c Perubahan Ketentuan UU No. 2 Tahun 2017
Pasal 5 ayat (3)
Pemerintah Pusat Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
bertanggung jawab 4 ayat (1) huruf c, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan
atas terselenggaranya a. mengembangkan Standar Keamanan, Keselamatan,
Jasa Konstruksi yang Kesehatan, dan Keberianjutan dalam penyelenggaraan
sesuai dengan Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, b. menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar
Keselamatan, Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan
Keberlanjutan Jasa Konstruksi oleh badan usaha Jasa Konstruksi;

Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan


Ayat Konstruksi, Pengguna Jasa dan Pasal Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa, dan Penyedia Jasa Ayat
1 Penyedia Jasa wajib memenuhi wajib memenuhi standar Keamanan, Keselamatan, 2
Standar Keamanan, Keselamatan, 59 Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud
Kesehatan, dan Keberlanjutan. pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN
PP Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan PP Nomor 22 Tahun 2020

5
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
PP Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan PP Nomor 22 Tahun 2020

Pasal 1
Rancangan Konseptual SMKK adalah dokumen telaah tentang
Keselamatan Konstruksi yang disusun pada tahap pengkajian,
perencanaan dan/atau perancangan.

Pasal 84L
Untuk pekerjaan pengkajian, perencanaan, dan perancangan,
produk yang dihasilkan yang tercantum dalam uraian pekerjaan,
termasuk menyusun dokumen Rancangan Konseptual SMKK
sesuai dengan format untuk mendukung penerapan SMKK.

6
PERMEN PUPR NO. 10 TAHUN 2021 TENTANG
PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pasal 2
1)Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus
menerapkan SMKK.
2)Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tugas,
tanggung jawab, dan wewenang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
3)Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penyedia yang memberikan layanan:
a.konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;
b.Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c.Pekerjaan Konstruksi; dan
d.Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
4)Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa juga harus menerapkan
SMKK dalam memberikan layanan:
a.pengkajian;
b.perencanaan; dan
c.Perancangan
5)Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Diagram Venn Peraturan dan Perundangan

KK Keselamatan Konstruksi

Keamanan, Keselamatan,
K4 Kesehatan, dan Keberlanjutan

K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Matriks Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”


Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Keselamatan Publik
Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja (K3) Lingkungan
Menjamin

▪ Pemilik/pemberi ▪ Lingkungan kerja


▪ Bangunan/aset pekerjaan ▪ Masyarakat di sekitar ▪ Lingkungan terdampak
Objek yang konstruksi ▪ Tenaga kerja konstruksi proyek proyek
Diselamatkan ▪ Peralatan, material ▪ Pemasok, tamu, ▪ Masyarakat terpapar ▪ Lingkungan alam
Subpenyedia Jasa ▪ Lingkungan terbangun

Kecelakaan Konstruksi
Pencegahan
Kecelakaan Keteknikan Kecelakaan Kerja, Kecelakaan pada Kecelakaan
Terhadap Penyakit Akibat Kerja Lingkungan
Konstruksi Masyarakat

Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian risiko, dan peluang (IBPRP), Prosedur Kerja Aman,
Metode Analisis Keselamatan Konstruksi (AKK), Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK),
Pencegahan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK), Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKPPL),
Program Mutu, dan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)
PENGATURAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
UU NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (1), Pasal 5 ayat (1), dan Pasal 59 ayat (4)

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA


Pasal 52, Pasal 24

1 2 3 4 5
PP No. 14 Permen PUPR Peraturan LKPP Permen PUPR Inmen PUPR
Tahun 2021 No. 10 Tahun 2021 No. 12 Tahun 2021 No. 1 Tahun 2022 No. 2 Tahun 2022
Perubahan atas Mencabut Amanat PP Amanat Permen PUPR
Amanat Perpres
PP No. 22 Tahun Permen PUPR No. 14 Tahun 2021 No. 10 Tahun 2021
No. 12 Tahun 2021
2020 No. 21/PRT/M/2019

Perubahan atas Larangan


Standar dan Pedoman
PP No. 22 Tahun Pedoman Penggunaan
Pedoman Penyusunan
2020 tentang Sistem Kendaraan
Pengadaan Perkiraan
Peraturan Manajemen Berdimensi Lebih
Jasa Biaya
Pelaksanaan Keselamatan dan/atau Bermuatan
Konstruksi Pekerjaan
UU No. 2 Tahun Konstruksi Lebih pada
Melalui Konstruksi
2017 tentang (SMKK) Penyelenggaraan
Bidang PUPR
Jasa Konstruksi Penyedia Jasa Konstruksi
1
0
SMKK SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN YANG TERINTEGRASI
1
Keterangan:
SMKK SMKK → Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
SMK3 → Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
RKK → Rencana Keselamatan Konstruksi
SMM → Sistem Manajemen Mutu
SMK3 SMM PMPM → Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
RMPK → Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi
RKK (dan PMPM: RMPK, SML → Sistem Manajemen Lingkungan
Rancangan Program Mutu RKPPL → Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Konseptual SMKK) SMLL → Sistem Manajemen Lalau Lintas
RMLLP → Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan
PP → Peraturan Pemerintah
• PP No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PP No. 22 Tahun 2020 tentang
Pedoman SOP Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
• PP No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung
• PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Perpres → Peraturan Presiden
Permen → Peraturan Menteri
RKPPL RMLLP • Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman SMKK
• Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan
• Permen PUPR No. 8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli, Kegagalan Bangunan,
SML SMLL dan Penilaian Kegagalan Bangunan
• Permen PUPR No. 20 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung Fungsi Khusus
• Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan
Spesifikasi Gedung Hijau
Teknis, SNI • Permen PUPR No. 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN 12

“ Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan


untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan
“ Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi merupakan
pemenuhan terhadap Standar Keamanan, Keselamatan,


pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan


dan keberlanjutan (K4) yang menjamin keselamatan Kesehatan, dan Keberlanjutan dengan menjamin keselamatan
keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga keteknikan konstruksi, keselamatan dan Kesehatan kerja,
kerja, keselamatan publik dan lingkungan. keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan

PENYELENGGARAAN USAHA
PEMENUHAN STANDAR KEAMANAN, PENERAPAN KONSTRUKSI JASA KONSTRUKSI
KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN BERKELANJUTAN
KEBERLANJUTAN (Standar K4) ❑ PENGKAJIAN
❑ PERENCANAAN
Keselamatan Keselamatan & PENERAPAN SISTEM
❑ PERANCANGAN
Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja MANAJEMEN
KESELAMATAN KESELAMATAN ❑ MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI ▪ Bangunan/aset ▪ Pemilik/pemberi KONSTRUKSI (SMKK) KONSTRUKSI/MK
konstruksi pekerjaan ❑ SUPERVISI/PENGAWASAN
▪ Peralatan, material ▪ Tenaga kerja konstruksi PENJAMINAN MUTU ❑ PEKERJAAN KONSTRUKSI
▪ Pemasok, tamu, DAN PENGENDALIAN (Pembangunan,pengoperasian,
subpenyedia jasa MUTU (PMPM) pemeliharaan, pembongkaran
Keselamatan PEKERJAAN atau pembangunan kembali)
Keselamatan Publik KONSTRUKSI
Lingkungan ❑ PEKERJAAN KONSTRUKSI
▪ Masyarakat di sekitar ▪ Lingkungan kerja TERINTEGRASI
proyek ▪ Lingkungan terdampak
▪ Masyarakat terpapar proyek
Pasal 1–2 ▪ Lingkungan alam
▪ Lingkungan terbangun PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
SUBSTANSI 13
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

Permen PUPR
No. 10 Tahun 2021

❑Mengatur keselamatan konstruksi yang meliputi standar


keamanan, keselamatan, Kesehatan, dan keberlanjutan termasuk
penjaminan mutu dan pengendalian mutu pekerjaan konstruksi,
termasuk pengelolaan lingkungan dan lalu lintas.
❑Mengatur pekerjaan konstruksi dan konsultansi konstruksi,
dengan mendetailkan pekerjaan konsultansi konstruksi dan
pekerjaan sederhana
❑Berlaku untuk seluruh penyelenggara kegiatan usaha jasa
konstruksi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
STRUKTUR BATANG TUBUH STRUKTUR LAMPIRAN
BAB I Ketentuan Umum
Bab II Penerapan SMKK Sublampiran A Tugas, Tanggung Jawab dan
Bagian Kesatu : Umum Wewenang Pengguna dan Penyedia
Bagian Kedua : Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran B Tata Cara PMPM Pekerjaan Konstruksi
Bagian Ketiga : RKK
Bagian Keempat : RMPK dan Program Mutu Sublampiran C Rancangan Konseptual SMKK
Bagian Kelima : RKPPL Sublampiran D Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Bagian Keenam : RMLLP Sublampiran E Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi
Bagian Ketujuh : Penerapan SMKK Tahap Pembangunan (RMPK)
Paragraf 1 Umum Sublampiran F Program Mutu
Paragraf 2 Tahap Pemilihan Penyedia Jasa Sublampiran G Rencana Kerja Pengelolaan dan
Paragraf 3 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
Paragraf 4 Tahap Serah Terima Pekerjaan
Sublampiran H Rencana Manajemen Lalu Lintas
Bab III Komponen Kegiatan Penerapan SMKK
Pekerjaan (RMLLP)
Bagian Kesatu: Umum
Bagian Kedua: Risiko Keselamatan Konstruksi Sublampiran I Laporan Pelaksanaan
Bagian Ketiga: Unit Keselamatan Konstruksi Sublampiran J Kriteria Penentuan Tingkat Risiko
Bagian Keempat: Biaya Penerapan SMKK Keselamatan Konstruksi
BAB IV Pembinaan dan Pengawasan Sublampiran K Komponen Kegiatan Penerapan SMKK
BAB V Ketentuan Peralihan
Bab VI Ketentuan Penutup
14
15

PENERAPAN SMKK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
DOKUMEN SMKK
Pasal 2–19

01 Rancangan Konseptual SMKK

02 Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)

03 Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dan Program Mutu

Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL)


04 dan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)

05 Ketentuan Lain dalam Dokumen SMKK

16
DOKUMEN SMKK
PADA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN

PEMILIHAN PELAKSANAAN

Perubahan di dalam
PP No. 14/2021
RKPPL _
RMLLP _
(Biaya Penerapan

RKK Pelaksanaan
(RKK Penawaran)
Rancangan Konseptual

Dok. Penawaran

Dok. Penawaran

RKK Pengawasan/
Program Mutu
SMKK (memuat tingkat

& RMPK
SMKK)
Teknis

Harga
DOKUMEN Rancangan risiko keselamatan

MK
Konseptual SMKK konstruksi, biaya Risiko
penerapan SMKK yang sedang
ada di dalam EE) & besar

Calon Penyedia Jasa Pengguna (untuk swakelola),


Pengguna (untuk swakelola), Konsultan
Konstruksi/Kontraktor, Pelaksana Penyedia Jasa
PELAKU Pengkajian, Konsultan Perencanaan,
Calon Konsultan Konstruksi/Kontraktor, Konsultan
dan Konsultan Perancangan
Pengawas/MK Pengawas/MK
* RKPPL : Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.
RMLLP : Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan. 17
01 RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK 18

Pasal 3–5 & Sublampiran C

Dalam menyusun Rancangan Konseptual SMKK,


Disusun oleh: Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi dan
a. Penyedia Jasa Konsultansi Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi harus memiliki
Konstruksi Pengkajian; Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi, atau Ahli Keselamatan Konstruksi.
Konstruksi Perencanaan;
c. Penyedia Jasa Konsultansi RANCANGAN Untuk pekerjaan Pengkajian, perencanaan, dan
Konstruksi Perancangan; KONSEPTUAL perancangan dengan Pengadaan Langsung Jasa
d. Penyedia Jasa Pekerjaan SMKK Konsultansi, tenaga ahli yang dilibatkan
Konstruksi Terintegrasi; merangkap sebagai Ahli Keselamatan dan
atau Kesehatan Kerja Konstruksi dan/atau Ahli
e. Ahli K3 Konstruksi Keselamatan Konstruksi.
dan/atau Ahli Keselamatan
Dalam hal pekerjaan perancangan memiliki besaran
Konstruksi di Pengguna
kurang dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
Jasa.
rupiah), Rancangan Konseptual SMKK hanya
memuat IBPRP.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
01 MUATAN SUBSTANSI dan KORELASI 19
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
Pasal 4–5 & Sublampiran C

RANCANGAN KONSEPTUAL PENGKAJIAN DAN/ATAU PERENCANAAN RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK TAHAP PERANCANGAN

Aspek a. lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan


Informasi Awal Rekomendasi Teknis
Informasi bahwa jika terjadi revisi desain, tanggung jawab revisi
desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi;
Kondisi lokasi, Perlakuan metode sesuai
b. metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ;
Lokasi Ketersediaan material, dengan kondisi yang
bahan dan alat dibutuhkan c. standar pemeriksaan dan pengujian;
d. rekomendasi rencana pengelolaan lingkungan hidup;
kebutuhan perlindungan
Pengaruh konstruksi e. rencana manajemen lalu lintas, jika diperlukan;
Lingkungan lingkungan fisik dan
pada vegetasi, polusi, f. identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan
FIsik keselamatan publik di sekitar
bangunan sekitar proyek pengendalian risiko, dan peluang (IBPRP);
proyek
pengaruh hubungan
g. daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan
kebutuhan pengkajian Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan untuk desain;
sosial, budaya, ekonomi,
Sosio- dampak konstruksi terhadap h. pernyataan penetapan tingkat risiko Keselamatan
kesehatan masyarakat
Ekonomi sosio-ekonomi masyarakat Konstruksi;
dan kearifan lokal
masyarakat sekitar proyek
sekitar proyek
i. biaya SMKK serta kebutuhan personel keselamatan
Konstruksi; dan
kebutuhan penyusunan
Dampak telaahan aspek j. rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan
dokumen lingkungan
Lingkungan lingkungan pemeliharaan konstruksi bangunan.
(AMDAL, UKL-UPL, SPPL)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
20
02 RKK PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN PENYEDIA JASA

Pasal 6–14 & Sublampiran D


Dalam hal pekerjaan konsultansi pengawasan memiliki
besaran kurang dari Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah), RKK pengawasan hanya memuat:
✓ prosedur dan/atau instruksi kerja pengawasan;
✓ formulir izin kerja yang telah ditandatangani; dan
Disusun oleh: ✓ laporan penerapan RKK pelaksanaan Pekerjaan
a. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi.
Konstruksi Manajemen
Penyelenggaraan RENCANA Untuk pekerjaan pengawasan dengan Pengadaan
Konstruksi; KESELAMATAN Langsung Jasa Konsultansi, tenaga ahli yang dilibatkan
b. Penyedia Jasa Konsultansi KONSTRUKSI merangkap sebagai Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Konstruksi Pengawasan; (RKK)
Kerja Konstruksi dan/atau Ahli Keselamatan Konstruksi.
c. Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi; atau Dalam hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan risiko keselamatan konstruksi kecil melalui pengadaan
Konstruksi Terintegrasi. langsung disusun RKK sederhana paling sedikit memuat:
a. kebijakan Keselamatan Konstruksi;
b. pengadaan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja;
c. IBPRP sederhana;
d. rambu keselamatan sesuai identifikasi bahaya; dan
e. jadwal inspeksi.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
RKK PEKERJAAN KONSTRUKSI TANPA PENYEDIA JASA 21
02 (SWAKELOLA)
Pasal 6–14 & Sublampiran D

Dalam hal pekerjaan konstruksi


dilaksanakan secara swakelola atau tanpa
Disusun oleh: penyedia jasa, disusun RKK kegiatan yang
Ahli K3 Konstruksi RENCANA memuat IBPRP, analisis keselamatan
dan/atau Ahli KESELAMATAN konstruksi, jadwal inspeksi, serta pengadaan
Keselamatan Konstruksi KONSTRUKSI APD dan APK
dan/atau petugas (RKK)
keselamatan konstruksi Dalam hal pekerjaan pengawasan
di Pengguna Jasa konstruksi dilaksanakan secara swakelola,
disusun RKK kegiatan pengawasan memuat
identifikasi bahaya, serta sasaran dan
program

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
MUATAN SUBSTANSI
22
02 RKK PEKERJAAN KONSTRUKSI/
PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI Pasal 6–11 & Sublampiran D

No Elemen Subelemen
1 Kepemimpinan dan a. kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
Partisipasi Tenaga Kerja b. organisasi pengelola SMKK;
dalam Keselamatan c. komitmen Keselamatan Konstruksi dan partisipasi tenaga kerja; dan
Konstruksi d. supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan.
2 Perencanaan a. IBPRP;
Keselamatan Konstruksi b. rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang tertuang dalam sasaran dan
program; dan
c. pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan Keselamatan Konstruksi.
3 Dukungan Keselamatan a. sumber daya berupa teknologi, peralatan, material, dan biaya;
Konstruksi b. kompetensi tenaga kerja;
c. kepedulian organisasi;
d. manajemen komunikasi; dan
e. informasi terdokumentasi.
4 Operasi Keselamatan a. perencanaan implementasi RKK; c. kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat;
Konstruksi b. pengendalian operasi Keselamatan dan
Konstruksi; d. investigasi kecelakaan Konstruksi.
5 Evaluasi Kinerja a. pemantauan atau inspeksi; d. tinjauan manajemen; dan
Penerapan SMKK b. audit; e. peningkatan kinerja Keselamatan Konstruksi.
c. evaluasi;
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
MUATAN SUBSTANSI
23
RKK KONSULTANSI KONSTRUKSI PENGAWASAN/
02 MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
Pasal 6–11 & Sublampiran D

No Elemen Subelemen
1 Kepemimpinan dan Partisipasi Tenaga Lembar Komitmen Rencana Aksi Keselamatan Konstruksi
Kerja dalam Keselamatan Konstruksi

2 Perencanaan Keselamatan Konstruksi a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko


b. Peraturan Perundang-undangan dan Standar
c. Sasaran dan Program Pengawasan
3 Dukungan Keselamatan Konstruksi a. Kompetensi
b. Biaya
4 Operasi Keselamatan Konstruksi a. Struktur Organisasi Pengawasan Pekerjaan Konstruksi
b. Pengelolaan Keselamatan Konstruksi
5 Evaluasi Kinerja Penerapan SMKK a. Laporan Hasil Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
(sekurang-kurangnya mencakup lembar pengawasan dan
formulir izin kerja yang telah ditandatangani) dan
b. laporan penerapan pelaksanaan RKK pekerjaan konstruksi.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
03 MUATAN RMPK DAN PROGRAM MUTU 24

Pasal 15–16 & Sublampiran E–F

KONTRAKTOR PENGAWAS/MK Program


RMPK
Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi Program Mutu Mutu
01 Struktur Organisasi

02 Jadwal 01 Informasi Kerja

03 Gambar dan Spesifikasi teknis 02 Organisasi Kerja

04 Tahapan Pekerjaan 03 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

05 Work Method Statement 04 Metode Pelaksanaan Kerja

Pengendalian Pekerjaan (kesesuaian


06 Rencana Pemeriksaan dan Pengujian/ 05 dengan metode kerja)
Inspection Test Plan (ITP)

07 Pengendalian Subpenyedia Jasa 06 Laporan Pekerjaan

08 Pengendalian Pemasok

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
PENAMBAHAN DALAM DOKUMEN PENERAPAN SMKK 25
04
Pasal 18–19 & Sublampiran G–H

KONTRAKTOR KONTRAKTOR
RKPPL RMLLP
Rencana Kerja Pengelolaan dan Rencana Manajemen Lalu
Pemantauan Lingkungan Lintas Pekerjaan

Rencana manajemen lalu lintas


01 Struktur Organisasi
pekerjaan yang paling sedikit
memuat:
Rona lingkungan awal sebelum a. analisis arus lalu lintas atau
02 dimulainya pekerjaan konstruksi metode pelaksanaan sesuai 01
dengan kebutuhan; dan
Rencana kerja pengelolaan dan b. pelaksanaan kegiatan
03 pemantauan lingkungan manajemen lalu lintas.

Pelaporan pelaksanaan pengelolaan


04 dan pemantauan lingkungan
Pelaporan kegiatan 02

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
KETENTUAN LAIN DALAM DOKUMEN SMKK 26
05 Pasal 15–20

Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan


Dalam pengendalian Subpenyedia Jasa dan Konstruksi sedang dan besar, setiap Penyedia Jasa
pemasok, penyedia jasa harus memastikan Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun rencana
Kontrak memuat anggaran Biaya Penerapan pengelolaan lingkungan dalam dokumen RKPPL dan
SMKK sesuai kebutuhan. menyusun rencana manajemen lalu lintas dalam
dokumen RMLLP

Dalam hal Pekerjaan Konstruksi memiliki Risiko Untuk pekerjaan konstruksi yang tidak terkait dengan
Keselamatan Konstruksi kecil dan melalui metode lalu lintas, RMLLP paling sedikit memuat penentuan lalu
pengadaan langsung, RMPK hanya memuat lintas di lokasi pekerjaan, pertimbangan kelas jalan,
metode pekerjaan, rencana pemeriksaan dan serta perambuan untuk keselamatan pekerja, dan
pengujian, dan jumlah dan jenis pemasok. pengguna jalan

Dalam hal pekerjaan Konsultansi Konstruksi Penyusunan RMLLP harus memperhatikan:


melalui Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi, a. ketentuan mengenai kelebihan dimensi dan beban
Program Mutu hanya memuat metode dan muatan; dan
pengendalian pekerjaan b. analisis dampak lalu lintas (jika diperlukan).

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Penerapan SMKK Tahap Pembangunan
Pasal 20–32

01 Ketentuan SMKK dalam tahap Pemilihan

02 Ketentuan SMKK dalam tahap Konstruksi

03 Ketentuan SMKK dalam Serah Terima Pekerjaan Konstruksi

27
01 KETENTUAN SMKK DI TAHAP PEMILIHAN 28

TAHAP PEMILIHAN

Persiapan
PersiapanPemilihan
Pemilihan Pelaksanaan
PelaksanaanPemilihan
Pemilihan Evaluasi
Evaluasi Penetapan
PenetapanPemenang
Pemenang

Hasil dokumen
Perancangan

OK

Dokumen
Penjelasan penerapan
Pemilihan
SMKK saat aanwyzing

OK
a)
a)uraian
uraianpekerjaan,
pekerjaan,
identifikasi Penyampaian dokumen Penetapan Pemenang
identifikasibahaya,
bahaya,dan
dan Evaluasi dokumen
Penyedia Jasa Pekerjaan
penetapan tingkat penawaran penawaran
penetapan tingkat Konstruksi
risiko;
risiko;
b) a)
a)RKK
RKKpenawaran;
b)biaya
biayapenerapan
penerapan penawaran; a)
a)Personil
Personilmanajerial
manajerial
SMKK b) Biaya
b) Biayapenerapan
penerapanSMKK
SMKKpada padaHPS;
HPS; SMKK sesuai
sesuaikualifikasi
kualifikasirisiko
risiko
c)c)kualifikasi personil berdasar pengendalian
berdasar pengendalian keselamatan konstruksi
kualifikasi personil keselamatan konstruksi
manajerial dalam
dalamRKK;
RKK; b)
manajerial
c)c)Personil b)RKK
RKKpenawaran,
penawaran,memuat
memuat
Personilmanajerial
manajerialuntuk
untuk 55elemen SMKK;
elemen SMKK;
keselamatan
keselamatankonstruksi
konstruksi c)c)Biaya
Biayapenerapan
penerapanSMKK SMKK
pada daftar kuantitas
pada daftar kuantitasdan dan
Pasal 21–23 harga
harga

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
01 KETENTUAN SMKK DI TAHAP PEMILIHAN 29

a. Menyusun dokumen pemilihan yang memuat:


manajemen Risiko Keselamatan Konstruksi yang paling
sedikit memuat uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan
penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada
Pekerjaan Konstruksi; dan Biaya Penerapan SMKK pada HPS.
b. Mensyaratkan dan mengevaluasi personel manajerial
PENGGUNA keselamatan konstruksi sesuai dengan risiko keselamatan
JASA konstruksi
c. Menilai RKK penawaran
PEKERJAAN
d. Memberikan penjelasan terkait SMKK saat aanwyzing
KONSTRUKSI
Menetapkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat
Risiko Keselamatan Konstruksi dalam dokumen pemilihan dengan
mengacu hasil dokumen pekerjaan jasa Konsultansi Konstruksi
perancangan dan/atau berkonsultasi dengan ahli keselamatan dan
Pasal 21 & Sublampiran A kesehatan kerja Konstruksi dan/atau ahli Keselamatan Konstruksi dan/atau
tenaga ahli yang membidangi Keselamatan Konstruksi
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
01 KETENTUAN SMKK DI TAHAP PEMILIHAN 30

Pasal 23 & Sublampiran A

a. Menyusun dokumen pemilihan yang memuat:


identifikasi bahaya dan pengendalian risiko terhadap aktivitas
PENGGUNA pengawasan atau manajemen penyelenggaraan pekerjaan
sesuai tahapan Pekerjaan Konstruksi; dan Biaya Penerapan
JASA SMKK pada HPS.
PEKERJAAN b. Memberikan penjelasan terkait SMKK saat aanwyzing
c. Mengevaluasi Tenaga Ahli keselamatan konstruksi
KONSULTANSI
KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
01 KETENTUAN SMKK DI TAHAP PEMILIHAN 31

Pasal 21–23 & Sublampiran A

a. Menyusun dokumen penawaran administrasi, teknis dan harga


sesuai dokumen pemilihan
b. Menyediakan personel manajerial atau tenaga ahli keselamatan
konstruksi sesuai ketentuan
c. Menyusun RKK penawaran dan melengkapi RKK pada rapat
PENYEDIA JASA preaward meeting (untuk kontraktor)
d. Menyampaikan biaya penerapan SMKK :
▪ untuk kontraktor pada daftar kuantitas dan harga dengan
besaran biaya sesuai kebutuhan berdasarkan
pengendalian dalam RKK.
▪ untuk konsultansi dengan kontrak lumsum pada keluaran
komponen penerapan SMKK dan daftar keluaran dan
harga
▪ untuk konsultan dengan kontrak waktu penugasan dalam
biaya langsung non-personel

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
KETENTUAN SMKK DI TAHAP PELAKSANAAN 32
02 PEKERJAAN KONSTRUKSI Pasal 24–29 & Sublampiran B

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Persiapan
PersiapanPelaksanaan
Pelaksanaan Pelaksanaan
PelaksanaanKonstruksi
Konstruksi Pengawasan
Pengawasandan
danEvaluasi
Evaluasi

Rapat persiapan Pelaporan pelaksanaan kemajuan pekerjaan


Pemeriksaan Bersama (harian, mingguan, bulanan dan akhir)
Pelaksanaan Pekerjaan
(Mutual Check)
Konstruksi
OK

a) Gambar Kerja Pengawasan dan evaluasi penerapan SMKK


b) Rencana Metode oleh pengguna jasa
Dokumen SMKK Pelaksanaan Kerja (Work
Methode Statement),
c) Analisis Keselamatan
Konstruksi (AKK) dan Penyesuaian Dokumen SMKK berdasar
a) d) Rencana Inspeksi dan
a)Rancangan
a) Rancangan
RKK Konseptual
Konseptual
pelaksanaan, perubahan lingkup dan kondisi saat
SMKK Perancangan Pengujian (ITP) pelaksanaan pekerjaan
SMKK
RKKPerancangan
Pengawasan/
b)b)RKK
RKK pelaksanaan,
pelaksanaan,RKK
RKK
RKK MK;
MK,
MK, RKK Pengawasan;
RKK Pengawasan;
b) Rencana Mutu
c)c)Rencana Mutu Pekerjaan IZIN KERJA
Rencana
PekerjaanMutu Pekerjaan
Konstruksi
konstruksi
konstruksi (RMPK); Pengawasan dan Evaluasi Kinerja penerapan
(RMPK);(RMPK);
d)d) Program
ProgramMutu;
Mutu; OK SMKK, bulanan. Oleh pengguna jasa
c)
e)
Program
RKPPL;
Mutu;
e) RKPPL;
RKPPL; dan
f)d)RMLLP.
f) RMLLP. PELAKSANAAN
e) RMLLP.
KONSTRUKSI
Peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
02 KETENTUAN SMKK DI TAHAP PELAKSANAAN 33

RKK, RMPK/Program Mutu, RKPPL dan RMLLP diperbaharui


Pasal 24–29
dalam hal terjadi:
a. Perubahan instruksi kerja, prosedur kerja, termasuk perubahan
organisasi;
b. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru serta perubahan
PELAKSANAAN & lingkup pekerjaan pada kontrak, termasuk pekerjaan
PENGAWASAN tambah/kurang; dan
c. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan kehilangan harta
benda, waktu kerja, kematian, cacat tetap dan/atau kerusakan
lingkungan.

Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan RKK,


RMPK, RKPPL, dan RMLLP, Pengguna Jasa dapat dibantu oleh ahli
keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi, ahli Keselamatan
Konstruksi, tenaga ahli yang membidangi Keselamatan Konstruksi
dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
KETENTUAN SMKK DI TAHAP SERAH TERIMA 34
03 PEKERJAAN KONSTRUKSI Pasal 30–32 & Sublampiran B & sublampiran i

TAHAP SERAH TERIMA PEKERJAAN

SERAH
SERAHTERIMA
TERIMAPERTAMA
PERTAMA(PHO)
(PHO) MASA
MASAPEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN SERAH
SERAHTERIMA
TERIMAAKHIR
AKHIR (FHO)
(FHO)

a) Penyerahan dokumen Laporan


Pelaksanaan RKK, RMPK, Program Mutu,
Pekerjaan Selesai 100% Data: RKPPL, dan RMLLP
sesuai standar dalam kontrak a) Gambar Terpasang dan b) Gambar Terpasang dan dokumen
dokumen terlaksana terlaksana
b) panduan keselamatan c) Panduan Operasi dan Pemeliharaan
OK sesuai standar dan ketentuan peraturan
operasi dan pemeliharaan
konstruksi bangunan hasil perundang-undangan
pelaksanaan perancangan
Penyampaian dokumen RKK dan RKK yang OK OK
Pelaksanaan, RKK MK, RKK dimutakhirkan.
Pengawasan, RMPK, Program
Mutu, RKPPL, RMLLP Berita Acara Serah Terima Akhir
(BA FHO)
OK
Pengguna
PenggunaJasaJasamengeluarkan
mengeluarkanSurat
Surat
OK
Pelaksanaan Pemeliharaan dengan Keterangan
Keterangan NihilKecelakaan
Nihil KecelakaanKonstruksi
Konstruksi
BAST PHO Menerapkan Elemen Operasi disertai
disertailampiran
lampiranlaporan
laporanKejadian
KejadianKecelakaan
Kecelakaan
dalam RKK Konstruksi,
Konstruksi, dan surat peringatan (jikaada)
dan surat peringatan (jika ada)

PENYERAHAN PEKERJAAN KE PA/KPA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
KOMPONEN KEGIATAN
PENERAPAN SMKK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
35
Komponen Penerapan SMKK

01 Kriteria Risiko Keselamatan Konstruksi

02 Unit Keselamatan Konstruksi

03 Biaya Penerapan SMKK

36
01 KRITERIA RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI 37
Pasal 34 & Sublampiran J

• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam RKK yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa
RISIKO berdasarkan perhitungan;
KESELAMATAN • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
BESAR • menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
• menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.

• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam RKK yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa
RISIKO berdasarkan perhitungan;
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
KESELAMATAN Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
SEDANG dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.

RISIKO • bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian tingkat risiko dalam RKK yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa
berdasarkan perhitungan;
KESELAMATAN • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
KECIL • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
01 KRITERIA RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI 38
Pasal 34 & Sublampiran J

Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi IBPRP memuat penilaian risiko Keselamatan Konstruksi
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko pada setiap tahapan pekerjaan yang dihitung dengan
Keselamatan Konstruksi, penentuan Risiko perkalian nilai tingkat kekerapan dan tingkat keparahan
Keselamatan Konstruksi ditentukan dengan dampak bahaya yang ditentukan berjenjang pada skala
memilih Risiko Keselamatan Konstruksi yang 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).
lebih tinggi.

Pada Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan


metode padat karya atau menggunakan banyak Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan
tenaga kerja namun sedikit penggunaan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan
peralatan mesin, kebutuhan Personel Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan
Keselamatan Konstruksi ditentukan oleh Konstruksi, tidak untuk menentukan kompleksitas
penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi. atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
UNIT KESELAMATAN KONSTRUKSI 39
02 Pasal 36 & 38

Kriteria Risiko
BESAR SEDANG KECIL
UKK
Pimpinan UKK terpisah dengan pimpinan Pimpinan UKK terpisah dengan pimpinan UKK dapat
tertinggi pekerjaan konstruksi pimpinan tertinggi pekerjaan merangkap pimpinan
Struktur Organisasi
konstruksi tertinggi pekerjaan
konstruksi
• Ahli Keselamatan/K3 Konstruksi Utama; • Ahli Keselamatan/K3 • Ahli Keselamatan/K3
Kualifikasi personel atau Konstruksi Madya; atau Konstruksi Muda; atau
Manajerial selaku • Ahli Keselamatan/K3 Konstruksi Madya • Ahli Keselamatan/K3 • Petugas Keselamatan
pimpinan UKK pengalaman minimal 3 (tiga) tahun Konstruksi Muda pengalaman Konstruksi
minimal 3 (tiga) tahun
• 1 : 40, dengan minimal 1 (satu) ahli K3 1 : 50, dengan minimal 1 (satu) 1:60, dengan minimal 1
konstruksi muda dan/atau ahli ahli K3 konstruksi muda dan/atau (satu) Petugas keselamatan
Perbandingan personel
keselamatan konstruksi muda ahli keselamatan konstruksi muda konstruksi.
keselamaan konstruksi
pengalaman minimal 3 thn
dan jumlah tenaga
• 1 orang tambahan Petugas Keselamatan
kerja konstruksi dalam
Konstruksi dan/atau Petugas K3 Kontruksi
pekerjaan konstruksi
untuk setiap penambahan pekerja
kelipatan 40 orang
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
03 BIAYA PENERAPAN SMKK Pasal 40 & 41 & Sublampiran K
40

PELAKSANA KONSTRUKSI KONSULTANSI KONSTRUKSI


1) Biaya Penerapan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi mencakup rincian: 1) Biaya Penerapan SMKK dalam pekerjaan Konsultansi
a. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP; Konstruksi paling sedikit mencakup rincian:
b. sosialisasi, promosi, dan pelatihan; a. penyiapan RKK dan/atau rancangan konseptual
c. alat pelindung kerja dan alat pelindung diri*; SMKK;
d. asuransi dan perizinan; b. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
e. personel Keselamatan Konstruksi; dan
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat Kesehatan*; c. kegiatan dan peralatan terkait pengendalian
g. rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen risiko Keselamatan Konstruksi.
lalu lintas*; 2) Biaya Penerapan SMKK dalam pekerjaan Konsultansi
h. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan Konstruksi terkait biaya asuransi kesehatan, asuransi
i. kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko profesi, biaya pendidikan, pelatihan, asuransi, dan
Keselamatan Konstruksi, termasuk biaya pengujian/pemeriksaan biaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam
lingkungan*. pekerjaan Konsultansi Konstruksi sudah termasuk
2) Huruf c,f,g,dan i merupakan barang habis pakai dalam komponen remunerasi tenaga ahli sesuai
3) Huruf h tidak wajib untuk pekerjaan dengan risiko keselamatan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
konstruksi kecil
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
CONTOH
RINCIAN BIAYA
SMKK (SESUAI
PERMEN PUPR
NO. 10/2021)

Fasilitas, Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan

41
CONTOH RINCIAN BIAYA SMKK
(SESUAI PERMEN PUPR NO. 10/2021)
(lanjutan)

42
PERATURAN LKPP NO.12 TAHUN 2021

Penyedia dan Subkontraktor berkewajiban atas biaya sendiri


untuk mengikutsertakan Tenaga Kerja Konstruksinya pada
program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan serta melunasi kewajiban pembayaran BPJS
tersebut sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan


Tenaga Kerja Konstruksinya untuk mematuhi peraturan
keselamatan konstruksi kerja. Pada waktu pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia beserta Tenaga Kerja Konstruksinya
dianggap telah membaca dan memahami peraturan
keselamatan konstruksi kerja tersebut.
KETENTUAN LAIN BIAYA PENERAPAN SMKK 44
03 Pasal 39 dan 40

Penyedia Jasa tidak dapat mengusulkan perubahan


anggaran Biaya Penerapan SMKK yang tertuang dalam Untuk pekerjaan dengan Risiko Keselamatan Konstruksi
penyesuaian dokumen SMKK dalam hal terjadi: kecil melalui pengadaan langsung dan/atau padat karya,
a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru serta Biaya Penerapan SMKK paling sedikit meliputi:
a. pengadaan APD/APK,
perubahan lingkup pekerjaan pada kontrak, termasuk b. sarana dan prasarana kesehatan terkait protokol
pekerjaan tambah/kurang; dan kesehatan, dan
b. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan c. rambu keselamatan sesuai kebutuhan.
kehilangan harta benda, waktu kerja, kematian, cacat
tetap, dan/atau kerusakan lingkungan.

Penyedia Jasa pengawasan, manajemen konstruksi,


dan pelaksana Pekerjaan Konstruksi dapat
mengusulkan perubahan anggaran Biaya Penerapan Usulan perubahan Biaya Penerapan SMKK merupakan
SMKK dalam hal terjadi penyebaran epidemi dan biaya terkait pemenuhan protokol kesehatan untuk
pandemi yang belum diperkirakan sebelumnya, mengatasi epidemi dan pandemi.
sehingga membutuhkan penanganan kesehatan pada
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
45
PENGAWASAN PENERAPAN SMKK 46

Pasal 42–43 & Sublampiran K


PP NO. 14/2021 Pasal 84 AI–85AJ

Menteri melakukan Gubernur sebagai wakil Gubernur melakukan Bupati/walikota melakukan


pengawasan tertib penerapan Pemerintah Pusat pengawasan penerapan SMKK pengawasan penerapan SMKK
SMKK pada Pekerjaan (GWPP) di daerah pada Pekerjaan Konstruksi dan pada Pekerjaan Konstruksi dan
Konstruksi dan Konsultansi melakukan pengawasan Konsultansi Konstruksi terhadap Konsultansi Konstruksi terhadap
Konstruksi yang berasal dari penerapan kebijakan pembiayaan yang berasal dari pembiayaan yang berasal dari
anggaran pendapatan dan SMKK yang dilakukan anggaran pendapatan dan anggaran pendapatan dan belanja
belanja negara dan/atau yang oleh gubernur dan belanja daerah provinsi daerah kabupaten/kota dan/atau
memiliki Risiko Keselamatan bupati/walikota di dan/atau yang memiliki Risiko yang memiliki Risiko Keselamatan
Konstruksi besar wilayah kewenangannya Keselamatan Konstruksi sedang Konstruksi kecil

Pengguna Jasa menyampaikan Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
laporan penyelenggaraan pemerintah pusat penerapan SMKK kepada Menteri dan SMKK kepada gubernur sebagai wakil
pengawasan SMKK kepada menyampaikan laporan menteri yang menyelenggarakan pemerintah pusat yang menjadi satu
Menteri melalui unit organisasi penerapan kebijakan urusan pemerintahan dalam negeri kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
yang membidangi Jasa Konstruksi SMKK kepada Menteri yang menjadi satu kesatuan yang tidak laporan penyelenggaraan pemerintah
terpisahkan dengan laporan daerah kabupaten/kota
penyelenggaraan pemerintah daerah
provinsi PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021
DIR EKTO R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
SISTEM MANAJEMEN MUTU
POIN-POIN PENGATURAN
Penjaminan Mutu & Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi

Tugas, Tanggung Kegiatan Rencana Mutu


Jawab dan Penjaminan Mutu Pekerjaan
Pelaporan Program Mutu
Wewenang Para dan Pengendalian Konstruksi
Pihak Mutu (RMPK)
1 2 3 4 5
Kelengkapan Poin-poin yang Ketentuan terkait Tata cara Tata cara
fungsi pada diperlukan dalam pelaporan yang penyusunan & penyusunan &
struktur penjaminan & harus disusun format RMPK format
organisasi pengendalian mutu oleh masing- yang akan Program Mutu
proyek pada pada setiap tahapan masing pihak, disusun oleh yang akan
pengguna + pelaksanaan berupa laporan penyedia jasa disusun oleh
penyedia jasa pekerjaan konstruksi pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa
konstruksi, serta pekerjaan, laporan konstruksi konsultasi
hubungan Tools: pengawasan, dan konstruksi
koordinasi dan Dokumen dan laporan
komunikasinya Standar Prosedur pengedalian
Tanggung Jawab
dan Wewenang
Penanggung Jawab
Kegiatan dalam
Tahap
Pembangunan
MASA PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Persetujuan Dokumen SMKK

(0)
Award
Meeting

Info terkait
penyusunan
dokumen RKK
Pelaksanaan,
RMPK,
RKPPL, dan
RMLLP 1 2 3
TAHAP
PENYELESAIAN

MASA PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI


2 TAHAP PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1 2 3 4
Pemeriksaan Penerimaan dan
Permohonan Izin Pengawasan
Bersama Pembayaran
Mulai Kerja Mutu Pekerjaan
(Mutual Check/MC-0) Hasil Pekerjaan
Pemeriksaan Permohonan izin memulai Pengawasan mutu 1. Penerimaan hasil
terhadap desain dan pekerjaan sekurang-kurangnya pekerjan dilakukan pekerjaan dilakukan
volume awal dengan melampirkan: melaui setelah seluruh
kondisi lapangan, a.) Gambar Kerja pemeriksaan dan ketentuan mutu dalam
kemudian jika b) Rencana Pelaksanaan pengujian (baik kontrak dipenuhi;
diperlukan dilakukan Pekerjaan (Work Method proses dan hasil 2. Persetujuan dokumen
penyesuaian Statement) ➔ 4M +
Analisis pekerjaan) penagihan didahului
(perubahan/adendum dengan pemeriksaan
Keselamatan Konstruksi mutu dan volume hasil
kontrak) c) Rencana Pemeriksaan dan pekerjaan
Pengujian (Inspection and Test
Plan/ ITP)
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMELIHARAAN

Penanda SPMK
tanganan Penyerahan PCM
Kontrak lokasi kerja
Pemeriksaan
Rapat Persiapan Perubahan
Bersama CCO MC-0
Pelaksanaan BOQ
(Mutual Check)
Kontrak/PCM atau Adendum
· Penyesuaian Gambar
Desain dg lapangan Perubahan
· Menetapkan/ CCO MC-0 1
memastikan Volume Gambar Desain Penyusunan
Awal Gambar Kerja
Volume Kontrak Volume Awal

2 Method Statement
(per pekerjaan)
Permohonan
· Metode Kerja pelaksanaan ) Memulai Pekerjaan
· Tenaga Kerja yang terlibat
Pembahasan · Peralatan yang dibutuhkan
Dokumen · Material yang digunakan PELAKSANAAN
SMKK · Analisi Keselamatan Kosntruksi
· Jadwal Mobilisasi Ya KONSTRUKSI
Pemeriksaan
Tidak
3 Rencana Inspeksi
dan Pengujian (ITP) Memeriksa : Pengawas Pekerjaan
Persetujuan : Pengendali Pekerjaan

PELAKSANAAN KONSTRUKSI
· Mekanisme pemeriksaan untuk pembayaran perlu dibedakan untuk Kontrak LS dan HS.
PELAKSANAAN · Untuk Kontrak HS, penarikan tagihan pertama (Monthly Certificate 0/MC 0), didasarkan pada
KONSTRUKSI adendum setelah pemeriksaan bersama (mutual check)
· Checklist pelaksanaan Method Statement menjadi lampiran (back up) pada pengajuan
pembayaran bulanan maupun termin
Tidak Tidak
Pekerjaan/sub Tidak
Pelaksanaan Ya Ya Pengajuan
Cek pekerjaan Cek Ya Proses Pembayaran Harga
Pekerjaan/ Monthly Cek
selanjutnya Pembayaran Bulanan Satuan
sub pekerjaan Certificate (MC)
a) Mutu
Persiapan b) Volume
Memeriksa & Menyetujui : Pengawas Pekerjaan
Pengajuan C) Aspek KK
Pembayaran
Tidak Tidak Memeriksa : Pengawas Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan/sub Menyetujui : Penanggung Jawab Kegiatan
Ya
Pekerjaan/ Cek pekerjaan Cek Ya
sub pekerjaan selanjutnya Tidak
Pengajuan Ya Proses Pembayaran Lumpsum
Cek
Pembayaran Pembayaran Termin (Termin)

a) Mutu
b) Volume 52
C) Aspek KK
3 SERAH TERIMA
PEKERJAAN SELESAI
KPD PENYELENGGARA
TAHAPAN PENYELESAIAN SERAH TERIMA AKHIR
INFRASTRUKTUR

PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJAAN


(Final Hand Over/FHO)
Serah terima pekerjaan
selesai kepada
PEMELIHARAN HASIL
a) Dalam rangka menerima Penyelenggara
SERAH TERIMA PEKERJAAN
hasil pekerjaan, Infrastruktur dilakukan
PERTAMA PEKERJAAN
Penanggung Jawab setelah terbitnya berita
(PHO)
Masa Pemeliharaan Kegiatan memerintahkan acara serah terima
paling singkat untuk Pengawas Pekerjaan akhir, yang meliputi
pekerjaan permanen untuk melakukan kegiatan:
Serah Terima Pekerjaan pemeriksaan terhadap
selama 6 (enam) bulan, a) Pengambilalihan
adalah kegiatan hasil pekerjaan
penyerahan pekerjaan
sedangkan untuk lokasi dan hasil
pekerjaan semi pemeliharaan. pekerjaan
yang telah selesai 100% b) Dalam rangka
permanen selama 3 b) Penyerahan
(seratus perseratus) dari pelaksanaan FHO,
(tiga) bulan dan dapat pekerjaan selesai
Penyedia Jasa Pekerjaan Penyedia Jasa Pekerjaan
melampaui tahun
Konstruksi kepada Konstruksi harus
anggaran.
Pengguna Jasa dalam menyerahkan seluruh
kondisi dan standar dokumentasi terlaksana
sebagaimana disyaratkan (As-Built Document)
dalam kontrak
MASA PELAKSANAAN MASA PEMELIHARAAN

PHO Pemeliharaan FHO

Permintaan Serah Pembayaran Pekerjaan


Pekerjaan Permintaan
Terima Pertama (95% dari Kontrak, 5%
Selesai 100% Serah Terima Periode Akhir
Pekerjaan Jaminan Akhir Pekerjaan Kontrak
Berita Acara PHO Pemeliharaan)
Penyedia Jasa
Pekerjaan Penanggung Jawab Penyedia Jasa
Konstruksi Ke Penanggung Jawab Kegiatan dan Penyedia Pekerjaan Berita Acara FHO
Penanggung Jawab Kegiatan dan Jasa Pekerjaan Konstruksi ke
Kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi Penanggung Jawab
Kegiatan Penanggung Jawab
Pekerjaan
Kegiatan dan
Konstruksi
Pengawas
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan Pemeliharaan
Pemeriksaan Pekerjaan Pemeriksaan
Pekerjaan (Fisik Penyedia Jasa Pemeliharaan Pembayaran/
& Adimintratif) Laporan PHO (Fungsi) Pengembalian Jaminan
Pekerjaan Konstruksi
Perbaikan Penanggung Jawab
Pemeliharaan
Penanggung Jawab
Pekerjaan Kegiatan → Penanggung Jawab Kegiatan Ke Penanggung Jawab
Pengawas Kegiatan ke PA/ Pengawas Kegiatan Ke Penyedia
Penyedia Jasa Pekerjaan KPA Pekerjaan Jasa Pekerjaan
Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi
Ya
Cek
Tidak Penyerahan
Cek Pekerjaan
Ya
Perbaikan Tidak Penyerahan
Pekerjaan Penanggung Jawab
Aset BMN

Kegiatan Ke PA/
Penyedia Jasa KPA (Menteri/
Pekerjaan Gubernur/Bupati/
Konstruksi Walikota)
Jenis Laporan Pekerjaan Konstruksi

LAPORAN LAPORAN LAPORAN


PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGENDALIAN
PEKERJAAN
Laporan bulanan kepada
Penanggung Jawab
Disusun oleh Penyedia Kegiatan yang disusun oleh: Disusun oleh
Jasa Pekerjaan • Direksi Teknis berupa pimpinan unit
Konstruksi kepada laporan pelaksanaan kerja pelaksana
Penanggung Jawab pekerjaan konstruksi; atau kegiatan/
Kegiatan, terdiri dari: • Konsultan Pengawas Penanggung
berupa laporan pelaksanaan Jawab Kegiatan
1. Laporan Harian; kepada atasan
pekerjaan konstruksi dan
2. Laporan Mingguan; dan langsung.
laporan pelaksanaan tugas
3. Laporan Bulanan.
pengawasan.
Laporan Pelaksanaan Pekerjaan (Fisik)

Laporan Harian Laporan Mingguan Laporan Bulanan


Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
Laporan harian disusun 1. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan
dan disampaikan setiap dan/atau subpekerjaan, pemenuhan kualitas dan kuantitas
hari kepada Pimpinan bahan yang digunakan; daftar peralatan yang meliputi jenis,
Unit kerja pelaksana jumlah dan kondisi peralatan; serta penempatan tenaga kerja
kegiatan/ Penanggung untuk setiap pekerjaan dan/atau subpekerjaan;
Jawab Kegiatan setelah 2. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
mendapat verifikasi yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan;
dari Direksi 3. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan
Teknis/Konsultan pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta kondisi khusus
Pengawas. lainnya yang berdampak atau berpotensi berdampak pada
pelaksanaan pekerjaan;
4. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian
kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi
kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain sebagaimana
yang disyaratkan di dalam peraturan;
Laporan Harian Laporan Mingguan Laporan Bulanan
Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal
Dalam laporan harian harus dapat sebagai berikut:
diperoleh informasi terkait sebab-sebab 5. Informasi terkait Keselamatan
terjadinya keterlambatan Konstruksi harus diperiksa oleh Direksi
pelaksanaan pekerjaan, apakah Teknis/Konsultan Pengawas. Laporan
disebabkan karena kerusakan peralatan, harian Keselamatan Konstruksi dapat dijadikan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi satu dalam format Laporan harian atau dapat
personil/bahan/peralatan terlambat, atau juga menggunakan format terpisah;
disebabkan keadaan cuaca buruk. 6. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari
berikutnya; dan
7. Catatan-catatan yang berkaitan dengan:
pelaksanaan, perubahan desain, gambar kerja
(shop drawing), spesifikasi teknis, kelambatan
pekerjaan dan penyebabnya dan lain
sebagainya.
Laporan Harian Laporan Mingguan Laporan Bulanan
Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu
sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran
capaian pada minggu berikutnya;
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta
tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu
berikutnya;
c. Dukungan yang diperlukan dari Pimpinan unit kerja Pelaksana Kegiatan/Penanggung Jawab
Kegiatan, Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;
d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta
statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja
(nearmiss record), dan lain-lain.
Laporan Harian Laporan Mingguan Laporan Bulanan
Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan
membandingkan capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target
capaian di bulan berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran
dari Pengguna Jasa;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang
telah dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana
pencegahan atau penanggulangan yang akan dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan
h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja
(nearmiss record), dan lain-lain.
Laporan Pelaksanaan Pengawasan

Paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:


1) Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian 8) Status persetujuan atas usulan dan permohonan
pekerjaan fisik dengan membandingkan capaian di dokumen;
bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta 9) Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang
target capaian di bulan berikutnya; harus ditindak lanjuti oleh Direksi
2) Foto dokumentasi; Lapangan/Konsultan MK;
3) Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa 10) Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan
Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran dari (daftar pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta
Pengguna; hasil dan status persetujuannya);
4) Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan; 11) Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian
5) Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian
statusnya, tindakan penanggulangan yang telah kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris
dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya; terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-
6) Hambatan dan kendala yang berpotensi lain;
terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana 12) Kendala yang dihadapi Direksi Teknis/Konsultan
pencegahan atau penanggulangan yang akan Pengawas, tindakan yang telah dan akan dilakukan
dilakukan; serta dukungan yang dibutuhkan dari Direksi
Lapangan/ Konsultan MK untuk tujuan kelancaran
proyek.
Laporan Pengendalian

Laporan ini paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:


a. Ringkasan status kemajuan pekerjaan, baik kemajuan fisik maupun
pembayaran/keuangan, serta sisa target berikutnya yang harus dicapai;
b. Penilaian kinerja terhadap para pihak yang terlibat di dalam proyek,
seperti Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, Sub Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;
c. Kendala-kendala yang dihadapi terkait pengendalian pekerjaan konstruksi
serta penanggulangan yang sudah dan/atau yang akan dilakukan;
d. Potensi masalah yang mungkin terjadi serta rencana pencegahan atau
penanggulangannya;
e. Status perubahan kontrak, bila ada;
f. Laporan keterlambatan dan/atau ketidaksesuaian dengan rencana
yang ditetapkan beserta penyebab keterlambatan serta usulan
rencana percepatan dan/atau alternatif solusi lainnya; dan
g. Hal-hal lain yang perlu untuk dilaporkan.
KRITERIA PENETAPAN TINGKAT RISIKO
Sub lampiran J
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI
( AHLI K3 KONSTRUKSI/ AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI )
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN
2017
Jembatan bentang ≥ 45 m (beton)
bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Lintas Atas bentang ≥ 45 m (beton)
(Flyover/Overpass) bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Layang panjang > 1.000 m
Jembatan tipe khusus Gantung, beruji kabel, pelengkung dengan bentang paling sedikit 60 m, bentang
paling sedikit 100 m, dengan ketinggian pilar diatas 40 m, kotak/box girder, dan lain-
lain yang didesain secara khusus.
Pembangunan Jembatan Gantung Program PISEW (Pengembangan Infrastruktur
SIPIL
Sosial Ekonomi Wilayah)
Jalan - Jalan Bebas Hambatan,
Medan datar LHR ≤156.000
Medan bukit LHR ≤153.000
Medan gunung LHR ≤146.000
- Jalan Raya
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan Medan datar LHR ≤110.000
konstruksi yang sudah ditentukan pada keterangan di atas, Medan bukit LHR ≤106.600
tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Medan gunung LHR ≤103.400
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang dalam
- Jalan di daerah perbukitan dan/atau pegunungan
contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI ( AHLI K3 KONSTRUKSI /
AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI )

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN
JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
KONSTRUKSI MENURUT
UU 2 TAHUN 2017
Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
- Tinggi Terjunan ≥ 3 m
Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
SIPIL
Saluran irigasi Volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi Bendung dengan lebar sungai > 20 m
dengan risiko keselamatan Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
konstruksi yang sudah ditentukan Minum (SPAM)
pada keterangan di atas, tidak Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
diperlukan lagi perhitungan
Limbah
penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi Tempat Pembuangan Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
sebagaimana tertuang dalam Akhir (TPA)
contoh Tabel Penetapan Tingkat Embung Semua
Risiko Pekerjaan. Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI ( AHLI K3 KONSTRUKSI /
AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI )

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN
JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
KONSTRUKSI MENURUT
UU 2 TAHUN 2017

Bangunan > 5 lantai Risiko keselamatan konstruksi besar


Gedung
Berdasarkan
s.d. 5 lantai Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
Ketinggian
Lantai
GEDUNG Bangunan
1-2 lantai
Risiko keselamatan konstruksi kecil

Keterangan: Bangunan gedung semi basement dan/atau


Untuk pekerjaan konstruksi bangunan gedung 1 lapis dengan ketinggian Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
dengan risiko keselamatan
Bangunan lebih dari 3 meter di bawah tanah
konstruksi yang sudah
ditentukan pada keterangan di Gedung Bangunan gedung > 2 lapis di bawah tanah
Risiko keselamatan konstruksi besar
atas, tidak diperlukan lagi Berdasarkan dengan ketinggian per lapis 3 meter
perhitungan penentuan tingkat Kondisi
risiko Keselamatan Konstruksi
Bangunan Bangunan gedung di bawah air Risiko keselamatan konstruksi besar
sebagaimana tertuang dalam
Gedung Bangunan gedung di bawah
contoh Tabel Penetapan Tingkat
Risiko keselamatan konstruksi besar
Risiko Pekerjaan. sarana/prasarana
Bangunan gedung di atas sarana/prasarana Risiko keselamatan konstruksi besar
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI ( AHLI K3 KONSTRUKSI /
AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI )

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017
Rumah Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
Tapak ∙ Slope > 450
∙ Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
∙ Volume Tanah ≥ 500.000 m3

Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:


∙ Slope > 150-450
∙ Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan

Risiko keselamatan konstruksi kecil:


∙ Slope < 150
∙ Jenis Tanah: Tanah Batu
GEDUNG
Pracetak Risiko keselamatan konstruksi besar:
Keterangan: ∙ Semua komponen Pracetak
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko ∙ > 2 lantai
keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
perhitungan penentuan tingkat risiko ∙ Kolom dan Balok Prcetak
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko
∙ Sloof dan Pondasi Prcetak
Pekerjaan.
Peralatan konstruksi Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Hand Crane
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI
( AHLI K3 KONSTRUKSI / AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI )

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI
JENIS KONSTRUKSI
MENURUT UU 2 TAHUN KETERANGAN
2017
Rumah Susun Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
∙ Slope > 450
∙ Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
∙ Volume Tanah ≥ 500.000 m3
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
∙ Slope > 150–450
∙ Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
∙ Slope < 150
GEDUNG ∙ Jenis Tanah: Tanah Batu
2–5 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
Keterangan: ∙ Semua Komponen Pracetak
Untuk pekerjaan konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
risiko keselamatan konstruksi yang
∙ Parsial Precast
sudah ditentukan pada keterangan
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
di atas, tidak diperlukan lagi
∙ Konvensional
perhitungan penentuan tingkat
risiko Keselamatan Konstruksi
6–12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
sebagaimana tertuang dalam contoh ∙ Pracetak dan Konvensional
Tabel Penetapan Tingkat Risiko ∙ Rusun Campuran
Pekerjaan. Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Parsial Precast
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI
( AHLI K3 KONSTRUKSI / AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI )

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KETERANGAN
JENIS KONSTRUKSI
KONSTRUKSI MENURUT
UU 2 TAHUN 2017
Rumah Susun > 12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
∙ Pracetak dan Konvensional
∙ Rusun Campuran
Helipad Risiko keselamatan konstruksi besar :
GEDUNG ∙ Di atas Rumah Susun

Lingkungan Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:


∙ Daerah Militer;
∙ Kepadatan Penduduk Tinggi;
∙ Zona Merah Rawan Bencana.
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
∙ Kepadatan Penduduk Sedang;
Keterangan: ∙ Zona Rawan Bencana Sedang.
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi Risiko keselamatan konstruksi kecil:
yang sudah ditentukan pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi ∙ Kepadatan Penduduk Rendah;

perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi ∙ Zona Rawan Bencana Rendah.

sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko


Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN PERSONIL KESELAMATAN KONSTRUKSI
( AHLI K3 KONSTRUKSI / AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI / PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI )

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KETERANGAN
JENIS KONSTRUKSI
KONSTRUKSI MENURUT
UU 2 TAHUN 2017
Rumah Susun Peralatan Konstruksi Risiko keselamatan konstruksi besar:
∙ Tower Crane dan Mobile Crane
GEDUNG Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
∙ Mobile Crane
Nilai Pekerjaan Risiko keselamatan konstruksi besar:
konstruksi ∙ 1 Tower > Rp. 50 M
Jumlah Tenaga Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:
∙ 100 orang
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Keterangan: ∙ 25–100 orang
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko Risiko keselamatan konstruksi kecil:
keselamatan konstruksi yang sudah ∙ < 25 orang

ditentukan pada keterangan di atas, tidak


diperlukan lagi perhitungan penentuan
tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel
Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS INFRASTRUKTUR BERBASIS
MASYARAKAT (IBM)

JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN

Pekerjaan Infrastruktur Berbasis Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:


Masyarakat (IBM), seperti: ∙ Menggunakan alat berat.
✔ Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW); Risiko keselamatan konstruksi kecil:
✔ Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). ∙ Tidak Menggunakan alat berat,
∙ Mempekerjakan tenaga kerja
di bawah 25 orang,
∙ Teknologi yang sederhana.

Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan pada
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, dan pneumatik yang
terkontrol secara automatik dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:

Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:


✔ Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
∙ > 25 ton dan ≤ 100 ton;
∙ > 100 ton dan ≤ 300 ton;
∙ > 300 ton dan ≤ 600 ton;
∙ > 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding, dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi Tinggi ∙ > 25 ton dan ≤ 100 ton;
∙ > 100 ton dan ≤ 300 ton;
∙ > 300 ton dan ≤ 600 ton;
∙ > 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
✔ Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
∙ Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
✔ Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
✔ Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
✔ Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
✔ Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
∙ S.d. 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
∙ S.d. 25 ton
✔ Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
∙ Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
✔ Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s.d. 150
psi (Pounds per Square inch).
Teknologi ✔ Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d. 5000 psi (Pounds per Square
Madya inch).
✔ Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d. 200 KVA.
✔ Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
✔ Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
✔ Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
✔ Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas
tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
✔ Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
✔ Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan peralatan sejenis.
Teknologi ✔ Mesin sederhana:
Sederhana a. mesin asah, poles dan pelican;
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres;
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah;
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit;
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.
KOMPONEN KEGIATAN PENERAPAN SMKK
Sub lampiran K
1. Contoh Format Surat Peringatan Pertama

[KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]


[kota], [tanggal bulan tahun]
Nomor :
Lampiran :

Kepada Yth.
[Nama Direktur Utama Penyedia Jasa]
[Nama Badan Usaha Penyedia Jasa]
❑ di [alamat badan usaha Penyedia Jasa]

Perihal: Surat Peringatan Pertama dalam Pelaksanaan Paket Pekerjaan


.....................................................................................

Dengan hormat,
Berdasarkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi dari Tim Keselamatan Konstruksi
terhadap:
❑ Inspeksi Persiapan Pekerjaan.................
❑ Inspeksi Proses.................
❑ Inspeksi Akhir Pekerjaan.................
❑ Inspeksi Peralatan Keselamatan Kerja.................
❑ Pemakaian Alat Pelindung Diri.................
❑ Laporan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.................
❑ Kebersihan Tempat Kerja.................
❑ Upaya perbaikan, tidak dilakukan sama sekali.................
❑ Upaya perbaikan, dilakukan tidak memadai.................
❑ Terjadi kecelakaan/sakit akibat kerja.................
❑ ..........................
dengan ini kami memberikan Surat Peringatan Pertama kepada Penyedia Pekerjaan
Konstruksi karena belum/tidak melakukan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi secara benar, sesuai dengan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK).
Kami memberikan kesempatan kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk melakukan
upaya perbaikan dalam waktu 1 (satu) minggu, terhitung diterbitkannya Surat
Peringatan Pertama ini. Apabila Surat Peringatan Pertama ini tidak ditindaklanjuti,
maka kami akan memberikan Surat Peringatan Kedua.

Satuan kerja..............
Pejabat Pembuat Komitmen...........
[tanda tangan]
[nama lengkap]
NIP:...........................
2. Contoh Format Surat Peringatan Kedua

[KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]


[kota], [tanggal bulan tahun]
Nomor :
Lampiran :

Kepada Yth.
[Nama Direktur Utama Penyedia Jasa]
[Nama Badan Usaha Penyedia Jasa]
di [alamat badan usaha Penyedia Jasa]

Perihal: Surat Peringatan Kedua dalam Pelaksanaan Paket Pekerjaan


.....................................................................................

Dengan hormat,
Berdasarkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi dari Tim Keselamatan
Konstruksi terhadap upaya tindak lanjut Penyedia Pekerjaan Konstruksi terhadap
Surat Peringatan Pertama Nomor .................... yang diterbitkan tanggal..................,
dengan memperhatikan:
❑ Batas waktu perbaikan yang diberikan, terlewati
❑ Upaya perbaikan, tidak dilakukan sama sekali
❑ Upaya perbaikan, dilakukan tidak memadai
❑ Terjadi kecelakaan setelah Surat Peringatan Pertama
❑ .........................
dengan ini kami memberikan Surat Peringatan Kedua kepada Penyedia Jasa karena
belum/tidak menindaklanjuti Surat Peringatan Pertama secara benar, sesuai dengan
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK).

Kami memberikan kesempatan kepada Penyedia Jasa untuk melakukan upaya


perbaikan dalam waktu 1 (satu) minggu, terhitung diterbitkannya Surat Peringatan
Kedua ini. Apabila Surat Peringatan Kedua ini tidak ditindaklanjuti, maka kami akan
memberikan Surat Penghentian Pekerjaan untuk sementara.

Satuan kerja..............
Pejabat Pembuat Komitmen...........
[tanda tangan]
[nama lengkap]
NIP:.................
3. Contoh Format Surat Penghentian Pekerjaan

[KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]

[kota], [tanggal bulan tahun]


Nomor :
Lampiran :

Kepada Yth.
[Nama Direktur Utama Penyedia Jasa]
[Nama Badan Usaha Penyedia Jasa]
di [alamat badan usaha Penyedia Jasa]

Perihal: Surat Penghentian Pekerjaan dalam Pelaksanaan Paket Pekerjaan


.....................................................................................

Dengan hormat,
Dengan merujuk dan memperhatikan:
Surat Peringatan Pertama No. ..................... Tanggal....................;
Surat Peringatan Kedua No. ..................... Tanggal....................;
Pasal 162 dan Pasal 163 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 tahun 2017 dan/atau prosedur penghentian kerja
sesuai ketentuan dalam kontrak ________, berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi
penerapan SMKK, bahwa:
❑ Batas waktu perbaikan, terlampaui
❑ Upaya perbaikan, tidak dilakukan sama sekali
❑ Upaya perbaikan, dilakukan tidak memadai
❑ Terjadi kecelakaan/sakit akibat kerja
❑ ..........................
Dengan ini kami memberikan Surat Penghentian Pekerjaan untuk sementara kepada
Penyedia Pekerjaan Konstruksi sampai dengan dilaksanakannya upaya perbaikan
penerapan Keselamatan Konstruksi secara benar, sesuai dengan dokumen penerapan
SMKK – Kontrak (RKK, RMPK, RKPPL, RMLLP).
Segala risiko akibat dari penghentian pekerjaan ini, baik material maupun non-material
menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi.

Satuan kerja..............
Pejabat Pembuat Komitmen...........
[tanda tangan]
[nama lengkap]
NIP:..................
4. Contoh Format Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja

[KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]

SURAT KETERANGAN NIHIL KECELAKAAN KERJA

Yang bertandatangan di bawah ini:


[nama Pejabat Pembuat Komitmen]
[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
Menerangkan bahwa:
[nama badan usaha Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
[alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]

Telah menyelesaikan Paket Pekerjaan Kerja (SPMK) dengan Nomor


................... dengan waktu penyelesaian selama ..... (dalam huruf)
hari kalender, terhitung mulai tanggal ............ bulan.........
tahun......... sampai dengan tanggal ............ bulan.........
tahun......... dan selama melaksanakan pekerjaan tersebut telah
menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dengan
pencapaian ...... Jam kerja “Nihil Kecelakaan Kerja”.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk


dapat digunakan sebagaimana mestinya.

[kota], [tanggal bulan tahun]


Pejabat Pembuat Komitmen............
[tanda tangan]
[nama lengkap]
NIP:...........................
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai